Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

kronik. Data dari WHO menunjukkan bahwa 60 populasi dunia tidak memenuhi anjuran aktivitas fisik Bandini, Flynn, Scampini, 2011. Obesitas disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adanya masalah antara ketidakseimbangan nutrisi dan aktivitas fisik yang tidak cukup Wahlqvist dan Tienboon,2011. Menurut Sizer dan Whitney 2006, sebagian orang dapat menjadi obesitas bukan karena terlalu banyak makan, tetapi karena mereka melakukan pergerakan tubuh yang terlalu sedikit. Pada sebagian orang yang menderita obesitas sangat inaktif dalam melakukan aktivitas fisik sehingga walaupun mereka makan lebih sedikit dari orang banyak mereka masih memiliki energi surplus. Menurut Levine 2007 dalam Bandini, Flynn, dan Scampini 2011 orang yang memiliki fisik yang ramping menghabiskan lebih dari 2 jam setiap harinya untuk berjalan, sementara orang yang mengalami obesitas menghabiskan waktu mereka selama lebih dari 2,5 jam setiap harinya untuk duduk. Melihat perubahan gaya hidup yang mengakibatkan perubahan pola makan maupun aktivitas fisik pada remaja dewasa ini, peneliti menjadi tertarik untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi fast food dan aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh pada remaja.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana hubungan kebiasaan makan fast food dan aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh pada remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

Untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan fast food dan aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh pada remaja.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui kebiasaan makan fast food pada remaja. Universitas Sumatera Utara 2. Mengetahui aktivitas fisik remaja. 3. Mengetahui indeks massa tubuh pada remaja.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti: a. Memperoleh pengetahuan saat melakukan penelitian. b. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi. c. Memperoleh data seberapa besar pengaruh kebiasaan konsumsi fast food dan aktivitas fisik dengan indeks pada remaja di SMA Santo Thomas 1 Medan. 2. Manfaat bagi siswa-siswi: a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mempertimbangkan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan energi harian siswa siswi. b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk lebih mengatur aktivitas fisik dengan kebiasaan makan pada siswa siswi. c. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konsumsi fast food dan aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh pada remaja. 3. Manfaat bagi sekolah: a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk memilih menu makanan yang lebih sehat di kantin sekolah. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Indeks Massa Tubuh Pada Anak dan Remaja

Indeks massa tubuh IMT diartikan sebagai berat dalam kilogram yang dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat Bandini, Flynn dan Scampini, 2011. Indeks massa tubuh digunakan sebagai alat skrining untuk mendeteksi masalah berat badan pada anak CDC, 2011. Setelah dilakukan pengukuran pada tinggi dan berat badan anak, maka kita dapat melakukan plot hasil IMT pada kurva CDC BMI-for-age growth chart yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin Gambar 2.1; Gambar 2.2 CDC, 2000. Perhitungan IMT pada orang dewasa berbeda dikarenakan kriteria IMT pada anak maupun remaja spesifik terhadap umur dan jenis kelamin CDC, 2011. Jenis kelamin dan umur pada anak dan remaja dipertimbangkan karena jumlah lemak tubuh yang berubah sesuai dengan umur dan jumlah lemak tubuh yang berbeda antara perempuan dan laki-laki CDC, 2011. CDC dan American Academy of Pediatrics AAP merekomendasikan penggunaan IMT sebagai skrining untuk overweight dan obesitas pada anak dimulai sejak usia 2 tahun Tabel 2.1. Tabel 2.1 Kategori Status Berat dengan Jangkauan Persentil CDC,2011. Katagori Status Berat Jangkauan Persentil Underweight Persentil ke-5 Healthy weight Persentil ke-5 - Persentil ke-85 Overweight Persentil ke-85 - Persentil ke-95 Obesitas ≥ Persentil ke-95 Universitas Sumatera Utara