Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan

(1)

KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN

PADA PT.SAMPALI PLASINDO INDUSTRI

Proposal

DiajukanuntukMemenuhiTugasSkripsiSebagaiSyaratdalamMencapaiGelarSarjana ISIP (S-1)

Oleh :

100907005 TRI KRISNA DHANY

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(2)

Kerja Karyawan Nama : Tri Krisna Dhany NIM : 100907005

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos M.Si

Perubahan yang terus terjadi dalam bidang teknologi dan informasi memaksa setiap pelaku bisnis untuk terus dapat bersaing dalam mengembangkan profitnya agar dapat bertahan. Sumber daya manusia yang berkembang dan dapat menerima perubahan merupakan aset yang berharga bagi perusahaan untuk terus berusaha menjadi lebih baik dan pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan, untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan pada PT. Sampali Plasindo Industri

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif dengan analisa data kuantitatif, yang bersifat mencari hubungan antara variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah keselamatan dan kesehatan kerja dan variabel Y adalah produktifitas kerja karyawan. Sampel yang digunakan adalah seluruh karyawan bagian produksi di PT. Sampali Plasindo Industri. Penarikan sampelnya menggunakan teknik total sampling dengan total sampel 35 orang. Data yang diperoleh kemudian akan di analisis dengan menggunakan teknik analisa data kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang didapatkan dengan menggunakan rumus korelasi product moment, maka diperoleh hasilnya yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada tingkat sedang antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan sebesar 0,427 dan nilai sig (2-tailed) 0,010<0,05. Dengan besarnya pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja sebesar 18,2%.


(3)

Effect of Occupational Safety and Health Program Against Employee Productivity Name : Tri Krisna Dhany

Reg. Number : 100907005

Faculty : Social and Politic Science Department : Business Administration Science Advisor : M. Arifin Nasution, S. Sos M.Si

The change that is happening regularly at sector information and technology made every businessman have to competitive in increasing profit to survive. Human resources that can develop and accept the change is precious asset for company to transform the company better and then increasing performance of company in short and long period. The purpose of this research is to know the possibility of the Effect of Occupational Safety and Health Program Against Employee Productivity and to know how big the Effect of Occupational Safety and Health Program Against Employee Productivity in PT. Sampali Plasindo Industri.

This research method used associative research method with quantitative data analysis that search the relation between variable X and variable Y. Variable X is safety and health and variable Y is productivity. Sample of this research is all of the employees’ in PT. Sampali Plasindo Industri. The sample took using total sampling technique with total 35 people. The data collected then analyzed using quantitative data analysis technique.

Based on the result of research and continue with analyze collected data using correlation product moment formula, then the result is there is the significant relation and positive in middle degree between Effect of Occupational Safety and Health Program Against Employee Productivity about 0,427 and value of sig (2-tailed) is 0,010<0,05. With value of the Effect of Occupational Safety and Health Program Against Employee Productivity is about 18,2%.


(4)

Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillahi robbil ‘alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, serta dengan usaha yang sunguh-sungguhsehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SAMPALI PLASINDO INDUSTRI” Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara, maka penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akademik peneliti sebagai syarat kelulusan. Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu lembaga atau organisasi. Manusia dalam hal ini adalah pegawai atau karyawan yang berperan sebagai penggerak utama untuk menjalankan fungsi organisasi dan mewujudkan tujuan yang hendak dicapai suatu organisasi. Oleh karena itu semua organisasi memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien sesuai dengan job description-nya.

Dalam proses penulisan dan penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara


(5)

Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi lmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unuversitas Sumatera Utara.

4. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Sp selaku Dosen Pembimbing Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Kak Siswati Saragi S.Sos, M.SP Yang selalu memotivasi saya.

6. Bapak/Ibu Staf Pengajar Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah berjasa memberikan ilmu, nasehat serta arahan kepada peneliti selama peneliti menimba ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

7. Staf Pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga yang telah banyak membantu segala urusan administrasi sejak awal peneliti memulai studi hingga saat ini.

8. Alm. Ayah dan Bunda yang selalu menjadi malaikat tak bersayap, membimbing dan membiayai seluruh pendidikan saya.

9. Alm. Kakek Amin yang selalu mendukung pendidikan saya dan terima kasih atas bantuannya.

10.Kakak dan Abang saya, yang selalu memberikan semangat juga nasehat.

11.Untuk kekasih tercinta, terimakasih sayang yang selalu menasehati dan selalu memberi motivasi selama ini ^_^

12.Seluruh staff Pengajar Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

depan dan sukses buat kita semua amin.

14.Terkhusus buat teman terdekat Mita, dan Umi terima kasih atas kekompakannya juga dukungannya.

15.Buat sahabat saya dewi, abdi, josua, dan halimah terima kasih atas saran dan dukungan kalian semua.

Akhir kata, peneliti berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan skripsi.

Medan, April 2015 Penulis,

NIM. 100907005 TRI KRISNA DHANY


(7)

LEMBARAN JUDUL

ABSTRAK……… i

ABSTRACT………... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI……….vi

DAFTAR TABEL……… xi

DAFTAR GAMBAR ……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Batasan Masalah ……….. 4

1.3. Rumusan Masalah ……… 4

1.4. Tujuan Penelitian ………... 4

1.5. Manfaat Penelitian ………... 5

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ………... 6

2.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ………. 6


(8)

2.1.4. Tujuan Keselamatan Kerja ……… 12

2.1.5. Pengertian Kesehatan Kerja ……….. 14

2.1.6. Syarat-Syarat Kesehatan Kerja …... 15

2.1.7. Tujuan Kesehatan Kerja ……… 18

2.1.8. Pengertian Produktifitas Kerja ………... 18

2.1.9. Syarat-Syarat Produktifitas Kerja …... 20

2.1.10.Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja dan Usaha-Usaha Dalam Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ………... 22

2.2. Kinerja Karyawan ………... 24

2.2.1. Pengertian Kinerja Karyawan …………... 24

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ……… 24

2.2.3. Pengukuran Kinerja ……….. 25

2.2.4. Penilaian Kinerja, Manfaat, Tujuan, dan Fungsinya ………. 26

2.3. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Produktifitas Kerja Karyawan ………... 31


(9)

2.6. Hipotesis .………... 37

2.7. Defenisi Konsep ………. 38

2.8. Defenisi Operasional ………... 39

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian ………..…... 42

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ………..……… 42

3.3. Populasi dan Sampel …………... 42

3.3.1.Populasi ………. 42

3.3.2. Sampel ……….. 43

3.4. Teknik Pengumpulan Data ………... 43

3.5. Teknik Pengukuran Skor ………... 44

3.6. Metode Analisis Data ………... 45

3.6.1. Uji Instrumen ………... 45

3.6.2. Teknik Analisis Data ……… 47

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 50


(10)

4.1.3. Misi Perusahaan ……….... 51

4.1.4. Tujuan Perusahaan ……… 51

4.1.5. Struktur Organisasi ………... 52

4.2. Personalia ……… 58

4.3. Penyajian Data ………... 63

4.3.1. Profil Responden ……….. 63

4.4. Penyajian Data Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Variabel X) ……… 65

4.4.1. Uji Validitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Variabel X)……….. 65

4.4.2. Uji Reliabilitas Variabel X (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) ……….. 67

4.4.3. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Variabel X ………… 67

4.5. Penyajian Data Produktifitas (Variabel Y) ………. 82

4.5.1. Uji Validitas Produktifitas (Variabel Y) ………. 82

4.5.2. Uji Realibilitas Produktifitas (Variabel Y) ………. 84


(11)

4.6. Analisis Data ………... 98

4.6.1. Uji Normalitas ………. 98

4.6.2. Koefisien Korelasi Product Moment ……… 99

4.6.3. Analisis Regresi Linear Sederhana……… 99

4.6.4. Koefisien Determinasi ……….. 102

4.7. Pembahasan ………... 102

4.7.1. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja ………. 102

4.7.2. Analisis Produktifitas ………... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……….. 108

5.2. Saran ……… 109

DAFTAR PUSTAKA


(12)

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu………...33

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment ... 48

Tabel 4.1 Pengaturan Jam Kerja karyawan ... 59

Tabel 4.2 Undang-Undang Kecelakaan Kerja ... 62

Tabel 4.3 Distribusi Responden ... 63

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden ... 64

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Responden ... 64

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X)………...66

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja ………..67

Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Perusahaan Mendata Semua Kecelakaan Yang Terjadi………...68

Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Perusahaan Membuat Tim Investigasi Untuk Menyelidiki Kecelakaan………....69

Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Perusahaan Menganalisa Hasil Investigasi………...70

