6. Variasi Penerapan Mediasi
Di Pengadilan Agama Kelas 1A Tanjung Karang Bandar Lampung ada beberapa bentuk penerapan variasi Mediasi, dan dari beberapa variasi mediasi
ini tidak semua dijalankan di Pengadilan. seperti mediasi sukarela dan mediasi wajib, dan memang pada awalnya mediasi ini sebagai salah satu cara
penyelesaian sengketa yang didasarkan oleh pilihan sukarela oleh para pihak, namun, penggunaan mediasi diwajibkan atas dasar perintah ketentuan undang-
undang, berikutnya yaitu mediator yang dipilih atau mediator yang ditunjuk maksudnya ialah, para pihak yang memilih sendiri mediator dalam sidang
mediasi atau mediator yang di tunjuk oleh Hakim dalam pelaksanaan proses mediasi,
Mediator Profesional dan Mediator Bukan Profesional, maksudnya yaitu mediator profesional adalah mediator yang telah tersertifikasi akan tetapi
ia berada diluar pengadilan, sedangkan mediator yang bukan profesional ialah seluruh Hakim yang ada di pengadilan baik yang sudah tersertifikasi ataupun
yang belum tersertifikasi, akan tetapi di pengadilan selalu menggunaka Hakim sebagai mediator, dan belum pernah memakai Mediator diluar Pengadilan.
Mediasi Evaluatif dan Mediasi Fasilitatif, Mediasi Evaluatif yaitu disebut dengan model yang terpusat pada opini Hakim, sedangkan Mediasi
Fasilitatif yaitu fasilitatif disebut juga dengan model yang terpusat pada negosiasi.dan di pengadilan Agama tidak memakai mediasi Evaluatif, dan
memakai mediasi Fasilitatif, hal ini dikarnakan model ini hanya berpusat pada
opini Hakim, sedangkan fasilitatif adalah model mediasi yang sifatnya melalui negosiasi untuk mendapatkan keputusan bersama, dan bukan menguamakan
opini-opini dari Hakim
12
.
7. Metode Mediasi
Dari hasil wawancara penulis dengan Hakim Mediator yaitu Ibu Mufidatul Hasanah, Dalam pelaksanaan mediasi di pengadilan Agama Kelas
1A Tanjung Karang Bandar Lampung, tidak ada metode tertentu pada saat melakukan proses mediasi, sama hanya dengan apa yang di ungkapkan oleh
Bapak Firdaus, hanya saja mediator harus mampu menggali informasi yang ada pada para pihak, Dan menurut bapak Abu Semen Bastoni, Cara mediator
mendalami permasalahan yang ada pada para pihak adalah dengan cara kaukus
13
.
8. Jumlah Perkara Putusnya Perkawinan karena Perceraian