Universitas Sumatera Utara
Konsep yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial Singarimbun,1995:57. Dalam komunikasi antarpribadi sudah jelas bahwa yang melakukan komunikasi adalah individu.Pada hakikatnya
dalam berkomunikasi seseorang membawa serta nilai-nilai dan latar belakang yang beragam. Seperti jenis kelamin, usia dan kelas. Hal ini berpengaruh dalam
berinteraksi dengan
orang lain
maupun lingkungan.
Maka peneliti
mengeneralisasikan pada beberapa variable penelitian, yaitu:
2.2.1 Peranan Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi dalam penelitian ini adalah komunikasi antar pribadi yang dilakukan sebagai solusi konflik dalam hubungan persahabatan
siswa siswi SMA ST. Thomas 2 Medan, yaitu: Keterbukaan, empati, sikap mendukung, sifat positif, dan kesetaraan.
2.2.2 Komunikasi Dalam Hubungan Persahabatan
Konflik dalam hubungan di dalam penelitian ini adalah penyebab yang menyebabkan kemunduran hubungan persahabatan yang dirasakan siswa siswi
SMA ST. Thomas 2 Medan, yaitu: Alasan-alasan untuk membina hubungan telah luntur, hubungan pihak ketiga, perubahan sifat hubungan, dan harapan yang tidak
terkatakan.
2.3 Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan konsep yang ada diatas maka dibuat variabel penelitian untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian
ini, dapat dilihat pada table berikut :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Variabel Penelitian
Variabel Teoritis Variabel Operasional
Komunikasi Antarpribadi 1. Keterbukaam
2. Empati 3. Dukungan
4. Sifat positif 5. Kesamaan
Konflik dalam Hubungan 1. Alasan-alasan untuk membina
hubungan telah berkurang 2. Hubungan pihak ketiga
3. Perubahan sifat hubungan 4. Harapan yang tidak terkatakan
Karateristik responden 1. Usia
2. Jenis Kelamin 3. Kelas
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.4 Defenisi Operasional Penelitian
Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai konsep yang dikelompokkan dalam kerangka konsep.Defenisi operasional adalah suatu
petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variable-variabel. Defenisi operasional yang merupakan suatu informasi alamiah yang amat
membantu peneliti lain yang akan menggunakan variable yang sama Singarimbun,1995:46.
1. Komunikasi Antarpribadi Terdiri Dari:
1. Keterbukaan Memiliki pengertian bahwa kemampuan siswa SMA ST. Thomas
2 untuk terbuka dalam melakukan komunikasi antar pribadi. 2. Empati
Kemampuan siswa-siswi SMA ST. Thomas 2 untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu dari sudut
pandang atau kacamata orang lain tersebut, dimana seseorang juga mampu untuk memahami motivasi dan pengalaman orang lain,
perasaan, dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa depan.
3. Dukungan Suasana yang mendukung yang dirasakan para siswa-siswi SMA
ST. Thomas 2, pada saat melakukan komunikasi antarpribadi. 4. Sikap positif
Komunikasi antarpribadi akan terbina apabila para siswa SMA ST. Thomas 2 memiliki sikap yang positif terhadap diri mereka sendiri,
karena orang yang merasa positif dengan diri sendiri akan mengisyaratkan prasaan ini kepada orang lain, yang selanjutnya juga
akan merefleksikan perasaan positif ini kepada lawan bicaranya, kemudian sikap positif juga dapat diwujudkan dengan memberikan
suatu sikap dorongan dengan menunjukkan sikap menghargai keberadaan, pendapat, dan pentingnya orang lain. Dimana perilaku ini
sangat bertentangan dengan sikap ketidak acuhan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
5. Kesamaan Memiliki pengertian bahwa para siswa SMA ST. Thomas 2
menerima pihak lain atau mengakui dan menyadari bahwa siswa tersebut dan sahabatnya sama-sama bernilai dan berharga. Karena
pada kesamaan, suatu konflik akan lebih dapat dinilai sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai
kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.