Tabel 4.11 Jawaban Responden Tentang Perusahaan Membuat Laporan Kecelakaan Kerja atas Hasil Investigasi………..70

Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Tersedia Prosedur Kerja Yang Memadai………...71


(13)

Dapat Dipahami………...72 Tabel 4.14 JawabanResponden Tentang Peralatan Yang Digunakan

Sesuai Dengan Jenis Pekerjaan………...73 Tabel 4.15 Jawaban Responden Tentang Peralatan Yang

Digunakan Sesuai Dengan Metode Yang Benar………....73 Tabel 4.16 Jawaban Responden Tentang Peralatan Dapat Berfungsi

Dengan Baik………...74 Tabel 4.17 Jawaban Responden Tentang Pengecekan Rutin Terhadap

Semua Peralatan YangDigunakan………..75 Tabel 4.18 Jawaban Responden Tentang Tedapat Alat Pelindung Diri

Untuk Pekerjaan Yang Beresiko………76 Tabel 4.19 Jawaban Responden Tentang Terdapat Sarana Kesehatan

Yang Memadai………...77 Tabel 4.20 Jawaban Responden Tentang Terdapat Tim Medis Yang

Cepat Tanggap………....77 Tabel 4.21 Jawaban Responden Tentang Penawaran Imunisasi Gratis

Bagi Karyawan………...78 Tabel 4.22 Jawaban Responden Tentang Diadakan Pelatihan

Pengenalan Lingkungan Pabrik Untuk Para Karyawan Baru…….79 Tabel 4.23 Jawaban Responden Tentang Mengadakan Acara Gathering

Party………79 Tabel 4.24 Jawaban Responden Tentang Tersedia Asuransi Kesehatan


(14)

Pembicara………...81 Tabel 4.26 JawabanResponden Tentang Menyediakan Sara Olah

Raga………81 Tabel 4.27 Hasil Uji Validitas Instrumen Produktifitas (Y) ... 83 Tabel 4.28 Hasil Uji Reliabilitas Produktifitas

(Variabel Y).………...84 Tabel 4.29 Jawaban Responden Tentang Bertanggung Jawab Atas

Output Pekerjaan………84 Tabel 4.30 Jawaban Responden Tentang Mencapai Target

Kerja………...85 Tabel 4.31 Jawaban Responden Tentang Memaksimalkan Hasil

Pekerjaan………86 Tabel 4.32 Jawaban Responden Tentang Menyelesaikan Sejumlah

Pekerjaan Dengan Cepat……….86 Tabel 4.33 Jawaban Responden Tentang Karyawan Merasa

Nyaman Dalam Bekerja………...87 Tabel 4.34 Jawaban Responden Tentang Fasilitas Kerja Membuat

Semangat Karyawan………...88 Tabel 4.35 Jawaban Responden Tentang Teliti Dalam Bekerja………...88 Tabel 4.36 Jawaban Responden Tentang Berkonsentrasi Dalam


(15)

Hasil Kerja Yang Lebih Baik……….90 Tabel 4.38 Jawaban Responden Tentang Melakukan Pekerjaan

Dengan Rapi………...90 Tabel 4.39 Jawaban Responden Tentang Mengoptimalkan

Kemampuan Dalam Bekerja………...91 Tabel 4.40 Jawaban Responden Tentang Masuk Kerja Tepat

Waktu……….92 Tabel 4.41 Jawaban Responden Tentang Menyelesaikan Pekerjaan

Tepat Waktu………...92 Tabel 4.42 Jawaban Responden Tentang Bekerja Sesuai Jam

Kerja………...93 Tabel 4.43 Jawaban Responden Tentang Dapat Memanfaatkan

Waktu Jam Kerja………94 Tabel 4.44 Jawaban Responden Tentang Kesusuaian Antara

Banyaknya Pekerjaan Dengan Kemampuan

Yang Dimiliki……….94 Tabel 4.45 Jawaban Responden Tentang Kerjasama Tim………95 Tabel 4.46 Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk

variabel X ... 96 Tabel 4.47 Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responde untuk

variabel Y ... 97 Tabel 4.48 Hasil Uji Normalitas ... 98


(16)

Tabel 4.51 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 99 Tabel 4.52 Hasil Analisis R-Square………...100


(17)

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Sampali Plasindo


(18)

Kerja Karyawan Nama : Tri Krisna Dhany NIM : 100907005

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos M.Si

Perubahan yang terus terjadi dalam bidang teknologi dan informasi memaksa setiap pelaku bisnis untuk terus dapat bersaing dalam mengembangkan profitnya agar dapat bertahan. Sumber daya manusia yang berkembang dan dapat menerima perubahan merupakan aset yang berharga bagi perusahaan untuk terus berusaha menjadi lebih baik dan pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan, untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan pada PT. Sampali Plasindo Industri

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif dengan analisa data kuantitatif, yang bersifat mencari hubungan antara variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah keselamatan dan kesehatan kerja dan variabel Y adalah produktifitas kerja karyawan. Sampel yang digunakan adalah seluruh karyawan bagian produksi di PT. Sampali Plasindo Industri. Penarikan sampelnya menggunakan teknik total sampling dengan total sampel 35 orang. Data yang diperoleh kemudian akan di analisis dengan menggunakan teknik analisa data kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang didapatkan dengan menggunakan rumus korelasi product moment, maka diperoleh hasilnya yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada tingkat sedang antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan sebesar 0,427 dan nilai sig (2-tailed) 0,010<0,05. Dengan besarnya pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja sebesar 18,2%.


(19)

Effect of Occupational Safety and Health Program Against Employee Productivity Name : Tri Krisna Dhany

Reg. Number : 100907005

Faculty : Social and Politic Science Department : Business Administration Science Advisor : M. Arifin Nasution, S. Sos M.Si

The change that is happening regularly at sector information and technology made every businessman have to competitive in increasing profit to survive. Human resources that can develop and accept the change is precious asset for company to transform the company better and then increasing performance of company in short and long period. The purpose of this research is to know the possibility of the Effect of Occupational Safety and Health Program Against Employee Productivity and to know how big the Effect of Occupational Safety and Health Program Against Employee Productivity in PT. Sampali Plasindo Industri.

This research method used associative research method with quantitative data analysis that search the relation between variable X and variable Y. Variable X is safety and health and variable Y is productivity. Sample of this research is all of the employees’ in PT. Sampali Plasindo Industri. The sample took using total sampling technique with total 35 people. The data collected then analyzed using quantitative data analysis technique.

Based on the result of research and continue with analyze collected data using correlation product moment formula, then the result is there is the significant relation and positive in middle degree between Effect of Occupational Safety and Health Program Against Employee Productivity about 0,427 and value of sig (2-tailed) is 0,010<0,05. With value of the Effect of Occupational Safety and Health Program Against Employee Productivity is about 18,2%.


(20)

1.1.Latar Belakang

Dunia bisnis sekarang dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumberdaya lainnya yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi yang besar untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output optimal.

Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya tergantung pada peralatan modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai.

Dalam meningkatkan kinerja karyawannya perusahaan menempuh beberapa cara misalnya melalui pendidikan, pelatihan, adanya keselamatan dan


(21)

kesehatan kerja, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan komunikasi yang baik. Melalui proses-proses tersebut, karyawan diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka karena para karyawan telah terbekali oleh pendidikan dan pelatihan yang tentu berkaitan dengan implementasi kerja mereka.

Sedangkan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hak para karyawan dankewajiban dari pihak perusahaan untuk mendukung kontribusi para karyawannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Prestasi kerja pegawai bukanlah suatu kebetulan saja, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi.

Hal ini harus menjadi perhatian karena program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan sangat berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai guna pecapaian kerja yang maksimal. Sehinggamemberikan dampak terhadap peningkatan produktivitas perusahaan/organisasi. Salah satu cara yang bisa ditempuh manajemen dalam rangka meningkatkan semangat (moral) kerja adalah melalui pemberian keselamatan kerja kepada tenaga kerja.

PT. Sampali Plasindo Industri dalam proses produksinya menggunakan bahan-bahan yang kompleks serta peralatan dengan tingkat teknologi yang semakin tinggi. Proses produksi yang menggunakan peralatan dengan tingkat teknologi yang semakin tinggi akan berlangsung dengan cepat serta efisien sehingga menghasilkan produk yang bermutu dengan harga yang bersaing, tetapi disisi lain penggunaan tenologi tinggi dapat menimbulkan kemungkinan bahaya yang yang lebih besar seperti kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan lain-lain. Oleh karena itu PT.Sampali Plasindo Industri menganggap perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan agar perusahaan tidak kehilangan tenaga kerja


(22)

yang berakibat menghambat proses produksi yang akan merugikan perusahaan akibat kecelakaan kerja ditempat kerja tersebut. PT.Sampali Plasindo Industri juga perlu menyediakan ruangan yang luas untuk proses produksi serta penerangan yang cukup ditempat kerja. Perusahaan yang menganggap perlindungan kerja itu penting tentunya akan memperhatikan hal-hal tersebut diatas untuk menghindari menurunnya produksi dari perusahaan, sebab dengan adanya kecelakaan tersebut dapat pula mengakibatkan menurunnya produktifitas karyawan.

