Berat Segar Akar HASIL DAN PEMBAHASAN

commit to user 33

H. Berat Segar Akar

Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sistem perakaran tanaman lebih dikendalikan oleh sifat genetik tanaman yang bersangkutan, kondisi tanah atau media tanam. Faktor lain yang juga mempengaruhi pola sebaran akar akar antara lain : penghalang mekanis, suhu tanah, aerasi, ketersediaan hara dan air. Sesuai dengan sifat dikotilnya akar tanaman karet merupakan akar tunggang untuk stum mata tidur akarnya adalah akar tunggang tunggal dan bercabang. Akar ini yang kelak akan mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Keterangan : K1R0 = Entres hijau, 0 ppm BAP. K1R1 = entres hijau, 5 ppm BAP. K1R2 = Entres Hijau, 10 ppm BAP. K1R3= Entres Hijau,15 ppm BAP K1R0 = Entres Cokelat, 0 ppm BAP. K1R1 = Entres Cokelat, 5 ppm BAP. K1R2 = Entres Cokelat, 10 ppm BAP. K1R3= Entres Cokelat,15 ppm BAP Gambar 4. Rata-rata berat segar akar karet pada 120 HST. Analisis regresi uji F 5 dengan lingkar batang sebagai data kovarian menunjukan pengaruhnya nyata terhadap berat segar akar. Hasil analisis peragam perlakuan konsentrasi BAP dan macam entres tidak berpengaruh nyata terhadap berat segar akar. Rata-rata berat segar akar adalah antara 0,56 g sampai 3,56 g. 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 K1R0 K1R1 K1R2 K1R3 K2R0 K2R1 K2R2 K2R3 B erat seg a r akar g Perlakuan Rata ‐rata berat segar akar g commit to user 34 Dalam penelitian ini tidak ada beda nyata dari konsentrasi BAP terhadap berat segar akar. Hal ini diduga karena tersedianya unsur hara karena adanya pemberian pupuk NPK sehingga akar tidak perlu jauh mencari hara. Hal lain juga yang tidak mempengaruhi berat segar akar adalah karena pada saat mulai penanaman akar semua terpotong sehingga setiap stum tanaman harus membentuk perakaran baru. Hal lain yang mempengaruhi berat segar akar adalah kandungan nitrogen. Gardner et al 1991 menyatakan pasokan nitrogen yang lebih besar cenderung meningkatkan auksin yang mungkin menghambat pertumbuhan akar. Menurut Salisbury dan Ross 1995 penghambatan pertumbuhan akar diduga disebabkan oleh etilen, sebab semua jenis auksin memacu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan etilen, terutama sejumlah besar auksin ditambahkan. Pada sebagian besar spesies, etilen mempercepat pemanjang akar dan batang. Tidak berbeda nyata konsentrasi BAP terhadap berat segar akar pada penelitian ini diduga karena aplikasi sitokinin konsentrasinya lebih kecil dari auksin yang diproduksi diakar dan sitokinin lebih berperan dalam pembentukan tunas. Beberapa spesies tanaman mempertahankan status air dalam tubuhnya dengan memperpanjang akar. Perakaran tanaman yang ditanam dalam polybag yang terhalang oleh penghalang mekanik berbeda dengan tanaman yang ditanam dilapang dengan kondisi air yang cukup dan perakaran yang memanjang bebas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gardner et al., 1985 yang menyatakan bahwa tanaman yang ditanam di dalam pot atau polybag mempunyai respon yang berbeda terhadap kekurangan air dari pada tanaman dalam kondisi lapang. Kerapatan akar akan tampak tinggi diseluruh volume tanah, pengambilan air diseluruh profil tanah seragam dan daur kekeringan lebih cepat. Berat segar akar yang tidak berbeda nyata ini diduga karena faktor fitohormon endogen seperti auksin dan karbohidrat yang berperan dalam inisiasi akar stum dan translokasi karbohidrat dari daun dan batang sehingga dapat menyokong pembentukan akar Hartman dan Kester 1983. commit to user 35 Peran sitokinin dalam pembibitan lebih kepada pembelahan jaringan dan pembelahan sel dalam pembentukan tunas. Hal lain diduga karena aplikasi BAP pada titik tunas sehingga distribusi BAP tidak sampai ke akar. Pertumbuhan akar yang kuat sangat diperlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan pucuk pada umumnya. Fotosintesis dan peranan daun sangat tergantung pada akar. Daun sebagai alat fotosintesis dapat berfungsi secara optimal apabila didukung oleh ketersediaan air, cahaya dan unsur hara yang cukup. Air dan hara tersebut diserap oleh akar dari dalam tanah Anwaruddin, 1996.

I. Berat Kering Akar

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Stump Karet (Hevea brassiliensis Muel Arg.) Terhadap Pemotongan Akar Tunggang Pada Berbagai Komposisi Media Tanam

0 56 87

Respon Pertumbuhan Stump Karet (Hevea Brassiliensis Muell Arg.) Terhadap Pemberian Growtone Pada Berbagai Komposisi Media Tanam

7 52 92

Induksi Tunas Mikro Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Dari Eksplan Nodus Pada Media Ms Dengan Pemberian Benzil Amino Purin (Bap) Dan Naftalen Asam Asetat (Naa)

9 88 81

Induksi Tunas Mikro TanamanKaret (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Dari Eksplan Nodus Pada Medium WPM dengan Pemberian Benzil Amino Purin (BAP) Dan Naftalen Asam Asetat (NAA)

0 44 74

Peningkatan Mutu Kayu Karet (Hevea braziliensis MUELL Arg) dengan Bahan Pengawet Alami dari Beberapa Jenis Kulit Kayu

2 55 78

Respons Morfologi Benih Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) Tanpa Cangkang terhadap Pemberian PEG 6000 dalam Penyimpanan pada Dua Masa Pengeringan

2 90 58

Respons Pertumbuhan Stum Mata Tidur Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) Dengan Pemberian Air Kelapa Dan Pupuk Organik Cair.

15 91 108

Respon Pertumbuhan Stum Mata Tidur Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Terhadap Pemotongan Akar Tunggang Dan Pemberian Air Kelapa

2 37 54

Seleksi Dini Pohon Induk Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Dari Hasil Persilangan RRIM 600 X PN 1546 Berdasarkan Produksi Lateks Dan Kayu

0 23 84

Uji Resistensi Beberapa Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Dari Kebun Konservasi Terhadap Penyakit Gugur Daun Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

0 35 61