DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.2
Skema Prosedur Penelitian Hasil Belajar 40
Gambar 3.3
Skema Prosedur Penelitian Nilai Karakter 41
Daftar Tabel Halaman
Tabel 2.1.
Fase – Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
24
Tabel 3.1. Tabel 3.1 Klasifikasi Analisis Validitas isi
35
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian
38
Tabel 4.1 Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Nilai
47 Kreativitas Siswa Kelompok Sampel
Tabel 4.2 Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Data
47 Tes Awal Hasil Belajar kelompok Sampel
Tabel 4.3 Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Data
48 Tes Akhir Hasil Belajar Kelompok Sampel
Tabel 4.4 Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Data
48 Gain Hasil Belajar Kelompok Sampel
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data
49
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Data
50
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis kreativitas Siswa
51
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Gain Hasil Belajar Siswa
51
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Silabus 60 Lampiran 2a. Rencana Program Pembelajaran Kooperatif Berbasis 63
Masalah Lampiran 2b. Rencana Program Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 72
Kelas Eksperimen II Lampiran 3a.
Lembar Analisis Masalah Eksperimen 1 pertemuan I 81
Lampiran 3b. Lembar Analisis Masalah Eksperimen II pertemuan II 85
Lampiran 4a. Kunci Jawaban Lembar Analisis Masalah Pertemuan I
87 Lampiran 4b.
Kunci Jawaban Lembar Analisis Masalah Pertemuan II 89
Lampiran 5a. Tugas Diskusi Kelompok Sifat Garam Terhidrolisis
92 Pertemuan I
Lampiran 5b. Tugas Diskusi Kelompok Tetapan Hidrolisis Dan pH
93 Garam Terhidrolisis Pertemuan II
Lampiran 6a. Kunci Jawaban Bahan Diskusi I
94 Lampiran 6b.
Kunci Jawaban Bahan Diskusi II 95
Lampiran 7. Kreativitas
96 Lampiran 8a.
Kisi – Kisi Instrument Tes Sebelum Divalidasi 97
Lampiran 8b. Kisi – Kisi Instrument Tes Setelah Divalidasi
111 Lampiran 9a.
Instrumen Penelitian Soal Sebelum Validasi 120
Lampiran 9b. Instrumen Penelitian Soal Setelah Validasi
128 Lampiran 10a.
Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Validasi 133
Lampiran 10b. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Validasi
134 Lampiran 11.
Format Lembar Jawaban 135
Lampiran 12. Validitas Instrument Penelitian
136 Lampiran 13.
Reliabilitas 137
Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test
139 Lampiran 15.
Perhitungan Daya Beda Test 141
Lampiran 16. Distruktor Hitung Test
142 Lampiran 17.
Rekapitulasi Analisis Instrument Test 144
Lampiran 18. Lembar Observasi Nilai Kreativitas Siswa
146 Lampiran 19.
Nilai Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen 1 Dan 154
Kelas Eksperimen 2 Lampiran 20.
Tabel Data Tes Awal, Tes Akhir dan Gain 157
Lampiran 21. Uji Normalitas
160 Lampiran 22.
Uji Homogenitas 168
Lampiran 23. Uji Hipotesis Nilai Kreativitas
170 Lampiran 24.
Uji Hipotesis Hasil Belajar 172
Lampiran 25. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar
170 Lampiran 26.
Tabel Produk Moment 174
Lampiran 27. Daftar Istilah
175 Lampiran 28.
Jadwal Penelitian 176
Lampiran 29. Dokumentasi
178
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kemajuan peradaban suatu bangsa karena pendidikan merupakan suatu upaya
yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia SDM yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogianya berfungsi sebagai alat
untuk membangun SDM yang bermutu tinggi Trianto, 2009 . Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional nomor 20
tahun 2003 bab I pasal 1 dan ayat 1 yaitu: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”
Untuk dapat mewujudkan itu, ada banyak hal yang harus diperhatikan mulai dari pengadaan tenaga pendidik sampai usaha peningkatan mutu
pendidikan. Dalam hal ini, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan sistematik terhadap seluruh komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas,
kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan
pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Mulyasa, 2007. Dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan yang ada pemerintah terus-
menerus melakukan perbaikan baik itu secara konvensional ataupun inovatif. Titik fokusnya dititikberatkan pada Undang – Undang No. 20, Tahun 2003 pada pasal
3 yaitu; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Implementasi dari UU No. 20 Tahun 2003 diatas mengarah pada terciptanya sebuah out-put pembelajaran yang bukan hanya mengasah segi
kognitif saja, namun juga diimbangi dengan berkembangnya aspek afektif dan psikomotorik dari siswa, salah satunya tumbuh dan berkembangnya karakter pada
diri siswa. Untuk mewujudkan amanah dari undang – undang tersebut, maka seorang
pendidik harus berusaha mengembangkan kegiatan pembelajaran yang tidak hanya mencerdaskan peserta didik secara intelektual namun juga dapat
mengembangkan karakter yang dituntut dalam undang – undang tersebut. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi. Karakter ini perlu
dikembangkan dalam pendidikan dengan berbagai upaya yang dapat mempertahankan dan meningkatkan
jiwa kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Ilmu kimia merupakan salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam IPA yang sudah diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia
menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia selalu berada di dalam kehidupan sehari-hari Situmorang, 2003. Pada penyelenggaraan
proses belajar mengajar di sekolah, seringkali mata pelajaran kimia dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, kurangnya minat baca siswa, kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran,
guru yang terlalu mendominasi, terbatasnya buku panduan yang dimiliki, serta pengajaran yang masih bersifat tradisional khususnya pengajaran tentang sains.
Observasi yang dilakukan di sekolah SMA Negeri 3 Medan pada bulan Februari tahun 2014 dengan mengambil subyek observasi siswa kelas XI pada
beberapa kelasnya menghasilkan data bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 3 Medan khususnya mata pelajaran kimia masih menggunakan