Namun dalam kenyataannya program-program jaminan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja tersebut kurang dapat berjalan secara maksimal. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan masih sering terjadinya karyawan yang mengalami kecelakaan kerja, kondisi tersebut membuktikan bahwa selain adanya kecerobohan para karyawan dalam beraktifitas juga dikarenakan sarana dan prasarana yang telah diberikan guna memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja kurang memenuhi persyaratan. Pada sisi yang lain kondisi tersebut membuktikan bahwa program-program jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak berjalan bagaimana seharusnya.

Apabila kesehatan dan keselamatan kerjatelah terpenuhi maka karyawan akan bekerja sebaik mungkin dengan kemampuannya, sehingga produktifitas meningkat. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktifitas karyawan pada PT Sampali Plasindo Industri yang beralamat Jalan Pasar II Dusun III No.97 Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan.


(23)

1.2. Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah lebih terfokus maka penulis membatasi hanya pada keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas karyawan tahun 2014.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan pada PT. Sampali Plasindo Industri?

2. Seberapa besar pengaruh antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktifitas kerja karyawan pada PT. Sampali Plasindo Industri?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktifitas kerja karyawan di PT. Sampali Plasindo Industri.

2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan di PT. Sampali Plasindo Industri.


(24)

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat: 1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kenyataan di dunia usahadibandingkan dengan teori yang didapat dibangku kuliah khususnya tentang program kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan dalam perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan acuan bagi pihak pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan dan kebijakan khususnya dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja guna meningkatkan produktifitas kerja karyawan dalam suatu perusahaan.

3. Bagi Umum

Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dan pengaruhnya terhadap produktifitas kerja karyawan.


(25)

KERANGKA TEORI

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajamen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan perusahaan.Sumber daya manusia di perusahaan perlu dikelola secara professional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan usaha dan organisasi perusahaan sangatlah bergantung pada produktivitas tenaga kerja yang ada diperusahaan.

Menurut Hasibuan (2004:244) mengatakan bahwa sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya piker dan fisik yang dimiliki manusia untuk didayagunakan dalam menjalankan suatu organisasi atau urusan sehingga berdayaguna atau berhasil. Sedangkan menurut Almasdi (2006:17) sumber daya manusia adalah kekuatan daya piker dan karya manusia yang masih tersimpan didalam dirinya yang perlu dibina dan digali serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan kehidupan masyarakat.


(26)

Menurut Suma’mur (1986:8), Kecelakaan adalah kejadian tak terduga dan tak diharapkan, tidak terduga karena didalamnya tidak terdapat unsur kesengajaan serta tidak diharapkan karena peristiwa kecelakaan dapat menimbulkan kerugian baik ringan maupun berat.

Pengertian kecelakaan kerja pada intinya kecelakaan kerja itu bersifat tidak pasti, karena tidak dapat diprediksi kapan terjadinya, dimana tempatnya serta besar atau kecilnya kerugian yang ditimbulkan. Sehingga orang sering beranggapan bahwa kecelakaan itu berhubungan dengan nasib seseorang. Padahal kecelakaan itu sebenarnya selalu didahului oleh gejala-gejala yang menandakan akan adanya suatu kecelakaan tersebut.

Ada enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia (Mangkunegara, 2000:2) yaitu sebagai berikut:

1. Pengadaan tenaga kerja terdiri dari: a. Perencanaan sumber daya manusia b. Analisis Jabatan

c. Penarikan Pegawai d. Penempatan Kerja e. Orientasi Kerja

2. Pengembangan tenaga kerja mencakup: 1. Pedidikan dan Pelatihan

2. Pengembangan


(27)

3. Pembelian balas jasa mencakup: a. Balas jasa langsung terdiri dari:

1. Gaji/Upah 2. Insentif

b. Balas jasa tidak langsung terdiri dari: a. Keuntungan

b. Pelayanan/Kesejahteraan 3. Integrasi mencakup:

1. Kebutuhan karyawan 2. Motivasi kerja 3. Kepuasan kerja 4. Disiplin kerja 5. Partisipasi kerja

4. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup: a. Pemberhentian karyawan

2.1.2. Pengertian Keselamatan Kerja

Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya yaitu perlindungan keselamatan, perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya yang dapat menimpa atau mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya.


(28)

Pengertian keselamatan kerja menurut Suma’mur (1986:1) yaitu keselamatan kerja yang berkaitan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.

Anwar Prabu dan Mangkunegara (2004:61), keselamatan kerja didefinisi sebagai berikut “Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan kerusakan atau kerugian di tempat kerja”.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa keselamatan kerja adalah keadaan dimana tenaga kerja merasa aman dan nyaman, dengan perlakuan yang didapat dari lingkungan dan pengaruh pada kualitas kerja,apakah dia nyaman dengan peralatan keselamatan kerja,peralatan yang dipergunakan,tata letak ruang kerja dan beban kerja yang didapat.

Menurut dasar hukum peraturanperundang-undangan yang diatur dalam undang-undang tentang keselamatan kerja No.1 Tahun 1970 meliputi seluruh aspek pekerja yang berbahaya, dari segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Sesuai dengan pengertian keselamatan kerja yang dikemukakan Moenir (1983:203) maka faktor-faktor dari keselamatan kerja adalah:

1. Lingkungan Kerja Secara Fisik

Secara fisik, hal-hal yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan keselamatan kerja adalah:


(29)

a. Penempatan benda atau barang sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan atau mencelakakan orang-orang yang berada di tempat kerja atau sekitarnya. Penempatan dapat pula dilakukan dengan diberi tanda-tanda, batas-batas, dan peringatan yang cukup.

b. Perlindungan pada pegawai/pekerja pengguna alat-alat kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan, dengan cara memberikan alat perlindungan yang sesuai dan baik. Perlengkapan perlindungan misalnya: masker, sarung tangan, tutup kepala, pakaian, dan lain-lain. c. Penyediaan perlengkapan yang mampu untuk digunakan sebagai alat

pencegah, pertolongan, dan perlindungan. Perlengkapan pencegahan misalnya: alat pencegahan kebakaran, pintu darurat, alat P3K , dan lain sebagainya.

2. Lingkungan Sosial Psikologis

Sedangkan jaminan kecelakaan kerja secara psikologis dapat dilihat pada aturan organisasi mengenai berbagai jaminan organisasi atas pegawai/pekerja yang meliputi:

a. Perlakuan yang adil terhadap semua pegawai/pekerja tanpa membedakan agama, suku, turunan, dan lingkungan sosial. Aturan mengenai ketertiban organisasi atau pekerjaan hendaknya diperlakukan secara merata terhadap pegawai tanpa pengecuali. Masalah-masalah seperti itulah yang sering menjadi sebab utama kegagalan pegawai dalam bekerja.

b. Perawatan dan pemeliharaan asuransi terhadap seluruh karyawan. Asuransi meliputi jenis dan tingkat penderitaan yang dialami oleh


(30)

karyawan. Adanya asuransi jelas memberi ketenangan pegawai dalam bekerja.

c. Masa depan pegawai terutama dalam keadaan tidak mampu lagi melakukan pekerjaan akibat kecelakaan kerja, baik fisik maupun mental. Bentuk jaminan masa depan ini dapat diwujudakan seperti tunjangan pensiun, tunjangan cacat atau yang lainnya. Sehingga dapat dijadikan modal usaha untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

d. Kepastian kedudukan dalam pekerjaan, hal ini merupakan salah satu jaminan bahwa orang-orang dalam organisasi itu dilindungi hak/kedudukannya oleh peraturan.

