PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. NIKKATSU ELECTRIC WORKS BANDUNG.

(1)

PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT.

NIKKATSU ELECTRIC WORKS BANDUNG

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang skripsi dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh: MUTIAH

0805475

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Mutiah, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT.

NIKKATSU ELECTRIC WORKS BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Endang Supardi, M.Si NIP. 195905081987031002

Drs. Alit Sarino, M.Si NIP. 195612111988031001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd


(3)

PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT.

NIKKATSU ELECTRIC WORKS BANDUNG

Oleh Mutiah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Mutiah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Maret 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Mutiah, 2013

ABSTRAK

PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. NIKKATSU ELECTRIC

WORKS BANDUNG

oleh: Mutiah 0805475

Skripsi ini dibimbing oleh:

Drs. Endang Supardi, M.Si., dan Drs. Alit Sarino, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh dari implementasi program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung Jawa Barat yang belum optimal. Hal tersebut ditandai dengan tingkat absensi karyawan yang mangkir, banyak nya keluar masuk karyawan (Trun Over) dan tingginya tingkat kecelakaan yang terjadi. Hal-hal tersebut berpotensi menjadi penghambat bagi tercapainya tujuan perusahaan tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah angket model skala likert, dengan analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 79karyawan yang ada diPT. Nikkatsu Electric Works Bandung Jawa Barat.

Hasil analisa menunjukkan bahwa kedua variabel berada pada kategori tinggi. Data berdistribusi normal dan berpola linier. Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa pengaruh variabel implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap variabel kepuasan kerja karyawan signifikan.

Akan tetapi, ada dua indikator penting yang harus segera diperbaiki pada setiap variabel. Untuk variabel implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu diperbaiki adalah indikator tanggung jawab dan komitmen perusahaan.Indikator ini dapat diperbaiki dengan meningkatkan pemberian pengarahan kepada karyawan agar lebih sadar betapa pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun untuk variabel kepuasan kerja karyawan, indikator yang diperbaiki adalah indikator rekan kerja. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan caralebih meningkatkan terjalinnya hubungan dengan sesama rekan kerja agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan.


(5)

ABSTRAC

THE EFFECT OF IMPLEMENTATION OF SAFETY AND HEALTH PROGRAM TO THE SATISFACTION OF EMPLOYEES IN. NIKKATSU

ELECTRIC WORKS BANDUNG by:

Mutiah 0805475

This thesis is guided by:

Drs. Endang Supardi, M.Si., and Drs. Alit Sarino, M.Si.

This study aims to determine the effect of the implementation of the program is there any Health and SafetyProgram to the level of job satisfaction for the employees at PT. Nikkatsu Bandung Electric Works. Issues that were examined in this study is job satisfaction at PT. Nikkatsu Electric Works Bandung West Java is not optimal. It is marked by absenteeism, employee lot of turnover , and high rates of works accidents. These things could potentially be a barrier to achieving the company's goals.

This study uses survey explanatory. Data was collected by distributing questionnaires. The instrument used was a questionnaire Likert scale models, the data analysis is a simple regression analysis. The sample of the study is as much as 79 employees in PT. Nikkatsu Electric Works Bandung in West Java.

The analysis shows that the two variables are in the high category. The data were normally distributed and linear patterned. From the test results obtained by the hypothesis that the effect of the variable implementation of safety and health program to variable employee job satisfaction significantly.

However, there are two important indicators that should be fixed on each variable. For the implementation of variable safety and health program needs to be improved is an indicator of responsibility and commitment perusahaan.Indikator can be improved by increasing the provision of guidance to employees to be more aware of the importance of occupational safety and health program. As for the variables job satisfaction, improved indicators are indicators colleagues. This condition could be improved by further enhancing relations with co-workers to work together to achieve company goals.


(6)

Mutiah, 2013

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. BERITA ACARA SIDANG ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... iii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Konsep Manajemen Sumber Daya ManusiaError! Bookmark not

defined.

2.2 Konsep Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Konsep Kepuasan Kerja Karyawan... Error! Bookmark not defined. 2.4 Pengaruh Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) Terhadap Kepuasan Kerja... Error! Bookmark not defined. 2.5 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.


(7)

2.6 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODELOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Sumber Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik SamplingError! Bookmark not

defined.

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Uji Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA


(8)

iii Mutiah, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Persentase Ketidakhadiran Karyawan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1.2 Peralatan dan Perlengkapan Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Operasional Variabel X (Implementasi Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Karyawan) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2 Tabel Operasionalisasi Variabel Y (Kepuasan Kerja Karyawan) .. Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.3 Penyebaran Proporsi Sampel ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel X ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Keselamatan dan

Kesehatan Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Tanggung

jawab dan komitmen perusahaan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Kebijakan dan Disiplin Keselamatan Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.11 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Komunikasi


(9)

Tabel 4.12 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Inspeksi Penyelidikan Keselamatan Kerja dan Riset ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Evaluasi Terhadap Upaya-upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Kepuasan Kerja

Karyawan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.15 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Isi... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.16 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Organisasi dan Manajemen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.17 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Kesempatan

untuk Maju ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.18 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Gaji ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.19 Kecenderungan Jawaban Responden Indikator Rekan Kerja...Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.20 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Kondisi Pekerjaan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.21 Tabel Distribusi Liliefors Testpada Perhitungan Uji Normalitas . Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.22 Tabel Distribusi Liliefors Test pada Perhitungan Uji Normalitas Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.23 Hasil Pengolahan Uji Homogenitas Variabel Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.24 Hasil Pengolahan Uji Homogenitas Variabel Kepuasan Kerja


(10)

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam perusahaan, baik itu perusahaan kecil maupun perusahaan besar.Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Mondy, Noe and Premeaux (1999:6) meliputi lima fungsi yaitu: (1) Human resources planning, recruitment and selection, (2) Human resources development, (3) Compensation and benefit, (4) Safety and healty (5) Employee and labor relation. Keberhasilan pelaksanaan fungsi sumber daya manusia dapat dilihat dari umpan balik yang diberikan karyawan dalam bentuk peningkatan motivasi dan tercapainya kepuasan kerja.

Perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan karyawan sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan kegembiraan karyawan pada saat melaksanakan pekerjaannya, sehingga dapat menimbulkan kepuasan kerja pada diri karyawan, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Dennis Hayes yang dikutip TB. Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitalaya Hubeis (2007:129) mengungkapkan bahwa: “Ketika orang bekerja di tempat yang peduli terhadapnya, mereka akan memberikan lebih dari sekedar kewajiban”. Sesuai dengan kodratnya, kebutuhan manusia sangat beraneka ragam baik jenis maupun tingkatnya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang cenderung tidak terbatas. Untuk itu manusia terdorong untuk melakukan aktivitasnya dalam rangka


(12)

2

Mutiah, 2013

dengan bekerja. Hal ini sejalan dengan pendapat Martin Lucas dan Kim Wilson dalam Ansis Kleden (1992:36) mengemukakan bahwa: ”Pekerjaan dapat menjadi sumber kepuasan bagi orang yang diberikan pekerjaan tersebut”.

