45
03: pretest pada kelompok kontrol 04
:
posttest pada kelompok Kontrol
C. Operasional Variabel
Operasional variable penelitian ini diuraikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.2. Operasional Variabel Variabel
Definisi Operasional Indikator
Model ARCS
Model ARCS
merupakan suatu
bentuk pendekatan
pemecahan masalah
untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan
belajar dalam mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar dengan langkah-
langkah : Attention, Relevance, Confidence and Satisfaction.
Adapun metode
dalam penyampaian
materi pembelajaran
yang digunakan dalam model ARCS ini yaitu melalui
metode pemecahan masalah merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada aspek
pemecahan masalah. dengan langkah-langkah : Merumuskan masalah, menganalisis masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, menarik kesimpulan
Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku, dengan beberapa indikator yang mendukung.
Perhatian Attention
Relevansi Relevance
Keyakinan Confidence
Kepuasan Satisfaction
Hasil Belajar Pencapaian kompetensi-kompetensi
mata pelajaran
IPS yang
mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Dalam penelitian ini pencapaian kompetensi mencakup aspek pengetahuan ranah
kognitif yaitu : pengetahuan C1, pemahaman C2, Aplikasi C3, dan analisis C4 pada
pembelajarn IPS dengan Standar Kompetensi Memahami kegiatan perkeonomian di Indonesia
dan
Kompetensi Dasar
Permintaan dan
penawaran serta terbentuknya harga pasar Hasil pre test post
test dalam bentuk soal objektif
berupa pilihan ganda sebanyak 20
butir soal yang mengacu pada
kompetensi dasar Permintaan dan
penawaran serta terbentuknya
harga pasar
46
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai alat tes yang dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar siswa baik
kelas yang mendapatkan model ARCS melalui Metode Pemecahan Masalah maupun kelas yang tidak mendapat perlakuan sebelum pretest dan sesudah
mendapat perlakuan postest . Angket motivasi belajar ini dirancang dalam bentuk pilihan-pilihan
pernyataan yang berkaitan dengan perhatian siswa, respon siswa, percaya diri siswa dan kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran IPS. Dimana setiap
siswa baik siswa yang mendapat perlakuan model ARCS melalui metode pemecahan masalah maupun siswa yang tidak mendapatkan perlakuan atau
menggunakan metode konvensional diminta untuk mengisi kolom jawaban berdasarkan pernyataan yang tersedia
Angket motivasi belajar ini menggunakan skala Grafis Grafic rating Scale, skala grafis merupakan metode pengukuran sikap yang disajikan dalam
bentuk grafis atau gambar. Metode ini menyatakan penelitian responden terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu dengan angka yang ada dalam
gambar atau grafik penelitian. Dengan kriteria angka 1 menunjukan bahwa responden memberikan tanggapan yang sangat tidak setuju terhadap
pernyataan yang diajukan atau tingkat motivasinya sangat rendah, sedangkan angka 10 menunjukan sangat setuju terhadap pernyataan yang diajukan atau
47
tingkat motivasinya tinggi Munir, 2008 :19. Untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai sebagai berikut :
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Pilihan jawaban mulai dari 1 sampai dengan 10. Dengan ketentuan Bila jawaban ke kiri maka motivasinya cenderung rendah, bila jawaban ke kanan
maka motivasinya cendrung tinggi..
2. Tes Tertulis
Tes tertulis ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol sebelum pretest dan sesudah
mendapatkan perlakuan posttest dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Dalam hal ini, tes tertulis yang diberikan kepada siswa berupa soal
berbentuk objektive pilihan ganda. Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini antara pretest dengan posttest tetap menggunakan soal yang
sama.
3. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran di dalam kelas untuk melihat secara langsung cara guru menerapkan metode
pembelajaran yang ditawarkan serta melihat respon dan perkembangan siswa dalam pembelajaran tersebut. Lembar observasi yang digunakan ada dua
bentuk, yaitu lembar observasi pengamatan penampilan guru di dalam kelas Motivasi Rerendah
Motivasi tinggi
48
dan lembar observasi pengamatan diskusi kelompok siswa. Hasil pengamatan tersebut akan dijelaskan secara deskriptif guna dijadikan sebagai informasi
tambahan dalam pengambilan kesimpulan penelitian. 4.
Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan model ARCS melalui metode pemecahan
masalah dalam mata pelajaran IPS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Wawancara dimaksud untuk mengetahui kendala-kendala ataupun kekurangan
dalam model ARCS melalui metode pemecahan masalah baik dari segi guru maupun siswa.