2.1.3. Syarat-syarat Keselamatan Kerja

Berdasarkan ruang lingkup yang telah ditetapka pada pasal 3 Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yang ditunjuk untuk:

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran c. Mencegah dan mengurangi peledakan.

d. Memberi kesempatan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran dan kejadian kejadian lain yang berbahaya.

e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan f. Memberikan alat-alat perlindungan diri

g. Mencegah, mengendalikan dan menyebarnya luasnya suhu, kelembaban debu, kotoran, asap, uap gas, hembusan angin, sinar, radiasi, suara dan getaran


(31)

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

i. Memperoleh penerapan yang cukup dan sesuai j. Memberikan penyegaran udara yang baik k. Mengatur suhu dan kelembaban yang bak

l. Memelihara kesehatan dan ketertiban secara baik

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya

n. Mengamankan dan memelihara semua jenis bangunan

o. Mengamankan dan memperlancar bongkar muat, perlakuan dan penyimpangan barang

p. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

q. Menyesuaikan penyempurnaan pengamanan pada pekerja yang bahaya kecelakaan kerja menjadi lebih tinggi

Dari uraian tersebut dapat diketahui, bahwa sasaran dari syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi perusahaan adalah keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia atau tenaga kerja yang merupakan suatu kegiatan untuk mencegah kecelakaan, cacat, kematian dan kerugian sebagai akibat dari kecelakaan kerja.

2.1.4. Tujuan Keselamatan Kerja

Tujuan keselamatan kerja menurut pendapat Suma’mur (1986:1-2) adalahsebagai berikut:


(32)

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. 3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dengan demikian, maka tujuan keselamatan kerja mengisyaratkan bahwa kegiatan keselamatan kerja dengan usaha mengenal dan merumuskan kegiatan pelaksanaan yang didukung dengan pengawasan agar di dapat hasil yang memuaskan.

Dari uraian tersebut diatas, maka pada dasarnya usaha untuk memberikan perlindungan keselamatan kerja pada karyawan dilakukan dua cara (Soeprihanto, 1996:48) yaitu:

1. Usaha preventif atau mencegah

Preventif atau mencegah berarti mengendalikan atau menghambat sumber-sumber bahaya yang terdapatdi tempat kerja sehingga dapat mengurangi atau tidak menimbulkan bahaya bagi para karyawan.

Langkah-langkah pencegahan itu dapat dibedakan, yaitu:

a. Subsitusi (mengganti alat/sarana yang kurang/tidak berbahaya). b. Isolasi (member isolasi/alat pemisah terhadap sumber bahaya). c. Pengendalian secara teknis terhadap sumber-sumber bahaya. d. Pemakaian alat pelindung perorangan.

e. Petunjuk dan peringatan ditempat kerja. 2. Usaha represif atau kuratif

Kegiatan yang bersifat kuratif berarti mengatasi kejadian atau kecelakaan yang disebabkan oleh sumber-sumber bahaya yang terdapat ditempat kerja. Pada saat terjadi kecelakaan atau kejadian lainnya sangat dirasakan arti pentingnya persiapan baik fisik maupun mental para karyawan sebagai suatu kesatuan atau


(33)

team kerja sama dalam rangka mengatasi dan menghadapinya. Selain itu, persiapan alat atau sarana lainnya yang secara langsung didukung oleh pimpinan organisasi perusahaan.

2.1.5. Pengertian Kesehatan Kerja

Program kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama.

Menurut Moenir (1983:207) yang dimaksud kesehatan kerja adalah “suatuusaha dan keadaan yang memungkinkan seseorang mempertahankan kondisi kesehatannya dalam pekerjaan”.

Menurut Mathis dan Jackson (2002:245) pengertian kesehatan kerja adalah “Merupakan kondisi yang merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Individu yang sehat adalah individu yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental dan emosi yang bias menggangu aktifitas manusia normal secara umum”.

Program kesehatan fisik yang dibuat oleh perusahaan sebaiknya terdiri dari salah satu atau keseluruhan elemen-elemen (Ranupandojo dan Husnan,2002:263) berikut ini:

a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali diterima bekerja.


(34)

c. Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk semua karyawan secara periodik.

d. Tersedianya peralatan dan staff media yang cukup.

e. Pemberian perhatian yang sistematis yang preventif masalah ketegangan. f. Pemeriksaan sistematik dan periodik terhadap persyaratan-persyaratan

sanitasi yang baik.

Selain melindungi karyawan dari kemungkinan terkena penyakit atau keracunan, usaha menjaga kesehatan fisik juga perlu memperhatikan kemungkinan-kemungkinan karyawan memperoleh ketegangan atau tekanan selama mereka bekerja.

Dalam bekerja diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja, adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja (Mangkunegara, 2000:162) adalah sebagai berikut:

a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna ruangan kerja, penerangan yang cukup, dan mencegah kebisingan.

b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit. c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja.

2.1.6. Syarat-syarat Kesehatan Kerja

Perusahaan perlu memperhatikan kesehatan karyawan untuk memberikan kondisi kerja yang lebih sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tingggi.


(35)

1. Keadaan dan Kondisi Karyawan

Keadaan dan kondisi karyawan adalah keadaan yang dialami oleh karyawan pada saat bekerja yang mendukung aktivitas dalam bekerja. 2. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah lingkungan yang lebih luas dari tempat yang mendukung aktivitas karyawan dalam bekerja.

3. Perlindungan Karyawan

Perlindungan karyawan merupakan fasilitas yang diberikan untuk menunjang kesejahteraan karyawan.

Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER/MEN/1996, dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Menetapkan kebijakan kesehatan, serta menjamin komitmen terhadap penerapan sistem kesehatan kerja.

b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan, sasaran, penerapan kesehatan kerja.

c. Menerapkan kebijakan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan tujuan dan sasaran keselamatan kerja.

d. Mengukur, memantau, mengevaluasi kinerja kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen kesehatan kerja secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja karyawan.


(36)

Menurut Manullang (1990:87), adapun faktor-faktor dari kesehatan kerja yang meliputi:

1. Lingkungan kerja secara medis

Dalam hal ini lingkungan kerja secara medis dapat dilihat dari sikap perusahaan dalam menangani hal-hal sebagai berikut:

a. Kebersihan lingkungan kerja

b. Suhu udara dan ventilasi ditempat kerja

c. Sistem pembuangan sampah dan limbah industri 2. Sarana kesehatan tenaga kerja

Upaya-upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga kerjanya. Hal ini dapat dilihat dari:

a. Penyediaan air bersih

b. Sarana olah raga dan kesempatan rekreasi c. Sarana kamar mandi dan wc

d. Pemeliharaan Kesehatan tenaga kerja

Upaya dari perusahaan untuk menjaga kesehatan dari tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari:

a. Pemberian makanan yang bergizi b. Pelayanan kesehatan tenaga kerja c. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja

Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan kerja adalah suatu usaha dan aturan-aturan untuk menjaga kondisi perburuhan dari kejadian atau keadaan yang merugikan kesehatan dan kesusilaan, baik keadaan yang sempurna fisik, mental maupun sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal.


(37)

2.1.7. Tujuan Kesehatan Kerja

Tujuan kesehatan kerja menurut Manullang (1990:87) adalah:

a. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial.

b. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja.

c. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja.

d. Meningkatkan produktifitas kerja.

2.1.8. Pengertian Produktifitas Kerja

Produktifitas kerja merupakan suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan output dengan input yang dibutuhkan seorang tenaga kerja untuk menghasilkan produk. Pengukuran Produktifitas dilakukan dengan melihat jumlah output yang dihasilkan oleh setiap karyawan selama sebulan. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila ia mampu menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan lain dalam waktu yang sama.

Produktifitas mengandung pengertian filosofis, defenisi kerja dan operasional. Menurut Arfida BR (2003:36), secara filosofis produktifitas merupakan pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental demikian akan mendorong manusia untuk tidak merasa puas, tetapi terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Faktor-faktor


(38)

1. Manusia

Faktor manusia mencakup beberapa aspek antara lain kuantitas, tingkat keahlian, latar belakang kebudayaan dan pendidikan, kemampuan, sikap, minat, struktur pekerjaan, umur, jenis kelamin.

2. Modal

Faktor modal meliputi aspek modal tetap, teknologi, dan bahan baku. 3. Metode (proses)

Faktor metode meliputi tata ruang tugas, penanganan bahan baku penolong dan mesin, perencanaan dan pengawasan produksi, pemeliharaan melalui pencegahan, teknologi yang memakai cara alternatif.

4. Faktor produksi

Meliputi kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran, spesialisasi produksi.

5. Faktor lingkungan organisasi

Meliputi organisasi dan perencanaan, kebijaksanaan personalia, system manajemen, gaya kepemimpinan, kondisi kerja, ukuran perusahaan, iklim kerja, system intensif.

6. Faktor lingkungan Negara

Meliputi struktur sosial politik, struktur industri, pengesahan, tujuan pengembangan jangka panjang dan lain-lain.

7. Faktor lingkungan internasional

Meliputi kondisi perdagangan dunia, masalah-masalah perdagangan internasional, kebijakan migrasi tenaga kerja.


