Pengertian Risiko Proyek TINJAUAN PUSTAKA

6

1. Bangunan gedung : rumah, kantor, pabrik dan lain-lain. Ciri-ciri dari

kelompok bangunan ini adalah : a. Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal. b. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi pondasi umumnya sudah diketahui. c. Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressing pekerjaan.

2. Bangunan sipil : jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya.

Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah : a. Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia. b. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek. c. Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.

2.2 Pengertian Risiko Proyek

Setiap aktivitas yang dilakukan dalam semua bidang kehidupan selalu akan menimbulkan risiko, karena tidak ada kegiatan yang bebas dari risiko. Sehingga pola pikir bahwa segala sesuatu akan terjadi sesuai dengan rencana, harus diubah dengan pola pendekatan yaitu pola pendekatan dengan mempertanyakan apa yang terjadi bila sesuatu tidak sesuai dengan rencana Flanagan dan Norman, 1993. Sebuah proyek konstruksi memiliki banyak hal yang harus diperhitungkan agar pelaksanaan proyek sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Proyek konstruksi diasosiasikan memiliki risiko yang sangat tinggi berdasarkan aktivitas yang dilakukan, proses, lingkungan, dan organisasinya. Risiko melibatkan banyak hal termasuk yang tidak terduga, yang tidak diinginkan, dan sering banyak faktor yang tidak terprediksi. Beberapa hambatan dapat terjadi dan dapat mengganggu proses pelaksanaan proyek konstruksi. Hambatan terjadi karena kurangnya perhitungan akan risiko-risiko yang tidak diperhitungkan dengan baik pada awal konstruksi dilaksanakan. 7 Risiko merupakan sebuah halangan yang terdapat dalam setiap proyek konstruksi, setiap kontraktor harus menangani itu dan para pemilik proyek harus membayar untuk itu Flanagan dan Norman, 1993. Risiko sendiri adalah suatu hal yang terjadi diluar perhitungan yang kondisinya tidak pasti dan memiliki dampak terhadap ruang lingkup proyek, biaya, waktu dan mutu dari pekerjaan. Risiko memiliki banyak bentuk dan ukuran dimana dideskripsikan sebagai “kemungkinan beberapa hal dapat terjadi yang akan memberikan dampak terhadap sebuah tujuan”, risiko sering ditentukan berdasarkan kejadian dan konsekuensi yang diakibatkan oleh risiko tersebut dimana konsekuensinya bisa berdampak postif maupun negatif Alijoyo, 2006. Pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi, berbagai risiko mungkin muncul baik risiko biaya, risiko mutu maupun risiko yang mempengaruhi waktu proyek Norken dkk, 2015. Risiko dan ketidakyakinan memiliki arti yang berbeda, dimana risiko risk berasal dari bahasa Prancis yaitu risqué dan digunakan dalam bidang asuransi. Risiko dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu Smith, et al., 1999 : a. Known Risks, risiko ini termasuk risiko yang memiliki perubahan kecil terhadap produkivitas dan harga, sering terjadi dan tidak dapat dihindarkan dalam proyek konstruksi. b. Known Unknown Risk, adalah risiko yang diketahui dan diprediksi akan terjadi, tetapi probabilitasnya serta akibat yang terjadi tidak diketahui. c. Unknown Unknown Risk, adalah risiko yang tidak diketahui akan terjadi dan akibatnya tidak dapat diketahui oleh mayoritas staff. Dalam proyek konstruksi, keoptimisan dalam sebuah proyek baru sering menuju kepada sikap AGAP All Goes According To Plan dimana para kontraktor menyediakan dana, estimasi dan waktu penyelesaian berdasarkan AGAP namun proyek konstruksi sendiri memiliki beberapa hal yang sangat sering diluar perencanaan dan para kontraktor diharapkan lebih menggunakan analisis WHIF What Happen If dimana diperlukan sebuah pemikiran jika sesuatu dapat terjadi diluar perencanaan Flanagan dan Norman, 1993. Risiko-risiko yang dibahas pada manajemen risiko dalam perkembangannya dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu : 8 1. Risiko