Peran Organisasi Islam dalam Mengentaskan Kemiskinan di Kota Medan

(1)

SKRIPSI

PERAN ORGANISASI ISLAM DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN KOTA MEDAN

OLEH

Melia Irra Lestary 110501012

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan oleh Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan di kota Medan.

Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada Masyarakat Muslim Kota Medan yang memenuhi kriteria sebagai responden sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan, Pimpinan Wilayah Al Jami’yatul Washliyah Sumatera Utara serta bahan bacaan lainnya. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS 21.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan memberi dampak peningkatan taraf hidup dari masyarakat tersebut dilihat dari segi sosial maupun ekonomi, maka masyarakat di Kota Medan memahami peran-peran yang telah dilakukan oleh Organisasi Islam dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan dengan tingkat nilai 4,50 dari nilai tertinggi 5.

Kata kunci : Tingkat Kemiskinan, Organisasi Islam, Muhammadiyah dan Al Jami’yatul Washliyah, Peran Organisasi Islam


(3)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determinate the effort of Islamic Organization in reducing the level of poverty in Medan city.

This is a descriptive research. It is using primary data and secondary data. The accumulation of primary data did by questionnaries which these spread special for Muslims in Medan city who the Muslims must in appropiate criteria as the respondents, but in the meantime the secondary data collected from Badan Pusat Statistik in North Sumatera, Muhammadiyah Organization in Medan city, Al Jami’yatul Washliyah Organization in North Sumatera and also from another documents. The method of this research is Descriptive Statistics with SPSS 21.

The result of the study indicates that the effort of Islamic Organization is substracting the poverty and gives a good effect for the standar of public life from whether social side or the economy side. So the public in Medan city know the what roles of Islamic Organization do over the efforts of substracting the poverty in level 4,50 from the ideal score 5.

Keywords: The Level of Poverty, Islamic Organization, Muhammadiyah and Al Jami’yatul Washliyah, The Role of Islamic Organizations.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang maha kuasa, dimana atas segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan judul “Peran Organisasi Islam dalam Mengentaskan Kemiskinan di Kota Medan”.

Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan juga penyelesaian studi penulis, yaitu kepada :

1. Kedua orang tua tercinta Almarhum Irwansyah dan Ibunda Misrawati atas semangat dan dukungan baik berupa dukungan moril maupun materil serta adik penulis yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam setiap proses penyusunan skripsi.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE., M.Ec.,Ac.,Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE., M.Ec., selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnsi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE., M.Soc.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan dan Bapak Paidi Hidayat, SE., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Haroni Doli Hamoraon, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberi masukan dari awal sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D dan Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si, M.Si., selaku dosen pembaca dan penilai yang telah meluangkan waktunya dan memberi masukan terhadap skripsi ini.


(5)

7. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, terutama Departemen Ekonomi Pembangunan. 8. Seluruh responden masyarakat Muslim Kota Medan memberikan waktu dan

informasi kepada penulis, serta semua pihak yang terlibat dalam setiap penulisan skripsi ini.

9. Kepada teman-teman terdekat saya yang telah banyak membantu serta seluruh teman-teman stambuk 2011 Ekonomi Pembangunanyang juga memberikan semangat, doa dan dukungannya kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, April 2015 Penulis,

110501012 Melia Irra Lestary


(6)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 12

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Islam ... 14

2.2 Organisasi ... 20

2.3 Pembangunan Manusia ... 26

2.4 Kemiskinan ... 26

2.5 Penelitian Terdahulu ... 30

2.6 Kerangka Konseptual ... 31

2.7 Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELETIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.3 Batasan Operasional ... 33

3.4 Definisi Operasional ... 33

3.4 Populasi dan Sampel ... 34

3.5 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 35

3.6 Teknik Analisi Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Organisasi Islam di Kota Medan ... 39

4.2 Karakteristik Responden ... 40

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

4.4 Upaya Organisasi Islam dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan ... 45

4.5 Cara Organisasi Islam dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56


(7)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

1.1 Perkembangan Garis Kemiskinan Tahun 2004 -2014 ... 29 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44


(8)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 31

4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 41

4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 42

4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 42


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian Responden ... 61

2 Kuesioner Penelitian Organisasi Islam ... 63

3 Kuesioner Penelitian Koperasi/BPRS ... 65

4 Distribusi Jawaban Responden ... 66

5 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 68

6 Daftar Organisasi Kemasyarakatan Islam Lembaga Dakwah TK. Propinsi Sumatera Utara ... 70


(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan oleh Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan di kota Medan.

Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada Masyarakat Muslim Kota Medan yang memenuhi kriteria sebagai responden sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan, Pimpinan Wilayah Al Jami’yatul Washliyah Sumatera Utara serta bahan bacaan lainnya. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS 21.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan memberi dampak peningkatan taraf hidup dari masyarakat tersebut dilihat dari segi sosial maupun ekonomi, maka masyarakat di Kota Medan memahami peran-peran yang telah dilakukan oleh Organisasi Islam dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan dengan tingkat nilai 4,50 dari nilai tertinggi 5.

Kata kunci : Tingkat Kemiskinan, Organisasi Islam, Muhammadiyah dan Al Jami’yatul Washliyah, Peran Organisasi Islam


(11)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determinate the effort of Islamic Organization in reducing the level of poverty in Medan city.

This is a descriptive research. It is using primary data and secondary data. The accumulation of primary data did by questionnaries which these spread special for Muslims in Medan city who the Muslims must in appropiate criteria as the respondents, but in the meantime the secondary data collected from Badan Pusat Statistik in North Sumatera, Muhammadiyah Organization in Medan city, Al Jami’yatul Washliyah Organization in North Sumatera and also from another documents. The method of this research is Descriptive Statistics with SPSS 21.

The result of the study indicates that the effort of Islamic Organization is substracting the poverty and gives a good effect for the standar of public life from whether social side or the economy side. So the public in Medan city know the what roles of Islamic Organization do over the efforts of substracting the poverty in level 4,50 from the ideal score 5.

Keywords: The Level of Poverty, Islamic Organization, Muhammadiyah and Al Jami’yatul Washliyah, The Role of Islamic Organizations.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman Rasulullah SAW (571- 632 M) perekonomian masih relatif sederhana karena menggunakan prinsip- prinsip mendasar bagi pengelolaan terhadap ekonomi seperti memegang teguh komitmen yang tinggi terhadap etika dan norma, serta terhadap keadilan dan pemerataan kekayaan. Usaha- usaha ekonomi dilakukan secara etis dalam bingkai syariah Islam, sementara sumber daya ekonomi tidak boleh menumpuk pada segelintir orang melainkan harus beredar bagi kesejahteraan umat. (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas Kerjasama dengan Bank Indonesia, 2012: 98).

Pada zaman tersebut, kegiatan ekonomi pasar relatif menonjol dimana untuk menjaga mekanisme pasar tetap berada dalam bingkai etika dan moralitas Islam, maka Rasulullah SAW mendirikan Al- Hisab yang merupakan suatu institusi yang bertugas untuk mengawasi pasar. Rasulullah SAW juga membentuk Baitul Maal yang merupakan suatu institusi yang bertindak sebagai pengelolaan keuangan negara. Baitul Maal mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian, termasuk dalam melakukan kebijakan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. (Ibid)

Islam muncul sebagai sumber kekuatan yang baru pada abad ke-7 Masehi, menyusul runtuhnya kekaisaran Romawi. Kemunculan itu ditandai dengan


(13)

berkembangnya peradaban baru yang sangat mengagumkan. Fakta sejarah itu menunjukkan bahwa Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi dan politik maupun kehidupan yang bersifat spiritual.

Namun, semenjak permulaan abad ke- 18, kondisi dunia Islam secara politisi berada di bawah penetrasi kolonialisme. Ketiga kerajaan besar Islam sedang mengalami kemunduran di Abad ke- 18 M, Eropa Barat mengalami kemajuan dengan pesat. Kekuatan Islam terakhir yang disegani yaitu Kerajaan Utsmanidi Turki terus mengalami kemunduran. Kelemahan kerajaaan- kerajaan Islam itu menyebabkan Eropa dapat menduduki dan menjajah negeri- negeri Islam dengan mudah.

Perkembangan tata dunia modern yang penuh dengan dominasi politik dan Ekonomi Barat, mendorong para pembaru Muslim abad ke- 19 khususnya Jamal Al- Din Al- Afgani, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha mengembangkan teori politik Pan- Islamisme dengan konsep Dunia Islam bersatu akhirnya berhasil dengan memunculkan upaya- upaya baru dalam membangun ikatan di antara negara- negara Muslim. Awalnya pada tahun 1962, Arab Saudi bersama beberapa negara Arab, diantaranya: Mesir dan Suriah, mendirikan organisasi Liga Dunia Muslim (Rabithah Al- Alam Al- Islam) untuk melawan sosialisme dan sekularisme. Namun, perang antara Arab dan Israel mengubah situsi secara dramatis dengan di dudukinya tempat- tempat suci muslim oleh Israel sehingga para pemimpin Islam bertekad membentuk suatu umat yang tidak dapat dipecah dan mengarahkan


(14)

upaya bersama untuk membela kepentingan sah umat Islam. Persamaan dan kebulatan tekad yang didasarkan pada iman melahirkan Organisation of Islamic Cooperation (OKI) yang selanjutnya resmi di proklamasikan pada Mei 1971. ( Hermawati, 2005: 175- 178).

Organisation of Islamic Cooperation (OKI) yang berdiri di pada 12 Rajab 1389 H

Pada tahun 1969 secara bersama beberapa negara dari Kelompok Islam Internasional yang terbentuk dalam wadah OKI menggagas ide tentang perlunya bank Islam pada tingkat Internasional. Konferensi ini diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 21 s.d 27 April 1969 dengan diikuti oleh 19 negara peserta dan 6 negara sebagai peninjau. Pada

awalnya dibentuk karena untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota, mengoordinasikan kerja sama antarnegara anggota, mendukung perdamaian dan keamanan internasional, serta melindungi tempat-tempat suci Islam dan membantu perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Namun seiring berjalannya waktu, Sebagai Organisasi Internasional yang pada awalnya lebih banyak menekankan pada masalah politik, terutama masalah Palestina, dalam perkembangannya OKI menjelma sebagai suatu Organisasi Internasional yang menjadi wadah kerja sama di berbagai bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan antar negara-negara muslim di seluruh dunia. (Nurul Huda, 2010: 27).


