commit to user
23
F. Prinsip-Prinsip Kredit
Untuk dapat melaksanakan perkreditan secara sehat telah dikenal adanya prinsip 5C atau juga ada yang menyebutnya sebagai prinsip 6C.
Dari prinsip-prinsip ini nantinya akan dapat diketahui nasabah yang bagaimana yang dapat direalisasi disetujui permohonan kreditnya.
Prinsip tersebut meliputi : 1. Character
Seperti diuraikan di muka dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, jadi yang mendasari suatu
kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa si peminjam mempunyai moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang
positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai
anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan usahanya. Manfaat dari penelitian soal character ini untuk mengetahui sampai sejauh
mana tingkat kejujuran dan integrasi serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari calon debitur. Masalah
character merupakan faktor dominan, sebab walaupun calon debitur tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan hutangnya tetapi apabila
tidak mempunyai etikad baik tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi pihak bank di kemudian hari. Untuk menilai ini memang cukup
sulit, karena masing-masing manusia mempunyai watak yang berbeda satu sama lainnya, oleh karena itu para pengelola kredit harus juga
mempunyai keterampilan psikologis praktis untuk dapat mengenali
commit to user
24
watak dari para calon debiturnya. Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang character dari calon debitur tersebut dapat
ditempuh melalui upaya sebagai berikut: a. Teliti daftar riwayat hidup calon debitur.
b. Penelitian reputasi calon debitur tersebut di lingkungan usahanya. c. Memintakan bank to bank information ke bank lain sebanyak-
banyaknya. d. Dengan dimintakan informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha
dimana calon debitur tersebut bergabung. e. Mengamati sejauh mana ketekunan kerjanya.
2. Capacity Capacity disini yaitu suatu penilaian kepada calon debitur
mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan
dibiayai dengan kredit dari bank. Pengukuran capacity dari calon debitur ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan antara lain :
a. Pendekatan historis yaitu menilai fast performance dari nasabah yang bersangkutan apakah usahanya banyak mengalami
kegagalan atau selalu menunjukkan perkembangan yang semakin maju dari waktu ke waktu.
b. Pendekatan finansial, yaitu dengan menilai posisi neraca dan laporan perhitungan rugilaba untuk beberapa periode terakhir yaitu
commit to user
25
untuk mengetahui seberapa besarnya solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas usahanya serta tingkat risiko usahanya.
c. Pendekatan edukasional yaitu untuk menilai latar belakang pendidikan para pengurus perusahaan calon debitur, dalam hal ini
penting untuk
perusahaan-perusahaan yang
menghendaki kemampuan teknologi tinggi atau usaha-usaha yang memerlukan
profesionalisme tinggi. d. Pendekatan yuridis, yatu menilai apakah calon debitur tersebut
mempunyai kapasitas untuk mewakili dirinya ataupun badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank.
e. Pendekatan manajerial, yaitu untuk menilai sampai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah dalam melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaannya. f. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sampai sejauh mana
kemampuan calon debitur dalam mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, bahan baku, peralatan, administrasi, bahkan
sampai kemampuan dalam merebut market share.
3. Capital Capital yaitu jumlah dana modal sendiri yang dimiliki oleh calon
debitur. Hal ini kelihatannya kontradiktif dengan tujuan kredit yang berfungsi sebagai penyedia dana. Namun demikianlah halnya dalam
kaitan bisnis yang murni, semakin kaya seseorang ia semakin dipercaya untuk memperoleh kredit. Dalam praktik sehari-hari
commit to user
26
kemampuan capital ini antara lain dapat dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self financing sampai sejumlah
tertentu dan sebaiknya besarnya self financing ini lebih besar dari kredit yang akan dimintakan dari perbankan. Dan bentuk self financing
ini tidak harus berupa uang tunai, tetapi dapat juga dalam bentuk barang-barang modal seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin.
Besar kecilnya capital ini dapat kita lihat dari akta pendirian dan akta perubahan untuk perusahaan-perusahaan yang baru didirikan.
Sedangkan untuk perusahaan perorangan, sudah tentu kita lihat dari daftar kekayaan yang bersangkutan dikurangi dengan hutang-hutang
yang diterimanya.
4. Collateral Collateral ini yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh
peminjam debitur sebagai jaminan ataas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang
dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain di mana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang
normal. Jaminan juga dapat sebagai alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu
yang akan datang pada saatnya kredit tersebut harus dilunasi. Penilaian terhadap collateral ini harus ditinjau dari dua sudut yaitu
sudut ekonomisnya yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan dijaminkan, serta nilai yuridisnya yaitu apakah barang-barang
commit to user
27
jaminan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai barang jaminanatau tidak. Sedangkan untuk penilaian
jaminan tidak berwujud,kebendaan tentu pertama-tama harus dilihat bonafiditas dari si pemberi jaminan.
5. Condition of economy Condition of economy yaitu situasi dan kondisi politik, sosial,
ekonomi, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu
tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. Adapun penilaian
condition of economy dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi-kondisi yang mempengaruhi perekonomian suatu
negara suatu daerah akan memberikan dampak yang bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif terhadap perusahaan yang
memperoleh kredit tersebut.
6. Constraint Constraint di sini yaitu batasan-batasan atau hambatan-
hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan bisnis di suatu tempat. Masalah constraint ini agak sukar untuk dirumuskan
karena tidak ada peraturan yang tertulis untuk itu dan masalahnya juga tidak dapat diidentifikasi secara fisik permasalahannya serta lebih
banyak menyangkut moral.
commit to user
28
Prinsip-prinsip di atas sebaiknya dimiliki oleh calon debitur secara seimbang, artinya semua sama-sama memenuhi syarat. Sehingga tidak
ada dari prinsip-prinsip tersebut yang baik sekali sedangkan prinsip yang lain kurang sekali.
G. Tujuan Kredit