ISU-ISU Tugas Pokok Fungsi

9 RENCANA, REALISASI PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KECAMATAN LAMPOSI TIGO NAGORI TAHUN 2010 No Uraian Anggaran Realisasi Sisa 1 Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan layanan publik 31.402,750 31,107,000 295.750 99.05 TOTAL 31.402,750 31,107,000 295.750 99.05

2.3. ISU-ISU

PENDTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN LAMPOSI TIGO NAGORI.

1. Tingkat Kinerja Pelayanan

Berdasarkan Peraturan Walikota Payakumbuh nomor 68 Tahun 2008 tentang tugas Pokok dan Fungsi serta Uraian Tugas Eselon IV pada Kecamatan di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh. Adapun Tugas Pokok dan Fungsi dari Camat Lamposi Tigo Nagori adalah sebagai berikut :

a. Tugas Pokok

Camat mempunyai tugas tugas pokok melaksanakan kewenangan Pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan Otonomi Daerah dan juga menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan yang meliputi : 1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat. 2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum 3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakkan peraturan perundang- undangan 4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum. 5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan. 6. Membina penyelenggaraan pemerintah Kelurahan. 7. Melekasanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksankan Pemerintahan Kelurahan. 8. Menghindari terjadinya indikasi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN. 10

b. Fungsi

Untuk melaksanakan Tugas Pokok tersebut Camat mempunyai fungsi : 1. Penyusunan program dan kegiatan Kecamatan. 2. Pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di wilayah Kecamatan. 3. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan idiologi Negara dan kesatuan Bangsa. 4. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat 5. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan terhadap kegiatan di bidang ketentraman dan ketertiban umum. 6. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan bidang ekonomi dan pembangunan. 7. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan bidang sosial dan kemasyarakatan. 8. Pelaksanaan peñata usahaan Kecamatan. 9. Pengkoordinasian perencanaan, penyelenggaraan, pengendalian dan pengawasan tugas-tugas Sekretariat dan Bidang dengan prinsip-prinsip pelayanan prima yang terhindar dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN. Perencanaan kinerja tahunan merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indicator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategik. Hasil dari proses ini berupa rencana kinerja tahunan. Adapun yang menjadi susunan strategis Kecamatan Lamposi Tigo Nagori Tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Peningkatnya Kualitas Perencanaan Pembangunan di Kecamatan. 2. Meningkatkan koordinasi pemberdayaan di bidang organisasi kemasyarakatan. 3. Meningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan di tingkat Kecamatan. 4. Terpenuhinya kebutuhan rumah yang layak bagi masyarakat kurang mampu. 5. Terpenuhinya kebutuhan pangan keluarga miskin. 6. Terfasilitasinya penyaluran bantuan sosial terhadap masyarakat. 7. Terfasilitasinya masyarakat dalam mengajukan permohonan bantuan kelompok tani. 8. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan di Kecamatan. 9. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap peraturanperundang-undangan. 11 10.Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pembayaran PBB. 11.Meningkatnya kenyamanan aparatur dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. 12.Meningkatnya pelayanan terhadap masyarakat dalam rangka pelaksanaan pelayanan prima. 13.Meningkatnya keamanan dan kenyamanan lingkungan masyarakat. 14.Terwujudnya program pemerintah kota dalam penertiban bangunan sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Payakumbuh. 15.Terwujudnya singkronisasi program antara Pemerintah Kecamatan dengan Kelurahan. Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator Masukan input, Keluaran output, Hasil outcome, manfaat benefits dan dampak impacts. Indikator Kinerja dari ProgramKegiatan Strategis Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dapat diuraiakan sebagai berikut : 1. Meningkatnya kualitas perencanaan Pembangunan di Kecamatan Program Perencanaan Pembangunan Daerah 1.1 Kegiatan Pengembangan Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Program dan Kebijakan Layanan Publik Input : Dana sebesar Rp. 31.402.750,- terealisasi sebesar Rp. 31.107.000,- 99,05 Output : Terlaksananya musrenbang tingkat kecamatan dan musrenbang kelurahan yang menghasilkan 7 dokumen dari Musrenbang Kecamatan dan Musrenbang Kelurahan Outcomes : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah Benefit : Terwujudnya perencanaan pembangunan yang sinergis dan terlaksananya partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. 12 Impact : Terlaksananya pembangunan fisik maupun non fisik yang merata di setiap wilayah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat yang telah diserap dari pendapat dan perencanaan masyarakat bawah bottom up planning Kegiatan Pengembangan Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Program dan Kebijakan Layanan Publik menghasilkan pelaksanaan Musrenbang di tingkat Kelurahan dan Kecamatan yang memberikan banyak manfaat seperti tersalurkannya usulan dan aspirasi masyarakat. Dari segi Input memiliki Prosentase sangat berhasil yaitu 99,05 dengan capaian keuangan Kategori Sangat Berhasil. Dari segi output keluaran kegiatan adalah terlaksananya Musrenbang di Kecamatan dan Kelurahan.yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.Jika diperhatikan matrik 5-5 maka ada tiga indikator dalam mengukur keberhasilan kinerja yaitu : a. Persentase kehadiran unsur-unsur masyarakat dalam musrenbang dengan target yang diharapkan 100 dan berhasil mencapai realisasi 100. Hal ini disebabkan karena adanya insentif yang diberikan pada para peserta sehingga masyarakat yang menjadi peserta bisa termotivasi untuk hadir. b. Persentase peserta musrenbang yang memberikan pendapat diharapkan sebesar 100 namun hanya terealisasi sebesar 80. Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat belum mau mengeluarkan ide dan pendapat mereka sehingga mereka lebih banyak ikut dengan pendapat orang lain. c. Persentase data yang digunakan dalam perencanaan pembangunan ditargetkan 100 namun hanya terealisasi 75 disebabkan tidak semuanya usulan yang datang dari masyarakat bisa ditampung dan direalisasikan oleh Pemerintah Kota. 1.2.Pengembangan DataInformasiStatistik Buku Kecamatan Dalam Angka dengan Kegiatan Penyusunan dan Pengumpulan data dan Statistik Daerah Input : Dana sebesar Rp 3.716.250,- terealisasi sebesar Rp. 3.698.250,- 99,51 Output : Tersusunnya data-data statistik tingkat Kecamatan dalam bentuk buku Kecamatan Lamposi Tigo Nagori Dalam Angka. Sebanyak 40 buku. Outcomes : Tersedianya datainformasi tentang gambaran umum Kec. Lamposi Tigo Nagori yang valid Benefit : Tersedianya data potensial wilayah Kecamatan Lamposi Tigo Nagori yang valid 13 Impact : Memberikan kemudahan dalam penyusunan perencanaan pembangunan wilayah Kecamatan Lamposi Tigo Nagori oleh Dinas Instansi terkait. 2. Meningkatnya koordinasi pemberdayaan di bidang organisasi kemasyarakatan. Sasaran ini menekankan pada indikator yaitu jumlah organisasi masyarakat yang dibina dengan target 18 organisasi yang terdiri dari LPM, PKK dan karang taruna dan realisasi yang terwujud sebesar 18 organisasi sehingga tingkat capaian sebesar 100 dengan Kategori Sangat Berhasil dan jumlah pembinaan terhadap organisasi perorangan yang mengikuti lomba yang ditargetkan sebanyak 15 orang organisasi dan terwujud sebanyak 14 organisasi sehingga tingkat capaian sebesar 93 dengan Kategori Sangat Berhasil. 3. Meningkatnya kapasitas lembaga kemasyarakatan di tingkat Kecamatan. Sasaran ini menekankan pada indikator yaitu Persentase tingkat pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan program dan kegiatan Pengentasan kemiskinan dengan target 100 namun realisasi hanya sebesar 85 sehingga tingkat capaian sebesar 85 dengan Kategori Sangat Berhasil. Indikator lainnya adalah jumlah lembaga keagamaan yang dibantu dengan target bantuan kepada Mesjid sebanyak 6 unit, mushalla sebanyak 23 unit dan bantuan kepada 16 kelompok Yassin. Namun yang terealisasi bantuan sebanyak 5 mesjid 83,33, 10 Mushalla 43,47, 16 Kelompok Yassin yang mendapat bantuan 7 43,75 jadi jika dijumlahkan maka rata-rata tingkat capaian sebesar 56,93 dengan Kategori Kurang Berhasil. 4. Terpenuhinya kebutuhan rumah yang layak bagi masyarakat kurang mampu. Adapun indikatornya adalah jumlah rumah tidak layak huni yang direhab. Pada tahun 2012, program yang dikelola oleh Dinas PU atau Dinas Sosial ini ditiadakan sehingga target dan realisasi pada tahun ini adalah 0 nol sedangkan untuk tahun 2013 kegiatan ini kembali ditargetkan sebanyak 115 buah rumah tidak layak huni. 5. Terpenuhinya kebutuhan pangan keluarga miskin Adapun indikatornya adalah jumlah kepala keluarga peneima raskin yang ditargetkan sebanyak 894 KK dan terealisasi sebanyak 894 KK dengan tingkat capaian 100 dengan Kategori Sangat Berhasil. 6. Terfasilitasinya penyaluran bantuan sosial terhadap masyarakat. Adapun indikatornya adalah jumlah anak terlantar yang dibantu dengan target 6 anak dan teralisasi sebesar 100 , lansia dengan target 6 orang namun terealisasi sebesar, korban bencana alam dengan target 6 dan realiasasi 6 orang 100,00 dan penyandang cacat sebanyak 6 orang 100, dengan Kategori Sangat Berhasil. 14 7. Terfafilitasinya masyarakat dalam mengajukan permohonan bantuan kelompok tani dengan indikator jumlah kelompok tani yang mendapatkan bantuan bibit ternak, pertanian tanaman, Sapi, unggas yang ditarget sebesar sebanyak 33 KWT kelompok tani dan teralisasi 30 Kelompok atau sebesar 90,91 dengan Kategori Sangat Berhasil. 8. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan Terdiri dari beberapa indikator yaitu : a. Jumlah alas hak yang diterbitkan ditargetkan sebanyak 30 berkas prona dan realisasi sebesar 26 berkas prona 86,67 dengan Kategori Berhasil b. Jumlah Pengurusan Dispensasi Nikah dengan target 36 dokumen yang diterbitkan dan terealisasi sebesar 69,44 yaitu sebanyak 25 dokumen dengan Kategori Kurang Berhasil c. Jumlah jenis surat keterangan yang diterbitkan ditargetkan sebanyak 9 jenis surat keterangan dan realisasi sebesar 100 dengan Kategori Sangat Berhasil d. Jumlah jenis dokumen kependudukan ditargetkan sebanyak 3 jenis surat dokumen kependudukan KTP,KK dan Akte Kelahiran dan realisasi sebesar 100 dengan Kategori Sangat Berhasil 9. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan. Adapun indikatornya adalah jumlah pengurus RTRW yang mengikuti bimtek Input : Dana sebesar Rp. 14.450.100,- terealisasi sebesar Rp. 14.450.000,- 100,00 Output : Terlaksananya sosialisasi peraturan perundang-undangan yang di ikuti oleh 180 peserta dari Pengurus RTRW se Kecamatan Lamposi Tigo Nagori. Outcomes : Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan. Benefit : Peningkatan wawasan dan pengetahuan Aparatur RTRW terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga memudahkan regulasi kebijkan di tingkat yang paling bawah RTRW. Impact : Memudahan aparatur RTRW dalam menangani permasalahan masyarakat sehingga tidak menimbulkan pemaksaan kepentingan antara satu warga dengan warga lain. 15 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Kegiatan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan menghasilkan terlaksananya sosialisasi peraturan perundang-undangan yang di ikuti oleh 180 peserta dari Pengurus RTRW yang bermanfaat Peningkatan wawasan dan pengetahuan Aparatur RTRW terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga memudahkan regulasi kebijkan di tingkat yang paling bawah RTRW. Capaian keuangan program ini sebesar 100,00 dengan Kategori Sangat Berhasil sedangkan capaian kinerja 100 diukur dari jumlah indikator 180 orang Kategori Sangat Berhasil. 10. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pembayaran PBB Indikator dari sasaran ini adalah Persentase capaian target PBB dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2012 target untuk pembayaran PBB adalah 80 dengan realisasi sebesar 34,5 sehingga tingkat capaian sebesar 43,12 dengan Kategori Kurang Berhasill. Rendahnya hasil pencapaian PBB tahun 2012 dikarenakan banyaknya tunggakan yang belum dibayarkan oleh wajib pajak pada tahun sebelunya. 11. Meningkatnya kenyamanan aparatur dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat Indakatornya adalah persentase tingkat kenyamanan dalam melaksanakan tugas bagi aparatur Input : Dana tersedia sebesar Rp. 9.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 8.991.950,- 99,91 Output : Terlaksananya rehab fisik kantor lurah sebanyak 6 unit. Outcomes : Tersedianya fasilitas umum berupa gedung kantor lurah yang layak dan representatif. Benefit : Meningkatnya kenyamanan aparatur dalam melaksanakan tugas pemerintahan. Impact : Meningkatnya kualitas pelayanan terhadap masyarakat yang ingin melakukan segala urusan kependudukan. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur berupa Kegiatan pemeliharaan rutinberkala gedung kantor mewujudkan terlaksananya rehab fisik kantor lurah sebanyak 6 unit untuk memberikan kenyamanan kepada aparatur pemerintahan sehingga diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan capaian keuangan Kategori Sangat Berhasil sebesar 99,91. 12. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan pelayanan prima 16 Indikatornya adalah Jumlah pembangunan kantor pemerintahan yang representatif yang pada tahun 2012 ini tidak ditargetkan. Namun pelaksanaan Pembangunan Aula Kantor Camat melalui Dana DAK dengan Penanggung jawab kegiatan Dinas PU Kota Payakumbuh. Untuk tahun 2013 telah dianggarkan, pembangunan kantor Lurah Parik Muko Aia. 13. Program Pengedalian Keamanan Lingkungan dengan Kegiatan Monitoring Evaluasi Ketertiban Keamanan dan Bencana Alam Indikator pengendalian keamanan Lingkungan pada tahun 2012 ditargetkan 0 Nol karena pada tahun 2012 ini anggaran unatuk kegiatan ini ditiadakan di Tingkat Kecamatan. Adapun Capaian Kinerja untuk program 0 dengan kategori Tidak berhasil 14. Terwujudnya program pemerintah kota dalam penertiban bangunan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Payakumbuh Dengan indikator persentase pembangunan rumah yang memiliki IMB dengan target sebesar 80 dan realisasi sebanyak 26,38 sehingga jumlah capaian kinerja sebesar 32,97 dengan kategori Kurang Berhasil. 15. Terwujudnya singkronisasi program antara Pemerintahan kecamatan dengan Kelurahan Indikatornya adalah Jumlah pelaksanaan rapat-rapat koordinasi dengan target 12 kali rapat koordinasi dengan kelurahan selama 1 tahun dan realisasi sebanyak 6 kali 50,00 dengan capaian kinerja Kategori Berhasil.