2. Konflik Dalam Hubungan Terdiri Dari:
1. Alasan-alasan untuk membina hubungan telah berkurang Masing-masing individu dari tiap remaja dalam suatu hubungan
persahabatan mempunyai rasa kepercayaan atau cara tertentu pada diri siswa SMA ST. Thomas 2 dalam berfikir tentang suatu
hubungan, perbedaan pengertian, dan kepercayaan tentang hubungan akan mempengaruhi hubungan tersebut
2. Hubungan pihak ketiga Pada suatu hubungan para siswa SMA ST. Thomas 2 akan
mengalami kemunduran apabila salah satu anggota dalam hubungan itu mempunyai hubungan baru dengan yang lain. Apalagi apabila
hubungan baru itu lebih baik dari pada hubungan sebelumnya. 3. Perubahan sifat hubungan
Perubahan perilaku individu yang dirasakan siswa SMA ST. Thomas 2 dalam suatu hubungan, akan menghasilkan problem yang
serius. Apabila mereka tidak terbiasa dengan perubahan tersebut maka mereka akan merasa tidak nyaman, akibatnya hubungan yang sedang
berjalan akan mengalami kemunduran. 4. Harapan yang tidak terkatakan
Para siswa merasa bahwa harapan individu dalam suatu hubungan sering kali tidak realistik bagi individu lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3. Karateristik Responden 1. Usia
Umur responden pada saat pengisian kuesioner
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden pada saat pengisian kuesioner. 3. Kelas
Kelas responden pada saat pengisian kuesioner.
Universitas Sumatera Utara
37 Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1 Sejarah SMA ST. Thomas 2 MEDAN
Pada tahun 1995, Vikariat Apostolik Medan yang sekarang disebut Keuskupan Agung Medan telah mendirikan SMA Katolik Medan di Jl.
Jend.S.Parman 107 Medan. Seiring waktu, nama SMA Katolik berubah menjadi SMA Katolik St. Thomas 2 Medan, dan sekarang bertempat di Jl.
Letnan Jenderal S.Parman 107 Medan. SMA ini adalah milik Keuskupan Agung Medan dengan
wewenang mengelola sekolah ini diserahkan mula-mula kepada Seksi Pendidikan dan Pengajaran Keuskupan Agung Medan sampai dengan
tanggal 27 Nopember 1982. Sejak tanggal 27 Nopember 1982 tersebut hingga sekarang SMA ini diserahkan kepada YAYASAN PEGURUAN
KATOLIK DON BOSCO KEUSKUPAN AGUNG MEDAN disingkat
YPK DON BOSCO KAM yang beralamat di Jl. Imam Bonjol 39 Medan sesuai dengan akte pendirian yayasan ini, akte notaris No. 60, tanggal 27
Nopember 1982 oleh Linda Herawati, SH, Notaris di Medan. Maksud dan tujuan mendirikan sekolah ini adalah untuk turut serta
dalam mencerdaskan bangsa dan negara yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan UUD 1945. Pada tahun 1961 , SMA Katolik
Medan sudah berstatus BERBANTUAN oleh pemerintah berbantuan guru negeri diperbantukan 2 dua orang mulai tanggal 1 April 1961.
Awal mula mendirikan sekolah ini, jumlah ruangan yang ada sebanyak 1 satu ruang untuk kelas tingkat I. Pada tahun ke-2 ditambah 1 ruang lagi,
untuk kelas tingkat II, dan seterusnya untuk tahun ketiga seiring kenaikan kelastingkat ditambah lagi satu ruang untuk kelas III . Maka selama 3
tiga tahun jumlah ruang ada 3 ruang.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Untuk menjabarkan Bidang Strategi di atas disusunlah Program sebagai berikut :
1. Bidang Akademik a. Mengaktifkan
Kegiatan Musyawarah
Guru Mata
Pelajaran b. Melengkapi Sarana dan Prasarana yang menunjang
kegiatan Belajar-Mengajar c. Membentuk Kelompok Belajar yang dibimbing khusus
dalam mendalami Materi Ujian Nasional. d. Memberikan Bimbingan Test, Try Out.
e. Memberikan Wawasan Perguruan Tinggi dan Lapangan Kerja.
f. Melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan antara lain : Karya Ilmiah, Perlombaan Olympiade, Perlombaan
Paduan Suara, Perlombaan Pidato Berbahasa Inggris. g. Menyelenggarakan Ekstrakurikuler.
