Tabel 2.3 Jumlah kanji bagi pembelajar asing
Level Jumlah kanji
1 2000
2 1000
3 300
4 100
E. Kakusuu Jumlah Coretan
Kakusuu adalah jumlah garis atau coretan yang membentuk sebuah kanji. Seperti yang dapat kita lihat, kanji terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan
yang biasanya dihitung. Jumlah garis atau coretan kanji sangat beragam, mulai dari yang sedikit sampai yang banyak sehingga terlihat rumit.
Sama seperti bushu, kakushupun dapat dipakai sebagai cara untuk mencari kanji dalam kamus. Biasanya dalam kamus kanji selain dilengkapi dengan daftar
bushu, dilengkapi pula dengan daftar kakusuu untuk mempermudah cara pemakaiannya.
Untuk mengetahui jumlah garis atau coretan pada sebuah kanji yang harus diperhatikan adalah dasar-dasar garis atau coretan yang sering dipakai dalam
penulisan kanji. Menurut pengalaman pribadi biasanya terjadi kesalahan pada waktu melakukan perhitungan garis atau coretan yang terdapat pada suatu kanji.
Karena bentuknya yang berbelit, terkadang satu garis atau coretan dihitung dua atau tiga coretan, dua buah garis atau coretan dihitung satu, tiga, bahkan empat
coretan, dan lain sebagainya. Hal seperti ini yang dijadikan penulis sebagai salah satu faktor kesalahan mahasiswa dalam cara penulisan kanji.
Di bawah ini adalah daftar contoh kakusuu yang dipelajari oleh mahasiswa tingkat satu.
一 satu coretan
鳥 sebelas coretan
人 dua coretan
雪 sebelas coretan
tiga coretan 暑
dua belas coretan 中
empat coretan 覚
dua belas coretan 目
lima coretan 園
tiga belas coretan 字
enam coretan 楽
tiga belas coretan 何
tujuh coretan 聞
empat belas coretan 学
delapan coretan 論
lima belas coretan 前
sembilan coretan 機
enam belas coretan 夏
sepuluh coretan 類
delapan belas coretan
F. Hitsujun Urutan Coretan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa kanji terbentuk dari garis atau coretan. Dimulai dari kanji yang coretannya sedikit sampai yang coretannya banyak.
Menurut Katoo dalam Sudjianto 2004: 65 menjelaskan bahwa nama-nama garis atau coretan yang biasa dipakai untuk penulisan kanji dapat kita lihat sebagai
berikut : 1.
Ten
丶 丶
丶 丶
2. Yokokaku atau Ookaku
一
3. Tatekaku atau Juukaku
丨
4. Hidariharai
丿
5. Migiharai
6. Ore
7. Hane
亅
8. Tome
亅一
9. Magari
Penulisan kanji dengan garis atau coretan di atas dilakukan dengan suatu tata cara, dengan kata lain kita tidak bisa melakukannya dengan sembarang. Sebagai
contoh, untuk menulis kanji 二
‘dua’, pertama-tama kita harus menulis coretan bagian atas, barulah menulis coretan bawah. Jadi, kita tidak bisa mengacak urutan
penulisan, misalnya bagian bawah terlebih dahulu, kemudian baru bagian atasnya. Urutan garis-garis atau coretan-coretan itulah yang disebut hitsujun. Istilah
tersebut berlaku juga untuk penulisan huruf kana. Terdapat satu manfaat hitsujun bagi pembelajar bahasa Jepang yaitu sebagai cara untuk menghapal huruf kanji
satu demi satu secara tepat.
Dalam gaikoku jin no tameno kanji jiten dijelaskan mengenai pentingnya mempelajari urutan coretan, seperti berikut ini:
The stroke order for characters that is now used is the fruit of long experience. If you follow the standard stroke order, not only can characters be easily and
quickly written but also their form will be pleasing to the eye. Stroke order is also helpful for memorizing characters and for looking them up in
dictionaries. If everyone used a different stroke order, the finished form at the character would give a very different impression. Unlike kana and Roman
letters there are a very great number of characters. Moreover, since the composition of these characters is often complex, we must learn how to
combine the various dots and lines in the elements comprising the character and also we must familiarize ourselves with the order in which these dots and
lines are written.
Dalam bahasa Indonesia, kutipan di atas dipahami sebagai berikut : Urutan coretan pada huruf yang dipakai sekarang adalah hasil dari
pengalaman yang panjang. Bila kamu mengikuti urutan coretan standar, bukan hanya dapat mempermudah dan mempercepat penulisan tetapi juga huruf
tersebut akan lebih enak dilihat. Urutan coretan tentu sangat membantu untuk mengingat huruf dan untuk mencarinya di kamus. Jika setiap orang
menggunakan urutan coretan yang berbeda, hasil akhir hurufnya akan memberikan kesan yang sangat berbeda. Tidak seperti kana dan romaji, kedua
huruf tersebut luar biasa banyak karakternya.selain itu, sejak komposisi dari huruf-huruf itu kerap kali kompleks, kita harus belajar bagaimana
mengkombinasikan titik dan garis yang bervariasi dan tentu kita harus terbiasa dengan urutan tulisan titik dan garis tersebut.