(39)

8. Umpan balik

Umpan balik menunjukkan bagaimana masyarakat menilai kuantitas dan kualitas produksi berapa banyak uang yang harus dibayarkan untuk masukan-masukan utamanya (tenaga kerja dan modal) dimana masyarakat menawarkan pada perusahaan.

Secara definisi kerja, produktifitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan persatuan waktu. Menurut Sukamto Reksohadiprojo, (1997:14) pengukuran produktifitas dapat dilakukan secara langsung, misalnya dengan jam / orang, tiap ton hasil atau kilowatt listrik.

2.1.9. Syarat-syarat Produktifitas Kerja

Menurut John Soeprihanto (1996:6) hal-hal yang dapat mempengaruhi tingkat produktifitas karyawan antara lain:

1. Hasil dari kinerja karyawan

Adalah perilaku karyawan yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi pada perusahaan.

2. Hasil produksi

Adalah sesuatu yaang dihasilkan oleh perusahaan baik berupa barang ataupun jasa.

3. Target perusahaan

Merupakan sasaran yang harus dicapai perusahaan .

Produktifitas kerja pada hakekatnya adalah suatu sikap mental yang berusaha dan berpandangan dalam hal medorong seorang karyawan agar selalu


(40)

kreatif mencari metode untuk meningkatkan taraf hidup diwaktu yang akan datang.

Produktifitas kerja mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dapat dicapai dengan peran tenaga kerja yang bersangkutan persatuan waktu. Secara matematis, jika hasil kerja atau output = O. Secara matematis, jika hasil kerja atau output = O. Secara matematis, jika hasil kerja atau output = O dan peran tenaga kerja atau input = I, maka produktivitas kerja = (O/I) x 100%. Seorang tenaga kerja dinilai produkivitas jika yang bersangkutan mampu menghasilkan output lebih banyak dalam satuan waktu tertentu. Jika produktifitas kerja hanya dikaitkan dengan waktu saja, maka jelas kiranya bahwa produktifitas kerja sangat tergantung pada segi keterampilan dan keahlian tenaga kerja secara fisk.

Mangkunegara (2004:67) mendefinisikan produktifitas kerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Penilaian produktifitas kerja pada dasarnya merupakan salah satu faktor untuk mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Perusahaan yang telah melakukan penilaian produktifitas kerja, berarti suatu organisasi telah memanfaatkan secara baik sumber daya manusia didalam perusahaan tersebut. Untuk keperluan penilaian produktifitas kerja tersebut, diperlukan informasi-informasi yang relevan (valid) dan reliable (tidak valid).


(41)

2.1.10.Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja dan Usaha-Usaha Dalam Meningkatkan Kesehatan dan Keselamatan kerja

Sebelum menguraikan usaha-usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja maka akan diuraikan mengenai penyebab terjadinya kecelakaan kerja , yaitu sebagai berikut:

1. Keadaan tempat lingkungan kerja

a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhatikan keamanannya.

b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

c. Pembuangan kotoran dan limbah yg tidak pada tempatnya. 2. Pengaturan udara

1. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu dan tidak enak).

2. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya. 3. Pengaturan penerangan

1. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat. 2. Ruang kerja kurang cahaya, remang-remang.

4. Pemakaian peralatan

1. Pengamanan peralatan kerja yang sudah using atau rusak. 2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik. 5. Kondisi fisik dan mental pegawai

1. Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak stabil.

2. Emosi Pegawai tidak tidak stabil, kepribadian pegawai rapuh, cara berfikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah,


(42)

sikap pegawai ceroboh, kurang cermat dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko bahaya.

Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja menurut Dessler (1997:316) yaitu sebagai berikut:

a. Mengurangi kondisi yang tidak aman.

Mengurangi kondisi yang tidak aman merupakan lini pertama dalam mengurangi kondisi fisik yang tidak aman.

b. Mengurangi tindakan yang tidak aman melalui seleksi dan penempatanMengurangi tindakan-tindakan yang tidak aman melalui pendekatan-pendekatan dasar kedua, yaitu dengan jalan melakukan penyaringan orang yang mudah mendapat kecelakaan sebelum melakukan pekerjaan.

c. Mengurangi tindakan tidak aman melalui propaganda

Propaganda seperti poster-poster seperti keselamatan kerja dapat membantu mengurangi tindakan-tindakan yang tidak aman.

d. Mengurangi tindakan-tindakan tidak aman melalui pelatihan

Pelatihan dan keselamatan kerja dapat mengurangi kecelakaan. Pelatihan tersebut kususnya cocok untuk para karyawan baru.

e. Mengurangi tindakan tidak aman melalui dorongan positif

Program keselamatan kerja yang didasarkan pada dorongan positif dapat memperbaiki keselamatan ditempat kerja, hal tersebut akibat dari peran serta perusahaan yang selalu berusaha atau tanggap terhadap keadaan atau kondisi karyawan.


(43)

f. Mengurangi tindakan yang tidak aman melalui komitmen manajemen puncak.

Salah satu temuan yang paling konsisten dalam literature adalah program perusahaan yang berhasil menurut komitmen manajemen yang kuat terhadap keamanan.

2.2. Kinerja Karyawan

2.2.1. Pengertian Kinerja Karyawan

Mangkunegara dan Anwar Prabu (2000:67) mengatakan kinerja adalah “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan menurut Dharma (1993:212) “Kinerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk atau jasa yang dihasilkan atau diberikan seseorang atau kelompok orang”.

Dari kedua pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kinerja dapat digunakan sebagai ukuran hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seorang karyawan atau pegawai dalam rangka melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya.

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson (2006:113) menyatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi bagaimana individu yang ada bekerja, yaitu:


(44)

1. Kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut 2. Tingkat usaha yang dicurahkan

3. Dukungan organisasi

Menurut model mitra-lawyer(dalam Moeheriono, 2009:61) kinerja individu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Harapan mengenai imbalan 2. Dorongan

3. Kemampuan

4. Kebutuhan dan sifat 5. Persepsi atas tugas

6. Imbalan eksternal dan internal

7. Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja

Menurut Moeheriono (2009:94) keberhasilan suatu kinerja akan sangat tergantung dan ditentukan oleh beberapa aspek dalam melaksanakan pekerjaan, antara lain kejelasan peran (role clarity), tingkat kompetensi

(competencies), keadaan lingkungan (environment) dan faktor lainnya seperti nilai (value), budaya (culture), kesukaan (preference), imbalan dan pengakuan (rewards and recognition).

2.2.3. Pengukuran Kinerja

Menurut Dharma (1993:46) menyatakan bahwa criteria dalam pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Kuantitas

Berkaitan dengan jumlah yang harus diselesaikan. Merupakan ukuran kuantitatif yang melibatkan perhitungan dari proses atau pelaksanaan


(45)

kegiatan. Hal ini berkaitan dengan jumlah yang dihasilkan, sehingga untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi kerja karyawan tersebut dibandingkan dengan standar kuantitas yang ditetapkan oleh perusahaan. 2. Kualitas

Berkaitan dengan mutu yang dihasilkan (baik atau buruknya). Ukuran kualitas yang mencerminkan “tingkat kepuasan” yaitu seberapa baik penyelesaian dari suatu perusahaan walaupun standar kualitas sulit diukur atau ditentukan tapi hal ini penting sebagai acuan pencapaian sasaran penyelesaian suatu pekerjaan.

3. Ketepatan waktu

Berkaitan dengan sesuai tidaknya dengan waktu yang telah direncanakan. Merupakan ukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. Dalam hal ini penetapan standar waktu biasanya ditentukan berdasarkan pengalaman sebelumnya.

2.2.4. Penilaian Kinerja, Manfaat, Tujuan, dan Fungsinya

Kinerja karyawan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam perusahan atau organisasi untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan perusahaan atau organisasi untuk meningkatkannya. Salah satu diantaranya adalah melalui penilaian kinerja. Menurut Rivai (2005:18) “Penilaian kinerja merupakan kajian sistematis tentang kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan secara formal yang dikaitkan dengan standar kerja yang telah ditentukkan perusahaan. Dan Rivai (2005:19) menyimpulkan bahwa penilaian kerja merupakan:


(46)

a. Alat yang paling baik untuk menentukan apakah karyawan telah memberikan hasil kerja yang sudah memadai dan melaksanakan aktifitas kerja sesuai dengan standar kerja.

b. Salah satu cara untuk menentukan penilaian kerja dengan melakukan penilaian mengenai kekuatan dan kelemahan karyawan.

c. Alat yang baik untuk menganalisa kinerja karyawan dan membuat rekomendasi perbaikan.