(15)

Maret 1973 pada akhirnya diputuskan agar OKI memiliki bidang secara khusus menangani masalah ekonomi dan juga keuangan.

Sebagai kelanjutan dari sidang menteri luar negeri OKI tersebut, pada bulan Juli 1973, komite ahli yang merekomendasikan dan mewakili negara-negara Islam penghasil minyak bertemu di Jeddah, Arab Saudi dalam rangka pendirian bank Islam. Hasil dari serangkaian pembahasan tersebut disampaikan pada Mei 1974 dalam sidang para menteri keuangan negara-negara anggota OKI, yaitu dengan didirikannya Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank (IDB) dengan modal awal 2 Miliar Dinar atau 2 Miliar SDR (Special Draw Right). Dengan berdirinya IDB maka banyak negara Islam yang lain juga mendirikan Lembaga Perbankan Islam. (Veithzal Rivai, 2010: 73)

Islamic Development Bank (IDB) adalah institusi keuangan Internasional yang bertujuan untuk mempromosikan perkembangan ekonomi dan sosial dari komunitas muslim, baik negara anggota maupun non anggota yang sejalan dengan syariah. Salah satu tujuan yang penting adalah untuk membantu mendorong perdagangan antar negara muslim.

Islamic Development Bank (IDB) awalnya beranggotakan 22 negara Islam sebagai negara pendiri. Bank ini menyediakan bantuan finansial untuk pembangunan negara-negara anggotanya, membantu mereka untuk mendirikan Bank Islam di negaranya masing-masing dan memainkan peranan penting dalam penelitian ilmu ekonomi, perbankan dan keuangan Islam. Kini


(16)

bank yang berpusat di Jeddah, Arab Saudi itu telah memiliki lebih dari 43 negara anggota.( Adiwarman A.Karim, 2006: 23).

Di Indonesia terdapat beberapa Organisasi Islamseperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Jama’ah Hidayatullah, Hizbuttahrir, dan lainnya . Dari semua organisasi-organisasi tersebut yang paling berpengaruh dan menonjol dari bidang ekonomi maupun sosialnya adalah Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam mengurangi tingkat kemiskinan karena dengan tingkat jumlah anggota yang semakin meningkat setiap tahunnya dan merupakan asset bagi organisasi tersebut. Sedangkan untuk Sumatera Utara, khususnya daerah medan Organisasi Islam yang mempunyai pengaruh di bidang ekonomi maupun sosialnya adalah Muhammadiyah dan Al Washliyah.

Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 yang mana merupakan gerakan Islam modern. Dengan adanya kenyataan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia masih hidup dalam garis kemiskinan, maka Muhammadiyah mempunyai keinginan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan dan proyek-proyek maupun agenda-agenda sosial kemasyarakatan.

Awalnya KH. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah dalam rangka membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan yang memadai. Sekarang, Muhammadiyah telah mendirikan Rumah Sakit dalam rangka membantu masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Sehingga pada rentang waktu dari tahun 1913-1919 Muhammadiyah telah mendirikan 5 unit sekolah. Kini Muhammadiyah telah berkembang


(17)

dengan memiliki 3.370 Taman Kanak-kanak (TK), 2.899 Sekolah Dasar (SD & MI), 1.761 Sekolah Menengah Pertama(SMP & MTs), 941 Sekolah Menengah Atas (SMA, SMK, MA), 67 Pondok Pesantren, dan 167 Perguruan Tinggi.

Dalam bidang kesehatan dan santunan Muhammadiyah memiliki 389 unit pelayanan kesehatan mulai dari Rumah Sakit Umum sampai Balai Pengobatan, 330 unit panti asuhan dan panti jompo, dan seratus lebih lembaga filantropi Islam seperti LAZIS. Namun, ternyata masih banyak masyarakat yang tidak mampu dan miskin yang tidak dapat menikmati pelayanan kesehatan dan pendidikan yang memadai. (Nazaruddin Malik, 2010:4).

Tidak hanya dari bidang pendidikan dan kesehatan, Muhammadiyah juga bergerak dalam bidang ekonomi, khususnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat luas terutama lapisan menengah dan bawah dengan di bangunnya amal usaha seperti koperasi dan usaha-usaha lainnya yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. (Ibid)

Sedangkan Nahdlatul Ulama adalah sebuah Indonesia yang berdiri pada dialami bangs menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa, melalui jalan pendidikan dan organisasi sehingga gerakan yang muncul


(18)

pesantren yang selama ini gigih melawan kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti

Kemudian pada ta dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Sehingga kemudian didirika dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat.(Einar Martahan Sitompul, 1989: 59-89) .

Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuska dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, ekonomi, keagamaan dan politik. (Ibid)

Selain Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang menonjol di Indonesia,terdapat sebuah Organisasi Islam yang mana selain dari usaha- usaha yang telah mereka lakukan dalam mengentaskan kemiskinan, terdapat juga program yangtelah mereka jalankan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap organisasinya, Mereka adalah organisasi Darul Aqrom yang sekarang dikenal dengan nama Global Ikhwan.

Global Ikhwan sebenarnya adalah sebuah organisasi keagamaan yang dahulu bernama Darul Arqom. Organisasi ini berpusat di Malaysia pada tahun 1994 di bubarkan oleh Pemerintah Mahatir Muhammad dengan tuduhan ajaran


(19)

sesat. Dengan dibubarkannya Darul Arqom, para anggotanya mengorganisasikan dirinya dengan mendirikan sebuah perusahaan bernama Rufaqo. Pada tahun 1997 Rufako kembali berganti menjadi Globa Ikhwan, Rufako telah berkembang menjadi perusahaan ber-aset besar yang cabangnya tersebar di negara- negara Asia, Eropa dan Timur Tengah. Di Indonesia sendiri cabangnya sudah tersebar mulai tahun 1996-1997 kehampir seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.

Anggaran Global Ikhwan Indonesia relatif sedikit, mereka hanya berkisar 500 orang yang diantaranya tinggal di Bandung. Latar belakang anggota sangat beragam, ada yang beroperasi sebagai PNS, Militer, Professional, Wiraswastawan, artis dan mahasiswa dengan sarjana lulusan Malaysia dan kampus- kampus ternama di Bandung seperti ITB dan Unpad. Penyebaran ajaran juga dikemas secara profesional dengan media VCD, Sekolah, Musik dan Kebudayaan. Aktivitas ekonomi Global Ikhwan di kendalikan oleh sebuah biro bernama biro kebajikan, ekonomi dan keuangan. Kader Global Ikhwan adalah asset tersebar yang menggerakkan bisnis dari hulu ke hilir. Sedangkan untuk Kota Medan, terdapat Organisasi Islam Muhammadiyah dan Al Washliyah yang merupakan organisasi terbesar di Kota Medan dengan jumlah anggota yang melebihi jumlah anggota organisasi lainnya.

Muhammadiyah di Kota Medan memiliki jumlah anggota ±30.000 orang dari jumlah anggota keseluruhan ±190.000 orang di Sumatera Utara. Muhammadiyah merupakan organisasi yang menonjol di bidang pendidikan, kesehatan maupun dakwah dengan visi misi mereka “menjadikan Islam yang


(20)

sebenar-benarnya”. Selain di bidang tersebut, Muhammadiyah juga bergerak di bidang ekonomi dengan di bangunnya Koperasi Simpan Pinjam.

Dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya di bidang ekonomi, mereka membentuk koperasi – koperasi usaha seperti Koperasi Simpan Pinjam sehingga koperasi tersebut diharapkan dapat meningkakan taraf hidup anggota-anggotanya. Seperti Koperasi Simpan Pinjam Surya Abadi Mandiri yang berada di kota Medan. Koperasi ini berdiri pada tahun 1999 yang beranggotakan 1,537 orang (aktif).

Dalam menjalankan programnya, Muhammadiyah memberikan pinjaman tanpa jasa sehingga anggota kurang mampu diberi keringanan dari segi pembayaran sehingga tidak membebani. Organisasi ini sering mendapat hambatan dari segi permodalan karena segi pendanan koperasi tersebut lebih banyak mendapatkan modal dari anggotanya dibandingkan bantuan dari pemerintah. Pemerintah memberikan bantuan kepada organisasi tersebut tidak secara berulang melainkan hanya beberapa kali, sehingga koperasi tersebut dapat berdiri dan berjalan tidak dalam campur tangan pemerintah sepenuhnya melainkan dari anggotanya sendiri.

Al Jam’iyatul Washliyah merupakan Organisasi Islam yang lahir pada 30 November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan, Sumatera Utara. Al Jam’iyatul Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda (Nederland Indie). Tujuan utama untuk mendirikan organisasi Al Washliyah adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan


(21)

berbeda pandangan Umat Islam karena perbedaan pandangan dalam hal ibadah dan cabang dari agama (furu’iyah). Kondisi ini membuat umat Islam terbagi menjadi dua kelompok yang disebut dengan kaum tua dan kaum muda. Perbedaan paham di bidang agama ini semakin hari semakin tajam dan sampai pada tingkat meresahkan.

Dengan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera Utara khususnya kota Medan, maka para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli Medan berupaya untuk mempersatukan kembali umat yang terpecah belah. Upaya untuk mempersatukan umat Islam terus dilakukan sehingga terbentuklah organisasi Al Jam’iyatul Washliyah yang artinya Perkumpulan yang menghubungkan. Dimaksudkan dapat menghubungkan manusia dengan Allah Swt dan menghubungkan manusia dengan manusia (sesama umat Islam).Kini jumlah anggota Al Washliyah di Sumatera Utara sudah berjumlah ±2.000.000 orang yang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya. Sedangkan untuk daerah Kota Medan sebesar 30% dari jumlah tersebut yaitu ±600.000 orang.