Dari kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya mempelajari
urutan coretan diantaranya adalah mempermudah dan mempercepat penulisan, memperindah huruf, membantu dalam mengingat huruf, dan membantu dalam
mencarinya di dalam kamus. Sebagai salah satu upaya dalam bidang pengajaran kanji pada pendidikan
sekolah di Jepang terutama untuk menyeragamkan hitsujun urutan penulisan kanji, maka pada tahun 1958 Monbusho menyusun Hitsujun Shidoo no Tebiki.
Prinsip-prinsip penulisan urutan kanji yang dikemukakan pada Hitsujun Shidoo no Tebiki tersebut adalah sebagai berikut Iwabuchi, 1989 : 227.
1. Kanji ditulis dengan urutan dari atas ke bawah misalnya kanji
喜 .
2. Kanji ditulis dengan urutan dari kiri ke kanan misalnya kanji
川 例
. 3.
Yokokaku pada kanji yang memiliki tulisan berbentuk silang ditulis lebih dulu misalnya kanji
十 大
. Tetapi yokokaku pada bentuk silang seperti pada kanji-kanji
田 ,
王 dan sebagainya ditulis belakangan.
4. Garis atau coretan yang merupakan bagian tengah kanji ditulis lebih dulu
misalnya kanji 小
水 , kecuali coretan-coretan pada huruf kanji
火 dan
性 .
5. Garis atau coretan yang merupakan bagian luar kanji ditulis lebih dulu
misalnya kanji 国
司 .
6. Coretan hidariharai ditulis lebih dulu misalnya kanji
人 文
. 7.
Coretan tatekaku yang menembus atau memotong membelah bagian kanji yang lainnya ditulis pada urutan yang terakhir misalnya kanji
中 車
. Huruf-huruf seperti
, , dan lain-lainnya yang memiliki tatekaku yang
memotong bagian kanji yang lainnya tidak sampai keluar menembus bagian atas ataupun bagian bawah ditulis dengan urutan ; pertama-tama bagian atas
kanji, lalu tatekaku, dan terakhir bagian bawah kanji tersebut. 8.
Coretan yokokaku yang menembus atau memotong membelah bagian kanji lainnya ditulis pada urutan yang terakhir misalnya kanji
女 子
母 .
Selanjutnya dalam Gaikoku Jin no tame no Kanji Jiten dijelaskan lebih rinci mengenai aturan untuk urutan coretan kanji dalam bahasa Jepang dan Inggris.
Penulis menerjemahkannya dalam kalimat bahasa Indonesia yang biasa dipakai sehari-hari, sebagai berikut :
Aturan untuk urutan coretan
Aturan penting nomor 1 dari atas ke bawah 1.
Dimulai dengan satu coretan single yang ada di bagian teratas huruf dan kemudian di tulis ke bawah.
2. Dimulai dengan satu elemen di atas huruf dan kemudian ditulis ke bawah.
Aturan penting nomor 2 dari kiri ke kanan 1.
Dimulai dengan coretan dari kiri dan kemudian ditulis melewati coretan pertama.
2. Dimulai dengan satu elemen di kiri huruf dan kemudian ditulis melewati
elemen pertama.
Catatan : tiga dari tipe nyou merupakan kekecualian dari b.
Kedua aturan penting di atas adalah sifat-sifat dasar untuk menulis urutan coretan dengan benar. Menyusul itu terdapat delapan aturan yang terkait dengan
kombinasi dari elemen-elemen yang dipakai pada coretan yang mana elemen- elemen itu terdiri dari huruf-huruf cina.
Aturan nomor 1 – coretan horizontal ditulis sebelum coretan vertikal. Ketika coretan horizontal dan vertikal bersilang, coretan horizontal hampir selalu ditulis
duluan. 1.
horizontal – vertikal
2. horizontal – vertikal – vertikal
3. horizontal – horizontal – vertikal
4. horizontal – horizontal – vertikal – vertikal
catatan : aturan dua memberikan contoh dimana coretan horizontal ditulis setelah coretan vertikal pengecualian untuk aturan nomor satu.
Aturan nomor 2 – coretan horizontal ditulis setelah coretan vertikal. Ketika terdapat tiga atau lebih coretan horizontal dan coretan vertical tidak memotong
melewati coretan horizontal ke bawah, coretan horizontal ketiga ditulis terakhir. 1.
