Mediasi dalam Hukum Islam

tingkat pertamawajib lebih dahulu diupayakan penyelesaianya melalui perdamaian dalam bantuan mediator “,dan apabila prosedur mediasi tidak di tempuh,maka putusan tersebut dinyatakan batal demi hukum, kecuali untuk perkara virsek perkara yang hanya bisa dihadiri ole salah satu pihak saja sejak perkara mulai disidangkan. peranan penasihat hukum sangat penting dalam menganjurkan kliennya untuk menempuh upaya mediasi.peranan penasihat hukum tidak hanya menyerankan agar kliennya menempuh mediasi, tetapi juga selama proses mediasi berlangsung. Pada saat mediasi berlangsung, penasihat hukum dapat memberikan nasihat hukum mengenai aspek- aspek hukum yang mungkin terlibat dalam masalah-masalah yang dinegosiasikan. Terlebih lagi dalam menyusun persetujuan penyelesaikan sengketa yang final. Jadi, Peran hakim dan penasihat hukum dalam proses mediasi tersebut untuk menyelesaikan sengketa secara hukum, sehingga persengketaan yg dihadapi oleh klien dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya perselisihan diantara kedua belah pihak,dengah adanya penasihat hukum dapat memberikan nasihat hukum mengenai aspek-aspek hukum yang mungkin terlibat dalam masalah-masalah yang dinegosiaikan. Terlebih lagi dalam menyusun persetujuan penyelesaian sengketa yang final.

3. Mediasi dalam Hukum Islam

Konsep Penyelesaian sengketa Melalui mediasi yang menggunakan Win Win solution atau penyelesaian menang sama menang,telah lama dikenal dalam hukum adat indonesia. Konsep penyelesaian sengketa melalui musyawarah antara para pihak telah lama dikenal oleh masyarakat hukum adat,penyelesaian sengketa menururt hukum adat selalu diarahkan kepada pemulihan dan keseimbangan tatanan yang terganggu karena adanya sengketa tersebut, dan tidak bersifat adanya penghukuman 28 Konsep penyelesaian sengketa win win solution seperti dalam mediasi, juga dikenal dalam sistem hukum islam.walaupun tidak disebut dalam mediasi, namun pola penyelesaian sengketa yang digunakan menyerupai pola yang digunakan dalam mediasi. Dalam sistem hukum Islam dikenal dengan apa yang disebut istilah islah dan hakam. Islah adalah ajaran Islam yang bermakna lebih menonjolkan metode penyelesaikan perselisihan atau konflik secara damai dengan mengesampingkan perbedaan perbedaan yang menjadi akar perselisihan. Intinya bahwa para pihak yang berselisih diperintahkan untuk mengikhlaskan “ kesalahan “ masing masing dan diamalkan untuk saling memaafkan. Pengertian islah juga sangat berkembang penggunaanya dikalangan masyarakat Islam secara luas, baik untuk menyelesaikan kasus kasus perselisihan ekonomi bisnis maupun non-ekonomi-bisnis. Contohnya, sewakttu terjadi perselisihan paham antara dua tokoh Islam, yaitu dan Abdurahman Wahid dengan Abu Hasan, hampir semua pemuka agama Islam 28 Ibid, h. 115 mengajukan keduanya untuk ber islah. Kontek Islah dapat diidentikan dengan pengertian mediasi atau konsiliasi. SelainIslahdi kenal juga istilah Hakam.Hakam mempunyai pengertian yang sama dengan mediasi. Dalam sistem hukum Islam hakam biasanyaberfungsi untuk menyelesaikan perselisihan perkawinan yang disebut dengan syiqaq. Mengenai pengertian hakam,para ahli hukum islam memberikan pengertian yang berbeda- beda.namun, dari pengertian yang berbeda beda tersebut dapat disimpulkan bahwa hakam merupakan pihak ketiga yang mengikatkan diri kedalam knflik yang terjadi diantara suami istri sebagai pihak yang menegahi atau menyelesaikan sengketa diantara mereka. Sebagai pedoman,pengertian hakam diambil dari penjelasan pasal 76 ayat 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 jo.Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang peradilan Agama. Dikatakan bahwa “hakam adsalah orang yang ditetapkan pengadilan dari pihak keluarga suami atau pihak keluarga istri atau pihak lain untuk mencari upaya penyelesaian perselisihan terhadap syiqaq”. Dari bunyi penyelesaian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi hakam hanyalah untuk mencari upaya penyelesaian perselisihan,bukan untuk menjatuhkan keputusan. 29 Dengan demikian, kita lihat bahwa hakam dalam islam ini mempunyai kesamaan dengan mediator. Keduanya baik mediator maupun hakam tidak 29 Op. Cit .h. 120 mempunyai kewenangan untuk memutus. Keduanya merupakan mekanisme penyelesaian sengketa diluar pengadilan yang dilakukan oleh pihak ke tiga. Dari uraian tersebut, jelas terlihat bahwa pola penyelesaian sengketa melalui mediasi telah di kenal pula dalam sistem hukum Islam.islah dan hakam dapat dikembangakn untuk menjadi metode penyelesaian berbagai jenis sengketa,termasuk sengketa perdata dan bisnis sebagai mana ajaran islam yang memerintahklan agar menyelesaikan setiap perselisihan yang terjadi antara manusia dengan cara perdamaian Islam. Sesuai firman Allah SWT dalam Al- qur‟an surat Al Hujarat 49 : 9 yang berbunyi : ط َِ ٱ ِ ئ ُ ٱ ي صأف ْا ْا ُ يَ َُ ِف غَ حِ ٱ َع ََُٰد أ َٰر ي َٱ ْا ٰف ي ََٰح يغ ٰ ِ ء أ هَ ٱ ِر ۚ ف ِف ء صأف يَ ْا ُ ٱِ َُ َع أَ ِ طس ْا ٱ ُ ُي َهَ ٱ َِ ُ نطس Artinya : “jika ada dua golongan orang beriman bertengkar maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu diantara keduanya berbuat dzalim terhadap golongan yang berbuat dzalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu kembali kepada perintah Allah, maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sengguh Allah menyukai orang-orang yang berbuat adil”. 30 30 Departemen Agama RI, Syaamil Al- Qur‟an Terjemah, Jakarta : Qisthi pers : 2013, h. 517 Walaupun pranata hakam dalam sistem hukum Islam digunakan untuk menyelesaikan masalah perceraian, hal ini dapat di terapkan juga pada bidang bidang sengketa yang lainya. Jadi, dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwasanya Islam pun mempunyai pola penyelesaian sengketa melalui mediasi yang dikenal dengan istilah Hakam. Dalam hukum Islam hakam biasanya berfungsi untuk menyelesaikan perselisihan perkawinan yang disebut dengan siqaq.

C. Mediasi Perceraian