2.6 Keranga Teori
BAB 3
Pola Makan
Konsumsi Fast Food
Indeks Massa Tubuh
Genetik Aktivitas Fisik
Kultur
Faktor Psikososial
Durasi Tidur
Kebiasaan Menonton TV
Perubahan Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2 Kerangka Penelitian
3.3 Definisi Operasional
Konsumsi Fast Food
Aktivitas Fisik Indeks Massa
Tubuh
Memilih Responden Penelitian
Mengukur Indeks Massa Tubuh Responden
Penelitian
Pengisian Kuisioner Penelitan oleh
Responden Penelitian
Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
3.3.1. Definisi a. Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh adalah pengukuran status gizi dengan kategori sebagai berikut
1. Indeks Massa Tubuh Tidak Berlebih: Underweight
: Persentil ke-5 Healthy weight
: Persentil ke-5 - Persentil ke-85 2. Indeks Massa Tubuh Berlebih:
Overweight : Persentil ke-85 - Persentil ke-95
Obesitas :
≥ Persentil ke-95 b. Konsumsi fast food
Konsumsi fast food adalah konsumsi makanan jadi maupun makanan setengah olahan yang dapat dengan cepat disajikan.
c. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang dilakukan responden dalam
kegiatan sehari-hari selama 7 hari terakhir.
3.3.2. Cara Ukur
a. Indeks Massa Tubuh Indeks massa tubuh dapat diukur dengan cara:
Skala pengukuran: Numerik b. Kebiasaan Makan Fast food
Kebiasaan makan fast food dapat diukur dengan menggunakan food frequency questionairre.
Skala pengukuran: Nominal c. Aktivitas Fisik
Pengukuran derajat aktivitas fisik dapat dilakukan dengan menggunakan Physical Activity Questionnaire PAQ-A
Skala pengukuran: Nominal
Universitas Sumatera Utara
3.3.3. Alat Ukur
• Indeks massa tubuh diukur dengan melakukan pengukuran berat badan dengan timbangan dan tinggi badan dengan meteran, kemudian dilakukan
plot pada kurva BMI-for-age child growth CDC 2011 sesuai dengan jenis kelamin.
• Konsumsi Fast food diukur dengan menggunakan food frequency questioner FFQ yang terdiri dari 9 jenis fast food Mardatillah,2008,
dengan interpretasi: 1. Jika siswasiswi menjawab tidak pernah maka skor diberi nilai 0
2. Jika siswasiswi menjawab 3-4xbulan maka skor diberi nilai 1 3. Jika siswasiswi menjawab 1-2xbulan maka skor diberi nilai 2
4. Jika siswasiswi menjawab 2xminggu maka skor diberi nilai 3 5. Jika siswasiswi menjawab 3xminggu maka skor diberi nilai 4
6. Jika siswasiswi menjawab 1xhari maka skor diberi nilai 5 Kemudian dilakukan pengelompokan dari hasil menjadi 2 kategori.
Apabila jenis fast food yang dikonsumsi memiliki frekwensi ≥ 2xminggu
untuk skor fast food 3,4, dan 5 maka dikelompokkan menjadi katagori sering, sementara apabila memiliki frekwensi 2xminggu untuk skor fast
food 2,1, dan 0menjadi katagori tidak sering Khomsan,2006 dalam Mardatillah,2008.
• Aktivtias fisik diukur dengan menggunakan Physical Activity Questionaire for Adolescent PAQ-A dengan skoring:
1. Bagian Pertama Kuisioner. Jika pada bagian pertama kuisioner siswasiswi menjawab “Tidak
Ada” maka diberi nilai 1, sementara jika menjawab “7x atau lebih” maka diberi nilai 5. Kemudian dilakukan pengambilan rata-rata dari
seluruh aktivitas yang tertera pada bagian pertama kuisioner. 2. Bagian kedua – ketujuh Kuisioner.
Aktivitas fisik yang dilaporkan rendah diberi nilai 1 dan apabila memiliki aktivitas fisik yang paling tinggi diberi nilai 5.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagian ke-8. Dilakukan pengambilan rata-rata dari aktivitas fisik selama seminggu.
Bila aktivitas fisik dijawab dengan “Tidak Pernah” maka diberi nilai 1, dan apabila menjawab “Sangat sering” diberi nilai 5.
4. Bagaimana menghitung nilai akhir PAQ-A. Pengambilan rata-rata aktivitas fisik dari 8 bagian kuisioner yang
digunakan untuk mendapatkan niali akhir dari PAQ-A. Nilai 1-2 memberi kesan aktivitas fisik yang ringan, 3-5 memberi
kesan aktivitas fisik yang sedang-berat Kowalski, 2004.
3.4. Hipotesa
Ada hubungan kebiasaan konsumsi fast food dan aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh pada remaja di SMA Santo Thomas 1 Medan.
3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu butir pertanyaan maka dilakukan uji validitas dan untuk mengukur konsistensi dan kestabilan suatu
konsep dapat ditunjukkan dari reliabilitas. Sunyoto, 2011. Telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuisioner yang akan digunakan untuk penelitian
ini kepada dua puluh responden dengan karakteristik yang mirip seperti yang diinginkan peneliti. Validitas kuisioner diukur dengan melakukan korelasi antara
skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Kuisioner dinyatakan valid apabila berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Reliabilitas suatu pertanyaan
diukur dengan membandingkan nilai cronbach’s alpha dan taraf keyakinan. Suatu butri pertanyaan dinyatakan reliabel apabila nilai taraf keyakinan lebih kecil dari
cronbach’s alpha. Sunyoto, 2011.
Tabel 3.1 Tabel Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuisioner Variabel
Nomor Total Pearson Status
Cronbach’s Status
Universitas Sumatera Utara
Pertanyaan Correlation Alpha
Kebiasaan Konsumsi
Fast Food 1
0,466 Valid
0,587 Reliabel
2 0,618
Valid Reliabel
3 0,577
Valid Reliabel
4 0,671
Valid Reliabel
5 0,633
Valid Reliabel
6 0,701
Valid Reliabel
7 0,430
Valid Reliabel
8 0,577
Valid Reliabel
9 0,455
Valid Reliabel
Aktivitas Fisik
1 0,612
Valid 0,798
Reliabel
2 0,734
Valid Reliabel
3 0,563
Valid Reliabel
4 0,644
Valid Reliabel
5 0,751
Valid Reliabel
6 0,686
Valid Reliabel
7 0,569
Valid Reliabel
8 0,547
Valid Reliabel
BAB 4 METODE PENELITIAN
Universitas Sumatera Utara