Masalah kepuasan kerja memerlukan perhatian yang khusus dari perusahaan karena pada umumnya ketidakpuasan kerja karyawan tersembunyi dibalik keluhan-keluhan, pemogokan dan perlambanan kerja, yang semuanya jika dibiarkan berlarut-larut akan menghambat organisasi untuk mencapai tujuannya. Sehingga dapat dikatakan kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu kunci utama dalam perusahaan. Sesuai dengan pendapat Malayu S.P. Hasibuan (2003:203) mengatakan bahwa: “Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan”.

Belum optimalnya kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu permasalahan yang sering dijumpai dalam perusahaan. Hal ini dapat diketahui dari ciri-ciri yang ditimbulkannya. Pendapat Martin Lucas dan Kim Wilson dalam Ansis Kleden (1992:36) mengemukakan bahwa:

Karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya cenderung akan dijumpai tingkat kecelakaan akibat kerja, keterlambatan, kemangkiran, pergantian pekerja, menghasilkan barang di bawah standar dan kurangnya sarana perlengkapan kerja.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan pendorong moral kerja, ketidakpuasan karyawan akan mempengaruhi produktifitas perusahaan. Banyaknya kecelakaan yang terjadi dan tingkatnya keterlambatan, kemangkiran dan kurangnya sarana perlengkapan kerja. Oleh


(13)

karena itu perusahaan harus benar-benar memperhatikan hak-hak karyawan, yang diharapkan dapat menimbulkan kepuasan kerja karyawan.

Kepuasan kerja merupakan aspek penting pada diri seorang pegawai didalam sebuah organisasi. Maka dari itu aspek kepedulian harus dibina dan dikembangkan. Menurut Susilo Martoyo (1992:115) mengatakan bahwa:

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan salah satu aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya,ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi.

Pendapat lain dikemukakan oleh Veitzhal Rifai (2004:457) bahwa:

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Dengan demikian kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

Menurut pendapat diatas bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dimana tingkat kepuasan setiap orang itu berbeda-beda tergantung dari kemampuan, keterampilan dan harapan yang ia inginkan. Dari hasil penelitian ada beberapa karyawan diketahui, mereka merasa kurangnya kedisiplinan karyawan maupun perusahaan dalam menjalankan peraturan yang sudah ditetapkan dan lambannya penanganan jika terjadi kecelakaan kerja, disitulah yang membuat ketidakpuasan karyawan dalam bekerja.


(14)

Mutiah, 2013

Menurut melayu S.P. Hasibuan (2001:202) indikator kepuasan kerja dapat diukur dengan kedisiplinan, tingkat kedisiplinan karyawan dpat dilihat dari absensi kehadiran dalam bekerja. Karyawan yang puas pada umumnya tingkat ketidakhadirannya cenderung rendah, sedangkan karyawan yang tidak puas pada umumnya tingkat ketidakhadirannya cenderung tinggi. Hal ini diperkuat dengan data persentase ketidakhadiran di PT. Nikkatsu Electric Works dalam periode Januari-Juni 2011 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Persentase Ketidakhadiran Karyawan Periode Januari-Juni 2011

PT. Nikkatsu Electric Works

No Jenis Absen Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Total %

1 Permisi 11 8 9 5 8 7 48 2,1

2 Sakit 24 16 26 25 24 27 142 6,2

3 Mangkir 23 29 42 35 40 43 212 9,25

4 Cuti 76 83 68 81 86 113 507 22,12

5 H1 13 14 10 17 20 12 86 3,75

6 CDT 14 12 8 18 5 29 86 3,75

7 H2 2 3 2 3 2 1 13 0,57

8 S2 2 1 10 8 2 6 29 1,27

9 ½ M 0 1 0 0 0 0 1 0

10 ½ H 11 7 11 12 17 11 69 3,01

Jml Karyawan 382 382 382 382 382 382 Prosentase (%) 4,6 4,6 4,9 5,3 5,3 6,5 Sumber : Bagian Umum

Tabel diatas dapat dilihat persentase ketidakhadiran pada PT. Nikkatsu Electric Works. Tingkat ketidakhadiran karyawan yang mangkir pada periode Januari sampai dengan Juni 2011 sebesar 9,25%, karyawan yang sakit sebesar 6,2% kemudian yang permisi sebesar 2,1% sedangkan karyawan yang cuti selama periode Januari sampai Juni 2011 mencapai 22,12%, hal ini disebabkan karena


(15)

perusahaan memberikan cuti dalam satu bulan satu kali diluar hari libur dan rata-rata karyawan memanfaatkan cuti tersebut. Jika diakumulasikan tingkat ketidakhadiran karyawan terjadi pada bulan januari yaitu sebesar 4,6% dan pada bulan Juni terjadi tingkat ketidakhadiran karyawan yang cukup tinggi sebesar 6,5%.

Setiap karyawan membutuhkan suasana kerja yang menjamin keselamatan dan kesehatan kerja yang mereka lakukan, hal ini sejalan dengan pendapat Willie Hammer dalam Sedarmayanti (2011:205) yang mengatakan bahwa: “Keamanan diadakan karena tiga alasan yang penting, yakni alasan berdasarkan prikemanusiaan, alasan berdasarkan undang-undang dan alasan ekonomik”. Berdasarkan fenomena tersebut salah satu cara untuk menyikapinya adalah dengan melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Upaya-upaya yang telah dilakukan di Indonesia dalam rangka menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) antara lain adalah dikeluarkannya berbagai peraturan perundangan.Seperti ketentuan pokok tentang perlindungan tenaga kerja dalam UU No. 14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang salah satu pasalnya menyatakan bahwa:

Tiap tenaga kerja mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril manusia serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup (1) Norma kesehatan kerja, (2) Norma kerja, (3) Pemberian ganti kerugian perawatan dan rehabilitas dalam hal kecelakaan kerja.


(16)

6

Mutiah, 2013

Dengan adanya UU. No 12 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan sudah sangat jelas bahwasannya, setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan moril manusia yang sesuai. Pemerintah membina perlindungan kerja diantaranya norma kesehatan kerja, norma kerja dan pemberian ganti rugi perawatan dan rehabilitas kecelakaan kerja.

Marihot Tua Efendi (2009:312) “Keamanan kerja merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja”. Dari pendapat diatas bahwa dalam perusahaaan harus diciptakan keamanan kerja dan perlindungan kerja dengan harapan dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

Ketidakpuasan karyawan dapat dilihat dari data tingginya tingkat kecelakaan kerja di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung yang setiap tahunnya mengalami peningkatan yang sangat signifikan terhitung sejak tahun 2009-2011.

