6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pentingnya peranan nutrisi pada reproduksi ternak telah lama diketahui. Nutrisi yang kurang baik dapat mempengaruhi berbagai tahap reproduksi mulai
dari terlambat pubertas, mengurangi ovulasi, angka konsepsi rendah, kehilangan embrio dan fetus tinggi, panjangnya lama anestrus pasca melahirkan,
berkurangnya air susu, kematian perinatal tinggi dan performans anak yang baru lahir rendah.
Domba dan kambing lebih baik pertumbuhannya jika pakannya disuplementasi dengan 30 kaliandra dibanding hanya diberi rumput
Tangendjaja et al., 1992. Kaliandra segar yang diberikan pada domba atau sapi yang sedang bunting dan laktasi dapat meningkatkan bobot induk ketika
melahirkan dan menyapih, bobot sapih anak, serta turunnya tingkat kematian anak Wina dan Tangendjaja, 2000.
Tanin kaliandra merupakan salah satu yang tertinggi dibanding legum lain Wina dan Tangendjaja, 2000. Tanin adalah senyawa polifenol yang bisa
membentuk kompleks dengan makromolekul lain. Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin yang mudah terhidrolisis dan tanin yang terkondensasi
Waghorn dan McNabb, 2003; Westendarp, 2006. Tanin terdapat di dalam buah- buahan, teh, coklat, hijauan dan pohon leguminosa serta rumput sorgum, jagung,
dan lain sebagainya.
Tanin dapat berkombinasi dengan protein menyebabkan tahan terhadap enzim proteolitik. Interaksi tanin dengan protein tergantung pada karakteristik
protein serta karakteristik tanin itu sendiri. Afinitas tanin terhadap protein lebih besar daripada terhadap karbohidrat. Dalam penelitian in vivo, kecernaan protein
sangat berkurang jika pakan yang diberikan mengandung tanin Cannas, 2008. Penelitian pada jantan juga menunjukkan tanin asam tanat dapat menghambat
aktivitas akrosin spermatozoa dan aktivator plasminogen pada domba dan manusia Taitzoglou et al., 2001. Aksi tanin tidak hanya terhadap protein pakan
namun juga terhadap enzim-enzim pada dinding usus dan protein dalam saliva Norton, 1998.
Pankreas adalah organ pipih yang terletak antara lambung dan usus. Organ ini memiliki fungsi eksokrin dan endokrin. Fungsi eksokrin pankreas berkaitan
7 dengan biosintesis dan sekresi enzim-enzim pencernaan, sedangkan fungsi
endokrin berkaitan dengan sekresi hormon yang terkait metabolisme karbohidrat. Menurut Sloane 2003, bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar
pankreas, memproduksi cairan pankreas yang disekresi melalui duktus pankreas ke dalam usus halus.
Eksokrin pankreas mensekresi enzim tripsinogen, kimotripsinogen yang memecah protein; lipase yang menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam
lemak; amilase, yang menghidrolisis karbohidrat; ribonuklease dan deoksiribonuklease Junqueira, 1995; Leeson, 1990. Enzim proteolitik pankreas
protease meliputi tripsinogen, kimotripsin, karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase Sloane, 2003. Tanin dapat berkombinasi dengan protein yang
menyebabkannya tahan terhadap enzim proteolitik atau bersifat inhibitor protease. Hal ini dapat mengganggu kerja dan fungsi pankreas.
Pengaturan enzim pankreas diatur oleh hormon sekretin dan kolesitokinin, yang dihasilkan oleh duodenum; serta saraf vagus. Sekretin menimbulkan sekresi
cairan non enzimatik yang kaya bikarbonat. Kolesitokinin memicu keluarnya zimogen dari dalam sel acini pankreas. Pada kondisi malnutrisi parah, sel acini
pankreas dan sel penghasil hormon lain menjadi atrofi hingga enzim pencernaan terganggu Junquiera, 1995.
8
BAB III. METODE PENELITIAN