Identifikasi Risiko TINJAUAN PUSTAKA

14

2.5 Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko adalah suatu proses analisis untuk menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko kerugian yang potensial yang menantang perusahaanlembaga ataupun aktivitas yang akan direncanakan ataupun yang sedang dilaksanakan atau dioperasikan Norken dkk, 2015. Identifikasi risiko merupakan tahap awal dari manajemen risiko yang memiliki peranan yang sangat penting dalam proses manajemen risiko. Identifikasi risiko merupakan tahapan tersulit dan juga paling menentukan dalam proses manajemen risiko. Kesalahan akibat kurangnya perhitungan dan pertimbangan dalam pengidentifikasian risiko dapat berakibat pada ketidaktepatan penanganan risiko dan berujung pada kerugian-kerugian yang timbul bagi pihak-pihak yang menanganinya. Menurut Thomson dan Perry 1991, untuk mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi risiko dapat digunakan beberapa cara, antara lain : menyusun daftar check list risiko, wawancara dengan personel kunci expert yang terlibat, melalui diskusi yang membahas topik tertentu brain storming, dan dapat pula dilakukan melalui pencatatan satu peristiwa atau lazim disebut use of record. Pada pengidentifikasian risiko yang harus dilakukan adalah menentukan segala jenis sumber dan tipe risiko yang memungkinkan terjadi pada proyek konstruksi. Sumber risiko yang akan muncul dapat menyebabkan sebuah kejadian yang nantinya akan memberikan efek pada proyek konstruksi. Sumber risiko bisa berasal dari inflasi, ketidakstabilan tanah, cuaca yang berubah-ubah, distribusi material yang terlambat, spesifikasi yang tidak sesuai, dan koordinasi yang buruk antar pekerja maupun staf. Disarankan untuk membuat daftar sumber risiko sesuai dengan pengalaman dan jenis proyek, karena risiko untuk setiap jenis proyek adalah spesifik tidak sama satu dengan lainnya. Proses identifikasi risiko dilakukan secara terus menerus dalam mengkategorikan dan memperkirakan risiko-risiko yang signifikan terdapat dalam proyek konstruksi, seperti terlihat pada Gambar 2.2 Al-Bahar dan Crandall, 1990 : 15 Gambar 2.2 Proses identifikasi risiko Sumber : Al-Bahar dan Crandall 1990 Pada Gambar 2.2 dapat dijelaskan proses-proses pengidentifikasian risiko dimulai dari adanya ketidakpastian dalam proyek konstruksi. Segala jenis ketidakpastian yang mempengaruhi kualitas, biaya maupun waktu pekerjaan harus dipertimbangkan dan dipikirkan serta ditandai checklist bahwa ketidakpastian ini berpengaruh pada kelancaran proses pekerjaan proyek konstruksi. Checklist inilah yang nantinya digunakan sebagai langkah awal dalam penentuan risiko lebih lanjut. Setelah risiko ditentukan maka harus dipikirkan pula hal-hal yang dapat ditimbulkan dari segala jenis risiko yang muncul. Misalnya akibat yang dapat ditimbulkan berpengaruh pada kecelakaan kerja, kerusakan struktur maupun waktu pelaksanaan yang bertambah dan pada akhirnya akan berdampak pada keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi tersebut. Dari hasil penelitian terdahulu dan dari berbagai literatur yang terkait maka dapat diperoleh hasil berupa sumber risiko dan faktor-faktor risiko yang mungkin terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi. Sumber risiko dan faktor- faktor risiko yang terdapat dalam proyek konstruksi dapat dilihat pada Tabel 2.1. 