Dari beberapa definisi diatas, maka penilaian kinerja merupakan kajian sistematis tentang kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan secara formal yang dikaitkan dengan standar kerja yang telah ditentukan perusahaan.

Menurut Rivai dan Basri (2005:55) manfaat penilaian kerja yaitu: 1. Manfaat bagi karyawan yang dinilai

a. Meningkatkan motivasi b. Meningkatkan kepuasan kerja

c. Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan mereka d. Umpan balik dari kinerja lalu yang akurat dan konstruktif

e. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar f. Pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja dengan

membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin.

g. Adanya kesempatanuntuk berkomunikasi ke atas h. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi

i. Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana mereka dapat mengatasi


(47)

j. Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu untuk dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut

k. Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks pekerjaan

l. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apapun, dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan

m. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan 2. Manfaat bagi Penilai

a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecendrungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajemen selanjutnya.

b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap.

c. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik untuk pekeraan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya. d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi.

e. Peningkatan kepuasan kerja.

f. Pemahaman yang lebih terhadap karyawan, tentang rasa takut, rasa grogi, harapan dan aspirasi mereka.

g. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilaian dengan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan. h. Meningkatkan rasa harga diri yang kuat diantara manajer dan juga para

karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan ide dari para manajer.


(48)

i. Sebagai media untuk mengurangi kesenjangan antara sasaran individu dengan sasaran kelompok atau sasaran departemen SDM atau sasaran perusahaan.

j. Kesempatan bagi manajer untuk menjelaskan kepada karyawan apa yang sebenarnya diinginkan perusahaan dari para karyawan sehingga para karyawan dapat mengukur dirinya, menempatkan dirinya dan Berjaya sesuai harapan dari manajer.

k. Sebagai media untuk meningkatkan interpersonal relationship atau hubungan antar pribadi karyawan dengan manajer.

l. Dapat sebagai sarana meningkatkan motivasi bagi karyawan dengan lebih memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi.

m. Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi target atau menyusun prioritas baru.

n. Bias mengidentifikasi kesempatan untuk rotasi atau perubahan tugas karyawan.

3. Manfaat bagi Perusahaan

a. Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan karena: 1. Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan perusahaan dan

nilai budaya perusahaan.

2. Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas.

3. Peningkatan kemampuan dan kemauan manajer untuk menggunakan keterampilan atau keahlian memimpinnya untuk


(49)

memotivasi karyawan dan mengembangkan kemauan dan keterampilan karyaawan.

b. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan oleh masing-masing karyawan.

c. Meningkatkan kualitas komunikasi

d. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan

e. Meningkatkna keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

f. Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh karyawan.

g. Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan.

h. Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan.

i. Kemampuan mengenali setiap permasalahan.

j. Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh perusahaan.

k. Kejelasan dan ketepatan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan karyawan, sehingga perusahaan dapat tampil prima. l. Budaya perusahaan menjadi mapan.

m. Karyawan yang potensial dan memungkinkan untuk menjadi pimpinan perusahaan atau sedikitnya yang dapat dipromosikan menjadi lebih mudah terlihat, mudah diidentifikasikan, mudah dikembangkan lebih lanjut, dan memungkinkan peningkatan tanggung jawab secara kuat.


(50)

n. Penilaian kinerja akan menjadi salah satu sarana yang paling utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

Tujuan dan fungsi manajemen kinerja menurut Moeheriono (2009:113) adalah sebagai berikut:

1. Kinerja karyawan bias dikelola secara efektif agar kinerja karyawan selalu meningkat.

2. Terjadi proses komunikasi timbal balik antara penilai dan yang dinilai sehingga dapat mengeliminasi berbagai kemungkinan konflik yang akan timbul.

3. Terjadi serangkaian proses perencanaan, pembibingan, pendokumentasian, reviu kinerja terintegrasi.

4. Mendorong motivasi dan meningkatkan komitmen karyawan untuk lebih maju.

5. Timbulnya inputdalam perencanaan pergantian jabatan.

6. Memberikan masukan kepada perusahaan perihal kinerja seluruh karyawan sebagai dasar untuk menentukan strategi perusahaan.

2.3. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Produktifitas

Karyawan

Program keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh perusahaan diharapkan dapat mempertinggi derajat kesehatan dan keselamatan karyawan. Apabila masalah keselamatan dan kesehatan ini tidak diperhatikan, akan dapat menjadi masalah bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri. Bagi karyawan yang kondisi kesehatannya lemah, jelas tentu berdampak pada penyelesaian pekerjaannya, sehingga membuat kinerja menurun.


(51)

Semakin maju suatu masyarakat, semakin banyak problem-problem yang dihadapi oleh anggota-anggota masyarakat tersebut. Perubahan sosial dan ekonomi membawa pengaruh terhadap masyarakat. Dan karyawan sebagai anggota masyarakat ikut pula terpengaruh terhadap perubahan ini. Dengan demikian banyak problem yang harus dihadapi dan ini membawa pengaruh terhadap kondisi mental serta kesehatan karyawan. Padahal kondisi mental yang buruk akan ditunjukkan dari tingginya perputaran tenaga kerja, buruknya hubungan antara bawahan atau dengan rekan-rekan kerja.

Setiap manajer harus menyadari bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan sangat tergantung pada pekerjanya, khususnya semangat kerja dari para bawahannya. Produktifitas kerja kelompok memberi peluang kepada orang-orang yang bekerja untuk mengambil bagian yang maksimal dalam perusahaan yang bersangkutan.

Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Maka untuk mencapai tujuan perusahaan, setiap peusahaan harus memelihara karyawan adalah melalui pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja, konflik-konflik antara karyawan dengan perusahaan tentang jaminan keselamatan karyawan dapat diatasi, karena karyawan beranggapan bahwa perusahaan akan memikirkan keselamatan mereka saat bekerja.

Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas karyawan menjadi penting untuk dikaji, karena kedua factor tersebut dapat mempengaruhi produktifitas perusahaan dalam tujuannya mencapai visi dan


(52)

misi perusahaan. Mengingat hal itu, setiap perusahaan perlu menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja yang secara komprehensif mengupayakan pencegahan dan penyakit kerja, sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kecelakaan serta penyakit kerja dan dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan.

2.4. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil

1 Rina Verawaty (2006)

Pengaruh Kesehatan dan

Keselamatan Kerja Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Bagian Produksi pada PT. Albasi Parahyangan di Banja Ciamis.

Terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat sedang antara kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan sebesar 0,54. Dengan besarnya pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap

produktifitas kerja karyawan sebesar 29,16%.

2 Wahyu Ratna Sulistyarini (2006)

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap

Produktifitas Kerja

Terdapat hubungan yang sedang antara program keselamatan dan kesehatan


(53)

Karyawan Pada CV. Sahabat di Klaten.

produktifitas kerja karyawan sebesar 0,62. Hal ini berarti koefisien positif dengan signifikasi

sebesar 38,97%. Sebagaimana proses yang

berkesinambungan

program keselamatan dan kesehatan kerja harus mengedepankan

kebutuhan dan keinginan karyawan agar semakin memperbaiki kualitas kinerjanya.

3 Nia Indriasari (2008)

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan bagian produksi PT. Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas

Diketahui bahwa secara simultan dari kedua variabel bebas dalam keselamatan dan kesehatan

kerja mempunyai pengaruh yang sangat

signifikan. Besar kontribusi secara simultan

dari kedua variabel bebas tersebut adalah 36,3% hal


(54)

ini menunjukkan bahwa

kinerja karyawan dipengaruhi oleh kedua

variabel bebas. Sedangkan sisanya sebesar 63,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dipakai atau diteliti dalam penelitian ini. Secara parsial kedua variabel bebas dalam keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan.

4 Arif Kurniawan (2009)

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Bentoel Prima Malang)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap hubungan yang signifikan antara program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan sebesar 78,7%. Sedangkan 21,3%


(55)

lainnya dijelaskan oleh faaktor-faktor lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

5 Suherlis Setiawati (2011)

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap

Produktifitas Kerja Karyawan (Studi pada karyawan bagian pabrik PT. PG. Kebon Agung Malang

Variabel program keselamatan dan kesehatan

kerja berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan yang menyatakan nilai F hitung 7,485 yaitu lebih besar dari nilai F tabel 4,17 maka Ho ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan dari engaruh keselamatan dan kesehatan kerja secara bersama-sama terhadap produktifitas kerja karyawan.


(56)

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan saat ini adalah: Objek penelitian yang diambil berbeda. Penelitian saat ini di PT. Sampali Plasindo Industri Jalan pasar II Dusun III N0.97 Desa Tanjung Selamat Percut Sei Tuan.