E. Uji Alat Tes penelitian
Soal tes yang akan digunakan sebagai parameter motivasi dan hasil belajar siswa, sebelum digunakan sebagai alat pretest dan posttest pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas butir-butir soal tersebut, dengan maksud untuk mengetahui kualitas
soal tes. Berikut dijelaskan mengenai alat ukur kualitas tes yang dimaksud.
1. Validitas
Uji validitas item butir soal menggunakan bantuan software SPSS versi 17 for windows. Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengukur
sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut Nasution 2003 :74. Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur konsistensi butir-butir soal sehingga dapat menggambarkan
49
indikator yang diteliti. Suatu alat tes dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variable
yang diteliti secara tepat. Berikut disajikan hasil uji validitas motivasi belajar siswa dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar
Item soal Corrected item-total
correlations Kesimpulan
1 0,457
Valid 2
0,649 Valid
3 0,269
Valid 4
0,096 Tidak Valid
5 0,237
Tidak Valid 6
0,174 Tidak Valid
7 0,706
Valid 8
0,700 Valid
9 0,660
Valid 10
0,729 Valid
11 0,652
Valid 12
0,216 Tidak Valid
13 0,457
Valid 14
0,272 Valid
15 0,198
Tidak Valid 16
0,729 Valid
17 0,652
Valid 18
0,659 Valid
19 0,328
Valid 20
0,402 Valid
21
0,462 Valid
22
0,136 Tidak Valid
23
0,274 Valid
24
0,501 Valid
25
0,687 Valid
26
0,103 Tidak Valid
50
Lanjutan Tabel 3.3.
27
0,272 Valid
28
0,647 Valid
29
0,466 Valid
30
0,147 Tidak Valid
31
0,608 Valid
32
0,754 Valid
33
0,609 Valid
34
0,005 Tidak Valid
35
0,057 Tidak Valid
36
0,012 Tidak Valid
37
0,688 Valid
38
0,729 Valid
39
0,652 Valid
40
0,539 Valid
41
0,457 Valid
42
0,576 Valid
43
0,570 Valid
44
0,340 Valid
45
0,188 Tidak Valid
46
0,209 Tidak Valid
47
0,308 Valid
48
0,317 Valid
49
0,211 Tidak Valid
50
0,269 Valid
Sumber data diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel di atas hasil uji validitas alat tes motivasi belajar siswa diketahui koefisiensi korelasi item total dikoreksi corrected item-total
correlation tidak semua item soal memiliki kriteria validitas. Dari 50 butir soal terdapat 36 item memberikan nilai positif ≥ 0.25, hal tersebut
menunjukan 36 item soal valid dan terdapat 14 item soal yang tidak valid. Dengan demikian maka peneliti hanya mengambil jumlah item soal yang
valid dan membuang item soal yang tidak valid.
51
Hasil uji validitas alat tes hasil belajar siswa dapat dilihat dalam tabel 3.4.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Hasil Belajar
Item soal Corrected item-total
correlations Kesimpulan
1 0,522
Valid 2
0,582 Valid
3 0,431
Valid 4
0,415 Valid
5 0,198
Tidak Valid
6 0,402
Valid 7
0,511 Valid
8 0,552
Valid 9
0,591 Valid
10 0,014
Tidak Valid
11 0,354
Valid 12
0,294 Tidak Valid
13 0,536
Valid
14
0,355 Valid
15 0,115
Tidak Valid
16
0,211 Tidak Valid
17 0,337
Valid
18
0,365 Valid
19 0,021
Tidak Valid
20
0,245 Tidak Valid
21 0,522
Valid 22
0,582 Valid
23 0,431
Valid
24
0,415 Valid
25 0,086
Tidak Valid
26
0,140 Tidak Valid
27 0,511
Valid 28
0,552 Valid
29
0,591 Valid
30 0,014
Tidak Valid Sumber data diolah dengan SPSS
52
Berdasarkan data tabel tersebut di atas diketahui bahwa koefisiensi korelasi item total dikoreksi corrected item-total correlation tidak semua
item soal memiliki kriteria validitas. Dari 30 butir soal terdapat 21 item memberikan nilai positif ≥ 0.25, hal tersebut menunjukan 21 item soal valid
dan terdapat 9 item soal yang tidak valid. Dengan demikian maka peneliti hanya mengambil jumlah item soal yang valid, namun untuk mempermudah
perhitungan skor nilai maka peneliti hanya akan mengambil 20 item soal dari 21 item soal yang valid, jadi item soal yang dibuang seluruhnya berjumlah 10
item soal.
2. Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas merujuk kepada konsistensi skor yang dicapai oleh siswa yang
sama ketika mereka diuji ulang dengan soal yang sama pada kesempatan yang berbeda. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan software SPSS
versi 17 for windows diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.5.
Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha
Based on Standardized
Items N of Items
.915 .915
50
Sumber data diolah dengan SPSS
berdasarkan tabel uji reliabilitas di atas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar 0,915 0.70, maka dapat
53
disimpulkan bahwa alat test tersebut memiliki reliabilitas internal yang memadai untuk mengukur motivasi belajar siswa.
Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Hasil belajar siswa
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha
Based on Standardized
Items N of Items
.817 .817
30
Sumber data diolah dengan SPSS
Tabel uji reliabilitas di atas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar 0,817 0.70, maka dapat disimpulkan bahwa alat
test tersebut memiliki reliabilitas internal yang memadai untuk mengukur hasil belajar siswa.
Soal tes tertulis setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas selanjutnya dilakukan uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran dengan
maksud untuk mengukur tingkat kualitas soal tes. Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah Arikunto, 2007:211. Untuk klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda
Batasan Kategori
0,00 D ≤ 0,20 0,20 D ≤ 0,40
0,40 D ≤ 0,70 0,70 D ≤ 1,00
Jelek Cukup
Baik Baik sekali
54
Sedangkan analisis tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengetahui seberapa sukar sebuah soal yang dibuat sebagai alat tes yang baik
adalah yang mempunyai tingkat kesukaran sedang, tidak terlalu sukar ataupun tidak terlalu mudah. Klasifikasi indeks kesukaran soal sebagai berikut :
Tabel. 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Batasan Kategori
0,00 ≤ P 0,30 0,30 ≤ P 0,70
0,70 ≤ P 1,00 Sukar
Sedang Mudah
Daya pembeda soal serta tingkat kesukaran soal dilakukan dengan bantuan Anatest kemudian dianalisis. Berikut di paparkan hasil pengujian
daya pembeda dan tingkat kesukaran soal alat tes dengan menggunakan bantuan Anatest.
Tabel 3.9. Hasil Uji Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda
No soal Tingkat
Kesukaran Kategori
Daya Pembeda 1
57,14 Sedang
55,56 2
45,71 Sedang
33,33 3
42,86 Sedang
44,44 4
60,00 Sedang
44,44 5
77,14
Mudah
44,44
6 68,57
Sedang 77,78
7 37,14
Sedang
55,56 8
48,57
Sedang
77,78 9
45,71
Sedang
55,56 10
37,14
Sedang
44,44 11
62,86
Sedang
88,89 12
65,71
Sedang
44,44 13
62,86
Sedang
44,44
55
Lanjutan Tabel 3.9.
14 60,00
Sedang
33,33 15
57,14
Sedang
55,56 16
54,29
Sedang
66,67 17
82,86 Mudah
44,44 18
60,00 Sedang
77,78 19
31,43 Sedang
44,44 20
57,14 Sedang
44,44
Sumber data: diolah menggunakan Anatest
F. Rancangan Analisis Data
1. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua populasi berdistribusi secara normal atau tidak. Untuk
mengetahuinya maka menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software SPSS versi 17 for windows.
Santoso 2010 :186 mengemukakan bahwa kriteria Uji Normalitas Data dijelaskan sebagai berikut:
a. Jika signifikansi Sig atau nilai probabilitas yang diperoleh ≥ 0.05, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Jika signifikansi Sig atau nilai probabilitas yang diperoleh ≥ 0.05, maka sampel bukan berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua populasi mempunyai variansi yang homogen atau heterogen. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 17 for
56
windows dalam menguji homogenitas data yang diperoleh. Adapun kriteria untuk menetapkan homogenitas data menurut Santoso 2010 : 187 yaitu:
1 Jika signifikansi Sig atau nilai probabilitas yang diperoleh ≥ 0.05, maka variansi setiap sampel dikatakan homogen.
2 Jika signifikansi Sig atau nilai probabilitas yang diperoleh ≥ 0.05, maka variansi setiap sampel tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Apabila hasil dari uji normalitas dan homogenitas data menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan
dengan uji hipotesis menggunakan uji-t t-test. Namun apabila hasil uji normalitas dan homogenitas data menunjukan bahwa data tersebut tidak
berdistribusi normal dan tidak homogen atau salah satu hasil data menujukan tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka dilanjutkan dengan uji
hipotesis menggunakan uji non parametrik. Menurut Santoso 2010 : 187 Untuk menentukan ada tidaknya
perbedaan, maka perlu diperhatikan kriteria berikut: a. Jika signifikansi atau nilai probabilitas yang diperoleh 0.05, maka
terdapat perbedaan yang nyata antara nilai Pretest dengan Posttest. b. Jika signifikansi atau nilai probabilitas yang diperoleh 0.05, maka tidak
terdapat perbedaan antara nilai Pretest dengan Posttest.