Tabel 1.2

Daftar Kecelakaan Kerja Karyawan Tahun 2009-2011

No Tahun JumlahKecelakaan Kerja

1 2009 5 orang

2 2010 11 orang

3 2011 13 orang

Sumber: Bagian Umum

Daftar kecelakaan kerja yang terjadi pada PT. Nikkatsu Electric Works mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terhitung sejak tahun 2009 sampai 2011. Kecelakaan yang terjadi ditahun 2009 korban kecelakaan kerja sebanyak 5 orang, pada tahun 2010 kecelakaan kerja menjadi 11 orang dan kecelakaan kerja mengalami kenaikan ditahun 2011 yakni berjumlah 13 orang, hal tersebut


(17)

menunjukkan bahwa implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT. Nikkatsu Electric Works kurang optimal.

Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja dikarenakan kurang optimalnya sarana penunjang keselamatan dan kesehatan kerja. Tidak memadainya sarana peralatan serta perlengkapan keselamatan kerja dapat dilihat dari data peralatan dan perlengkapan kerja sebagai berikut.

Tabel 1.2

Peralatan dan Perlengkapan Kerja PT. Nikkatsu Elctric Works Bandung No Peralatan dan Perlengkapan

keselamatan kerja

Jumlah Status

1 Battere (Tembus Asap) 42 Baik

2 Pakaian Tahan Panas 91 Kondisi 50% baik

3 Martil 21 Baik

4 Pemancar Fariabel Zet Fox 42 Baik

5 Pakaian Anti Panas 2 Baik

6 Linggis 21 Baik

7 Helm 116 Baik

8 Sepatu 137 Kondisi 30% baik

9 Masker Fullface 67 Baik

10 Sarung Tangun 137 Kondisi 30% baik

11 Pengisian Oksigen 1 Baik

12 Anhang (Pompa Derrek) 2 Baik

13 Breathing Apparatus (BA) 6 2 Rusak

Sumber: Sie Pengendalian Sarana Kerja

Jika dilihat dari tabel perlengkapan dan peralatan yang ada, dapat terlihat bahwa sarana fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja masih belum memadai bagi karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung. contohnya Sarung tangan, berdasarkan data yang ada, kondisi sarung tangan karyawan, sepatu dan pakaian tahan panas sudah tidak dalam keadaan baik lagi tepatnya 70% kurang baik. Sedangkan menurut hasil wawancara penulis dengan Sie. Pengendalian


(18)

8

Mutiah, 2013

Sarana Kerja mengatakan, sarung tangan berperan penting bagi semua karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Sarung tangan dapat mengurangi resiko kecelakaan ringan seperti, lecet, melepuh pada telapak tangan, luka.

PT. Nikkatsu Electric Works merupakan perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) bergerak dibidangindustri manufaktur alat-alat listrik, core dan lampu hemat energi.Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan General Manajer yaitu Ibu Tika pada hari selasa, tanggal 5 Juni 2012, beliau mengatakan bahwa:“...program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini sudah terprogram dimana bertujuan untuk melindungi karyawan dari bahaya kerja, oleh karena itu perusahaan ini sangat mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja.Semua program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sudah disosialisasikan kepada setiap karyawan untuk menjadikan suatu budaya yang melekat pada diri karyawan. Namun masih banyak karyawan yang kurang memahami bahaya pekerjaannya, yang mengakibatkan melonjaknya angka kecelakaan kerja karena keteledoran karyawan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Kepala Bagian Umum yaitu Ibu Ida Erlinda mengatakan bahwa: “... penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sudah berjalan dengan baik akan tetapi masih sering terjadi kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kecerobohan karyawan sendiri, alat pelindung diri yang kondisinya kurang baik serta kurang nya pelatihan”.

Bertitik tolak uraian di atas, penulis menduga bahwa ada pengaruh tingkat efektifitas implementasidari program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap kepuasan kerja karyawan, oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk


(19)

mengkaji lebih lanjut permasalahan ini dengan mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh ImplementasiProgram Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dalam setiap perusahaan tidak semua karyawan memahami program keselamatan dan kesehatan kerja yang mengakibatkan karyawan kerja dengan seenaknya. Mereka cenderung tidak berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya yang dibebankan kepada mereka setiap harinya.Hal inilah yang memicu terjadinya kecelakaan kerja, untuk itu perusahaan menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja untuk menanggulangi kecelakaan. Sayangnya masih banyak karyawan yang malas karena kurang mematuhi prosedur dalam hal penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan kurangnya motivasi dan pelatihan yang diberikan oleh perusahaan. Halinilah yang menyebabkan adanya ketidakpuasan karyawan terhadap implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Nikkatsu Electric Works.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini secara spesifik terungkap dalam pertanyaan masalah (problem question) sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat efektifitas implementasi program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung?


(20)

10

Mutiah, 2013

2. Bagaimana gambaran tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung?

3. Adakah pengaruh tingkat efektifitas implementasi dari program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari lebih dalam mengenai pengetahuan yang telah peneliti terima di bangku perkuliahan dan untuk menambah pengalaman peneliti dalam mengamati objek yang diteliti.

Adapun tujuan penelitian yang akan penulis teliti ini diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran tentang tingkat efektifitas implementasi program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung.

2. Memperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung.

3. Mengetahui adakah pengaruh tingkat efektifitas implementasi dari program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung.


(21)

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan baik secara teoritik maupun praktis.

1. Secara teoritik

Diharapkan dapat dijadikan kajian lebih lanjut dalam penelitian tentang manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai pengaruh implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Secara praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan khususnya dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja dalam upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang diberikan kepada seluruh karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung.

3. Bagi peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapatmengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, data, gejala, dan peristiwa yang terjadi untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah.


(22)

Mutiah, 2013

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran dalam melakukan penelitian.Objek penelitian ini adalah karyawan PT. Nikkatsu Electric Works Bandung. Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu varibel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan variabel bebas (independent variable) dan variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) merupakan variabel terikat (dependent variable).

Penelitian ini dilakukan di PT. Nikkatsu Electric Works yang berlokasi di jalan Cimuncang 70 Bandung-40125. PT. Nikkatsu Electric Works bergerak dibidang industri manufaktur alat-alat listrik dan lampu hemat energy.

Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Juni 2012 sampai dengan penelitian ini berakhir. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini yaitu sampel dari beberapa karyawan pada masing-masing departement di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pemecahan terhadap berbagai masalah penelitian. Selain itu, metode penelitian berarti mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian. Metode ini diperlukan agar tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh hasil yang baik harus digunakan metode penelitian yang tepat.


(23)

Definisi metode penelitian menurut Sugiyono (2005:1), yaitu:

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis.

Dalam rangkapenyusunan skripsi ini,maka penulis membutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat dan permasalahannya, sehingga data yang diperoleh ini dapat membantu untuk membahas permasalahan yang ada.Sesuai dengan tujuan penelitiannya, maka penelitian yang digunakan untuk meneliti masalah “Pengaruh Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan”. Ini adalah penelitian deskriptif verifikatif.

Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006:97) metode penelitian deskriptif adalah “Suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu. Sedangkan penelitian Verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2004:7) adalah “Penelitian yang pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data dilapangan”.

Melalui penelitian deskriptif verifikatif, maka akan diperoleh deskripsi mengenai:

1) Gambaran efektivitas implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung.

2) Gambaran tentang tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung.


(24)

47

Mutiah, 2013

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel ini digunakan untuk memudahkan dalam proses pengumpulan data dan pengukurannya. Menurut Uep dan Sambas (2011:86) ”variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan”. Dalam penelitian ini penulis mengemukakan dua variabel, yaitu:

1. Dalam penelitian ini, variabel bebas adalah implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja yang dinyatakan dengan simbol X. 2. Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah kepuasan kerja

karyawanyang dinyatakan dengan simbol Y

Dua variabel tersebut dituangkan kemudian dalam operasionalisasi variabel sebagai berikut:

3.3.1 Variabel Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa variabel X yang akan diteliti adalah implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja sebagai variabel bebas penelitian. Berikut ini merupakan pengertian istilah dari variabel pokok penelitian yaitu:

Program Keselamatan dan kesehatan kerja menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2009:487) “Keselamatan dan kesehatan kerja kerja merupakan kondisi dimana kesejahteraan fisik, mental dan emosional para karyawan dilindungi dimana mereka bekerja”. Penjelasan dari uraian di atas, dapat dilihat dari tabel berikut:


(25)

Tabel 3.1

Operasional Variabel X (Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan)

Variabel Penelitian

Indikator Ukuran Skala No

Item Variabel Bebas Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) a.Tanggung jawab dan komitmen perusahaan 1. Tingkat pertanggung jawaban dan komitmen perusahaan terhadap program K3. 2. Tingkat kemampuan perusahaan dalam upaya pemberian teguran kepada karyawan yang melanggar aturan pada program K3 3. Tingkat kemampuan

perusahaan dalam upaya pemberian pengarahan kepada karyawan agar lebih sadar akan pentingnya program k3 Ordinal 1 2 3 b. Kebijakan dan disiplin keselamatan kerja

1. Tingkat besarnya pengaruh kebijakan perusahaan terhadap pelaksanaan program K3

2. Tingkat kelengkapan petunjuk pelaksanaan K3 di lingkungan kerja

3. Tingkat kedisiplinan karyawan terhadap kebijakaan program K3

4. Tingkat kejelasan pemberian tata cara pelaksanaan program K3 Ordinal 4 5 6 7


(26)

49

Mutiah, 2013

c. Komunikasi dan pelatihan keselamatan

1. Tingkat besarnya pengaruh pemberian pelatihan K3 dalam maminimalisasi kecelakaan kerja 2. Tingkat besarnya

pengaruh informasi atau petunjuk

pelaksanaan program K3

3. Tingkat kejelasan petunjuk mengenai kondisi keamanan lingkungan kerja 4. Tingkat kejelasan

pemberian petunjuk mengenai penggunaan peralatan kerja Ordinal 8 9 10 11 d. Inspeksi penyelidikan keselamatan kerja dan riset

1. Tingkat rutinitas pemeriksaan kondisi lingkungan kerja 2. Tingkat rutinitas

pemeriksaan

kesehatan karyawan 3. Tingkat ketepatan

upaya penyelidikan terhadap kecelakaan kerja Ordinal 12 13 14 e. Evaluasi terhadap upaya-upaya keselamatan dan kesehatan kerja

1. Tingkat ketepatan pelaksanaan pengawasan oleh perusahaan terhadap pelaksanaan program K3

2. Tingkat ketepatan upaya peningkatan pelaksanaan program K3

3. Tingkat keberhasilan evaluasi pelaksanaan program K3 Ordinal 15 16 17


(27)

3.3.2 Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Untuk variabel Y yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan, kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memilik tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Dengan demikian kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja”. (Veitzal Rivai 2009:860). Agar lebih mempermudah dalam memahami variabel tersebut maka dari itu acuan operasional variabel penulis jabarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Tabel Operasionalisasi Variabel Y (Kepuasan Kerja Karyawan) Variabel

Penelitian

Indikator Ukuran Skala No

Item Variabel Terikat Kepuasan Kerja Karyawan

a. Isi Pekerjaan 1. Tingkat kepuasan karyawan terhadap kesesuaian antara pekerjaan dengan keahlian

2. Tingkat kepuasan karyawan terhadap kesesuaian antara pekerjaan dengan pengalaman 3. Tingkat pertanggungjawaba n dari karyawan terhadap pekerjaannya Ordinal 1 2 3

b. Organisasi dan Manajemen

1. Tingkat

kesesuaianantara target dengan hasil pekerjaan

2. Tingkat kepuasam karyawan terhadap kebijakan yang diberikan perusahaan 4 5


(28)

51

Mutiah, 2013

3. Tingkat besarnya pengaruh

pemberian reward kepada karyawan yang berprestasi

Ordinal 6

c. Kesempatan

untuk maju

1. Tingkat kepuasan karyawan terhadap pemberian program pengembangan karir

2. Tingkat kepuasan karyawan terhadap program pendidikan dan pelatihan yang diberikan perusahaan 3. Tingkat kepuasan

karyawan terhadap peemberian promosi berdasarkan pada kinerja karyawan Ordinal 8 9 10

d. Gaji 1. Tingkat kepuasan

karyawan terhadap kesesuaian gaji dengan pekerjaan 2. Tingkat kepuasan

karyawan terhadap kesesuaian tunjangan dengan pekerjaan bagi karyawan Ordinal 12 11

e. Rekan Kerja 1. Tingkat kepuasan

karyawan terhadap hubungan kerja dengan atasan 2. Tingkat kepuasan

karyawan terhadap hubungan kerja Ordinal 12 13


(29)

f. Kondisi Pekerjaan

1. Tingkat kepuasan karyawan

terhadap waktu istirahat yang diberikan perusahaan 2. Tingkat kepuasan

karyawan terhadap kelengkapan peralatan penunjang pekerjaan

3. Tingkat kepuasan karyawan

terhadap keamanan lingkungan pekerjaan

Ordinal

14

15

16

Sumber: Veitzal Rivai 2009:475 3.4 Sumber Data Penelitian

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan variabel X yaitu implementasi program keselamatan dan kesehatan kerjaserta variabel Y yaitu kepuasan kerja karyawan. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer

Data primer ini dapat diperoleh dari penyebaran kuesioner, wawancara, dan pengamatan baik secara langsung maupun tidak pada responden yang dianggap telah memiliki populasi. Dalam hal ini, data diperoleh langsung dari para karyawanserta para penanggung jawab bagian umum di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung.


(30)

53

Mutiah, 2013

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang menunjang data primer. dalam penelitian ini diambil dari sumber-sumber lain, Sambas dan Maman (2007:17) menyatakan “Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diperoleh dari objek penelitian, tetapi hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain”. Sumber sekunder dalam penelitian ini diambil dari sumber-sumber lain, yakni buku-buku yang menunjang, karya ilmiah, internet, maupun dokumen yang memiliki keterkaitan denganpenelitian ini.

3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Menurut Sedarmayanti dan Hidayat (2011:121), populasi ini diartikan sebagai “Himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti”.Sedangkan Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:131) mendefinisikan bahwa:

Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).