2.5. Kerangka Konseptual

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X)

Sebuah perusahaan yang sehat dan baik adalah perusahaan yang selalu memperhatikan kondisi karyawan, baik itu kesehatan dan keselamatan kerja karyawan sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan dalam perusahaan. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas bahwa kesehatan dan keselamatan kerja berpengaruh terhadap produktifitas kerja karyawan.

Pada kerangka pemikiran tersebut dapat dijabarkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja (X) berpengaruh terhadap produktifitas kerja karyawan (Y).

2.6. Hipotesis

Menurut Azuar Juliandi (2013:122) hipotesis merupakan dugaan, kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah dirumuskan didalam rumusan masalah sebelumnya. Adapun jenis hipotesis yang dikemukakan penulis adalah hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif adalah rumusan sementara yang berusaha menjawab permasalahan penelitian yang

Keselamatan dan Keselamatan Kerja (X)


(57)

bersifat menghubungkan variabel yang satu dengan yang lain (Supriyanto, 2009:91). Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Sampali Plasindo Industri.

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Sampali Plasindo Industri.

2.7. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:37). Untuk memberikan batasan yang jelas tentang penelitian yang akan dilakukan, maka penulis mendefinisikan konsep-konsep yang digunakan sebagai berikut:

1. Pengembangan sumber daya manusia adalah proses untuk meningkatkan berbagai kemampuan, baik kemampuan teoritis dan umum, maupun teknis dan operasional karyawan PT. Sampali Plasindo Industri melalui pelatihan untuk mempersiapkan suatu tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Kinerja karyawan adalah hasil kerja, prestasi yang dapat dicapai seorang atau sekelompok orang dalam jangka waktu tertentu pada PT. Sampali Plasindo Industri dalam hal efektifitas, efisiensi, kualitas, ketepatan waktu, dan kehadiran yang telah dilaksanakan sesuai dengan


(58)

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

3. Pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan adalah untuk memperbaiki, meningkatkan pengetahuan pegawai dari segi kemampuan teoritis dan kemampuan teknis melalui pendidikan dan pelatihan, sehingga akan meningkatkan hasil kerja karyawan dalam hal kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, dan kehadiran.

2.8. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel-variabel tersebut (Singarimbun, 1995:46).

Penelitian ini menguji dua variable yaitu variable keselamatan dan kesehatan kerja sebagai variabel bebas dan variabel produktifitas sebagai variabel terikat. Kedua variabel tersebut dioperasionalisasikan kedalam bentuk konsep yang dapat diukur sebagai berikut:

1. Keselamatan dan kesehatan kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan tersebut. Strategi atau upaya untuk


(59)

meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dapat dilihat dari 5 dimensi (Jackson, Schuler & Werner, 2011:289):

a. Mengukur dan mengawasi. Dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, maka suatu pencegahan kecelakaan serta penyakit akibat kerja harus dimulai dari mengukur, mengidentifikasi bahaya atau resiko yang dapat muncul dalam lingkungan kerja.

b. Pencegahan kecelakaan. Merancang lingkungan kerja dengan baik merupakan salah satu upaya terbaik untuk mencegah dan meningkatkan keselamatan kerja.

c. Pencegahan penyakit. Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan berbahaya dari pada kecelakaan kerja. Karena penyakit sering kali membutuhkan waktu lama untuk berkembang, kondisi kerja yang berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun.

d. Manajemen tekanan. Program manajemen dalam memberikan program yang dirancang untuk membantu pegawai dalam menghadapi tekanan terkait dengan pekerjaan merupakan strategi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.

e. Program kesehatan. Perusahaan-perusahaan semakin berfokus untuk menjaga pegawainya tetap sehat.

2. Produktifitas kerja merupakan pengukuran output yang berupa barang atau jasa dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal, materi atau bahan baku dan peralatan. Alat ukur produktifitas yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori Hameed dan Amjad


(60)

(2009:5). Faktor-faktor yanag digunakan dalam pengukuran produktifitas dapat dilihat dari 3 (tiga) dimensi:

a. Kuantitas kerja adalah suatu hasil yang dapat dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan.

b. Kualitas kerja adalah suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

c. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.

Dimensi-dimensi yang digunakan dalam operasional konsep ini diambil dari teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui penilaian obyektif karyawan bagian produksi terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Sampali Plasindo Industri, sehingga hasilnya sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.


(61)

METODE PENELITIAN

3.1.Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan alat ukur penelitian ini adalah kuesioner. Data yang diperoleh berupa jawaban dari karyawan terhadap pertanyaan atau butir-butir yang diajukan. Menurut Juliandi pada bukunya “ Metodologi Penelitian Kuantitatif ” (2013:14) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variable memiliki keterkaitan atau berhubungan dengan variable lainnya,atau apakah suatu variable menjadi sebab perubahan variable lainnya. Pendekatan kuantitatif adalah analisa data-data yang mengandung angka-angka atau numerik tertentu.

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sampali Plasindo Industri yang beralamat di Jalan Pasar II Dusun III No.97 Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 18 Juli 2014 sampai 19 September 2014.

3.3.Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Menurut Juliandi (2013:54), populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian. Yang menjadi populasi dalam


(62)

penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian produksi di PT. Sampali Plasindo Industri yakni yang berjumlah 100 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2005:91). Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah sebagian populasi dari jumlah seluruh karyawan yaitu karyawan bagian produksi di PT.Sampali Plasindo Industri yang berjumlah 35 orang.

3.4.Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dapat mendukung penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data primer

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian. Penelitian dilakukan dengan beberapa cara seperti:

a. Menyebarkan kuesioner (angket)

Kuesioner yaitu menyebarkan daftar pertanyaan tertulis kepada karyawan yang menjadi responden. Dalam hal ini sumber data yang diberi angket adalah sebagian karyawan bagian produksi di PT. Sampali Plasindo Industri yang berjumlah 80 orang.

b. Wawancara

Wawancara yaitu melakukan dialog langsung antara peneliti dengan responden penelitian. Dalam hal ini sumber data yang di wawancara adalah beberapa karyawan PT. Sampali Plasindo Industri.


(63)

c. Observasi

Observassi yaitu kegiatan melihat suatu kondisi secara langsung terhadap objek yang diteliti.

2. Teknik pengumpulan data sekunder melalui studi dan bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer. Penelitian ini dilakukan dengan cara:

a. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi dokumenter yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan perusahaan yang terkait.

3.5. Teknik Pengukuran Skor

Teknik pengumpulan skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang/kelompok orang tentang fenomena sosial (Juliandi 2013:72).

Jawaban setiap item instrument memiliki penentuan skor dari setiap instrumennya yakni:

1. Sangat Setuju (SS) : Skor 5

2. Setuju (S) : Skor 4

3. Kurang Setuju (KS) : Skor 3 4. Tidak Setuju (TS) : Skor 2


(64)

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternative apakah tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut:

������������� − �����������ℎ ��������������

Maka diperoleh: (5-1) = 0,8. Dengan demikian intervalnya adalah 0,8. Sehingga klasifikasi responden dapat diurutkan sebagai berikut:

a. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00 b. Skor untuk kategori tinggi = 3,41 – 4,20 c. Skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40 d. Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,60 e. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80

3.6.Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti adalah teknik analisis data kuantitatif yakni analisis yang digunakan untuk mengkaji pengaruh maupun hubungan dari variable bebas (x) terhadap variable terikat (y) yakni dengan menggunakan instrument sebagai berikut :

3.6.1. Uji Instrumen

Instrument angket yang telah dirancang perlu diuji validitasnya dan realibilitasnya agar data yang akan dianalisis memiliki derajat ketetapan dan keyakinan yang tinggi (Azuar Juliandi, 2013:77).


(65)

1. Uji Validitas

Menurut Juliandi (2013:79) uji validitas yakni dengan cara menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu instrument sebagai alat ukur variable penelitian. Jika instrument benar atau valid maka hasil pengukuran kemungkinan akan benar. Teknik statistik yang dapat digunakan adalah kolerasi sebagai berikut:

�= n.∑xy−(∑x)(∑y)

��n.∑x2−(∑x) ²}{n.∑y²−(∑y)²} Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba

x = skor tiap item

y = skor seluruh item responden uji coba

Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistik.

Umumnya dalam penelitian sosial nilai α yang dipilih adalah 0,005. Jika

nilai sig >� 0,05, maka suatu item instrument yang diuji korelasinya valid. 2. Uji Reliabilitas

Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrument penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya (Juliandi, 2013:83). Untuk menguji reliabilitas, peneliti dapat menggunakan teknik half, yaitu mengkorelasikan skor genap dengan skor


(66)

ganjil kemudian memasukkan nilai korelasi (r) yang diperoleh kedalam rumus Spearman Brown:

�� = 2r 1 + r ri = nilai koefisien reliabilitas

r = nilai korelasi

Jika nilai koefisien reliabilitas (spearman brown) >0,6 maka instrumen memiliki reabilitas yang baik/reliable/terpercaya. Dan sebaliknya, jika nilai koefisien reliabilitas (spearman brown), 0,6 maka instrumen tidak dipercaya.

3.6.2. Teknik Analisis Data

1. Uji normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distrubusi normal atau tidak. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Juliandi, 2013:174).

2. Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dari hasil perhitungan korelasi dengan menggunakan SPSS akan memperlihatkan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:


(67)

a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti hubungan antara dua variabel yang diuji tidak ada.

b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) berarti kenaikan nilai variabel yang satu, diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan yang positif.

c. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) berarti kedua variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain. Unuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut:

Tabel 3.1. Interprestasi Koefisien Korelasi Product Moment

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui table korelasi. Table korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Tinggi


(68)

Bila r tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternative dapat diterima.

3. Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana adalah analisis untuk mengetahui pengaruh variable bebas, keselamatan dan kesehatan kerja terhadap variabel terikat, yaitu kinerja karyawan. Adapun persamaan umum regresi linear sederhana adalah:

Y = a+bx+e Keterangan:

Y = Kinerja karyawan a = Konstanta

b = Koefisien regresi

x = Pengembangan sumber daya manusia e = Standar skor

4. Koefisien Determinasi

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien product moment (rxy)2 dan dikalikan dengan 100%.

Rumus:

Keterangan:

KD : Koefisien Determinasi

Rxy : Kefisien Korelasi Product Moment


(69)

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Sampali Plasindo Industri berdiri pada tahun 1995 yang berada dijalan pasar II no.97 Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Percut Sei Tuan. PT. Sampali Plasindo Industri merupakan perusahaan keluarga yang didirikan oleh Bapak Tirta Herlambang dengan struktur modal sendiri tanpa bantuan dari pihak manapun. Perusahaan ini dijalankan oleh keluarga yaitu oleh anak-anak Bapak Tirta Herlambang sendiri.

PT. Sampali Plasindo Industri adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industry kantung plastic yang terbuat dari campuran biji plastik. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini dari awal berdisi hingga sekarang antara lain adalah plastik untuk membungkus kain tekstil, pembungkus springbed, benang,dan lainnya. Bahan baku plastik yang digunakan untuk memproduksi plastic pembungkus tekstil, springbed dan plastik untuk pertanian adalah jenis LLDPE (Low Linear Dencity Voly Ethelene), sedangkan bahan baku untuk kantong plastik adalah jenis HDPE (High Dencity Voly Ethelene).Dalam menjalankan usahanya, saat ini perusahaan mempekerjakan tenaga kerja sebanyak ± 400 orang sampai saat ini.


(70)

4.1.2. Visi Perusahaan

PT. Sampali Plasindo Industri ingin menjadi pilihan utama pelanggan dan penyedia terbaik plastik yang menjanjikan kesejahteraan masa depan pemegang saham, karyawan serta dapat memuaskan keinginan konsumen.

4.1.3. Misi Perusahaan

PT. Sampali Plasindo Industri menyediakan palstik (pembungkus kain tekstil, pembungkus springbed, benang, dan lain-lain) yang bermutu tinggi serta melampaui harapan pelanggan sehingga dapat memberikan manfaat maksimum kepada pemegang saham, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.

4.1.4. Tujuan Perusahaan

PT. Sampali Plasindo Industri ingin melakukan usaha-usaha dalam bidang: 1. Perindustrian

Perindustrian plastik termasuk kantong-kantong plastik, filament plastik, pertenunan plastik, tali plastik, senar plastik, printing, laminating, finishing/penyempurnaan plastik.

2. Konveksi Plastik 3. Perdagangan Umum

Perdagangan umum, termasuk didalamnya perdagangan lokal, impor serta ekspor, baik untuk tanggungan sendiri maupun untuk tanggungan pihak lain atas dasar komisi (bertindak sebagai agen, perwakilan, grossier serta distributor).


(1)

Mathis, Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat

Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia Indonesia

Moenir, A.S. 1983. Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian. Cetakan Pertama. Jakarta:Gunung Agung

Ranupandojo, Hedjrachman, dan Suad, Hasan. 2002. Manajemen Personalia,

Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE

Rivai, Veithzal dan Basri. 2005. Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Sama’mur. 1986. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung

Singarimbun, Masri dan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Edisi Revisi. Jakarta : LP3S

Sugiono. 2005. Metode Peneltian Kuantitatif. Bandung Alfabeta

Sukamto Reksohadiprojo. 1997. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. Jakarta: BPFE

Soeprihanto, John. 1996. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan.

Yogyakarta : BPFE


(2)

Skripsi:

Indriasari, Nia. 2008. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas. Malang: Universitas Brawijaya

Kurniawan, Arif. 2009. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bentoel Prima Malang. Malang: Universitas Brawijaya

Setiawati, Suherlis. 2011. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan PT. PG. Kebon Agung Malang. Malang: Universitas Negeri Malang

Sulistyarini, Wahyu. 2006. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Pada CV. Sahabat di Klaten.

Surakarta: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Surakata

Verawaty, Rina. 2006. Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. Albasi Parahyangan di Banjar-Ciamis. Yogyakarta: UPN Veteran

Jurnal :


(3)

LAMPIRAN

Hasil Uji Reliabilitas Produktifitas (Variabel Y) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.914 17

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Keselamatan dan Kesehatan (X) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.925 19

Hasil Uji Hipotesis Pendekatan Korelasi Product Moment Correlations

Keselamatan dan

kesehatan Produktifitas Keselamatan dan

kesehatan Pearson Correlation 1 .427*

Sig. (2-tailed) .010

N 35 35

Produktifitas Pearson Correlation .427* 1

Sig. (2-tailed) .010

N 35 35


(4)

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Keselamatan dan

kesehatan Produktifitas

N 35 35

Normal Parametersa Mean 94.0000 91.2000

Std. Deviation 9.85483 9.22210

Most Extreme Differences Absolute .104 .088

Positive .104 .065

Negative -.077 -.088

Kolmogorov-Smirnov Z .616 .523

Asymp. Sig. (2-tailed) .843 .947

a. Test distribution is Normal.

Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.437 .633 3.853 .001

Keselamatan dan

kesehatan .436 .161 .427 2.714 .010

a. Dependent Variable: Produktifitas

Hasil Analisis R-Square (Koefisien Determinasi) Model Summaryb

Std. Error of the

Model R R Square Adjusted R Square Estimate


(5)

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keselamatan dan Kesehatan (X) Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan

Item 1 0,446 Valid

Item 2 0,435 Valid

Item 3 0,437 Valid

Item 4 0,641 Valid

Item 5 0,347 Valid

Item 6 0,497 Valid

Item 7 0,585 Valid

Item 8 0,776 Valid

Item 9 0,589 Valid

Item 10 0,800 Valid

Item 11 0,656 Valid

Item 12 0,859 Valid

0,334

Item 13 0,748 Valid

Item 14 0,606 Valid

Item 15 0,793 Valid

Item 16 0,750 Valid

Item 17 0,777 Valid

Item 18 0,617 Valid

Item 19 0,722 Valid


(6)

Hasil Uji Validitas Instrumen Produktifitas (Y)

Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan

Item 1 0,501 Valid

Item 2 0,739 Valid

Item 3 0,743 Valid

Item 4 0,826 Valid

Item 5 0,793 Valid

Item 6 0,641 Valid

Item 7 0,634 Valid

Item 8 0,813 Valid

Item 9 0,790 Valid

Item 10 0,831 Valid

Item 11 0,700 Valid

Item 12 0,376 Valid

0,334

Item 13 0,362 Valid

Item 14 0,726 Valid

Item 15 0,370 Valid

Item 16 0,632 Valid

Item 17 0,490 Valid


Dokumen yang terkait

Pengaruh Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

1 5 13

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN Pengaruh Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta.

0 2 16

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Total Bangun Persada Tbk.

2 4 17

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV. Manunggal Jaya Di Boyolali.

0 2 14

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV. Manunggal Jaya Di Boyolali.

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN.

0 0 14

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PO. KARUNIA MULYA DI KARANGANYAR.

1 1 13

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan

0 0 16

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN PADA PT.SAMPALI PLASINDO INDUSTRI

0 0 17

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KOMITMEN KARYAWAN

0 2 9