Julaeha, 2014 PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
F. Penjelasan  Istilah
Supaya    tidak  terjadi  perbedaan  pemahaman  tentang  istilah-istilah  yang digunakan,  maka  akan  dijelaskan  beberapa  istilah  yang  dianggap  perlu  pada
penelitian ini. Istilah-istilah tersebut sebagai berikut : 1.
Pembelajaran  inkuiri  terbimbing  merupakan  inkuiri  yang  terarah  dan banyak  dicampuri  oleh  guru.  Guru  banyak  mengarahkan  dan  memberi
petunjuk  lewat  prosedur  yang  lengkap  dan  pernyataan-pernyataan pengarahan selama proses inkuiri. Suparno, 2007
2. Keterampilan  proses  sains  merupakan  kegiatan  intelektual  yang  biasa
dilakukan  oleh  para  ilmuwan  dalam  menyelesaikan  masalah  dan menghasilkan produk-produk sains  Semiawan,1985
3. Pemahaman konsep merupakan konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami
oleh  peserta  didik  sehingga  mereka  mengerti  apa  yang  dimaksudkan mampu  menemukan  cara  untuk  menggungkapkan  konsepsi  tersebut  serta
dapat mengeksplorasi kemungkinan yang terkait. Rohana, 2011 4.
Hidrolisis Garam adalah reaksi kation atau anion dengan molekul air, atau reaksi ion dengan air yang menghasilkan basa konjugat dan ion hidronium
atau  asam  konjugat  dan  ion  hidroksida.  Yayan  Sunarya  dan  Agus Setiabudi, 2009
Julaeha, 2014 PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode    penelitian  adalah  cara  yang  digunakan  oleh  peneliti  dalam mengumpulkan penelitiannya  Arikunto,  2002 . Metode  yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pre-eksperimen dengan desain the one group pretest- postest.  Dalam  desain  ini,  subjek  diberikan  tes  awal  sebelum  perlakuan  yang
berupa  pembelajaran  inkuiri  terbimbing,  di  akhir  pembelajaran  subjek  diberikan tes akhir, kemudian diamati dampak yang terjadi sebelum dan sesudah perlakuan.
Perbedaan  selisih  nilai  antara  pretes  dan  postes  dikondisikan  sebagai  efek  dari adanya  perlakuan  atau  adanya  penerapan  pembelajaran.  Sebagaimana  tercantum
pada tabel 3.1
Tabel 3.1  Desain The One-Group Pretest-Postes Design
Keterangan: T1  : Pre-tes, yaitu tes yang dilakukan sebelum pembelajaran inkuiri terbimbing
untuk mengetahui kemampuan awal siswa. T2 : Post-tes, yaitu tes yang dilakukan setelah pembelajaran untuk mengetahui
hasil dari perlakuan tersebut. X  : perlakuan berupa pembelajaran inkuiri  terbimbing.
Desain  ini  digunakan  sesuai  dengan  tujuan  yang  hendak  dicapai  yaitu ingin mengetahui peningkatan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep
setelah diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing.
B. Subjek Penelitian