Selain bergerak di bidang dakwah dan pendidikan, Al Washliyah juga bergerak di bidang ekonomi seperti yang dapat dilihat dari Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang mereka dirikan. Dengan memberikan pinjaman tanpa agunan sehingga memberi keringanan kepada orang-orang yang melakukan pinjaman dan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi para peminjam. Di Sumatera Utara sendiri sudah terdapat 3 Bank Perkreditan Rakyat Syariah Al Washliyah yang aktif dan memberikan dampak cukup besar terhadap


(22)

organisasi tersebut maupun anggota dan orang-orang yang ikut serta di dalam organisasi tersebut.

Konsentrasi Organisasi-organisasi Islam terhadap kepentingan Islam baik di dunia maupun di Indonesia semata-mata untuk kepentingan umat Islam itu sendiri dalam memenuhi kesejahteraan dan meningkatkan kualitas hidup, seperti yang disampaikan oleh Imam Ghazali yaitu,

“ Tujuan utama syariat adalah memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda mereka. Apa saja yang menjamin terlindungnya lima perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan dikehendaki.”

Dari kalimat diatas dapat dilihat bahwa kesejahteraan umat terkait dengan tujuan utama dari syariat Islam yang mana, QS. Al-Taubah/9:105:

“dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” Dari ayat tersebut dapat dilihat bahwa Allah menyerukan kepada umat manusia untuk berusaha dan sungguh- sungguh dalam mendapatkan pekerjaan. Manusia disediakan alam yang limpah untuk dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya agar manusia tidak hidup dengan hanya berpangku tangan.


(23)

Atas uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Peran Organisasi Islam dalam Mengentaskan Kemiskinan di Kota Medan ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu:

• Bagaimana cara Organisasi Islam Muhammadiyah dan Al Washliyah

dalam mengurangi tingkat kemiskinan di kota Medan?

• Bagaimana pengaruh Organisasi Islam Muhammadiyah dan Al

Washliyah terhadap masyarakat dalam mengurangi tingkat kemiskinan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

• Untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan Organisasi Islam

Muhammadiyah dan Al Washliyah dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan di Kota Medan.

• Untuk mengetahui peran yang telah dilakukan Organisasi Islam

di Masyarakat

1.3.2 Manfaat Penelitian

• Bagi Lembaga atau Organisasi Islam, sebagai bahan Informasi

tambahan atau masukan dalam membuat keputusan untuk program-program bagi masyarakat dan dapat digunakan untuk


(24)

mengambil langkah-langkah strategis dalam mengoptimalisasi peran organisasi tersebut.

• Bagi masyarakat, penelitian ini dapat memberi penjelasan

terhadap masyarakat mengenai peran-peran yg telah dilakukan oleh Organisasi Islam tersebut.

• Bagi penulis untuk menambah wawasan tentang manfaat dari

program-program yang telah dijalankan oleh organisasi Islam tersebut serta dampak yang diterima dari program yg dijalankan tersebut.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Islam

Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi dan politik maupun kehidupan yang bersifat spiritual. Seperti firman Allah dalam QS. Al- Maa’idah ayat 3 sebagai berikut:

“ Pada hari ini telah Ku- sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat- Ku, dan telah Ku- ridhai Islam itu menjadi agama bagimu.”

Dari firman Allah diatas dapat dilihat bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan mempunyai sistem tersendiri dalam menghadapi permasalahan kehidupan, baik bersifat materiil maupun non materiil. Oleh sebab itu ekonomi yang merupakan salah satu aspek kehidupan, juga sudah diatur oleh Islam. Tentu saja Allah Swt telah menetapkan batasan-batasan tertentu terhadap perilaku manusia sehingga menguntungkan satu individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya. (Mustafa Edwin, 2010: 2).

Prinsip Islam yang paling mendasar adalah kekuasaan tertinggi hanya milik Tuhan semata dan sebagai khalifah- Nya di muka bumi, manusia diberi kebebasan untuk mencari nafkah sesuai dengan hukum yang berlaku serta dengan cara yang adil. Allah SWT telah menetapkan melalui sunnah- Nya bahwa jenis pekerjaan atau usaha apapun yang dijalankan berdasarkan prinsip


(26)

Al- Qur’an tidak akan pernah menjadikan seseorang kaya raya dalam jangka waktu yang singkat namun kesuksesan seseorang dalam berusaha akan terwujud jika dilalui dengan kerja keras, ketekunana dan kesabaran disertai dengan doa yang tidak ada hentinya. Oleh sebab itu, setiap aktivitas ekonomi yang dapat mendatangkan keuntungan dengan jalan yang tidak diridhoi oleh Allah maka selayaknya orang tersebut dihukum.

Sementara itu, manusia merupakan makhluk Tuhan yang diciptakan dalam bentuk yang paling baik, sesuai dengan hakikat wujud manusia dalam kehidupan didunia, yakni melaksanakan tugas kekhalifahan. Manusia diberi amanah untuk memberdayakan seisi alam raya dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan seluruh makhluk. (Adiwarman, 2004: 3).

Untuk mencapai tujuan tersebut, Allah menurunkan Al- Qur’an sebagai hidayah yang meliputi berbagai persoalan akidah, syariah, dan akhlak demi kebahagiaan hidup seluruh umat manusia di dunia dan di akhirat. Seperti halnya Al- Qur’an, Muhammad SAW juga menempatkan ajaran berpikir dan mempergunakan akal sebagai ajaran yang jelas dan tegas, sehingga disebutkan dalam hadisnya bahwa Rasulullah SAW menyerahkan berbagai urusan duniawi yang bersifat detail dan teknis kepada akal manusia. Seperti di dalam firman Allah Swt :

“ Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat- ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang- orang yang mempunyai pikiran.” (QS Shad 38:29)(Ibid: 6)


(27)

Sejalan dengan ajaran Islam tentang pemberdayaan akal pikiran dengan tetap berpegang teguh pada Al- Qur’an dan hadist nabi, konsep dan teori ekonomi dalam Islam pada hakikatnya merupakan respon para cendekiawan Muslim terhadap berbagai tantangan ekonomi pada waktu- waktu tertentu. Berbagai praktik dan kebijakan ekonomi yang berlangsung pada masa Rasulullah Saw dan khulafa al- Rasyidun merupakan contoh empiris yang dijadikan pijakan bagi para cendekiawan muslim dalam melahirkan teori- teori ekonominya. (Ibid: 10)

Berkenaan dengan hal tersebut, menurut Siddiqi (Adiwarman, 2004: 10) pemikiran ekonomi Islam dapat diuraikan dalam tiga fase, yaitu:

1. Fase Pertama

Fase pertama merupakan fase abad awal sampai dengan abad ke- 5 Hijriyah atau abad ke- 11 Masehi yang dikenal sebagai fase dasar- dasar ekonomi Islam yang dirintis oleh para fuqaha, diikuti oleh sufi dan kemudian oleh filsuf. Tujuan mereka tidak terbatas pada penggambaran dan penjelasan fenomena ini, namun demikian dengan mengacu pada Al- Qur’an dan hadist nabi, mereka mengeksplorasi konsep maslahah (utility) dan mafsadah (disutility) yang terkait dengan aktivitas ekonomi. Pemaparan ekonomi para fuqaha tersebut mayoritas bersifat normatif dengan wawasan positif ketika berbicara tentang perilaku yang adil, kebijakan yang baik, dan batasan- batasan yang diperbolehkan dalam kaitannya dengan permasalahan dunia.


(28)

Sedangkan kontribusi utama tasawuf terhadap pemikiran ekonomi adalah dalam mendorong kemitraan yang saling menguntungkan, tidak rakus dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah Swt, dan secara tetap menolak penempatan tuntutan kekayaan dunia yang terlalu tinggi. Sementara itu, filsuf muslim dengan tetap berasaskan syariah dalam keseluruhan pemikirannya mengikuti para pendahulunya dari yunani, terutama Aristoteles (367-322 SM) yang fokus pembahasannya tertuju pada sa’adah ( kebahagiaan) dalam arti luas.

Tokoh- tokoh pemikir ekonomi Islam pada fase pertama ini antara lain diwakili oleh Zaid bin Ali (w. 80 H/ 738 M), Abu Hanifah (w. 150 H/ 767 M), Abu Yusuf (w. 182 H/ 789 M), Al- Syaibani (w. 189 H/ 804 M), Abu Ubaid bin Sallam (w. 224 H/ 383 H), Harits bin Asad Al- Muhasibi (w. 243 H/ 858 M), Junaid Al- Baghdadi (w. 297/ 910 M), Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M), dan Al- Mawardi (w. 450 H/ 1058 M).

2. Fase Kedua

Fase kedua yang dimulai pada abad ke- 11 sampai dengan abad ke- 15 Masehi dikenal sebagai fase yang cemerlang karena meninggalkan warisan intelektual yang sangat kaya. Para cendekiawan muslim dimasa ini mampu menyusun suatu konsep tentang bagaimana umat melaksanakan kegiatan ekonomi yang seharusnya berlandaskan Al- Qur’an dan hadist nabi. Pada saat yang bersamaan di sisi lain, mereka menghadapi realitas politik yang ditandai oleh:


(29)

• Pertama, disintegrasi pusat kekuasaan Bani Abbasiyah dan

terbaginya kerajaan dalam beberapa kekuatan regional yang mayoritas didasarkan pada kekuatan ketimbang kehendak rakyat. • Kedua, merebaknya korupsi di kalangan para penguasa diiringi

dengan dekadensi moral di kalangan masyarakat yang mengakibatkan terjadinya ketimpangan yang semakin melebar antara si kaya dengan si miskin. Pada masa ini, wilayah kekuasaan islam yang terbentang dari Maroko dan Spanyol di Barat hingga India di Timur telah melahirkan berbagai pusat kegiatan intelektual.

Tokoh-tokoh pemikir ekonomi islam pada fase ini antara lain diwakili oleh Al- Ghazali (w. 505 H/ 1111 M), Ibnu Taimiyah (w. 728 H/ 1328 M), Al- Syatibi (w. 790 H/ 1388 M), Ibnu Khaldun (w. 808 H/ 1404 M), dan Al- Maqrizi (w. 845 H/ 1441 M).