2. HambatanKendala yang dihadapi serta solusi dari permasalahan

Kendala merupakan segala sesuatu yang menghambat tercapainya suatu tujuan. Dalam setiap program yang dilaksanakan, tidak semua kegiatan dapat terlaksana denga sempurna. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain : - Faktor Sumber Daya Manusia - Faktor Keuangan Pendanaan - Faktor Sarana dan Prasarana Sedangkan Solusi merupakan pemecahan masalah dari segala kendala yang dihadapi selama pelaksanaan sebuah program. Setiap kendala yang terjadi harus diselesaikan dengan membuat sebuah solusi agar kendala yang datang tidak mengganggu kinerja sebuah program secara keseluruhan. 17 Adapun kendala dari program kegiatan di kantor camat Lamposi Tigo Nagori dan pemecahan masalah solusinya adalah : 1. Meningkatnya kualitas perencanaan Pembangunan di Kecamatan Program Perencanaan Pembangunan Daerah Kegiatan Pengembangan Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Program dan Kebijakan Layanan Publik. Kendala : Program ini merupakan salah satu kebijakan bottom up planning dimana proses pengambilan kebijakan merupakan saran dan perencanaan dari masyarakat berdasarkan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Tujuan utama dari musrenbang ini adalah bagaimana mengumpulkan sebanyak-banyaknya ide dan saran dari setiap unsur masyarakat yang mempunyai kepentingan namun pada pelaksanaan musrenbang di kelurahan tingkat partisipasi masyarakat dalam memberikan pendapat sekitar 60 dan pada musrenbang kecamatan sekitar 80 sehingga pendapat masyarakat yang terkumpul tidak maksimal. Disamping itu, walaupun aspirasi dan pendapat masyarakat yang telah terkumpul pada musrenbang kelurahan, tidak semua bisa ditampung pada musrenbang kecamatan dan kembali menciut pada waktu pelaksanaan musrenbang tingkat kota. Disisi lain, 100 aspirasi masyarakat yang terkumpul, hanya 10-20 yang dapat teralisasi, hal ini disebabkan terbatasnya anggaran dana APBD Kota Payakumbuh untuk membiayai proyek pembangunan fisik dan non fisik yang diajukan. Secara umum kendala dari program ini adalah sebagai berikut : - Tidak semua usulan masyakat bisa terakomodir lewat Musrenbang - Kurangnya sumber daya manusia yang paham dan bisa menguasai hal yang menyangkut Musrenbang. - Kurangnya anggaran yang tersedia untuk pelaksanaan tahapan Musrenbang baik Musrenbang Kelurahan maupun Musrenbang Kecamatan Solusi Secara umum kendala dari program ini adalah sebagai berikut :  Tidak semua usulan masyakat bisa terakomodir lewat Musrenbang. Solusi yang ditawarkan, walaupun tidak semua program bisa dibiayai oleh dana APBD dari pemerintah Kota Payakumbuh namun pelaksanaan sebuah program bisa mengandalkan swadaya masyarakat sehingga tidak terlalu tergantung pada dana dari pemerintah - Kurangnya anggaran yang tersedia untuk pelaksanaan tahapan Musrenbang baik Musrenbang Kelurahan maupun Musrenbang Kecamatan. Solusinya adalah 18 dengan meningkatkan anggaran pelaksanaan musrenbang tingkat kelurahan maupun tingkat kecamatan Kendala : Program Pengembangan DataInformasiStatistik Kegiatan Penyusunan dan Pengumpulan data dan Statistik Daerah. Hasil konkret dari Program Pengembangan DataInformasiStatistik adalah pembuatan 40 buku Kecamatan Dalam Angka. Kendala yang dihadapi dalam pembuatan buku Kecamatan Dalam Angka adalah masalah akurasi data yang tersedia. Tidak semua data mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dikarenakan sejumlah data yang selau berubah dari bulan ke bulan seperti jumlah luas area pertanian, data kependudukan sehingga tidak semua data yang tersedia valid 100. Disamping tingkat akurasi data Buku Kecamatan Dalam Angka, pemanfaatan buku ini juga dirasakan kurang maksimal karena tidak sepenuhnya dimanfaatkan dalam perumusan perencanaan pembangunan. Secara umum kendala tersebut dapat dirinci sebagai berikut : - Terbatasnya Sumber Daya Manusia dalam menggali potensi dan gambaran Kecamatan secara utuh. - Kurangnya tenaga yang handal dalam penyusunan dan pengumpulan data Buku Kecamatan Lamposi Tigo Nagori Dalam Angka - Terbatasnya anggaran Kecamatan dalam mengolah dan memproses data sampai menjadi sebuah Buku Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dalam Angka Solusi : Adapun solusi yang dapat ditawarkan dalam memecahkan masalah dan kendala yang terjadi adalah :  Terbatasnya Sumber Daya Manusia dalam menggali potensi dan gambaran Kecamatan secara utuh dan kurangnya tenaga yang handal dalam penyusunan dan pengumpulan data Buku Kecamatan Lamposi Tigo Nagori Dalam Angka. Solusi yang ditawarkan adalah dengan meningkatkan sumberdaya manusia baik yang mencari data yang akurat maupun mengolah data hingga penerbitan Buku Kecamatan Lamposi Tigo Nagori Dalam Angka.  