5.7 Distribusi Kebiasaan Konsumsi Fast Food dan Indeks Massa Tubuh pada
Remaja di SMA Santo Thomas 1 Medan.
Tabel 5.6. Distribusi Kebiasaan Konsumsi Fast food dengan Indeks Massa Tubuh pada Remaja di SMA Santo Thomas 1
Kebiasaan Konsumsi
Fast Food IMT
Total p-value
IMT Tidak Berlebih
IMT Berlebih
N N
N 0.057
Sering 29
82.9 6
17.1 35
100 Tidak
Sering 36
59 25
41 61
100
Total 65
67.7 31
32.3 96
100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17,1 remaja dengan kebiasaan konsumsi fast food yang sering memiliki indeks massa tubuh yang berlebih,
sedangkan 41 remaja dengan kebiasaan konsumsi fast food tidak sering memiliki indeks massa tubuh yang berlebih. Hasil uji Mann Whitney
menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna antara indeks massa tubuh remaja yang memiliki kebiasaan konsumsi fast food sering dengan remaja yang
memiliki kebiasaan konsumsi fast food tidak sering p = 0,057.
5.8 Distribusi Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh pada Remaja di SMA Santo Thomas 1 Medan
Dari hasil pengolahan data didapatkan sebanyak 48 responden 73,8 dengan kategori aktivitas fisik yang ringan memiliki indeks massa tubuh tidak
berlebih, sedangkan yang memiliki indeks massa tubuh berlebih didapatkan sebanyak 17 responden 26,2. Kategori aktivitas fisik sedang-berat terdapat
sebanyak 17 responden 54,8 memiliki indeks massa tubuh tidak berlebih, sedangkan untuk indeks massa tubuh berlebih didapatkan sebanyak 14 responden
45,2. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna
Universitas Sumatera Utara
antara nilai indeks massa tubuh remaja yang memiliki aktivitas fisik ringan dengan indeks massa tubuh remaja yang memiliki aktivitas fisik sedang-berat p =
0,232.
Tabel 5.7. Distribusi Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh pada Remaja di SMA Santo Thomas 1 Medan.
Aktivitas Fisik
IMT Total
p-value IMT Tidak
Berlebih IMT
Berlebih N
N N
0.232 Ringan
48 73.8
17 26.2
65 100
Sedang- Berat
17 54.8
14 45.2
31 100
Total 65
67.7 31
32.3 96
100
5.9 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food dan Aktivitas Fisik dengan