Jadi dengan kata lain populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.Berdasarkan pendapat diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung yang berjumlah 382 karyawan.

Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak semua unit populasi dapat diteliti karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu peneliti disarankan untuk mengambil sebagian dari objek populasi yang telah


(31)

ditentukan sebelumnya, dengan catatan bagian tersebut mewakili bagian lain yang tidak secara langsung diteliti.Menurut Sugiyono (2011:118) bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Hal senada juga dikemukakan oleh Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2010:63) menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya”. Berdasarkan pendapat di atas maka sampel adalah bagian populasi yang dikenal penelitian.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling (sampel acak sederhana),yaitu suatuproses sampling yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga setiap satuan sampling yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih ke dalam sampel (Ating dan Sambas, 2006:71).Tipe teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampling probability dan teknik penarikan sampel yang dipakai yaitu sampling acak (random sampling) melalui cara undian. Jumlah populasi yaitu 382 dengan menggunakan rumus Slovin (Husein Umar,2005:35) yaitu:

2

1 Ne

N n

 

Keterangan:

n : ukuran sampel N : ukuran populasi

Ne ² :tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang ditolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah sebesar 10%)


(32)

55

Mutiah, 2013

Maka jumlah sampel penelitian (n) yang diambil adalah sebanyak minimal 79 orang.

Tabel 3.3

Penyebaran Proporsi Sampel

No Bagian Populasi Perhitungan Sampel

1 Ballast 125 125/382 x 79 26

2 Pabrikasi 81 81/382 x 79 16

3 Transformer 85 85/382 x 79 18

4 Akunting 5 5/382 x 79 1

5 Keuangan 4 4/382 x 79 1

6 Umum 25 25/382 x 79 5

7 Logistik dan Equipment 17 17/382 x 79 4

8 Teknik 14 14/382 x 79 3

9 QA 18 18/382 x 79 4

10 GM/SEK/M 8 8/382 x 79 1

Jumlah Seluruh Karyawan 382 79

Sumber: Bagian Umum

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.6.1 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur dan merupakan prasyarat bagi pelaksanaan pemecahan masalah penelitian. Pengumpulan data sangat diperlukan untuk pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan data yang terkumpul. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Sambas dan Maman (2007:21) mengungkapkan:

Teknik wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung


(33)

maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face interview) dengan sumber data (responden).

Wawancara ini dilakukan kepada pihak yang berwenang dalam hal implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electic Works Bandung.

2. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Penulis menyebarkan kuesioner berupa pernyataan-pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh responden.

Jenis kuesioner yang dipergunakan bersifat tertutup yaitu pernyataan-pernyataan yang dibuat memerlukan penjelasan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X) pada masing-masing jawaban yang dianggap tepat.

Langkah-langkah penyusunan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi dari angket atau kuesioner tersebut. 2. Merumuskan item-item pernyataan dan alternatif jawaban.

3. Menetapkan skala penilaian kuesioner. Skala penilaian jawaban kuesioner yang digunakan adalah skala lima kategori model likert, tiap alternatif jawaban diberi skor dari rentang 1-5.

4. Melakukan uji instrumen

Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, kuesioner yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kemampuan dari pernyataan-pernyataan yang diajukan


(34)

57

Mutiah, 2013

dalam menjaring kriteria yang diharapkan oleh peneliti. Dengan kata lain, uji instrumen dilakukan untuk mendapatkan kesahihan dan keandalan (validitas dan reliabilitas) dari instrumen yang digunakan, sehingga peneliti dapat mengetahui apakah instrumen tersebut nantinya dapat mengukur apa yang hendak diukur oleh peneliti atau tidak.

3.6.2 Prosedur Pengujian Instrumen Penelitian

Kegiatan pengujian instrumen penelitian ini meliputi dua hal, yaitu pengujian validitas dan realibilitas.

a. Uji Validitas

Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek (2006:168) memberikan definisi uji validitas sebagai:

“Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”

Uji validitas ini bertujuan untuk menguji mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak valid. Hal ini dilakukan dengan cara mencari korelasi pada setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal minimal serta pilihan jawaban lebih dari dua pilihan.Dalam uji validitas ini, penulis menggunakan teknik Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson. Adapun formulanya sebagai berikut:


(35)

Keterangan:

: Koefisien korelasi

N : Jumlah responden

X : Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor–skor pada item ke i yang akan di uji validitasnya

Y : Skor kedua, dalam hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh tiap responden

∑ : Jumlah skor pertama, dalam hal ini åX merupakan jumlah seluruh skor pada item ke i

∑ : Jumlah total skor kedua, dalam hal ini åY merupakan jumlah seluruh skor pada jumlah skor yang diperoleh tiap responden

∑ : Jumlah hasil perkalian skor pertama dengan skor kedua

∑ : Jumlah hasil kuadrat skor pertama

∑ : Jumlah hasil kuadrat skor kedua

∑ : Kuadrat jumlah seluruh skor pada item ke i

∑ : Kuadrat jumlah seluruh skor pada jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya pada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intrumensampai sejauh ini belum ada ketentuan yang jelas, namun demikian disarankan sekitar 20-30 orang responden.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen

3. Memeriksa kelengkapan data untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul,dimana didalamnya termasuk memeriksa kelengkapan pengisian item kuesioner tersebut.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.


(36)

59

Mutiah, 2013

Tabel 3.6

Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas No

responden

Nomor item instrumen

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 ..dst Jumlah

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item kuesioner dari skor-skor yang diperoleh. Gunakan tabel pembantu perhitungan korelasi. Untuk membuat tabel pembantu perhitungan korelasi, perhatikan unsur-unsur yang ada pada rumus korelasi yang digunakan. Unsur-unsur tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai judul kolom pada tabel.

Tabel 3.7

Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi No.

responden X Y XY

1 2 ..dst

Jumlah (Σ) = ΣX = ΣY = ΣXY = ΣX² = ΣY²

Selanjutnya, angka-angka diatas dimasukan ke dalam rumus koefisiensi Karl Pearson.

7. Menentukan nilai tabel koefisiensi korelasi pada derajat bebas (db). dan =5% atau sama dengan 0,05. db = N- 2


(37)

8. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r,dimana kriterianya adalah:

 Jika , berarti valid  Jika , berarti tidak valid

(Sambas Ali Muhidin dan Maman Abduraman, 2009:30-36)

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji validitas dihitung dengan menggunakan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007 (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:379), yaitu sebagai berikut:

1. Siapkan lembar kerja (worksheet) dan data yang akan diolah; 2. Entry data tersebut pada lembar kerja (worksheet);

3. Lalu hitung rata-rata dengan AVERAGE, korelasi dengan CORREL, keterangan validitas dengan IF, jumlah bulir yang valid dan tidak valid dengan COUNTIF.

b. Uji Reliabilitias

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari suatu instrumen yang dijadikan sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil dari beberapa kali pengukuran.