16 Tabel 2.1 Sumber dan faktor risiko berdasarkan berbagai literatur 15 A B C P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 Bencana Alam     Kebakaran Cuaca buruk      Polusi   Tidak Ramah Lingkungan  Degradasi Alam  Inflasi       Fluktuasi nilai tukar mata uang       Analisa pasar yang buruk  Kesalahan analisa investor  Perkiraan biaya yang tidak sesuai  Daya beli konsumen      Resiko pasar Kenaikan pajak    Fluktuasi suku bunga    Pendapatan perkapita  Likuiditas akibat krisis  PENGARANG A Lingkungan D NO SUMBER RESIKO FAKTOR RESIKO B Ekonomi dan Finansial 17 Perang    Embargo  Ketersedian Pekerja  Distribusi material akibat macet  Korupsi    Protes dari buruh, ahli lingkungan dan masyarakat       Stabilitas politik  Satbilitas Ekonomi  Perbedaan budaya, bahasa, agama  Tingkat kriminalitas    Penemuan arkeologi di lokasi proyek  Vandalisme  Keterlambatan birokrasi Sikap pemerintah terhadap investor  Peraturan keamanan  Ketidak pastian peraturan   Kebijakan ekspor, impor  Sistem peradilan yang bertentangan Proses persetujuan yang rumit     Perubahan peraturan   Peraturan daerah  C Politik dan Lingkungan D Hukum Tabel 2.1 Lanjutan 25 A B C P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14                                          PENGARANG D NO SUMBER RESIKO FAKTOR RESIKO 18 Pembatalan tender  Price dumping oleh kompetitor  Kontrak yang tidak menguntungkan   Kompetis i antar kontraktor   Des ign yang tidak s eles ai     Des ign yang tidak efektif  Kes alahan dan Kelalaian Des ign    Kurangnya s pes ifikas i    Tidak lengkapnya des ign  Des ign yang tidak s etujui    Kualitas des ign  Lambatnya res pon perubahan des ign  Terbatas nya inovas i dan kreatifitas  Permas alahan des ign     Kes alahan pemilihan tim  Kes elahan jadwal pekerjaan  Pengkoordinas ian yang buruk        Manajemen s umber daya yang buruk  SDA terbatas   Perbedaan s tandar keamanan dan kes ehatan   Cas h flow unbalance  Pengaruh terhadap proyek lain Perubahan manajemen  Keterlambatan kepemilikan lokas i proyek   Pembatalan oleh pihak terkait  Kebutuhan yang tidak jelas  Kualitas kontraktor   Kurangnya komitmen manajemen   Hubungan yang tidak baik antar tim   E Tender dan Kontrak D Des ign Manajemen Proyek E A B C P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14                                          PENGARANG D NO SUMBER RESIKO FAKTOR RESIKO Tabel 2.1 Lanjutan 35 F G 19 Keterlambatan dalam menyeles aikan mas alah  Pres tas i yang tidak pas ti   Kurangnya informas i   Tidak kons is tennya biaya, waktu dan lingkup pekerjaan  Konflik SDM di s atu organis as i  Permas alahan keuangan dari owner    Permas alahan keuangan dari kontraktor   Kegagalan s ubkontraktor  Kes alahan rencana anggaran     Pemotongan dana   Modal   Pembayaran yang terlambat   Kerus akan Struktur  Kerus akan Peralatan    Kecelakaan Pekerja  Kebakaran material dan alat  Kes alahan identifikas i keadaan tanah      Pekerja yang abs en  Kualitas pekerja  Dis tribus i material akibat macet       Kualitas material    Kes alahan teknik kons truks i     Pengontrolan kualitas      Batas an pekerjaan  Produktivitas       F Pengerjaan Kons truks i A B C P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14                                          PENGARANG D NO SUMBER RESIKO FAKTOR RESIKO H Tabel 2.1 Lanjutan 45 20 Tabel 2.1 Lanjutan 55 A B C P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14                                          PENGARANG D NO SUMBER RESIKO FAKTOR RESIKO Ketersediaan alat  Adaptasi alat   Kelengkapan alat  Daya guna alat  Mesin  Kepemilikan hak cipta  Penanggungjawaban data  G Teknologi H Lain-lain I J 21 Keterangan pengarang Tabel 2.1 : P1 : Al-Bahar dan Crandall 1990 P2 : Kim dan Bajaj 2000 P3 : Skorupka 2003 P4 : Zhi 1995 P5 : De Marco dan Thaheem 2014 P6 : Dey 2009 P7 : Chileshe 2012 P8 : Sharma 2013 P9 : Zou dan Couani 2012 P10 : Chapman 2001 P11 : Sandyavitri 2009 P12 : Azhar, et al. 2008 P13 : Smith, et al. 1999 P14 : Flanagan dan Norman 1993

2.6 Keterlambatan Proyek Konstruksi