Terbatasnya anggaran Kecamatan dalam mengolah dan memproses data sampai menjadi sebuah Buku Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dalam Angka. Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan meningkatkan anggaran penyusunan buku Kecamatan Dalam Angka untuk tahun-tahun berikutnya. 19  Disamping itu, dengan mengoptimalkan pemanfaatan buku Lampasi Tigo Nagori Dalam Angka baik untuk mendukung perencanaan pembangunan maupun pemanfaatan data demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. 2. Meningkatnya koordinasi pemberdayaan di bidang organisasi kemasyarakatan Kendala : Pembinaan terhadap lembaga kemasyarakatan seperti LPM, PKK, dan Karang Taruna tidak semua berjalan dengan lancar. Beberapa lembaga di kelurahan terkendala beberapa persoalan internal sehingga pembinaan tidak berjalan intensif. Permasalahan yang terjadi karena adanya miss comunication baik yang terjadi antara internal lembaga itu sendiri maupun terhadap kelurahan sehingga kerjasama tidak berjalan dengan baik. Disamping itu, banyaknya lomba-lomba yang ada ditingkat kelurahan membuat lembaga pembina dalam hal ini kecamatan merasa kesulitan mengatur waktu pembinaan dikarenakan waktu yang singkat antara pelaksanaan satu kegiatan lomba dengan lomba lain. Solusi : Untuk mengintensifkan kembali kinerja dan hubungan antara lembaga kemasyarakatan seperti PKK, LPM dan karang taruna, diharapkan dan akan diusahakan agar pihak kecamatan bisa menjadi fasilitator dalam menyelesaikan pesoalan internal antar lembaga-lembaga yang bermasalah. Untuk masalah pembinaan lomba, diharapkan agar pelaksanaan lomba waktunya bisa diatur sedemikian mungkin sehingga persiapan lomba tidak terkesan tergesa-gesa dan pada awal tahun sebaiknya dibuat daftar mengenai pembagian jadwal kelurahan- kelurahan yang akan mengikuti lomba tersebut sehingga pelaksanaan lomba tidak menumpuk pada satu atau beberapa kelurahan saja. 3. Meningkatnya kapasitas lembaga kemasyarakatan di tingkat Kecamatan. Kendala : Mengenai maslah tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pengelolaan program pengentasan kemiskinan dalam hal ini menyangkut dengan program pusat yaitu PNPMP2KP dan Program Pamsimas. Kendala yang terjadi dilapangan adalah dana bantuan yang diberikan oleh lembaga tersebut kurang termaksimalkan fungsinya sehingga bantuan tersebut terkadang digunakan bukan untuk mendukung peningkatan perekonomian masyarakat tetapi terkadang di gunakan untuk pembangunan sarana fisik yang bersifat kurang prioritas. Sementara masalah jumlah lembaga keagamaan yang menerima bantuan tidak semuanya bisa dibantu. Hal ini disebabkan banyak nya mesjid atau mushalla yang ditargetkan mendapatkan 20 bantuan baik bantuan fisik maupun bantuan terhadap pengurus mesjid mushalla bersangkutan sehingga batuan dana tersebut harus dipergilirkan. Solusi : Untuk masalah lembaga keagamaan yang dibantu, diharapkan pada tahun- tahun berikutnya ada peningkatan jumlah bantuan ke mesjid mushalla dan kelompok keagamaan lainnya baik dari APBD Kota Payakumbuh, APBD Provinsi Sumatera Barat maupun APBN dan bantuan pihak ketiga. 4. Terpenuhinya kebutuhan rumah yang layak bagi masyarakat kurang mampu. Kendala : Banyaknya rumah masyarakat yang tidak layak huni dari tahun ke tahun menyebabkan target program rehab ini selalu bertambah pula sedangkan jumlah dana yang dianggarkan PU dan Dinas Sosial untuk perbaikan rumah masyarakat tidak mampu tidak sebanding dengan perkembangan dan pertambahan pemukiman tersebut Solusi : Oleh sebab itu, diharapkan agar masyarakat yeng berekonomi lemah miskin ketika membangun rumah agar membuat surat IMB agar rumah yang tidak layak huni tersebut bisa terdata dengan baik dan penganggaran untuk rehab rumah tidak layak huni tersebut bisa ditingkatkan dari tahun ke tahun seiring dengan perkembangan pemukiman masyarakat. 