3. Fase Ketiga

Fase ketiga yang dimulai pada tahun 1446 hingga 1932 Masehi merupakan fase tertutupnya pintu ijtihad yang mengakibatkan fase ini dikenal dengan fase stagnasi. Pada fase ini, para fuqaha hanya menulis catatan- catatan para pendahulunya dan mengeluarkan fatwa yang sesuai dengan aturan standar bagi masing- masing mazhab. Namun demikian, terdapat sebuah gerakan pembaharuan selama dua abad terakhir yang menyeru untuk kembali kepada Al- Qur’an dan hasdist nabi sebagai sumber pedoman hidup.


(30)

Tokoh- tokoh pemikir ekonomi Islam pada fase ini antara lain diwakili oleh Shah Wali Allah (w. 1176 H/ 1762 M), Jamaluddin Al- Afghani (w. 1315 H/ 1897 M), Muhammad Abduh (w. 1320 H/ 1905 M), dan Muhammad Iqbal (w. 1357 H/ 1938 M).

Sedangkan pada era tahun 1930-an merupakan masa kebangkitan kembali intelektualitas di dunia Islam. Kemerdekaan negara- negara muslim dari Kolonialisme Barat turut mendorong semangat para sarjana muslim dalam mengembangkan pemikirannya. (Azwar Karim, 2004: 10).

Seperti yang di kutip dari laman religion population menerangkan bahwa populasi umat muslim didunia mengalami peningkatan angka kelahiran yang cukup tinggi. Islam merupakan agama dengan pertumbuhan yang paling cepat sehingga agama ini menjadi agama dengan pengikut terbanyak didunia. Populasi muslim pada tahun 2012 adalah 2,08 milyar yang mana sebagian lagi adalah populasi agama keristen sekitar 2,01 milyar. 7.021.836.029. Sebaran menurut agama adalah: Islam 22.43%, Kristen Katolik 16.83%, Kristen Protestan 6.08%, Orthodok 4.03%, Anglikan 1.26%, Hindu 13.78%, Buddhist 7.13%, Sikh 0.36%, Jewish 0.21%, Baha’i 0.11%, Lainnya 11.17%, Non Agama 9.42%, dan Atheists 2.04%. (www.30-days.net) . Sehingga semakin meningkatnya pertumbuhan ataupun populasi yang terjadi timbullah wadah- wadah atau sarana secara intensif dan terorganisir yang mempunyai tujuan untuk menyebarkan ajaran Islam.


(31)

Wadah- wadah tersebut berkembang menjadi sebuah organisasi yang menjunjung kesejahteraan umat Islam dalam hal ekonomi dan sosial.

2.2 Organisasi

Organisasi merupakan bentuk perserikatan untuk mencapai tujuan bersama yang mana dalam proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi, personalia, dan faktor- faktor fisik, agar semua pekerjaan yang dilakukan harus saling berkaitan agar dapat bermanfaat serta terarah pada satu tujuan. Secara ringkas beberapa batasan organisasi yaitu:

• Dalam arti badan, organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

• Dalam arti bagan, organisasi adalah gambaran skematis tentang

hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalamsuatu badan untuk mencapai suatu tujuan.

• Dalam arti dinamis, organisasi adalah suatu proses penerapan dan

pembagian pekerjaan, pembatasan tugas dan tanggung jawab, serta penetapan hubungan antara unsur- unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang bekerjasama secara efektif untuk mencapai tujuan.

Dalam pelaksanaannya, organisasi dibedakan menjadi organisasi formal dan informal. Organisasi Formal merupakan sistem tugas, hubungan wewenang, tanggung jawab dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan, Organisasi Informal adalah


(32)

jaringan hubungan pribadi dan sosial yang umunya tidak dilakukan atas dasar aturan formal. (M. Fuad, 2005: 103).

Dari pengertian tersebut dalam dilihat bahwa organisasi merupakan hubungan beberapa orang yang memiliki acuan atau tujuan yang sama dalam mengemban visi maupun misi dari suatu badan usaha. Tidak hanya dengan hubungan yang erat, namun sistem yang berlaku juga mempengaruhi berjalannya suatu organisasi.

2.2.1 Organisasi Islam

Organisasi Islam merupakan suatu sistem yang menghubungkan satu sama lainnya dalam suatu badan usaha dengan tujuan yang sama dengan berlandaskan Al- Qur’an, As- Sunnah, Ijma dan Qiyas. Jika berbicara mengenai Organisasi Islam, maka berkaitan dengan sistem yang dijalankan oleh suatu institusi atau wadah yang berkaitan dengan ekonomi ataupun sosial namun dengan ajaran dan nilai- nilai islam didalamnya.

Jika berkaitan dengan organisasi maka berkaitan juga dengan sistem. Sistem didefenisikan sebagai suatu organisasi berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain. Unsur tesebut juga saling memengaruhi, dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan pemahaman semacam itu, maka kita bisa menyebutkan bahwa sistem ekonomi islam merupakan organisasi yang terdiri dari bagian- bagian yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai- nilai islam. Nilai- nilai sistem


(33)

ekonomi Islam ini merupakan bagian integral dari keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif dan telah dinyatakan Allah Swt sebagai ajaran yang sempurna. (Mustafa Edwin, 2010: 12).

Adapun tujuan-tujuan dari Organisasi Islam, yaitu:

1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.

2. Di bidang sosial, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan.

3. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.

4. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Adapun beberapa Organisasi Islam di dunia yang mempunyai andil yang cukup besar terhadap perekonomian maupun kesejahteraan negara- negara anggotanya yaitu:

1. Organisasi Kerjasama Islam/ Organisation Islamic of Cooperation (OKI)

OKI merupakan wujud tekad negara- negara Islam untuk melestarikan nilai- nilai sosial dan ekonomi islam serta mengukuhkan kembali komitmen negara- negara Muslim kepada Piagam Perserikatan Bangsa- Bangsa (Hermawati, 2005: 186). Tujuan utama OKI adalah mempromosikan solidaritas Islam di


(34)

antara negara anggotanya, mengonsolidasikan kerja sama di antara negara anggotanya dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, dan bidang kegiatan vital lainnya serta mengadakan konsultasi di antara negara- negara anggota dalam Organisasi Internasional, berusaha melenyapkan pemisah ras, diskriminasi, dan kolonialisme dalam segala bentuknya serta mendukung perdamaian dan keamanan internasional yang didirikan diatas keadilan. (Ibid) 2. Islamic Development Bank (IDB)

Islamic Development Bank (IDB) adalah institusi keuangan Internasional yang bertujuan untuk mempromosikan perkembangan ekonomi dan sosial dari komunitas muslim, baik negara anggota maupun non anggota yang sejalan dengan syariah. Salah satu tujuan yang penting adalah untuk membantu mendorong perdagangan antar negara muslim. Islamic Development Bank (IDB) awalnya beranggotakan 22 negara Islam sebagai negara pendiri. Bank ini menyediakan bantuan finansial untuk pembangunan negara-negara anggotanya, membantu mereka untuk mendirikan Bank Islam di negaranya masing-masing dan memainkan peranan penting dalam penelitian ilmu ekonomi, perbankan dan keuangan Islam. Kini bank yang berpusat di Jeddah, Arab Saudi itu telah memiliki lebih dari 43 negara anggota.( Adiwarman A.Karim, 2006: 23).


(35)

Sedangkan Organisasi- organisasi Islam yang berada di Kota Medan yang paling menonjol adalah:

1. Muhammadiyah didirikan oleh pada tahun 1912 yang mana merupakan gerakan Islam modern dengan wawasan mordial dengan ciri khas kearifan lokal (local wisdom) khas Islam Indonesia. Sejak berdirinya hingga saat ini, gerakan muhammadiyah diarahkan dan difokuskan pada bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, meskipun lebih banyak diarahkan pada pendidikan namun pada bidang ekonomi juga cukup menjadi acuan Muhammadiyah.

Organisasi Islam Muhammadiyah dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya di bidang ekonomi, mereka membentuk koperasi – koperasi usaha seperti Koperasi Simpan Pinjam dari koperasi tersebut dapat diharapkan adanya peningkatan taraf hidup anggota-anggotanya. Seperti Koperasi Simpan Pinjam Surya Abadi Mandiri yang berada di kota Medan. Koperasi ini berdiri pada tahun 1999 dalam menjalankan programnya, Muhammadiyah memberikan pinjaman tanpa jasa yang mana anggota kurang mampu diberi keringanan dari segi pembayaran sehingga tidak dibebani namun organisasi ini sering mendapat hambatan dari segi permodalan karena dari segi pendanan koperasi tersebut lebih banyak mendapatkan modal dari anggotanya dibandingkan bantuan dari pemerintah. Pemerintah memberikan bantuan kepada


(36)

organisasi tersebut tidak secara berulang melainkan hanya beberapa kali, sehingga koperasi tersebut dapat berdiri dan berjalan tidak dalam campur tangan pemerintah sepenuhnya melainkan dari anggotanya sendiri.

2. Al Jam’iyatul Washliyah merupakan Organisasi Islam yang lahir pada 30 November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan, Sumatera Utara. Al Jam’iyatul Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda (Nederland Indie). Tujuan utama mendirikan Organisasi Al Washliyah adalah untuk mempersatukan umat yang terpecah belah dan berbeda pandangan Umat Islam dalam hal ibadah dan cabang dari agama (furu’iyah). Kondisi ini membuat umat Islam terbagi menjadi dua kelompok yang disebut dengan kaum tua dan kaum muda.

Dengan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera Utara khususnya kota Medan, maka para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli Medan berupaya untuk mempersatukan kembali umat yang terpecah belah. Upaya untuk mempersatukan umat Islam terus dilakukan sehingga terbentuklah organisasi Al Jam’iyatul Washliyah yang artinya Perkumpulan yang menghubungkan. Dimaksudkan dapat menghubungkan manusia dengan Allah Swt dan menghubungkan manusia dengan manusia (sesama umat Islam). Kini jumlah anggota Al Washliyah


(37)

di Sumatera Utara sudah berjumlah ±2.000.000 orang yang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya. Sedangkan untuk daerah Kota Medan sebesar 30% dari jumlah tersebut yaitu

±600.000 orang. Selain bergerak di bidang dakwah dan pendidikan, Al Washliyah juga bergerak di bidang ekonomi seperti yang dapat dilihat dari Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang mereka dirikan. Dengan memberikan pinjaman tanpa agunan sehingga memberi keringanan kepada orang-orang yang melakukan pinjaman dan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi para peminjam. Badan Perkreditan Rakyat (BPR) diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pedagang kecil dalam mengembangkan usahanya dari segi permodalan. Seperti BPRS Al- Washliyah yang berada di kota Medan. Pinjaman yang diberikan kepada anggota dari BPR tersebut yaitu seperti pinjaman tanpa agunan dan pembayarannya dapat di cicil oleh si peminjam. Diharapkan dengan adanya program tersebut maka para anggotanya dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan mereka.

2.3 Pembangunan Manusia

Menurut UNDP (1990), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan- pilihan bagi manusia (a process of enlarging people’s choices). Defenifi pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas. Defenisi ini lebih luas dari defenisi


(38)

pembangunan yang hanya menekankan pada pertumbuhan ekonomi. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta dipahami dari sisi manusiawinya, bukan hanya dari sisi pertumbuhan ekonominya.

Pembangunan manusia pada dasarnya mempunyai empat komponen utama yaitu produktifitas (productivity), pemerataan (equity), kesinambungan (sustainability), dan pemberdayaan (empowoment). Melalui peningkatan keempat komponen tersebut secara maksimal maka pembangunan manusia akan dapat berhasil dengan baik, yang dicirikan oleh peran manusia sebagai agen pembangunan yang efektif.

Sehingga untuk mencapai hal itu maka penduduk suatu negara atau daerah paling tidak harus memiliki peluang berumur panjang dan sehat, memiliki tingkat pendidikan yang memadai, serta peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan yang produktif sehingga memiliki pendapatan yang cukup dan memiliki daya beli serta kemauan untuk melakukan konsumsi bagi pemenuhan kebutuhannya. ( Nur Feriyanto, 2014: 217)

2.4 Kemiskinan

Kemiskinan identik dengan suatu masalah. Untuk memahami masalah kemiskinan, kita perlu memandang kemiskinan dari dua aspek, yakni kemiskinan sebagai suatu kondisi dan kemiskinan sebuagai suatu proses. Sebagai suatu kondisi, kemiskinan adalah suatu fakta dimana seseorang atau


(39)

sekelompok orang hidup dibawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sementara sebagai suatu proses, kemiskinan merupakan proses menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok orang sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.

Dalam konteks ini, ada kalanya faktor internal seperti pengetahuan, keterampilan, etos kerja dan/atau prinsip hidup seseorang atau sekelompok orang memiliki daya dukung yang cukup untuk menjadikannya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak masuk kedalam perangkap kemiskinan. Kondisi yang sebaliknya mungkin pula terjadi, dimana faktor internal seperti pengetahuan, keterampilan, etos kerja dan/atau prinsip hidup seseorang atau sekelompok orang tidak memiliki daya dukung yang cukup untuk menjadikannya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga pada satu titik waktu masuk ke dalam perangkap kemiskinan. Demikian halnya dengan faktor eksternal, seperti keadaan dan kualitas alam, struktur sosial maupun kebijakan pemerintah ada kalanya memiliki daya dukung yang cukup untuk menjadikan seseorang atau sekelompok orang itu mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak masuk ke dalam perangkap kemiskinan. Keadaan yang berbeda dapat pula terjadi, dimana faktor eksternal seperti keadaan dan kualitas alam, struktur sosial maupun kebijakan pemerintah


(40)

justru tidak memiliki daya dukung yang cukup untuk menjadikan seseorang atau sekelompok orang itu mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga masuk ke dalam perangkap kemiskinan. (Matias Siagian, 2012:4 )

Menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Worldfactbook, BPD dan Woldbank ditingkat dunia, penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia termasuk yang tercepat dibandingkan dengan pencapaian negara lainnya. Tercatat pada rentang tahun 2005- 2009 Indonesia mampu menurunkan laju rata- rata penurunan jumlah penduduk miskin pertahun sebesar 0,8 % jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian negara lain semisal Kamboja, Thailand, Cina, dan Brasil yang hanya berada di kisaran 0,1 % pertahun. Bahkan India mencatat hasil minus atau terjadi penambahan penduduk miski

Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Pada Maret 2014 garis kemiskinan Sumatera Utara sebesar Rp 318.398,- per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis kemiskinannya sebesar Rp 338.234,- per kapita per bulan, dan untuk daerah perdesaan sebesar Rp 299.145,- per kapita per bulan. Dibanding September 2013, garis kemiskinan Sumatera Utara pada Maret 2014 naik 2,36 persen. Garis kemiskinan di perkotaan naik 2,33 persen dan garis kemiskinan di perdesaan naik 2,38 persen. Sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2014, perkembangan garis kemiskinan ditunjukkan pada Tabel . (Badan Pusat Statistik, 2014: 4)


(41)

Tahun (1)

Perkotaan (2)

Pedesaan (3)

Kota + Desa (4)

Maret 2004 142 966 114 214 122 414

Juli 2005 175 152 117 578 143 095

Mei 2006 184 694 142 095 155 810

Maret 2007 205 379 154 827 178 132

Maret 2008 218 333 171 922 193 321

Maret 2009 234 712 189 306 210 241

Maret 2010 247 547 201 810 222 898

Maret 2011 271 713 222 226 246 560

September 2011 288 023 239 208 263 209

Maret 2012 286 649 238 368 262 102

September 2012 295 080 249 165 271 738

Maret 2013 307 352 263 061 284 853

September 2013 330 517 292 186 311 063

Maret 2014 338 243 299 145 318 398

Sumber: Diolah dari data survei Sosial Ekonomi Nasional (susenas)

Sedangkan jumlah dan persentase penduduk miskin di kota Medan pada tahun 2010 terdapat 212,30 jumlah penduduk miskin dan 10,05 persentase dari penduduk miskin tersebut. Pada tahun 2011 terdapat 204,19 jumlah penduduk miskin dan 9,63 persentase dari penduduk miskin. Dan pada tahun 2012 terdapat 198,03 jumlah penduduk miskin sedangkan persentasenya yaitu 9,33 (data dari Badan Pusat Statistik). Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa tingkat kemiskinan yang terjadi di kota Medan mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yang mana itu merupakan dampak yang baik bagi kota Medan.

2.5 Penelitian terdahulu

Nur Rohima (1985) dalam penelitiannya yang berjudul “Sumbangan Organisasi Islam dalam Pertumbuhan Nasionalisme di Indonesia pada Abad


(42)

ke XX M”. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa peranan yang dilakukan oleh organisasi islam mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan kemajuan pada abad ke- 70 tersebut.

Zainal Abidin (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Gerakan Politik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai Organisasi Islam Ekstra Parlementer di Indonesia Pasca Reformasi”. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa organisasi ini adalah keteguhannya dalam memegang prinsip dan semangat dalam memperjuangkan visi dan misi organisasi, yakni melanjutkan kembali kehidupan Islam, dan mengemban dakwah Islam ke seluruh lapisan masyarakat dipenjuru dunia dengan mengajak kaum muslim untuk kembali hidup secara Islami dalam masyarakat Islam, di mana pergerakan dalam mewujudkan visi dan misi ini bergerak ditengah- tengah "Kepungan" sistem pemerintahan yang demokrasi.

Lyana Apriyanti (2011) penelitiannya yang berjudul “Analisis Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Kemiskinan Kota Semarang”. Kemiskinan memiliki sifat plural sehingga kemiskinan menunjukkan adanya sekelompok orang yang serba kekurangan sehingga kemiskinan sering dikaitkan dengan kesejahteraan, Kesejahteraan hidup tidak bisa terwujud jika seseorang tidak memiliki keterampilan.

2.6 Kerangka Konseptual

Adapun kerangka pemikiran peneliti yang menjadi dasar dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut


(43)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual (dibuat oleh Peneliti)

2.8 Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam penelitian (Muhamad, 2008: 76). Adapun hipotesis sementara penelitian ini bahwa adanya peran dari Organisasi Islam dalam mengentaskan kemiskinan di Kota Medan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap masyarakat ataupun anggota dari organisasi tersebut seperti misalnya dari segi sosial maupun ekonomi.

Organisasi Islam

Pengentasan Kemiskinan Program organisasi di

bidang sosial dan ekonomi


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta- fakta dan sifat- sifat suatu objek atau populasi tertentu (Sinulingga, 2011: 23). Penelitian ini mendeskripsikan tentang bagaimana cara Organisasi Islam Muhammadiyah dan Al Washliyah dalam mengurangi tingkat kemiskinan di kota Medan dan bagaimana pengaruh Organisasi Islam Muhammadiyah dan Al Washliyah terhadap masyarakat dalam mengurangi tingkat kemiskinan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Medan dan waktu penelitiannya adalah pada Oktober 2014 sampai dengan selesai.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional pada penelitian ini adalah Muhammadiyah dan Al Washliyah.

3.3 Defenisi Operasional

Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel dependen dan independen. Variabel dependennya meliputi tingkat kemiskinan sedangkan


(45)

variabel independennya meliputi Organisasi Islam dan tujuan dari Organisasi Islam.

Defenisi dari variabel- variabel tersebut adalah:

• Tingkat kemiskinan adalah ukuran atau acuan terhadap meningkat atau

menurunnya keberhasilan pembangunan suatu daerah atau negara sehingga berdampak terhadap tingkat penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan.

• Organisasi Islam merupakan suatu sistem yang menghubungkan satu

sama lainnya dalam suatu badan usaha dengan tujuan yang sama dengan berlandaskan Al- Qur’an, As- Sunnah, Ijma dan Qiyas. Yang mana berbentuk wadah berkumpulnya orang- orang yang mempunyai tujuan yang sama dalam mensyi’ah kan Islam dengan ketentuan dan ajaran- ajaran yang telah di tentukan oleh Allah.