Operasional Risiko ini adalah risiko yang dapat timbul akibat tidak berfungsinya sistem internal, kesalahan manusia maupun kegagalan sistem. Sumber risiko ini merupakan sumber terluas dibandingkan sumber risiko lainnya. Selain bersumber dari kegiatan diatas juga bersumber dari kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem teknologi informasi, sistem informasi manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia. 2. Risiko Hazard Risiko ini merupakan suatu keadaan yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu musibah. Pengertian tersebut dapat diperluas meliputi berbagai keadaan yang dapat menimbulkan suatu kerugian. Risiko Hazard dapat diklasifikasikan menjadi 4 bentuk Darmawi, 2014 : a. Physical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakterisik secara fisik dari suatu objek yang memperbesar kemungkinan terjadi suatu musibah ataupun memperbesar suatu kerugian. b. Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang bersangkutan berkaitan dengan sikap mental atau pandangan hidup serta kebiasaannya yang dapat memperbesar kemungkinan tejadinya suatu musibah ataupun kerugian. c. Morale Hazard, setiap orang pada dasarnya tidak menginginkan terjadinya suatu kerugian, akan tetapi karena merasa bahwa ia telah memperoleh jaminan baik atas diri maupun harta miliknya, seringkali menimbulkan kecerobohan atau kurang hati-hati. d. Legal Hazard, seringkali peraturan-peraturan ataupun Undang- Undang yang bertujuan melindungi masyarakat justru diabaikan ataupun kurang diperhatikan sehingga dapat memperbesar terjadinya suatu musibah. 9 3. Risiko Finansial Risiko Finansial merupakan risiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga serta pokok pinjaman. 4. Risiko Strategik Risiko ini terjadi karena serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan. Kata risiko memiliki berbagai definisi, namun secara sederhana dapat diartikan sebagai peluang terjadinya kejadian yang merugikan, yang diakibatkan adanya ketidakpastian dari apa yang akan dihadapi. Ketidakpastian adalah suatu potensi perubahan yang akan terjadi di masa datang, sebagai konsekuensi dari ketidakmampuan untuk mengetahui apa yang akan terjadi bila suatu aktivitas dilakukan saat ini. Dengan demikian pola pendekatan dalam pelaksanaan proyek konstruksi sebaiknya menggunakan pola pendekatan berdasarkan risiko, karena risiko dan ketidakpastian itu pasti akan selamanya muncul selama pelaksanaan proyek konstruksi yang bersumber dari berbagai aktivitas dalam pelaksanaan proyek konstruksi itu sendiri. Dalam hubungannya dengan proyek konstruksi, maka risiko dapat diartikan sebagai dampak komulatif terjadinya ketidakpastian yang berdampak negatif terhadap sasaran proyek Soeharto, 2001. Risiko proyek konstruksi ditandai oleh faktor-faktor berikut : 1. Peristiwa risiko, menunjukkan dampak negatif yang dapat terjadi pada proyek konstruksi. 2. Probabilitas terjadinya peristiwa. 3. Kedalaman severity dampak dari risiko yang terjadi. Setiap orang berusaha melindungi diri terhadap risiko, demikian pula badan usaha akan berusaha melindungi usahanya dari risiko termasuk didalamnya para pelaksana usaha jasa konstruksi. Menghindari risiko yang satu belum tentu dapat menghindari risiko yang lain sehingga perlu dianalisis lebih jauh risiko yang mungkin terjadi, dan bagaimana cara merespon risiko yang paling tepat serta 10 melakukan pengendalian terhadap kemungkinan risiko yang teridentifikasi. Dalam menghadapi risiko proyek, dikenal suatu golden rule yaitu jangan mengambil risiko bilamana : 1. Organisasi yang bersangkutan tidak mampu menanggungnya can not afford to lose. 2. Manfaat yang diraih lebih kecil dari risiko yang mungkin timbul. 3. Masih tersedia sejumlah alternatif. 4. Belum ada rencana kontinjensi untuk mengatasinya. Jadi, risiko hanya boleh diambil bilamana potensi manfaat dan kemungkinan keberhasilannya lebih besar daripada biaya yang diperlukan untuk menutupi kegagalan yang mungkin terjadi.

2.3 Jenis Risiko Proyek