4. Perhitungan Gain
Perhitungan gain digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
57
dimana analisisnya melalui hasil tes awal pretest dan hasil tes akhir posttest.
Analisis dilakukan
dengan menggunakan
rumus gain
ternormalisasi rata-rata avarange mormalized gain. Adapun rumus tersebut
menurut Meltzer 2002 dalam Ramdania 2010 : 56 adalah sebagai berikut :
g = Skor posttest – skor pretes Skor maksimum – skor pretest
Keterangan : g
= Gain ternomalisasi rata-rata Skor pretest
= Persentase skor pretest rata-rata Skor posttest
= Persentase skor posttest rata-rata Skor maksimum
= Skor ideal seluruh item soal Selanjutnya hasil gain akan dianalisis melalui kriteria tingkat gain
sebagai berikut : Tabel 3.10
Kategori Tingkat Gain
Batasan Kategori
g 0,7 Tinggi
0,3 g ≤ 0,7 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu : 1. Tahap persiapan
Pada tahapan ini dilakukan dua kegiatan yaitu penyusunan perangkat pembelajaran dan pengembangan alat tes penelitian. Untuk menyusun
58
perangkat pembelajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain materi pelajaran yang akan dikaji dan metode pembelajaran yang akan
digunakan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan studi literatur tentang : a. literatur yang berkaitan dengan pembelajaran
b. analisis indikator materi pelajaran c. metode pembelajaran yang sesuai dengan peningkatan motivasi dan hasil
belajar siswa. d. analisis model pembelajaran ARCS dan metode pemecahan masalah
untuk menentukan langkah-langkah dalam proses pembelajaran. Sedangkan pengembangan alat tes penelitian meliputi langkah-
langkah sebagai berikut : a. menyusun kisi-kisi angket motivasi belajar
b. menyusun kisis-kisi butir soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa c. validasi alat tes
d. uji coba alat tes e. revisi alat tes
2. tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan merupakan tahap untuk mengumpulkan data.
Pada tahap ini mengimplementasikan model ARCS Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction dalam proses pembelajaran dan teknik dalam
penyampaian materi menggunakan metode pemecahan masalah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap ini adalah:
59
a. mengadakan tes awal pre test untuk memperoleh data mengenai motivasi dan hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran
b. pengarahan terhadap guru kelas VIII mengenai model pembelajaran ARCS dengan menggunakan metode Pemecahan Masalah
c. menentukan materi IPS d. menentukan teknik dan media pembelajaran yang sesuai dengan pokok
bahasan yang akan dibelajarkan e. membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk kelas
kontrol dan kelas eksperimen f.
menerapkan model ARCS dengan melalui metode pemecahan masalah pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol diterapkan metode
konvensional g. pemberian tes akhir post test untuk memperoleh data tentang
peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran ARCS melalui metode pemecahan masalah dengan
pembelajaran konvensional 3. Tahap penyelesaian
Tahapan penyelesaian diantaranya adalah :
a. mengolah dan menganalisa data b. membuat kesimpulan dari hasil penelitian
c. menyusun laporan hasil penelitian Secara keseluruhan tahapan-tahapan tersebut dapat digambarkan
dalam Gambar 3.1.
60
Gambar 3.1 Alur penelitian Penyusunan
laporan Kesimpulan
Studi Pendahuluan Penyusunan materi, alat
test, uji coba , revisi dan mempersiapkan
perangkat pembelajaran, melatih guru yang akan
mengajar
Kelas kontrol
Menentukan Subyek penelitian
Pengolahan dan analisis data
Pre Test
Observasi Post Test
Pembelajaran dengan model ARCS melalui
metode Pemecahan Masalah
Pembelajaran dengan metode
konvensional Pengolahan dan
analisis data
Persiapan Penelitian
Kelas Eksperimen
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan