8
BAB III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan pola percobaan Rancangan Acak Lengkap RAL. Penelitian dilakukan di Laboraturium Struktur
dan Perkembangan Hewan, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Udayana.
3.1. Persiapan Hewan
Hewan coba yang digunakan adalah tikus Rattus norvegicus betina dewasa, berumur 3 bulan, dan bobot badan 180-200 gram. Tikus betina yang
diaklimatisasi di dalam laboratorium, dan diberi pakan pellet selama satu minggu dan air minum secara ad libitum. Siklus estrus dengan melihat hasil smear vagina
dengan pewarna Giemsa, sesuai prosedur Brancroft dan Steven 1996 disitasi Sitasiwi 2008. Sampel apus vagina diambil setiap pagi hari. Tikus betina yang
sedang estrus dikandangkan bersama tikus jantan agar terjadi perkawinan. Jika keesokan harinya ditemukan sumbat vagina dalam vagina, maka keesokan harinya
merupakan kebuntingan hari ke-1 Kaufmann, 1992.
3.2. Persiapan ransum
Sampel daun kaliandra Caliandra calothyrsus dipetik dari pohon kaliandra di sepanjang Jalan Raya Mekarsari, Baturiti, Kab.Tabanan. Sampel
dikering-anginkan, diblender dan diayak hingga menjadi tepung. Konsentrat yang
digunakan berupa pakan standar babi CP 551 PT Charoen Pokphand Indonesia yang dihaluskan tepung. Pencampuran tepung daun kaliandra dengan tepung
konsentrat dilakukan sesuai dengan level dosis perlakuan.
3.3. Perencanaan Dosis dan Pembuatan Ransum
Pemberian tepung daun kaliandra dalam penelitian ini terdiri dari empat level. Prosentase tepung daun kaliandra dalam ransum diperhitungkan sebagai
substitusi dari tepung konsentrat dan CMC carboxymetyl cellulose. CMC merupakan pengikat yang ditambahkan 2 dari total tepung konsentrat dan
tepung daun kaliandra. Pencampuran pakan dikerjakan dengan mixer dan mesin
pelleting . Pelet lalu dikeringkan dengan freeze dryer, lalu dibungkus kantong
plastik dan disimpan dalam kulkas untuk menjaga kadar tanin terkondensasi.
9 Level
tepung daun kaliandra Setara tanin terkondensasi g100 g A
0 kontrol B
10 0,743
C 17,5
1,30 D
25 1,858
3.4. Perlakuan
Dua puluh empat ekor tikus betina yang sudah diaklimatisasi kemudian dibagi secara acak menjadi empat kelompok yaitu satu kelompok kontrol tanpa
pemberian tepung daun kaliandra, hanya diberikan pakan konsentrat dan tiga kelompok perlakuan level tepung daun kaliandra 10, 17,5 dan 25 dalam
campuran ransum.
Tikus dikandangkan secara individual, kandang dibersihkan secara teratur setiap empat hari dengan penggantian bak dan sekam yang bersih.
Selama perlakuan diberikan pakan sesuai level perlakuan. Pakan diberikan sesuai kebutuhan konsumsi harian tikus selama kebuntingan dan laktasi 20-30
gramekorhari setiap hari pukul 17.00 WITA. Pemberian perlakuan dimulai sejak tikus dinyatakan bunting hingga fetus yang dilahirkan siap disapih pada usia
21 hari.
3.5. Variabel Pengamatan Struktur Histologi Pankreas