(38)

61

Mutiah, 2013

Formula yang digunakan penulis untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisiensi Alfa ́ dari Cronbach (1951), yaitu:

             2 2 11 1 1 t i k k r

 (Suharsimi Arikunto, 1993: 236),dimana:

Keterangan:

r11 :reliabilitas instrumen/ korelasi alfa k :banyak bulir soal

Σi2 : jumlah varians bulir t2 : varians total

N : jumlah responden

X : skor – skor pada item ke i untuk menghitung varians item atau jumlah skor yang diperoleh tiap responden untuk menghitung varians total

ΣX2

: jumlah hasil kuadrat skor pada item ke i atau hasil kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

(ΣX) 2 : kuadrat jumlah seluruh skor pada item ke i atau kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Berikut langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya pada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan datauntuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item kuesioner.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.


(39)

Tabel 3.8

Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Reabilitas No

responden

Nomor item instrumen

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 ..dst Jumlah

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah di isi pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. Gunakan tabel pembantu berikut:

No. responden X

1 2 ... dst

Jumlah (Σ) = ΣX = ΣX²

Angka-angka di atas selanjutnya dimasukan ke dalam rumus varians 7. Menghitung nilai koefisiensi alfa dengan berdasarkan pada

langkah-langkah sebelumnya.

8. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r.

 Jika ,maka instrumen reliabel.  Jika ,maka instrumen tidak reliabel.

(Sambas Ali Muhidin dan Maman Abduraman, 2009 : 37-41)

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji validitas dengan menggunakan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007 (Ating somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:379), sebagai berikut:


(40)

63

Mutiah, 2013

1. Gunakan lembar kerja (worksheet) dalam pengujian validitas

2. Hitung varians tiap item dan varians total dari skor yang diperoleh responden.

3. Lalu mengitung nilai koefisien alfa. 3.7 Uji Persyaratan Analisis Data

3.7.1 Uji Normalitas

Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin dalam bukunya Aplikasi Statistika dalam Penelitian (2006:289) menyatakan: “Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting untuk diketahui karena berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan”. Penulis menggunakan uji normalitas dengan metode liliefors. Langkah kerja uji normalitas dengan metode tersebut adalah sebagai berikut:

1. Susunlah data dari angka kecil ke besar

2. Periksa data, hitung berapa kali munculnya setiap bilangan (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi tersebut, susun menjadi frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (Empirical Proportion) dengan menggunakan formula:

Sn (Xi) = fki : n

5. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada tabel z. 6. Menghitung Theoritical Proportion.

7. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar dalam titik observasi antara kedua proporsi tersebut.

8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Exce

3.7.2 Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas data, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas data. Seperti yang dinyatakan Ating Somantri dan


(41)

Sambas Ali Muhidin (2006:289) bahwa “Pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen”.

Uji statistik yang akan digunakan dalam uji homogenitas ini adalah uji Barlett. Kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai hitung 2> nilai tabel, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan rumus:

(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:294) Keterangan:

: varians tiap kelompok data

: n -1 = derajat kebebasan tiap kelompok B : nilai Barlett ( ) ∑

: varians gabungan ∑

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas data varians ini adalah:

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3.9

Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1

1 2 ...dst


(42)

65

Mutiah, 2013

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varian gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett (B) dengan rumus:

6. Menghitung nilai

7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k - 1.

8. Membuat kesimpulan. Karena nilai hitung <dari nilai tabel , artinya diterima atau variasi dinyatakan homogen.

3.7.3 Uji Linieritas

Pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, dimana regresi linier melawan hipotesis tandingan menjadi regresi tidak linier. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi ini dikutip dari Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:297) yaitu sebagai berikut:

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( )dengan rumus:

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi | ( | ) dengan rumus:


(43)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus:

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi ( )dengan rumus:

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu dengan rumus:

8. Menghitung jumlah kuadrat error dengan rumus:

Untuk menghitung , terlebih dahulu urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar dengan disertai pasangannya.

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok dengan rumus:

10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok dengan rumus:

11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error dengan rumus:

12. Mencari nilai uji F dengan rumus:

13. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α=5% menggunakan rumus dimana db TC= K-2 dan db E= n-k

14. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F, kemudian membuat kesimpulanyakni jika berarti linier dan bila sebaliknya berarti tidak liner.


(44)

67

Mutiah, 2013

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi sebuah informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:158)

3.8.1 Pengolahan Data

Langkah-langkah yang dilkukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Menyusun data, pemeriksaan terhadap angket yang telah diisi dan dikumpulkan dari reponden. Pemeriksaan ini khususnya berkaitan dengan masalah kelengkapan jumlah lembaran angket dan kelengkapan pengisiannya.

b. Skoring, pemberian skor jawaban pada setiap item kuesioneryang dijadikan sebagai alat pengumpul data. Skor diberikan pada masing-masing pernyataan yang ada dalam kuesioner, dimana penelitian ini menganalisis satu variabel bebas yaitu implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja (variabel X) dan satu variabel terikat yaitu kepuasan kerja (variabel Y).


(45)

Tabel 3.10

Skor Setiap Item Pernyataan Variabel (X) Alternatif Jawaban Pernyataan

Positif

Sangat Efektif 5

Efektif 4

Kurang Efektif 3

Tidak Efektif 2

Sangat Tidak Efektif 1 Skor Setiap Item Pernyataan Variabel (Y)

Alternatif Jawaban Pernyataan Positif

Sangat Puas 5

Puas 4

Kurang Puas 3

Tidak Puas 2

Sangat Tidak Puas 1

Sumber: diadaptasi dari skor kategori Likert.

c. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil skoring pada langkah kedua ke dalam tabel seperti berikut:

Tabel 3.11

Tabulasi Data Penelitian

Resp. Skor item Total

1 2 3 4 5 6 ………

1 2 . .. N

d. Mengubah skala ordinal ke interval.

Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini seluruhnya diukur dalam skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana sesuatu ”lebih” atau “kurang” dari yang lain. Maka, data yang diperoleh dari pengukuran skala ini disebut data ordinal, yaitu data yang


(46)

69

Mutiah, 2013

berjenjang yang jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama (Sugiyono, 2000:70). Namun di lain pihak, pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval maka terlebih dahulu data skala ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval (MSI).

Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk menaikkan untuk menaikkan tingkat pengukuran dari skala ordinal ke skala interval melalui method of successive interval adalah:

1. Perhatikan banyaknya frekuensi (f) responden yang menjawab (memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia.

2. Membagi setiap bilangan pada frekuensi (f) oleh banyaknya responden (N), kemudian tentukan proporsi(P) untuk setiap alternatif jawaban responden tersebut.

3. Jumlahkan proporsi secara beruntun, sehingga keluar proporsi kumulatif(PK) untuk setiap alternatif jawaban responden.

4. Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai Z untuk setiap kategori berdasarkan Proporsi Kumulatif (PK) pada setiap alternatif jawaban responden tadi.