• Tujuan dari Organisasi Islam yaitu:

• Di bidang sosial, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai

dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luasserta memberikan bantuan di bidang kesehatan untuk masyarakat kurang mampu.

• Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan dan

mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.


(46)

3.4 Populasi dan Sample 3.4.1 Populasi

Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu penelitian (Muhammad, 2008: 161). Populasi pada penelitian ini adalah orang- orang kurang mampu yang menerima bantuan maupun yang menjadi anggota pada Organisasi Islam Muhammadiyah dan Al- Washliyah.

3.4.2 Sampel

Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci (Muhammad, 2008: 162). Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu teknik nonprobability sampling yang memilih orang-orang terseleksi berdasarkan ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri- ciri atau sifat- sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Ibid, 2008: 175). Sampel responden yang diambil oleh penulis yaitu sebanyak 2 Organisasi Islam yaitu Muhammadiyah dan Al- Washliyah serta 100 responden orang- orang yang dibantu dan anggota dari organisasi tersebut.

3.5Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis Pengumpulan Data


(47)

• Data Primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah

langsung sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya (Muhammad, 2008: 101), yaitu dengan melakukan wawancara langsung kepada Organisasi Islam Muhammadiyah dan Al- Washliyah dan memberikan kuisioner kepada masyarakat yang dibantu dan anggota dari organisasi tersebut.

• Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang

sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi (Ibid: 102), yaitu data yang didapatkan dari Organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan Al- Washliyah, serta bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

• Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data atau

informasi melalui literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, yang dapat diperoleh dari buku- buku, jurnal, internet dan lainnya.

• Observasi meliputi pencacatan terhadap data yang diperlukan

dalam melakukan penelitian terhadap organisasi Muhammadiyah dan Al- Washliyah.


(48)

• Kuisioner, peneliti membuat daftar pertanyaan kepada

masyarakat yang dibantu oleh Organisasi Islam tersebut dan anggotanya, dimana pertanyaan yang dibuat relevan dengan penelitian yang dilakukan.

• Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan. Wawancara merupakan bagian dari teknik komunikasi dimana pencari data mengadakan tanya jawab dengan narasumber untuk menggali data yang diperlukan

3.6.Teknik dan Analisis Data 3.6.1 Alat Analisis Data

Alat analisis data yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian, yaitu:

• Dengan menggunakan program SPSS

• Dengan menggunakan Skala Likert yang mana menurut Kinnear

(Muhammad, 2008: 154) mengatakan bahwa skala likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Penelitian ini menggunakan pernyataan sikap seperti berikut:

 Sangat setuju (SS), dengan skor 5

 Setuju (S), dengan skor 4

 Ragu- ragu (R), dengan skor 3  Tidak setuju (TS), dengan skor 2


(49)

 Sangat tidak setuju (STS), dengan skor 1 3.6.2 Metode Analisis Data

Untuk mendeskripsikan hasil dari penelitian ini maka penulis menggunakan statistik desktiptif, yaitu metode statistik yang berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data seperti berapa rata- ratanya, seberapa jauh data- data bervariasi, dan lain sebagainya (Muhammad, 2008: 200).

Sementara untuk menguji skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sarwono, 2006: 99).

a. Uji validitas, yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan program SPSS dengan membandingkan nilai r hasil CorrectedItem Total Correlation dengan r tabel (Situmorang, 2008: 43). Skala pengukuran dinyatakan valid apabila r hitung >r tabel.

b. Uji reabilitas, hampir sama dengan halnya uji validitas menggunakan program SPSS, namun uji ini membandingkan koefisien Cronbach’s Alpha dengan r tabel. Hasil perhitungan menunjukkan reliable bila koefisienCronbach’s Alpha>r tabel c. Untuk mendeskripsikan pandangan masyarakat mengenai peran

dari Organisasi Islam maka penulis menggunakan statistik deskriptif, yaitu metode statistik yang berusaha menjelaskan


(50)

atau menggambarkan berbagai karakteristik data seperti berapa rata-ratanya, seberapa jauh data-data bervariasi, dan lain sebagainya (Muhamad 2008: 200).


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Organisasi Islam di Kota Medan

Organisasi Islam merupakan suatu sistem yang menghubungkan satu sama lainnya dalam suatu badan usaha dengan tujuan yang sama dengan berlandaskan Al- Qur’an, As- Sunnah, Ijma dan Qiyas.

Adapun tujuan-tujuan dari Organisasi Islam, yaitu:

1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.

2. Di bidang sosial, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan.

3. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.

4. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Di Kota Medan yang merupakan Ibukota provinsi Sumatera Utara terdapat 75 Organisasi Islam. Dari semua Organisasi tersebut 2 diantaranya adalah Muhammadiyah dan Al Washliyah yang merupakan Organisasi Islam dengan tujuan upaya mengurangi tingkat kemiskinan dari segi sosial maupun ekonomi.


(52)

Muhammadiyah merupakan Organisasi dengan jumlah anggota±30.000 orang yang mana dari jumlah tersebut, 2.658 orang diantaranya merupakan kader-kader dari organisasi tersebut. Kader-kader tersebut meliputi Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiyatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Hizbul Wathan, Tapak Suci.

Sedangkan Al Washliyah merupakan Organisasi dengan jumlah anggota

±600.000 orang yang diantaranya terdapat 400.000 orang merupakan kader-kader dari organisasi tersebut. Kader-kader dari Organisasi tersebut meliputi: Muslimat Al Washliyah, Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA),Angkatan Puteri Al Washliyah (APA), Ikatan Putera-Puteri Al Washliyah (IPA), Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH), Ikatan Sarjana Al Washliyah (ISARAH), Ikatan Guru Al Washliyah (IGA).

4 .2 Karakteristik Responden 4.2.1 Jenis Kelamin

Dari hasil penyebaran kuesioner, didapatkan bahwa sebagian besar yang menjadi responden adalah perempuan yaitu sebesar 68%, sedangkan responden laki-laki sebesar 32%. Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 4.1.


(53)

Gambar 4 .1

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (DataPrimer) 4.2.2 Usia

Berdasarkan kategori usia responden, persentase tertinggi adalah berusia ≥30 tahun yaitu 32%, sedangkan persentase responden yang terendah adalah berusia 16-20 tahun sedangkan usia 21-25 tahun yang memiliki pesentase tidak jauh berbeda dari rentang usia 26-30 tahun.

Gambar 4 .2

Jumlah responden berdasarkan usia (Data Primer) 4 .2.3 Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan. Dari hasil kuesioner yang diperoleh data karakteristik responden sebagai berikut:

68

32

perempuan laki-laki

19 23

26

32


(54)

Gambar 4 .3

Pesentase Responden Berdasarkan Pekerjaan (Data Primer) Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa persentase yang paling besar terdapat pada Pekerjaan Lainnya sebesar 41% sedangkan yang terendah adalah Pegawai Negeri sebesar 15%.

4.2.4 Pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan terakhir mempengaruhi pemahaman responden terhadap Organisasi Islam. Semakin tinggi tingkat pendidikan seharusnya semakin memiliki tingkat pemahaman yang tinggi. Pada studi kali ini persentase tingkat pendidikan responden tertinggi adalah yang berpendidikan SMA dimana total persentasenya adalah 43%. Sedangkan yang terendah adalah yang berpendidikan SD yakni sebesar 5%.

Gambar 4 .4

Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir(DataPrimer)

21

15

23

41

Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Pedagang Pekerjaan Lain

5 13

43 39


(55)

4 .2.5 Penghasilan

Karakteristik responden berdasarkan penghasilan. Dari hasil kuesioner yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 4.5 sebagai berikut:

Gambar 4 .5

Persentase Responden Berdasarkan Penghasilan (Data Primer) Berdasarkan keterangan tersebut bahwa penghasilan tertinggi dari hasil kuesioner adalah < Rp 1.500.000 dengan persentase 58% sedangkan yang terendah > Rp 5.000.000 yang mendapatkan persentase hanya 7%.

4 .3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu instrumen yang baik harus memiliki tingkat Validitas serta tingkat Reliabilitas yang tinggi. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila instrumen penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen penelitian tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Berikut ini merupakan tabel output hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas menggunakan SPSS 21:

58

35

7

< Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 - Rp 5.000.000


(56)

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

No Variabel r-hitung Cronbach’s

Alpha 1

Organisasi merupakan wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama

0,446 0,749

2

Dalam pelaksanaannya organisasi membutuhkan kerjasama team dan etos kerja agar tercapai tujuan yg diinginkan

0,514 0,748

3

Organisasi Islam merupakan wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang dengan tujuan tertentu yang berlandaskan Al- Qur'an, As- sunnah, Ijma' dan Qiyas

0,435 0,748

4 Adanya dampak peranan Organisasi Islam

dalam kehidupan sehari-hari 0,590 0,741

5

Manfaat dari ke ikut sertaan menjadi anggota dari suatu organisasi islam adalah selain menambah wawasan keislaman juga dapat menolong sesama umat muslim

0,664 0,741

6

Keikutsertaan pada organisasi islam dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan sehari- hari

0,630 0,739

7

Adanya hubungan silaturrahim yang erat antara anggota organisasi dengan masyarakat

6,17 0,739

8

Adanya penyuluhan kepada masyarakat mengenai program-program yang dikeluarkan oleh Organisasi Islam

7,16 0,734

9 Pelayanan yang diberikan oleh Organisasi

Islam terhadap masyarakat cukup optimal 0,709 0,731 10

Adanya bantuan yang diberikan oleh Organisasi Islam untuk masyarakat kurang mampu

0,728 0,732

11

Adanya penyeleksian dalam menerima bantuan yang diberikan oleh Organisasi Islam tersebut

0,563 0,738

12 Adanya bantuan untuk masyarakat yang

kurang mampu dibidang Pendidikan 0,667 0,737

13

Bantuan- bantuan yang diberikan oleh Organisasi Islam kepada orang- orang yang kurang mampu dapat mempengaruhi perekonomian mereka.

0,520 0,741


(57)

Nilai r-tabel untuk N=100; df=98; tingkat signifikansi=5% adalah 0,196. Dari Tabel 4.2dapat dilihat bahwa tiap-tiap pernyataan memiliki r-hitung>r-tabel, yang menandakan bahwa masing-masing pernyataan dapat dinyatakan valid, dan tiap-tiap pernyataan memiliki cronbach’s alpha> r-tabel yang menandakan bahwa masing-masing pernyataan dapat dinyatakan reliabel.

4 .4 Upaya Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan 4.4.1 Pemahaman Umum Masyarakat Mengenai Organisasi Islam

Pengetahuan masyarakat akan Organisasi Islam membantu penulis menganalisis data khususnya mengenai tingkat pemahaman masyarakat mengenai Organisasi Islam seperti berikut:

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

P2 100 3 5 4,50 ,522

P3 100 3 5 4,49 ,643

P1 100 2 5 4,47 ,577

Valid N (listwise) 100

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P2 memiliki nilai

terendah sebesar 3 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-ratanya yaitu 4,50 dan standar deviasinya sebesar 0,52. Sehingga dapat di katakan bahwa responden pada P2 “Sangat Setuju” tentang pemahaman masyarakat mengenai Organisasi Islam dengan jumlah 4,50 dari nilai maksimum 5.


(58)

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P3 memiliki nilai

terendah sebesar 3 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-ratanya yaitu 4,49 dan standar deviasinya sebesar 0,643. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P3 “Sangat Setuju” mengenai pemahaman masyarakat tentang Organisasi Islam dengan jumlah 4,49 dari nilai maksimum 5.

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P1 memiliki nilai

terendah sebesar 2 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-ratanya yaitu 4,47 dan standar deviasinya sebesar 0,577. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P1 “Sangat Setuju” mengenai pemahaman masyarakat tentang Organisasi Islam dengan jumlah 4,47 dari nilai maksimum 5.

4 .4.2 Pengaruh Organisasi Islam Kepada Masyarakat

Dampak Organisasi Islam terhadap kehidupan masyarakat membantu penulis dalam menganalisis data khususnya mengenai pengaruh Organisasi Islam terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat seperti berikut:

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

P5 100 3 5 4,40 ,603

P6 100 2 5 4,28 ,712

P7 100 1 5 4,21 ,729

P4 100 3 5 4,16 ,692


(59)

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P5 memiliki nilai

terendah sebesar 3 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-rata yaitu 4,40 dan nilai standar deviasinya yaitu 0,60. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P5 “Sangat Setuju” mengenai dampak dari Organisasi Islam terhadap kehidupan sehari-hari dengan jumlah 4,40 dari nilai maksimum 5.

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P6 memiliki nilai

terendah sebesar 2 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-rata yaitu 4,28 dan nilai standar deviasinya yaitu 0,71. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P6 “Sangat Setuju” mengenai dampak dari Organisasi Islam terhadap kehidupan sehari-hari dengan jumlah 4,28 dari nilai maksimum 5.

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P5 memiliki nilai

terendah sebesar 1 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-rata yaitu 4,21 dan nilai standar deviasinya yaitu 0,72. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P5 “Sangat Setuju” mengenai dampak dari Organisasi Islam terhadap kehidupan sehari-hari dengan jumlah 4,21 dari nilai maksimum 5.

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P4 memiliki nilai

terendah sebesar 3 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-rata yaitu 4,16 dan nilai standar deviasinya yaitu 0,69. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P4 “Sangat Setuju” mengenai dampak


(60)

dari Organisasi Islam terhadap kehidupan sehari-hari dengan jumlah 4,16 dari nilai maksimum 5.

4 .4.3 Upaya-upaya yang dilakukan oleh Organisasi Islam

Pada pernyataan mengenai upaya-upaya Organisasi Islam membantu penulis menganalisis data tentang hal-hal yang dilakukan Organisasi Islam kepada masyarakat dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

P12 100 2 5 4,12 ,729

P10 100 1 5 4,07 ,807

P11 100 1 5 4,05 ,857

P8 100 2 5 3,99 ,772

P13 100 2 5 3,98 ,816

P9 100 1 5 3,82 ,845

Valid N (listwise) 100

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P12 memiliki nilai

terendah sebesar 2 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-rata yaitu 4,12 dan nilai standar deviasinya yaitu 0,72. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P12 “Sangat Setuju” mengenai upaya yang dilakukan Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan dengan jumlah 4,12 dari nilai maksimum 5.

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P10 memiliki nilai

terendah sebesar 1 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-rata yaitu 4,07 dan nilai standar deviasinya yaitu 0,80. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P10 “Sangat Setuju” mengenai upaya yang dilakukan Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan dengan jumlah 4,07 dari nilai maksimum 5.


(61)

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P11 memiliki nilai

terendah sebesar 1 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-rata yaitu 4,05 dan nilai standar deviasinya yaitu 0,85. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P11 “Sangat Setuju” mengenai upaya yang dilakukan Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan dengan jumlah 4,05 dari nilai maksimum 5.

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P8 memiliki nilai

terendah sebesar 2 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-rata yaitu 3,99 dan nilai standar deviasinya yaitu 0,77. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P12 “Setuju” mengenai upaya yang dilakukan Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan dengan jumlah 3,99 dari nilai maksimum 5.

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P13 memiliki nilai

terendah sebesar 2 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-rata yaitu 3,98 dan nilai standar deviasinya yaitu 0,81. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P13 “Setuju” mengenai upaya yang dilakukan Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan dengan jumlah 3,98 dari nilai maksimum 5.

• Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel P9 memiliki nilai

terendah sebesar 1 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan nilai rata-rata yaitu 3,82 dan nilai standar deviasinya yaitu 0,84. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden pada P9 “Setuju” mengenai upaya yang


(62)

dilakukan Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan dengan jumlah 3,82 dari nilai maksimum 5.

4 .5 Cara Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan

Adapun cara-cara Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan adalah dengan mengeluarkan program-program kebijakan seperti adanya bantuan sehingga diharapkan masyarakat dapat ikut berpartisipasi dan dengan dikeluarkannya program-program tersebut dapat membantu masyarakat yang kurang mampu. Adapun hasil dari wawancara kepada Organisasi Islam Muhammadiyah dan Al Washliyah mengenai program dari Organisasi Islam tersebut yaitu:

AL WASHLIYAH 1. Nama : Fachrurrozy Pulungan

2. Nama Lembaga Organisasi : Al Jam’iyatul Washliyah 3. Jabatan : Wakil Sekretaris

4. Jenis Kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan 5. Usia :

a. 16- 20 Tahun b. 21- 25 Tahun c. 25- 30 Tahun

d. ≥ �������

6. Pendapatan (Gaji + Penghasilan Lainnya) a. < Rp 1.500.000

b. Rp 1.500.000- Rp 5.000.000 c. > Rp 5.000.000


(63)

7. Apa saja program-program yang telah dibuat oleh Organisasi Islam untuk mengurangi tingkat kemiskinan?

- Di bidang pendidikan adanya ± 2.000 unit sekolah yang telah di bangun

- Di bidang dakwah adanya Desa Binaan dan dakwah melalui surat kabar seperti koran waspada

- Di bdiang ekonomi aanya BPRS

- Di bidang amal sosial adanya ±10 panti asuhan yang telah dibangun 8. Kendala apa yang sering muncul dalam penyaluran dan pen-sosialisasian

program- program Organisasi Islam tersebut kepada masyarakat? - Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat

- Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai program ekonomi Islam sehingga belum sepenuhnya masyarakat mengetahui program-program yang telah dibuat

9. Jika dibidang Pendidikan:

• Berapa banyak yang telah didirikan? - Sekolah sekitar ± 2.000 unit - Perguruan Tinggi sekitar 5 unit

• Adakah bantuan khusus yang diberikan untuk masyarakat kurang mampu?

- Adanya beasiswa disetiap sekolah untuk yang kurang mampu

- Adanya biaya tanggungan orang miskin dengan adanya persyaratan surat keterangan miskin dari badan pemerintahan

NO Variabel Skala Variabel

SS S R TS STS

1

Visi dan misi dari Organisasi Islam sudah terlaksana dengan baik sampai

saat ini √

2

Usaha Organisasi Islam tersebut dalam memajukan perekonomian ke arah perbaikan hidup yang berkualitas sudah terlaksana

√ 3

Program- program yang dikeluarkan oleh Organisasi Islam tepat sasaran

pada tujuan dari visi misinya √ 4

Kinerja dari anggota- anggota

Organisasi Islam sudah mencapai yang diharapkan oleh Organisasi Islam tersebut


(64)

5

Adanya pengaruh program-program yang telah disalurkan oleh organisasi terhadap meningkatnya taraf hidup masyarakat yg berada dalam naungan organisasi tersebut

6

Perkembangan dan perluasan kekuatan di bidang Kerohanian yang menjadi acuan merupakan hasil yang telah tersalurkan dari visi misi dari organisasi islam

7

Program- program Organisasi Islam dibidang Pendidikan merupakan salah satu bentuk dari visi Organisasi Islam tersebut yaitu mensejahterakan umat muslim

8

Sumber daya manusia yang dihasilkan oleh Organisasi Islam memberi dampak yang baik bagi organisasi tersebut seperti semakin meningkatnya kulitas SDM yang mereka hasilkan

9

Program- program yang dikeluarkan dan dijalankan oleh Organisasi Islam dapat mempengaruhi tingkat

pembangunan manusia di Indonesia khususnya di Kota Medan

10

Adanya syarat yang berlaku untuk orang- orang yang menerima bantuan

dari Organisasi Islam √

11

Program dari Organisasi Islam di bidang Pendidikan mampu mengurangi

tingkat kemiskinan di Kota Medan √ 12 Adanya penyeleksian untuk bergabung

menjadi anggota dari Organisasi Islam √ 13

Dibidang pendidikan Organisasi Islam cukup andil sebagai pelopor

pendidikan dengan berlandaskan Al- Qur’an, As- sunnah, Ijma’ dan Qiyas

√ 14 Adanya syarat untuk dapat bergabung

menjadi anggota dari Organisasi Islam √ 15

Adanya pengaruh kebijakan

pemerintah terhadap program-program yang dijalankan oleh Organisasi Islam √


(65)

MUHAMMADIYAH 1. Nama : Dr. Andri .K

2. Nama Lembaga Organisasi: Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan 3. Jabatan : Ketua

4. Jenis Kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan 5. Usia :

a. 16- 20 Tahun b. 21- 25 Tahun c. 25- 30 Tahun

d. ≥ �������

6. Pendapatan (Gaji + Penghasilan Lainnya) d. < Rp 1.500.000

e. Rp 1.500.000- Rp 5.000.000 f. > Rp 5.000.000

7. Apa saja program-program yang telah dibuat oleh Organisasi Islam untuk mengurangi tingkat kemiskinan?

- Adanya Laziswa

- Mengadakan dan menggerakkan Al- Ma’un (Pengumpulan dana khusus pendidikan)

- Adanya Pelatihan Kewirausahaan - Adanya Koperasi Serba Usaha

8. Kendala apa yang sering muncul dalam penyaluran dan pen-sosialisasian program- program Organisasi Islam tersebut kepada masyarakat?

- Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat serta kurangnya kemauan untuk tahu mengenai program-program tersebut.

9. Jika dibidang Pendidikan:

• Berapa banyak yang telah didirikan? - ± 30 unit SD

- 19 unit SMP - 9 SMA

• Adakah bantuan khusus yang diberikan untuk masyarakat kurang mampu?

- Adanya bantuan seperti beasiswa bagi yang kurang mampu di bidang pendidikan


(1)

MUHAMMADIYAH 1. Nama : Dr. Andri .K

2. Nama Lembaga Organisasi: Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan 3. Jabatan : Ketua

4. Jenis Kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan 5. Usia :

a. 16- 20 Tahun b. 21- 25 Tahun c. 25- 30 Tahun d. ≥ �������

6. Pendapatan (Gaji + Penghasilan Lainnya) d. < Rp 1.500.000

e. Rp 1.500.000- Rp 5.000.000 f. > Rp 5.000.000

7. Apa saja program-program yang telah dibuat oleh Organisasi Islam untuk mengurangi tingkat kemiskinan?

- Adanya Laziswa

- Mengadakan dan menggerakkan Al- Ma’un (Pengumpulan dana khusus pendidikan)

- Adanya Pelatihan Kewirausahaan - Adanya Koperasi Serba Usaha

8. Kendala apa yang sering muncul dalam penyaluran dan pen-sosialisasian program- program Organisasi Islam tersebut kepada masyarakat?

- Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat serta kurangnya kemauan untuk tahu mengenai program-program tersebut.

9. Jika dibidang Pendidikan:

• Berapa banyak yang telah didirikan? - ± 30 unit SD

- 19 unit SMP - 9 SMA

• Adakah bantuan khusus yang diberikan untuk masyarakat kurang mampu?

- Adanya bantuan seperti beasiswa bagi yang kurang mampu di bidang pendidikan


(2)

NO Variabel Skala Variabel SS S R TS STS 1 Visi dan misi dari Organisasi Islam sudah terlaksana

dengan baik sampai saat ini √

2

Usaha Organisasi Islam tersebut dalam memajukan perekonomian ke arah perbaikan hidup yang berkualitas sudah terlaksana

√ 3 Program- program yang dikeluarkan oleh Organisasi

Islam tepat sasaran pada tujuan dari visi misinya √ 4

Kinerja dari anggota- anggota Organisasi Islam sudah mencapai yang diharapkan oleh Organisasi Islam tersebut

√ 5

Adanya pengaruh program-program yang telah

disalurkan oleh organisasi terhadap meningkatnya taraf hidup masyarakat yg berada dalam naungan organisasi tersebut

√ 6

Perkembangan dan perluasan kekuatan di bidang Kesehatan yang menjadi acuan merupakan hasil yang telah tersalurkan dari visi misi dari Organisasi Islam

√ 7

Program- program Organisasi Islam dibidang Pendidikan merupakan salah satu bentuk dari visi Organisasi Islam tersebut yaitu mensejahterakan umat muslim

8

Sumber daya manusia yang dihasilkan oleh Organisasi Islam memberi dampak yang baik bagi organisasi tersebut seperti semakin meningkatnya kulitas SDM yang mereka hasilkan

9

Program- program yang dikeluarkan dan dijalankan oleh Organisasi Islam dapat mempengaruhi tingkat pembangunan manusia di Indonesia khususnya di Kota Medan

10

Adanya syarat yang berlaku untuk orang- orang yang menerima bantuan dari Organisasi Islam √

11

Program dari Organisasi Islam di bidang Pendidikan mampu mengurangi tingkat kemiskinan di Kota Medan

12 Adanya penyeleksian untuk bergabung menjadi

anggota dari Organisasi Islam √

13

Dibidang pendidikan Organisasi Islam cukup andil sebagai pelopor pendidikan dengan berlandaskan Al- Qur’an, As- sunnah, Ijma’ dan Qiyas

√ 14 Adanya syarat untuk dapat bergabung menjadi anggota

dari Organisasi Islam √

15

Adanya pengaruh kebijakan pemerintah terhadap program-program yang dijalankan oleh Organisasi Islam


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian, analisis dan pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Organisasi Islam yang menjadi responden pada penelitian ini merupakan perwakilan dari beberapa Organisasi Islam di Kota Medan mengenai peran Organisasi Islam dalam mengentaskan kemiskinan. Dan berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa upaya yang telah dilakukan oleh Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan dari bidang sosial maupun ekonomi terealisasi dengan baik namun belum optimal. Kendala yang muncul adalah sosialisasi dari Organisasi Islam kepada masyarakat mengenai Program-program yang mereka buat.

2. Sebagian besar responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dianggap dapat mewakili pendapat masyarakat khususnya masyarakat yang berada di Kota Medan terhadap upaya Organisasi Islam dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Dan berdasarkan hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa masyarakat yang berada di kota Medan memahami peran dan upaya yang telah dilakukan oleh Organisasi Islam, dimana pemahaman masyarakat berada pada nilai 4,50 dari skor ideal 5 yang dinyatakan pada kategori ‘Sangat Paham’.


(4)

3. Berdasarkan karakteristik responden dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa responden lebih banyak didominasi oleh berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 68% sedangkan laki-laki 32%, kebanyakan responden diperkirakan berusia antara ≥ 30 tahun yakni 32%, dan rata-rata responden berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu 43%. Dan banyak responden yang bekerja sebagai wiraswasta yakni 41%, dan kebanyakan responden berpenghasilan <Rp1.500.000.

5.2Saran

Melihat analisis dan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut :

Tingkat pemahaman masyarakat mengenai peran dari Organisasi Islam dipengaruhi oleh informasi atau sosialisasi yang dilakukan oleh lembaga organisasi. Kepada lembaga organisasi agar terus meningkatkan kegiatan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga masyarakat mampu memahami hal-hal apa saja yang telah dilakukan oleh Organisasi Islam dalam upaya mengurangi tingkat keterbelakangan di bidang ekonomi maupun sosial. Kegiatan sosialisasi ini dapat dilakukan melalui kader-kader maupun anggota-anggota dari lembaga organisasi ke masyarakat dan dapat melalui surat kabar atau buku-buku yang diterbitkan oleh Organisasi Islam tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Imron, dan Sutoyo, Agus. 1996. Darul Arqam Gerakan Mesianik Melayu, Kalimasahada Press, Malang.

Badan Pusat Statistik, 2014. Profil Kemiskinan Sumatera Utara Maret 2014 sumut.bps.go.id/?r=site/download&file=BRS_kemiskinan...2014.pdf (3 september 2014)

BPS Kota Medan, 2013. Kota Medan dalam Angka 2013, Medan.

Fuad, M. Dkk, 2005. Pengantar Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hermawati, 2005. Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi,PT. RajaGrafindo Persada,

Jakarta.

Huda, Nurul dan Mohammad Heykal, 2010. Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis & Praktis, Kencana, Jakarta.

Karim, Adiwarman A, 2006.Bank Islam; Analisis Fiqih & Keuangan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Karim, Adiwarman Azwar, 2004. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Lyana Apriyanti. 2011. “Analisis Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Kemiskinan Kota Semarang”.

Malik, Nazaruddin, Ilyaul Ulum & Widayat, 2010. Gerakan Ekonomi

Muhammadiyah; Kajian dan Pengalaman Empiris, Aditya Media, Malang Mahyudi, Ahmad, 2004. Ekonomi Pembangunan & Analisis Data Empiris, Ghalia

Indonesia, Bogor Selatan.

Muhamad, 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, Rajawali Pers, Jakarta.

Nasution, Mustafa Edwin, dkk, 2010. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Nur Rohima. 1985. “Sumbangan Organisasi Islam dalam Pertumbuhan Nasionalisme di Indonesia pada Abad ke XX M”.

P3EI (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam) UII, 2012. Ekonomi Islam, Edisi Revisi IV, Rajawali Pers, Jakarta.

Religious Population. 2012. Religious Population in Million. http:


(6)

Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin,2010. Islamic Bangking ; Sistem Bank Islam Bukan Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun solusi dalan Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan & Ekonomi Global. Bumi Aksara, Jakarta. Sarwono, Jonathan, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha

Ilmu, Jakarta.

Siagian, Matias, 2012. Kemiskinan dan Solusi, PT. Grasindo Monoratama, Medan.

Sinulingga, Sukaria, 2011. Metode Penelitian, USU Press, Medan.

Sitompul, Einar Martahan, 1996.NU dan Pancasila, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2014. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia.

tingkat-kemiskinan/ (27 oktober 2014)

UNDP, 2011. Laporan Pembangunan Manusia Aceh 2010.

( 10 November 2014)

Zainal Abidin. 2010. “Gerakan Politik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai Organisasi Islam Ekstra Parlementer di Indonesia Pasca Reformasi”.