Dengan langkah-langkah yang telah disebutkan di atas, diharapkan kesalahan- kesalahan yang telah dilakukan dapat diminimalisir dan bila mungkin dapat
dihindari.
C. Sejarah dan Komponen Kanji
Menurut http:id.google.orgsejarahkanji
, sejarah kanji dijelaskan sebagai berikut :
Bersamaan dengan masuknya seni budaya serta agama Budha dari China, serta merta kanjipun masuk secara bergelombang dalam dua periode dinasti,
yaitu Dinasti Sui dan Dinasti Tang. Kanji menjadi amat luas pemakaiannya, amat luas daerah penyebarannya, beragam penuturnya, serta berjalan dalam
rentangan waktu yang cukup panjang, sehingga mau tidak mau tunduk pada hukum perubahan. Faktor bahasa Jepang serta masyarakatnya sendiri turut
berperan dalam perubahan terhadap kanji. Kanji memiliki tiga macam pengucapan, yaitu Kan-on yang digunakan pada jaman Nara abad VII, Go-on,
yaitu cara baca yang berasal dari daerah Goetsu, suatu daerah di daratan China jaman dulu, dan To-on, yang masuk ke Jepang dibawa pedagang China pada
jaman Kamakura dan Muromachi antara pertengahan abad XVI. Setiba di Jepang menjadi tak terelakkan terhadap perubahan silabel yang ada pada
bahasa Jepang.
Kemudian dalam http:id.wikipedia.orgwikikanji
, sejarah kanji dijelaskan sebagai berikut :
Secara resmi, aksara Tionghoa pertama kali dikenal di Jepang lewat barang- barang yang diimpor dari Tiongkok melalui Semenanjung Korea mulai abad
ke-5 Masehi.
Sebelumnya di awal abad ke-3 Masehi, dua orang bernama Achiki dan Wani datang dari Baekje di masa pemerintahan Kaisar Ōjin. Keduanya konon
menjadi pengajar aksara Tionghoa bagi putra kaisar. Wani membawa buku Analek karya Kong Hu Chu dan buku pelajaran menulis aksara Tionghoa
untuk anak-anak dengan judul Seribu Karakter. Klasik Walaupun demikian, orang Jepang mungkin sudah mengenal aksara Tionghoa sejak abad ke-1
Masehi.
Dokumen tertua yang ditulis di Jepang menurut perkiraan ditulis keturunan imigran dari Tiongkok. Istana mempekerjakan keturunan imigran dari
Tiongkok bekerja di istana sebagai juru tulis. Mereka menuliskan bahasa Jepang kuno yang disebut yamato kotoba dalam aksara Tionghoa.
Selanjutnya dalam buku yang berjudul Nihon Bungakushi Isoji, 1983: 2-3
dijelaskan mengenai batas-batas jaman dan penerimaan kebudayaan China, sebagai berikut :
… sekitar abad IV sampai abad V, dan di bawah Dinasti Yamato… . Dinasti Nara… meneruskan usaha yang telah dilakukan pada masa sebelumnya.
Sebelum adanya bukti-bukti sejarah yang tertulis, kontak dengan daratan China sudah terjalin. Hubungan tersebut terjalin… dari abad III sampai
dengan abad IV pengiriman utusan sering terjadi. Setelah itu,... abad VII dan VIII, Jepang mengirim utusan..., untuk mengimpor kebudayaan China... .
Diantara unsur-unsur kebudayaan China yang diimpor, yang sangat berpengaruh dan membuka lembaran baru pada kesusastraan Jepang adalah
tulisan kanji.
Dari sumber-sumber di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Jepang mulai mengenal tulisan Kanji kurang dari abad ke III. Proses dikenalnya tulisan Kanji di
Jepang beragam, dimulai dari ketidaksengajaan karena adanya hubungan langsung dengan China misalnya perdagangan, sampai proses yang benar-benar
disengaja seperti pengiriman utusan dari Jepang ke China untuk mengimpor kebudayaan China yaitu diantaranya tulisan Kanji, dan contoh yang lainnya
seperti didatangkannya pengajar-pengajar langsung dari China, dan sebagainya. Proses ini dapat dikatakan berlangsung dari jaman Joodai hingga abad
pertengahan yang panjangnya 400 tahun jaman Kamakura dan Muromachi, hingga akhirnya terbentuk huruf kana dan roomaji dan terjadi perubahan-
perubahan.
Kanji disebut ideographi atau hyooi moji. Setiap kanji memiliki makna, karena kanji dibuat sebagai ungkapan ide simbolis terhadap kata yang dimaksud.
Oleh karena itu, komponen yang terdapat dalam kanji bisa kita bagi ke dalam tiga bagian, yaitu bentuk, bunyi dan arti makna. Dilihat dari bentuknya atau
penulisannya terdapat tiga macam istilah dalam kanji, yaitu Bushu, Kakusuu, Hitsujun dan Rikusho. Kemudian bila dilihat dari bunyinya terdapat dua macam
istilah dalam kanji, yaitu On`yomi dan Kun`yomi. Istilah bushu muncul karena adanya bagian-bagian pada sebuah kanji.
Menurut Sudjianto 2004 : 59 bushu ialah sebuah istilah berkenaan dengan bagian-bagian yang ada pada sebuah kanji yang dapat dijadikan suatu dasar untuk
pengklasifikasian huruf kanji. Terdapat tujuh macam bushu sesuai dengan letaknya pada suatu kanji, yaitu hen, tsukuri, kanmuri, ashi, tare, nyoo, dan
kamae. Istilah kakushu dan hitsujun merupakan teori-teori yang berhubungan erat
dengan penelitian ini, oleh karena itu akan dijelaskan secara lebih rinci dalam bagian-bagiannya tersendiri.
Rikusho adalah klasifikasi enam macam pembentukkan serta pemakaian kanji. Dengan kata lain rikusho adalah bahasan tentang asal usul sebuah kanji bila
dilihat dari segi pembentukan serta pemakaiannya. Klasifikasi enam macam rikusho yaitu Shookei shookei moji, Shiji shiji moji, Ka’i ka’i moji, Keisei
keisei moji, Tenchuu, dan Kasha.
On`yomi adalah cara baca kanji menurut bunyi bahasa China. Misalnya ketika kanji
人 dibaca
ニ ン atau
ン , itu dikatakan on`yomi. Sedangkan yang
dinamakan Kun`yomi adalah cara membaca kanji menurut bunyi bahasa Jepang asli. Misalnya ketika kanji
人 dibaca
ひ , maka itu dikatakan kun`yomi.
D. Jumlah Kanji