5. Menghitung nilai skala (scala value) untuk setiap nilai Z dengan menggunakan rumus :


(47)

Keterangan:

Area : Daerah kurva

Density : Tinggi kurva

Density at lower limit :Kepadatan batas bawah Density at upper limit : Kepadatan batas atas Area Under upper limt : Daerah di bawah batas atas Area Under lower limit : Daerah di bawah batas bawah 6. Menentukan transformasi nilai skala (transformed scala value) dari

nilai skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:

Keterangan:

Y : Nilai transformasi SV : Nilai skala

Hal ini dilakukan dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah menjadi sama dengan satu (=1). (Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, 2009:55)

3.8.2 Analisis Deskriptif

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Hal-hal yang termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.


(48)

71

Mutiah, 2013

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran mengenai efektifitas implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja dan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kepuasan kerja di PT. Nikkatsu Elekric Works.

Gambar 3.1

Contoh Grafik Deskriptif

3.8.3 Analisis Inferensial

Teknik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal.Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval.Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no.3yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung.


(49)

Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan t-test dan F-test terhadap koefisien regresi.

3.9 Pengujian Hipotesis

Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal dan berpola linier maka langkah selanjutnya adalah uji hipotesis.Sugiyono (2009:183) menyatakan “Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”.Hipotesis bersifat sementara, sehingga harus diuji secara empiris.Dari pengujian tersebut didaparkan suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis.

Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.

Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Merumuskan Hipotesis Statistik

H0 :p = 0, Berarti tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Eletric Works Bandung. H1 :p ≠ 0, Berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan antara implementasi

program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. NikkatsuEletric Works Bandung.

2. Menentukan Uji Statistik yang sesuai, yaitu F =


(50)

73

Mutiah, 2013

a. Menghitung jumlah kuadrat regresi a (JKreg[a]), rumus : (JKreg[a]) = ∑

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JKreg[b/a]), rumus : (JKreg[b/a]) = {∑ ∑ ∑ }

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres), rumus : (JKres) = ∑Y2- JKreg[b/a] - JKreg[a]

d. Menghitung jumlah kuadrat regresi a (RJK reg[a]), rumus : RJK reg[a] = JKreg[a]

e. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg[b/a]), rumus : RJKreg[b/a] = JKreg[b/a]

f. Menghitung jumlah kuadrat residu (RJK res), rumus : RJK res =

g. Mencari nilai Fhitung, rumus : Fhitung =

3. Menentukan nilai kritis (α = 0,05), dengan derajat kebebasan untuk dkregb/a = 1 dan dkres = n-2

4. Membandingkan nilai Fhitung> Ftabel dengan kriteria :

Fhitung > Ftabel maka h0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan Fhitung < Ftabel maka h0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. 5. Membuat kesimpulan


(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran efektivitas implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung yang meliputi indikator : (1) Tanggung jawab dan komitmen perusahaan, (2) Kebijakan dan disiplin keselamatan kerja, (3) Komunikasi dan pelatihan keselamatan, (4) Inspeksi penyelidikan keselamatan kerja dan riset, (5) Evaluasi terhadap upaya-upaya keselamatan dan kesehatan kerja, dari hasil pengelolaan secara statistik implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja berada pada kategori efektif. Itu terbukti dari hasil pengolahan data

angket yang banyak dipilih pada alternatif jawaban “Puas”, persentasenya

yaitu sebanyak 54%. Hal ini mengandung arti bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung sudah berjalan efektif.

2. Gambaran tingkat Efektifitas kepuasan kerja karyawanyang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwakepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung yang meliputi indikator : (1) isi pekerjaan, (2) organisasi dan manajemen, (3) kesempatan untu maju, (4) gaji, (5) rekan kerja, (6) kondisi pekerjaan, dari hasil pengelolaan statistik kepuasan kerja


(52)

118

Mutiah, 2013

karyawan berada pada kategoriefektif. Itu terbukti dari hasil pengolahan data angket yang banyak dipilih pada alternatif jawaban “Puas”, persentasenya yaitu sebanyak 51%. Hal ini mengandung arti bahwa kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung sudah berjalan efektif.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan, artinya jika implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja efektif, maka kepuasan kerja karyawan akan menghasilkan tingkat kepuasan kerja karyawan yang berada pada kondisi puas dan sebaliknya implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja tidak efektif, maka kepuasan kerja karyawan pun akan berada pada kondisi tidak puas. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji korelasi yang menunjukkan korelasi berada pada kategori cukup kuat. Sehingga variabel Implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap Kepuasan kerja karyawan. 5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dan melihat hasil penelitian tersebut, maka penulis memberikan saran mengenai implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja dan kepuasan kerja karyawan sebagai berikut:

1. Pada variabel implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja, hasil perhitungan dengan menggunakan persentase menunjukkan indikator tanggung jawab dan komitmen perusahaan memiliki persentase terendah


(53)

dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik adalah dengan melalui aktivitas berikut:

a. Meningkatkan komitmen dan pertanggung jawaban perusahaan terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Meningkatkan pemberian teguran kepada karyawan yang melanggar peraturan mengenai program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

c. Meningkatkan pemberian pengarahan kepada karyawan mengenai betapa pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan

2. Pada Variabel kepuasan kerja karyawan, hasil perhitungan dengan menggunakan persentase menunjukkan indikator rekan kerja memiliki persentase terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan kondisi pekerjaan adalah dengan melalui aktivitas berikut:

a. Lebih meningkatkan hubungan antara atasan dengan bawahan.

b. Lebih meningkatkan terjalinnya hubungan dengan sesama rekan kerja agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung. Sehingga peningkatan terhadap beberapa hal yang dinilai masih kurang optimal dalam pelaksanaannya akan memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari perusahaan.


(54)

Mutiah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku

Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, Bandung : CV Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, Moh. (2008). Psikologi Industri (Edisi Revisi).Yogyakarta: Liberty.

Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu

Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. (1999). Pembinaan Operasional P2K3. Proyek Pengembangan Kondisi Lingkungan Kerja dan Perlindungan Tenaga Kerja.

Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasibuan, Melayu S.P. (2009) Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi) Jakarta: Bumi Aksara.

Husein, Umar. (2003). Riset Sumber Daya Manusia dan Manajemen Perusahaan (Dasar, Konsep dan Strategi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hariadja, Marihot Tua Efendi. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

Konradus, Danggur. (2006). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Percetakan Penebar Swadaya.

Lucas, Martin dan Kim Wilson. (1992). Memilihara Gairah Kerja. Dialih bahasakan oleh Ansis Kleden. Jakarta: Arcan.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2009) Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mangkuprawira, TB. Sjafri dan Aida Vitalaya Hubeis. (2007). Manajemen smber daya manusia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Roberth L Mathis dan Jhon H Jackson (2009) Human Reseoursce Management. Alih Bahasa. Jakarta: Salemba Empat.


(55)

Rivai, Veithzal. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dalam Teori Praktik. Jakarta: Murai Kencana.

Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi Jilid I. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Ramli, Soehatman. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat

Sedarmayanti. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju.

Sedarmayanti. (1996). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Somantri, Ating dan Sambas A.M. (2006). Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Suardi, Rudi. (2005). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja. Jakarta: PPM.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsio.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Suma’mur (1981). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV

Haji Masagung.

Tatang, Uep dan Sambas Ali Muhidin, (2011), Desain Penelitian Kuantitatif, Bandung: Karya Andika Utama.

Tatang Uep Sontani, (2010), Desain Penelitian Kuantitatif, Panduan Praktis Bagi Dosen dan Mahasiswa Bandung: Karya Adhika Utama.

Yuniarsih Tjutju dan Suwatno. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumber Internet

Zailani Alamsyah, Gema. (2010), Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Tersedia: http://jurnal-sdm.blogspot.com/


(1)

73

a. Menghitung jumlah kuadrat regresi a (JKreg[a]), rumus : (JKreg[a]) = ∑

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JKreg[b/a]), rumus : (JKreg[b/a]) = {∑ ∑ ∑ }

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres), rumus : (JKres) = ∑Y2- JKreg[b/a] - JKreg[a]

d. Menghitung jumlah kuadrat regresi a (RJK reg[a]), rumus : RJK reg[a] = JKreg[a]

e. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg[b/a]), rumus : RJKreg[b/a] = JKreg[b/a]

f. Menghitung jumlah kuadrat residu (RJK res), rumus : RJK res =

g. Mencari nilai Fhitung, rumus : Fhitung =

3. Menentukan nilai kritis (α = 0,05), dengan derajat kebebasan untuk dkregb/a = 1 dan dkres = n-2

4. Membandingkan nilai Fhitung> Ftabel dengan kriteria :

Fhitung > Ftabel maka h0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan Fhitung < Ftabel maka h0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. 5. Membuat kesimpulan


(2)

Mutiah, 2013

Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran efektivitas implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja yang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwa implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung yang meliputi indikator : (1) Tanggung jawab dan komitmen perusahaan, (2) Kebijakan dan disiplin keselamatan kerja, (3) Komunikasi dan pelatihan keselamatan, (4) Inspeksi penyelidikan keselamatan kerja dan riset, (5) Evaluasi terhadap upaya-upaya keselamatan dan kesehatan kerja, dari hasil pengelolaan secara statistik implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja berada pada kategori efektif. Itu terbukti dari hasil pengolahan data angket yang banyak dipilih pada alternatif jawaban “Puas”, persentasenya yaitu sebanyak 54%. Hal ini mengandung arti bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung sudah berjalan efektif.

2. Gambaran tingkat Efektifitas kepuasan kerja karyawanyang ditunjukkan dengan hasil penelitian didapat bahwakepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung yang meliputi indikator : (1) isi pekerjaan, (2) organisasi dan manajemen, (3) kesempatan untu maju, (4) gaji, (5) rekan kerja, (6) kondisi pekerjaan, dari hasil pengelolaan statistik kepuasan kerja


(3)

118

karyawan berada pada kategoriefektif. Itu terbukti dari hasil pengolahan data angket yang banyak dipilih pada alternatif jawaban “Puas”, persentasenya yaitu sebanyak 51%. Hal ini mengandung arti bahwa kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung sudah berjalan efektif.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan, artinya jika implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja efektif, maka kepuasan kerja karyawan akan menghasilkan tingkat kepuasan kerja karyawan yang berada pada kondisi puas dan sebaliknya implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja tidak efektif, maka kepuasan kerja karyawan pun akan berada pada kondisi tidak puas. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji korelasi yang menunjukkan korelasi berada pada kategori cukup kuat. Sehingga variabel Implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap Kepuasan kerja karyawan.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dan melihat hasil penelitian tersebut, maka penulis memberikan saran mengenai implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja dan kepuasan kerja karyawan sebagai berikut:

1. Pada variabel implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja, hasil perhitungan dengan menggunakan persentase menunjukkan indikator tanggung jawab dan komitmen perusahaan memiliki persentase terendah


(4)

118

Mutiah, 2013

Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik adalah dengan melalui aktivitas berikut:

a. Meningkatkan komitmen dan pertanggung jawaban perusahaan terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Meningkatkan pemberian teguran kepada karyawan yang melanggar peraturan mengenai program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

c. Meningkatkan pemberian pengarahan kepada karyawan mengenai betapa pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan

2. Pada Variabel kepuasan kerja karyawan, hasil perhitungan dengan menggunakan persentase menunjukkan indikator rekan kerja memiliki persentase terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Merujuk kepada hasil tersebut salah satu upaya untuk meningkatkan kondisi pekerjaan adalah dengan melalui aktivitas berikut:

a. Lebih meningkatkan hubungan antara atasan dengan bawahan.

b. Lebih meningkatkan terjalinnya hubungan dengan sesama rekan kerja agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung. Sehingga peningkatan terhadap beberapa hal yang dinilai masih kurang optimal dalam pelaksanaannya akan memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA Sumber buku

Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, Bandung : CV Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, Moh. (2008). Psikologi Industri (Edisi Revisi).Yogyakarta: Liberty.

Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu

Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. (1999). Pembinaan Operasional P2K3. Proyek Pengembangan Kondisi Lingkungan Kerja dan Perlindungan Tenaga Kerja.

Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasibuan, Melayu S.P. (2009) Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi) Jakarta: Bumi Aksara.

Husein, Umar. (2003). Riset Sumber Daya Manusia dan Manajemen Perusahaan (Dasar, Konsep dan Strategi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hariadja, Marihot Tua Efendi. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

Konradus, Danggur. (2006). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Percetakan Penebar Swadaya.

Lucas, Martin dan Kim Wilson. (1992). Memilihara Gairah Kerja. Dialih bahasakan oleh Ansis Kleden. Jakarta: Arcan.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2009) Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mangkuprawira, TB. Sjafri dan Aida Vitalaya Hubeis. (2007). Manajemen smber daya manusia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Roberth L Mathis dan Jhon H Jackson (2009) Human Reseoursce Management. Alih Bahasa. Jakarta: Salemba Empat.


(6)

Mutiah, 2013

Pengaruh Efektivitas Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Nikkatsu Electric Works Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rivai, Veithzal. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dalam Teori Praktik. Jakarta: Murai Kencana.

Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi Jilid I. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Ramli, Soehatman. (2010). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat

Sedarmayanti. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju.

Sedarmayanti. (1996). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Somantri, Ating dan Sambas A.M. (2006). Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Suardi, Rudi. (2005). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Tenaga Kerja. Jakarta: PPM.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsio.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Suma’mur (1981). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV

Haji Masagung.

Tatang, Uep dan Sambas Ali Muhidin, (2011), Desain Penelitian Kuantitatif, Bandung: Karya Andika Utama.

Tatang Uep Sontani, (2010), Desain Penelitian Kuantitatif, Panduan Praktis Bagi Dosen dan Mahasiswa Bandung: Karya Adhika Utama.

Yuniarsih Tjutju dan Suwatno. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumber Internet

Zailani Alamsyah, Gema. (2010), Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Tersedia: http://jurnal-sdm.blogspot.com/