5. Terpenuhinya kebutuhan pangan keluarga miskin. Kendala : Kebutuhan pangan sebagai kebutuhan primer masyarakat sangat penting untuk dipenuhi, namun bagi masyarakat berekonomi lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya maka pemerintah memberikan bantuan berupa pemberian Beras Miskin Raskin. Kendala yang terjadi dilapangan adalah berbedanya data masyarakat miskin yang ada pada Badan Pusat Statistik dengan realita dilapangan. Disamping itu, bertambahnya jumlah masyarakat miskin secara pesat tidak bisa diiringi dengan antisipasi dalam memberikan bantuan pangan bagi masyarakat miskin sehingga masih banyak masyarakat yang mengaku miskin namun tidak mendapatkan bantuan Raskin. 21 Solusi : Pemerintah agar lebih mengakuratkan kembali data masyarakat miskin yang berhak menerima batuan Raskin, disamping membuat program yang lebih memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat miskin tidak terlalu ketergantungan terhadap bantuan pemerintah. 6. Terfasilitasinya bantuan sosial terhadap masyarakat Kendala : Kendala bantuan sosial seperti bantuan terhadap anak terlantar, lansia, korban bencana alam maupun penyandang cacat adalah masalah penerima bantuan yang kurang terdata dengan baik. Disamping itu, anggaran pemerintah yang kurang untuk bantuan anak terlantar masih menjadi alasan klasik bagi pemerintah. Solusi : Agar pendataan terhadap masyarakat yang akan menerima batuan lebih diakuratkan lagi sehingga tidak ada masyarakat yang seharusnya berhak mendapatkan bantuan, tidak terbantu. Dan peningkatan anggaran untuk bantuan sosial agar amanat UUD tentang fakir miskin dan anak terlantar yang ditanggung oleh negara dapat terlaksana. 7. Terfafilitasinya masyarakat dalam mengajukan permohonan bantuan kelompok tani. Kendala : Masyarakat Lampasi yang sebagian besar menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian harus menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dan Kota Payakumbuh. Pengajuan permohonan kelompok tani yang diajukan kepada Dinas Pertanian maupun Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan, tidak semuanya terealisasi. Bantuan yang dibutuhkan masyarakat tidak hanya masalah modal melainkan bantuan bibit, sarana dan prasarana, penyuluhan baik bidang pertanian maupun peternakan perikanan. Disamping itu, terbatasnya pendanaan dan bantuan yang diberikan kepada masyarakat sehingga tidak semua kelompok tani bisa mendapatkan bantuan seperti yang diinginkan. Solusi : Diharapkan agar Dinas Pertanian melalui BPP agar lebih meningkatkan dana dan anggaran bagi terfasilitasinya bantuan kepada kelompok tani maupun Kelompok Wanita Tani. Disamping itu, masyarakat juga membutuhkan penyuluh yang bisa terjun langsung membimbing masyarakat bukan hanya memberikan teori-teori saja. 22 8. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan Kendala : Salah satu bentuk dokumen yang diterbitkan oleh kantor camat adalah penerbitan alas hak untuk diproses bagi pembuatan sertifikat tanah prona yang ditujukan bagi masyarakat kurang mampu. Jatah kuota minimal pembuatan sertifikat prona bagi kecamatan hanya 30 buah per kecamatan sehingga masih banyak masyarakat yang telah mengajukan permohonan untuk mengurus prona tetapi ketika sampai di Badan Pertanahan Nasional, berkas tersebut tertunda untuk diproses disebabkan kehabisan kuota. Solusi : Diharapkan agar Badan Pertanahan Nasional menambah jatah atau kuota bagi masyarakat yang ingin mengurus sertifikat prona sehingga masyarakat yang kurang mampu bisa mendapatkan hak kepengurusan prona. 9. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan Kendala : Bimbingan teknis yang diberikan kepada Pengurus RTRW tidak seluruhnya berjalan maksimal. Anggaran dana yang terbatas menyebabkan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang diterbitkan tidak semuanya dapat tersosialisasi dengan baik. Disamping itu, tidak semua pengurus RTRW yang mengikuti bimtek Solusi : Oleh sebab itu, intensitas sosialisasi dan bimtek harus ditambah seiring dengan banyaknya peraturan baru disyahkan dan dana anggaran kegiatan bisa ditingkatkan. 10. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pembayaran PBB Kendala : Rendahnya pencapaian target PBB tahun 2012 yaitu sekitar 49,40 disebabkan karena :  Objek pajak tanah bangunan yang bersifat ganda sehingga sehingga 1 objek pajak tertulis pada lebih dari 1 SPPT dan masyarakat pun tidak mengakui keberadaan objek pajak tersebut.  Tunggakan tahun-tahun sebelumnya yang menumpuk, menyebabkan hasil pencapaian menjadi rendah. 23 Solusi :  Pihak kantor pajak harus mendata ulang kembali mengenai objek pajak yang ganda, memperjelas batas daerah tanah serta menghapuskan objek pajak yang double.  Untuk meningkatkan capaian target PBB tahun selanjutnya agar masyarakat yang kurang mampu ekonomi lemah dan masih menunggak, diberi dispensasi seperti penghapusan kewajiban pajak tahun lalu sehingga memberikan dua dampak sekaligus, selain membantu meringankan beban pajak masyarakat miskin juga akan meningkatkan hasil pencapaian target pajak tahun berikutnya. 11. Meningkatnya kenyamanan aparatur dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Kendala : Kegiatan pemeliharaan gedung kantor ini meliputi pemeliharaan rutin berkala gedung kantor lurah sebanyak 6 unit. Gedung kantor lurah yang sebagian masih memakai gedung balai adat nagari gedung RTRW dengan kondisi yang tidak lagi baru, membutuhkan dana dan anggaran yang tidak sedikit jika harus direhab secara keseluruhan. Disamping kondisi sebagian bangunan yang sudah lama, sarana dan prasarana penunjang juga dirasakan masih kurang. Solusi : Diharapkan agar anggaran pemeliharaan gedung kantor bisa tetap dianggarkan dan ditingkatkan demi terwujudnya kenyamanan aparatur dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. 12. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan pelayanan prima Kendala : Beberapa gedung kantor lurah yang masih memakai gedung lain seperti : Kelurahan Parambahan dan Sungai Durian yang masih memakai balai adat dan Kelurahan Parik Muko Aia yang masih menggunakan kantor RW seharusnya memiliki kantor lurah sendiri. Begitu juga Pembangunan Sarana Prasarana Kantor Camat yang masih jauh dari kesempurnaan seperti belum adanya Mushalla, Gudang, Pagar, tempat parker dan halamanya yang masih tanah. 24 Solusi : Pemerintah kota diharapkan mengabulkan permohonan penyediaan anggaran untuk pembangunan kantor lurah yang baru dan Lanjutan Pembangunan Sarana Prasarana Kantor Camat demi terwujudnya kenyamanan bagi pelayanan masyarakat. 13. Program Pengedalian Keamanan Lingkungan dengan Kegiatan Monitoring Evaluasi Ketertiban Keamanan dan Bencana Alam Kendala : Program ini bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada setiap warga masyarakat yang ada di kecamatan Lamposi Tigo Nagori dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Namun sayangnya anggaran untuk kegiatan ini pada tahun 2012 dan tahun 2013 ditiadakan sehingga kegiatan ini tidak dapat dijalankan menurut semestinya. Solusi : Diharapkan kepada Pemerintah kota agar dapat menganggarkan kembali kegiatan ini untuk tahun-tahun berikutnya. 14. Terwujudnya program pemerintah kota dalam penertiban bangunan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Payakumbuh Kendala : Permasalahan rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengurus IMB ketika membangun rumah dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengaturan tata letak bangunan sesuai dengan Rencana tata Ruang sehingga target yang bisa dicapai hanya 32,97 Solusi : Memberikan pengarahan kepada masyarakat agar mengurus IMB setiap akan membangun rumah dan memberikan keringanan biaya kepada masyarakat yang kurang mampu dalam kepengurusan IMB. 15. Terwujudnya singkronisasi program antara Pemerintahan kecamatan dengan Kelurahan Kendala : Jadwal pelaksanaan kegiatan rapat-rapat koordinasi sering tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan setiap bulannya dikarenakan banyaknya agenda dan kegiatan baik di kantor camat maupun dikantor kelurahan sehingga pelaksanaan rapat kurang maksimal dan kurang terkoordinir. 25 Solusi : Agar pengaturan jadwal pelaksanaan rapat-rapat koordinasi dengan kelurahan agar diatur sedemikian rupa dan konsisten dalam pelaksanaannya sehingga rapat-rapat koordinasi lebih maksimal.