2. Bidang Sumber Daya Manusia a. Penerimaan Tenaga Pengajar harus berkualitas dan
memiliki Ijazah Sarjana Pendidikan atau ber Akta IV dan menguasai Komputer.
b. Sistem Penerimaan Guru dan Pegawai melibatkan Kepala Sekolah.
c. Penerimaan Siswa melalui seleksi. d. Mengadakan pendalaman Iman bagi Siswa, Guru,
Pegawai, Kepala Sekolah. 3. Bidang Sosial dan Budaya
a. Melaksanakan Kegiatan live in di Desa-desa. b. Melaksanakan Penghijauan di Lingkungan Sekolah.
c. Melaksanakan kunjungan ke Museum, Panti Asuhan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Bidang Management a. Menerapkan Management Berbasis Sekolah.
b. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah.
Urutan Pimpinan atau Kepala Sekolah di SMA St. Thomas 2 Medan, antara lain :
1. Fr. Mario alm : Pendiri Sekolah ini dan sekaligus Kepala
Sekolah dari tggl. 01 Agustus 1955 sd 31 Juli 1964.
2. Drs. Joedhono : 01 Agustus 1964 sd 31 September 1966 3. Sudin Samosir, SH : 01 Januari 1966 sd 31 Desember 1966
4. Pastor Biggelar : 01 Januari 1967 sd 01 Agustus 1969 5. Pastor Voogtd : 01 Agustus 1969 sd 31 Juli 1972
6. M. Lbn. Tobing : 01 Agustus 1972 sd 30 September 1997 7. Drs. Johannes O. Fian : 01 Januari 1997 sd 27 Agustus 2012
8. Dra Agnes Rumapea : 27 Agustus 2012 sd sekarang
Struktur Organisasi di SMA St. Thomas 2 Medan, antara lain :
Gambar 1 Sumber: Tata Usaha SMA ST Thomas 2
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dengan berjalannya waktu dan perkembangan dunia pendidikan, sekolah ini menunjukkan perkembangan yang baik, sekarang sekolah ini
beroprasi dengan sarana, sebagai berikut: 1. Ruang Kepala Sekolah 1
2. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 3. Ruang BP 1
4. Tata Usaha 1 5. Ruang Karyawan 1
6. Ruang untuk kelas I 6 7. Ruang untuk kelas II 6
8. Ruang untuk kelas III 6 9. Ruang laboratorium 3
10. Ruang keterampilan mengetik 1 11. Ruang keterampilan komputer 1
12. Ruang Guru 1 13. Ruang BP 1
14. Ruang serba guna 1 15. Ruang aula 1
16. Ruang Perpustakaan 1 17. Perpustakaan
3.1.2 Misi SMA ST. Thomas 2
SMA SANTO THOMAS 2 Medan sekolah yang bermutu tinggi, berdisiplin tinggi dengan berlandaskan Iman Kristiani sehingga menjadi
sekolah dambaan masyarakat.
3.1.3 Visi SMA ST. Thomas 2
1. Menumbuhkan semangat belajar dalam proses belajar sehingga siswa berkembang secara optimal.
2. Meningkatkan mutu disiplin secara terus menerus. 3. Membimbing iman dan budi pekerti siswa berlandaskan ajaran
agama katolik.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Meningkatkan kualitas guru secara terus menerus sesuai tuntutan IPTEK.
5. Menumbuh kembangkan ekstrakulikuler yang diminati siswa. 6. Menerapkan management partisipasif.
7. Menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi terbuka antara siswa dengan guru, antara guru dengan guru dan orang
tua siswa dengan guru. 8. Pengoptimalan sekolah berbasis TIK dalam meningkatkan
pelayanan kinerja sekolah.
3.2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode studi deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan,
meringkas berbagai kondisi, situasi dan variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian tersebut Bungin, 2001: 48. Dalam penelitian ini,
penelitian untuk menggambarkan komunikasi sebagai solusi konflik dalam hubungan persahabatan remaja SMA ST. Thomas-2 Medan.
3.3. Populasi dan Sample
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, dapat berupa manusia, wilayah geografis, waktu, organisasi, kelompok, lembaga, buku,
surat kabar, majalah dan sebagainya, populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki objek
yang diteliti Kholil, 2006:68. Populasi dalam penelitian ini adalah siswaI SMA ST. Thomas 2
Medan, kelas X dan XI. Berdasarkan data siswai yang diperoleh dari bagian Tata Usaha SMA ST. Thimas 2 Medan, jumlah siswaI
keseluruhan kelas X dan XI berjumlah 465 orang. Untuk lebuh jelas dapat dilihat pada table berikut:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Sumber : Tata Usaha SMA ST. Thomas 2
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dengan menggunakan cara-cara tertentu. Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasitotal sampling Arikunto, 1998:117.
NO Kelas
Jumlah Siswa
1 X-A
39 2
X-B 40
3 X-C
39 4
X-D 38
5 X-E
37 6
X-F 39
7 XI-IPA 1
42 8
XI-IPA 2 42
9 XI-IPA 3
38 10
XI-IPA 4 40
11 XI-IPS 1
37 12
XI-IPS 2 34
Total Populasi 465 siswa
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3.3.3 Teknik Penarikan Sample
Penelitian ini menggunakan salah satu teknik pengambilan sampel nonprobability sampling dengan cara purposive sampling yang dilakukan
dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu Arikunto, 1998 :
127 dengan pertimbangan: 1. Yang bersangkutan duduk di kelas X dan XI
2. Memiliki seorang sahabat atau lebih 3. Pernah melewati konflik dengan sahabat
Dari setiap unit populasi diambil sample yang sebanding dengan besar setiap kelas. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 10 dari
jumblah sample dengan cara: 10 x Total Sample
10 x 465 = 46,5 = 47 Siswa
Dari hasil perhitungan sampel dengan menggunakan rumus diatas, dihasilkan 47 responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Teknik ini
digunakan karena populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen dengan sifat yang berfariasi. Selain itu teknik ini digunakan karena populasi yang
dijadikan sampel terdiri dari beberapa kelas dari kelas X dan XI di SMA ST. Thomas 2 Medan. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk
memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel Rakhmat, 2004:79 dengan rumus:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dengan Keterangan: n1 : Jumlah Siswa
n2 : Jumlah Sample
N : Populasi
Kelas X-A
Kelas X-B
Kelas X-C
Kelas X-D
Kelas X-E
Kelas X-F
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kelas XI-IPA 1
Kelas XI-IPA 2
Kelas XI-IPA 3
Kelas XI-IPA 4
Kelas XI-IPS 1
Kelas XI-IPS 2
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Distribusi Sampel Setiap Kelas
No Kelas
Jumlah Siswa
Penarikan Sampel Sample
1 X-A
39 4
2 X-B
40 4
3 X-C
39 4
4 X-D
38 4
5 X-E
37 4
6 X-F
39 4
7 XI-IPA 1
42 4
8 XI-IPA 2
42 4
9 XI-IPA 3
38 4
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
10 XI-IPA 4
40 4
11 XI-IPS 1
37 4
12 XI-IPS 2
34 3
Jumlah 465
46,5 47
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian, proses pengumpulan data merupakan tahap yang sangat penting. Karena data dijadikan sebagai bahan mentah untuk diolah dan
dianalisis lebih jauh dalam upaya mengungkapkan dan memecahkan masalah penelitian. Data yang dikumpulkan itu haruslah bersifat objektif dan tidak bias.
Karena itu, perlu digunakan instrumen atau alat pengumpulan data yang sesuai dan terpercaya Kholil, 2006: 96.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Penelitian Lapangan Field research Pengumpulan data dilakukan di lapangan dengan menggunakan instrumen
atau alat, yaitu kuesioner atau daftar pertanyaan. Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang akan dijawab oleh responden juga secara tertulis. Angket
merupakan salah satu metode yang digunakan dalam proses penelitian ini. Angket adalah serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis,
kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepada petugas atau peneliti Bungin, 2011: 133.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
b. Penelitian Kepustakan Library research Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan
data melalui literatur sumber bacaan yang relevan dan mendukung kegiatan penelitian. Dalam hal ini, kepustakan dilakukan melalui buku,
laporan penelitian terdahulu, jurnal dan sebagainya.
3.5 Teknik Analisis Data