2. kemiripan huruf dalam bentuk :
3. 4.
kemiripan huruf dalam bentuk :
aturan nomor 3 – coretan bagian tengah ditulis sebelum coretan-coretan pada salah satu sisi :
coretan bagian tengah ditulis sebelum coretan kiri dan kanan ketika yang akhir adalah simetris.
Catatan : ditulis seperti berikut :
Aturan nomor 4 – coretan yang melingkari ditulis sebelum coretan sebelah dalam.
Catatan 1 : ditulis seperti berikut :
Catatan 2 : huruf dengan coretan yang melingkari ditulis seperti berikut :
Aturan nomor 5 – coretan ayunan kiri ditulis yang pertama. Coretan ayunan kiri ditulis yang pertama ketika coretan ayunan kiri dan kanan
menyilang dan ketika keduanya bersentuhan.
Catatan : ditulis seperti berikut :
Aturan nomor 6 – coretan vertikal tengah setelah coretan-coretan horizontal ditulis terakhir.
1. Ketika coretan vertikal seluruhnya sepenuhnya melewati huruf.
Catatan : coretan horizontal terbawah digunakan terakhir dengan ayunan ke atas ketika radikal hen, dengan kata lain terdapat radikal pada bagian tangan
kanan dari huruf, seperti pada .
2. Ketika coretan vertikal lewat melalui atas dan tidak melalui bawah.
3. Ketika coretan vertikal lewat melalui bawah dan tidak melalui atas.
4. Ketika coretan vertikal tidak lewat melalui atas maupun bawah, huruf ditulis
pada urutan bagian teratas, coretan vertikal dan bagian terbawah.
Aturan nomor 7 – coretan horizontal terakhir datang ketika itu lewat melalui yang lain. Ketika coretan horizontal lewat melalui seluruh huruf ditulis terakhir.
Catatan : hanya adalah pengeculian. Aturan nomor 8 – coretan horizontal dan coretan ayunan kiri.
1. coretan ayunan kiri ditulis pertama ketika coretan itu pendek dan coretan
horizontal panjang.
2. Coretan horizontal ditulis pertama ketika coretan itu pendek dan coretan
ayunan kiri panjang.
Catatan : pada tipe gaya Ming panjang coretan ayunan kiri kelihatannya serupa pada a dan b seperti diatas.
Urutan coretan yang diperlukan perhatian istimewa. 1.
menulis coretan tare a.
ketika coretan tare ditulis setelah tulisan horizontal.
b. Ketika coretan tare ditulis pertama.
2. menulis coretan ayunan kiri
a. satu tulisan coretan ayunan kiri pertama seperti huruf berikut :
b. satu tulisan coretan ayunan kiri setelah coretan yang lain seperti huruf
berikut :
3. menulis radikal nyou
a. satu tulisan radikal nyou sebelum elemen bagian tengah seperti huruf
berikut :
b. satu tulisan radikal nyou setelah elemen bagian tengah seperti huruf
berikut :
4. menulis hatsu-gashira dan matsuri-gashira
a. hatsu-gashira
b. matsuri-gashira
5. menulis huruf lain yang meragukan
Dari kedua sumber di atas, maka dapat disimpulkan mengenai aturan penulisan coretan kanji seperti berikut.
Pada dasarnya dalam menulis kanji terdapat dua aturan, yaitu ditulis dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Kita tidak akan menemukan kanji yang ditulis
dari bawah ke atas atau dari kanan ke kiri. Dari kedua aturan dasar tersebut dirumuskan 12 aturan yang terkait dengan kombinasi coretannya, sebagai
berikut : 1.
Yokokaku ditulis sebelum tatekaku. 2.
Yokokaku ditulis setelah tatekaku. 3.
Coretan bagian tengah ditulis lebih dulu. 4.
Coretan bagian luar ditulis lebih dulu. 5.
Coretan hidari harai ditulis lebih dulu. 6.
Tatekaku tengah setelah coretan-coretan yokokaku ditulis terakhir.
7. Yokokaku yang memotong seluruh elemen ditulis terakhir.
8. Untuk yokokaku dan coretan hidari harai :
a. Coretan hidari harai ditulis lebih dulu ketika coretan itu pendek dan
yokokaku panjang. b.
Yokokaku ditulis lebih dulu ketika coretan itu pendek dan coretan hidari harai panjang.
9. Untuk Coretan Tare
a. Tare ditulis lebih dulu.
b. Tare ditulis setelah yokokaku
10. Untuk Hidari harai
a. Hidari harai ditulis lebih dulu.
b. Hidari harai ditulis setelah coretan yang lain
11. Untuk radikal Nyou
a. Radikal Nyou ditulis sebelum elemen bagian tengah.
b. Radikal Nyou ditulis setelah elemen bagian tengah.
G. Penelitian sebelumnya