3. Dampak terhadap pencapaian Visi dan misi Kepala Daerah, Program Nasional dan Internasional.

Secara umum Program dan Kegiatan yang dilaksanakan Kecamatan Lamposi Tigo Nagori adalah untuk mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah, program Nasional dan Internasional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kecamatan.

4. Tantangan dan Peluang dalam meningkatkan pelayanan SKPD.

Mengingat Kecamatan Lamposi Tigo Nagori adalah Kecamatan yang baru dimekarkan pada tahun 2008 yang diikuti dengan pemekaran Kelurahan tentu masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dari segi sarana dan prasarana, pelayanan dan pembinaan serta koordinasi, secara bertahap berusaha melengkapai sarana dan prasarana sesuai dengan dukungan dana yang tersedia, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menbingkatkan disiplin kerja Pegawai sehingga terwujudnya pelayanan prima di Kantor Camat Lamposi Tigo Nagori, meningkatkan pembinaan baik terhadap Kelurahan, Organisasi Kemasyarakatan, kelompok tani melalui koordinasi lintas sektor dan SKPD terkait. 5. Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindak lanjuti dalam perumusan Program dan Kegiatan tahun 2014. Sesuai dengan kondisi nyata dilapangan degan melihat kondisi faktor internal dan eksternal Kecamatan Lamposi Tigo Nagori, maka isue-isue strategis adalah sebagai berikut. 1. Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran yang perlu diatasi dengan peningkatan pemberdayaan masyarakat. 2. Masih rendahnya tingkat kualitas pendidikan masyarakat yang juga memicu kemiskinan dan penggangguran. 3. Masih rendahnya tingkat kualitas kesehatan masyarakat yang perlu diatasi dengan mengajak masyarakat untuk peduli terhadap pentingnya kesehatan 4. Masih rendahnya tingkat perekonomian masyarakat yang perlu diatasi melalui pengembagan ekonomi kerakyatan dengan memperkuat sektor pertanian, peternakan, perikanan dan UKM. 5. Masih perlunya peningkatan Iman dan taqwa untuk menjamin terciptannya kehidupan yang tentram, damai dan indah serta agamis. 26 6. Sangat minim atau belum tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menciptakan pelayanan yang baik serta menunjang peningkatan taraf perekonomian, keamanan dan ketertiban. 7. Perlunya reformasi dan penataan tata kelola Pemerintahan yang mengacu pada good governance dan clean government. 8. Perlunya penentuan atau penetapan land mark Kecamatan Lamposi Tigo Nagori. 9. Masih sangat pentingnya peran serta ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang dan generasi muda dalam mewujudkan kemajuan dan memelihara adat serta budaya masyarakat Lamposi. Hal ini akan meningkat perananya apabila adanya upaya-upaya untuk memperkuat peran serta semua unsur tersebut. 10. Masih perlunya peningkatan kualitas lingkungan mengacu pada standarisasi lingkungan sehat menurut institusi kesehatan. Dengan adanya isu-isu tersebut diatas tentu diperlukan adanya program dan kegiatan baik yang dilaksanakan oleh SKPD terkait dan Kantor Camat Lamposi Tigo Nagori yang dialokasikan untuk Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dalam Perumusan Program dan Kegiatan Tahun 2014 yang akan datang. 27 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL.