Mutiah, 2013 Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3 Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam perusahaan, baik itu perusahaan kecil maupun perusahaan besar.Fungsi-
fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Mondy, Noe and Premeaux 1999:6 meliputi lima fungsi yaitu: 1 Human resources planning, recruitment
and selection, 2 Human resources development, 3 Compensation and benefit, 4 Safety and healty 5 Employee and labor relation. Keberhasilan pelaksanaan
fungsi sumber daya manusia dapat dilihat dari umpan balik yang diberikan karyawan dalam bentuk peningkatan motivasi dan tercapainya kepuasan kerja.
Perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan karyawan sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan kegembiraan karyawan pada saat melaksanakan
pekerjaannya, sehingga dapat menimbulkan kepuasan kerja pada diri karyawan, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Dennis
Hayes yang dikutip TB. Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitalaya Hubeis 2007:129 mengungkapkan b
ahwa: “Ketika orang bekerja di tempat yang peduli terhadapnya, mereka akan memberikan lebih dari sekedar kewajiban”. Sesuai
dengan kodratnya, kebutuhan manusia sangat beraneka ragam baik jenis maupun tingkatnya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang cenderung tidak terbatas.
Untuk itu manusia terdorong untuk melakukan aktivitasnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan menemukan kepuasan dalam kehidupannya yaitu
2
Mutiah, 2013 Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3 Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dengan bekerja. Hal ini sejalan dengan pendapat Martin Lucas dan Kim Wilson dalam Ansis Kleden 19
92:36 mengemukakan bahwa: ”Pekerjaan dapat menjadi sumber kepuasan bagi orang yang diberikan pekerjaan tersebut”.
Masalah kepuasan kerja memerlukan perhatian yang khusus dari perusahaan karena pada umumnya ketidakpuasan kerja karyawan tersembunyi dibalik
keluhan-keluhan, pemogokan dan perlambanan kerja, yang semuanya jika dibiarkan berlarut-larut akan menghambat organisasi untuk mencapai tujuannya.
Sehingga dapat dikatakan kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu kunci utama dalam perusahaan. Sesuai dengan pendapat Malayu S.P. Hasibuan
2003:203 mengatakan bahwa: “Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam
mendukung terwujudnya tujuan perusahaan”. Belum optimalnya kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu
permasalahan yang sering dijumpai dalam perusahaan. Hal ini dapat diketahui dari ciri-ciri yang ditimbulkannya. Pendapat Martin Lucas dan Kim Wilson dalam
Ansis Kleden 1992:36 mengemukakan bahwa: Karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya cenderung akan
dijumpai tingkat kecelakaan akibat kerja, keterlambatan, kemangkiran, pergantian pekerja, menghasilkan barang di bawah standar dan
kurangnya sarana perlengkapan kerja.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan pendorong moral kerja, ketidakpuasan karyawan akan mempengaruhi
produktifitas perusahaan. Banyaknya kecelakaan yang terjadi dan tingkatnya keterlambatan, kemangkiran dan kurangnya sarana perlengkapan kerja. Oleh
3
Mutiah, 2013 Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3 Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
karena itu perusahaan harus benar-benar memperhatikan hak-hak karyawan, yang diharapkan dapat menimbulkan kepuasan kerja karyawan.
Kepuasan kerja merupakan aspek penting pada diri seorang pegawai didalam sebuah organisasi. Maka dari itu aspek kepedulian harus dibina dan
dikembangkan. Menurut Susilo Martoyo 1992:115 mengatakan bahwa: Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan salah satu aspek psikologis yang
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya,ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan
harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Veitzhal Rifai 2004:457 bahwa:
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Dengan demikian kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya
senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.
Menurut pendapat diatas bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dimana tingkat kepuasan setiap orang itu
berbeda-beda tergantung dari kemampuan, keterampilan dan harapan yang ia inginkan. Dari hasil penelitian ada beberapa karyawan diketahui, mereka merasa
kurangnya kedisiplinan karyawan maupun perusahaan dalam menjalankan peraturan yang sudah ditetapkan dan lambannya penanganan jika terjadi
kecelakaan kerja, disitulah yang membuat ketidakpuasan karyawan dalam bekerja.
Mutiah, 2013 Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3 Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Menurut melayu S.P. Hasibuan 2001:202 indikator kepuasan kerja dapat diukur dengan kedisiplinan, tingkat kedisiplinan karyawan dpat dilihat dari
absensi kehadiran dalam bekerja. Karyawan yang puas pada umumnya tingkat ketidakhadirannya cenderung rendah, sedangkan karyawan yang tidak puas pada
umumnya tingkat ketidakhadirannya cenderung tinggi. Hal ini diperkuat dengan data persentase ketidakhadiran di PT. Nikkatsu Electric Works dalam periode
Januari-Juni 2011 sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data Persentase Ketidakhadiran Karyawan
Periode Januari-Juni 2011 PT. Nikkatsu Electric Works
No Jenis Absen
Jan Feb
Mar Aprl Mei Juni
Total
1 Permisi
11 8
9 5
8 7
48 2,1
2 Sakit
24 16
26 25
24 27
142 6,2
3 Mangkir
23 29
42 35
40 43
212 9,25
4 Cuti
76 83
68 81
86 113
507 22,12
5 H1
13 14
10 17
20 12
86 3,75
6 CDT
14 12
8 18
5 29
86 3,75
7 H2
2 3
2 3
2 1
13 0,57
8 S2
2 1
10 8
2 6
29 1,27
9 ½ M
1 1
10 ½ H 11
7 11
12 17
11 69
3,01 Jml Karyawan
382 382
382 382
382 382
Prosentase 4,6
4,6 4,9
5,3 5,3
6,5 Sumber : Bagian Umum
Tabel diatas dapat dilihat persentase ketidakhadiran pada PT. Nikkatsu Electric Works. Tingkat ketidakhadiran karyawan yang mangkir pada periode
Januari sampai dengan Juni 2011 sebesar 9,25, karyawan yang sakit sebesar 6,2 kemudian yang permisi sebesar 2,1 sedangkan karyawan yang cuti selama
periode Januari sampai Juni 2011 mencapai 22,12, hal ini disebabkan karena
5
Mutiah, 2013 Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3 Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
perusahaan memberikan cuti dalam satu bulan satu kali diluar hari libur dan rata- rata karyawan memanfaatkan cuti tersebut. Jika diakumulasikan tingkat
ketidakhadiran karyawan terjadi pada bulan januari yaitu sebesar 4,6 dan pada bulan Juni terjadi tingkat ketidakhadiran karyawan yang cukup tinggi sebesar
6,5. Setiap karyawan membutuhkan suasana kerja yang menjamin keselamatan
dan kesehatan kerja yang mereka lakukan, hal ini sejalan dengan pendapat Willie Hammer
dalam Sedarmayanti 2011:205 yang mengatakan bahwa: “Keamanan diadakan karena tiga alasan yang penting, yakni alasan berdasarkan
prikemanusiaan, alasan berdasarkan undang-undang dan alasan ekonomik”.
Berdasarkan fenomena tersebut salah satu cara untuk menyikapinya adalah dengan melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3.
Upaya-upaya yang telah dilakukan di Indonesia dalam rangka menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 antara lain adalah dikeluarkannya
berbagai peraturan perundangan.Seperti ketentuan pokok tentang perlindungan tenaga kerja dalam UU No. 14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga
kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang salah satu pasalnya menyatakan bahwa:
Tiap tenaga kerja mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril manusia serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama. Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup 1 Norma kesehatan kerja, 2 Norma kerja, 3
Pemberian ganti kerugian perawatan dan rehabilitas dalam hal kecelakaan kerja.
6
Mutiah, 2013 Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3 Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dengan adanya UU. No 12 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan sudah sangat jelas bahwasannya, setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
dan pemeliharaan moril manusia yang sesuai. Pemerintah membina perlindungan kerja diantaranya norma kesehatan kerja, norma kerja dan pemberian ganti rugi
perawatan dan rehabilitas kecelakaan kerja. Marihot Tua Efendi 2009:312 “Keamanan kerja merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja”. Dari pendapat diatas bahwa dalam perusahaaan harus diciptakan keamanan
kerja dan perlindungan kerja dengan harapan dapat mempengaruhi kepuasan kerja.
Ketidakpuasan karyawan dapat dilihat dari data tingginya tingkat kecelakaan kerja di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung yang setiap tahunnya
mengalami peningkatan yang sangat signifikan terhitung sejak tahun 2009-2011.
Tabel 1.2 Daftar Kecelakaan Kerja Karyawan Tahun 2009-2011
No Tahun
JumlahKecelakaan Kerja
1 2009
5 orang 2
2010 11 orang
3 2011
13 orang Sumber: Bagian Umum
Daftar kecelakaan kerja yang terjadi pada PT. Nikkatsu Electric Works mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terhitung sejak tahun 2009 sampai
2011. Kecelakaan yang terjadi ditahun 2009 korban kecelakaan kerja sebanyak 5 orang, pada tahun 2010 kecelakaan kerja menjadi 11 orang dan kecelakaan kerja
mengalami kenaikan ditahun 2011 yakni berjumlah 13 orang, hal tersebut
7
Mutiah, 2013 Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3 Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menunjukkan bahwa implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 pada PT. Nikkatsu Electric Works kurang optimal.
Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja dikarenakan kurang optimalnya sarana penunjang keselamatan dan kesehatan kerja. Tidak
memadainya sarana peralatan serta perlengkapan keselamatan kerja dapat dilihat dari data peralatan dan perlengkapan kerja sebagai berikut.
Tabel 1.2 Peralatan dan Perlengkapan Kerja
PT. Nikkatsu Elctric Works Bandung No
Peralatan dan Perlengkapan keselamatan kerja
Jumlah Status
1 Battere Tembus Asap
42 Baik
2 Pakaian Tahan Panas
91 Kondisi 50 baik
3 Martil
21 Baik
4 Pemancar Fariabel Zet Fox
42 Baik
5 Pakaian Anti Panas
2 Baik
6 Linggis
21 Baik
7 Helm
116 Baik
8 Sepatu
137 Kondisi 30 baik
9 Masker Fullface
67 Baik
10 Sarung Tangun
137 Kondisi 30 baik
11 Pengisian Oksigen
1 Baik
12 Anhang Pompa Derrek
2 Baik
13 Breathing Apparatus BA
6 2 Rusak
Sumber: Sie Pengendalian Sarana Kerja Jika dilihat dari tabel perlengkapan dan peralatan yang ada, dapat terlihat
bahwa sarana fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja masih belum memadai bagi karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung. contohnya Sarung
tangan, berdasarkan data yang ada, kondisi sarung tangan karyawan, sepatu dan pakaian tahan panas sudah tidak dalam keadaan baik lagi tepatnya 70 kurang
baik. Sedangkan menurut hasil wawancara penulis dengan Sie. Pengendalian
8
Mutiah, 2013 Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3 Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sarana Kerja mengatakan, sarung tangan berperan penting bagi semua karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Sarung tangan dapat mengurangi resiko
kecelakaan ringan seperti, lecet, melepuh pada telapak tangan, luka. PT. Nikkatsu Electric Works merupakan perusahaan penanaman modal
dalam negeri PMDN bergerak dibidangindustri manufaktur alat-alat listrik, core dan lampu hemat energi.Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang
dilakukan oleh penulis dengan General Manajer yaitu Ibu Tika pada hari selasa, tanggal 5 Juni 2012, beliau
mengatakan bahwa:“...program Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 ini sudah terprogram dimana bertujuan untuk melindungi
karyawan dari bahaya kerja, oleh karena itu perusahaan ini sangat mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja.Semua program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja K3 sudah disosialisasikan kepada setiap karyawan untuk menjadikan suatu budaya yang melekat pada diri karyawan. Namun masih banyak karyawan yang
kurang memahami bahaya pekerjaannya, yang mengakibatkan melonjaknya angka kecelakaan kerja karena keteledoran karyawan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan
dari Kepala Bagian Umum yaitu Ibu Ida Erlinda mengatakan bahwa: “... penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 sudah berjalan dengan
baik akan tetapi masih sering terjadi kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kecerobohan karyawan sendiri, alat pelindung diri yang kondisinya kurang baik
serta kurang nya pelatihan”. Bertitik tolak uraian di atas, penulis menduga bahwa ada pengaruh tingkat
efektifitas implementasidari program Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 terhadap kepuasan kerja karyawan, oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk
9
Mutiah, 2013 Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja K3 Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mengkaji lebih lanjut permasalahan ini dengan mengadakan penelitian dengan judul
“ Pengaruh ImplementasiProgram Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works
Bandung ”.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah