29
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya atau obat untuk penyembuhannya. Jangka waktu antara terkena infeksi dan
munculnya gejala penyakit pada orang dewasa memakan waktu rata-rata 6-10 tahun. Selama kurun waktu tersebut, walaupun masih tampak sehat,
baik secara sadar maupun tidak, yang bersangkutan dapat menularkan virus HIV kepada orang lain. Virus HIV ditularkan kepada orang sehat
terutama melalui hubungan seksual; disamping itu juga bisa melalui darahproduk darah misalnya transfusi, suntikan, tindakan medis, dan
lain-lain dan dari ibu yang terinfeksi kepada janinbayinya. AIDS secara nyata ada di Indonesia dari pemeriksaan darah yang
sangat terbatas diketahui keberadaannya di 14 propinsi. Kasus pertama ditemukan pada tahun 1987, dan 7 tahun kemudian Maret 1994
dilaporkan penderita AIDS berjumlah 55 orang. Perkembangan kasus HIVAIDS di Sumatera Barat lima tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar 4.4 berikut ini: Gambar 4.4
Jumlah Kasus
HIVAIDS Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2010
– 2015 Sumber: Data Terpadu
Bappeda
Gambar di atas menunjukkan tren kasus HIVAIDS di Sumatera Barat mengalami peningkatan sejak tahun 2010 dan mencapai puncaknya
pada Tahun 2014 yaitu sebanyak 240 kasus. HIVAIDS di Provinsi Sumatera Barat pada Tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 191
kasus.
128 130
120 150
240 191
2010 2011
2012 2013
2014 2015
30
F. Keluarga Berencana
Salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah Program Keluarga Berencana KB yang
telah dicanangkan sejak tahun 1990-an. Program Keluarga Berencana lebih menekankan kualitas keluarga daripada kuantitasnya, yaitu hanya
terdiri atas ayah, ibu, dan dua orang anak. Semakin banyak jumlah anak, berarti semakin besar tanggungan kepala keluarga dalam memenuhi
kebutuhan anggota rumah tangganya. Oleh karena itu pembatasan jumlah anak melalui Keluarga Berencana perlu diperhatikan agar tercapai
keluarga yang sejahtera.
Tabel 3.7
Persentase Perempuan Berumur 15-49 Tahun yang Pernah Kawin Menurut KabupatenKota dan Alat KB atau Cara Tradisional yang Sedang
Digunakan di Sumatera Barat Tahun 2015
KabupatenKota MOW
MOP AKDR
IUD Spiral
Suntikan Susuk
KB
Pil Alat
kontrasepsi modern
lainnya
Alat kontrasepsi
tradisional Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 8
9
Kepulauan Mentawai 0,66
1,07 57,96
28,63 10,87
0,81 0,00
100,00 Pesisir Selatan
2,75 1,78
65,84 14,73
13,70 0,70
0,49 100,00
Solok 5,05
7,41 51,74
23,11 11,96
0,74 0,00
100,00 Sijunjung
3,18 5,54
60,28 9,19
18,90 2,91
0,01 100,00
Tanah Datar 10,23
14,90 52,45
3,84 14,09
2,06 2,43
100,00 Padang Pariaman
0,00 4,70
63,55 11,32
16,67 2,53
1,22 100,00
Agam 3,74
12,77 55,73
4,02 11,89
1,99 9,86
100,00 Lima Puluh Kota
2,93 7,83
58,85 4,10
22,21 3,65
0,44 100,00
Pasaman 0,83
4,62 73,11
5,65 14,53
1,26 0,00
100,00 Solok Selatan
2,35 5,34
69,94 9,27
11,51 0,55
1,04 100,00
Dharmasraya 5,68
4,41 50,51
16,46 19,27
3,29 0,38
100,00 Pasaman Barat
0,33 2,01
65,44 11,58
19,74 0,48
0,42 100,00
Padang 9,06
15,77 46,10
4,11 20,42
3,01 1,52
100,00 Solok
2,43 11,68
46,90 12,90
15,29 6,07
4,72 100,00
Sawahlunto 8,40
7,53 53,58
11,09 18,17
1,25 0,00
100,00 Padang Panjang
10,23 40,07
19,07 3,51
15,60 6,97
4,56 100,00
Bukittinggi 5,33
31,07 33,32
4,57 13,50
6,45 5,74
100,00 Payakumbuh
7,33 18,44
40,54 6,23
14,42 7,20
5,84 100,00
Pariaman 10,03
16,29 47,84
5,41 10,49
3,55 6,40
100,00
Sumatera Barat 4,16
0,33 8,84
56,28 9,97
16,41 2,30
0,03
Sumber: Susenas Maret 2015
31
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan perempuan berumur 15
– 49 tahun di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 adalah suntikan yaitu 56,28 persen, pil 16,41 persen, dan
susuk KB 9,97 persen. Sedangkan yang terendah adalah kondom perempuan.
Gambar 4.5
Persentase Akseptor
KB berdasarkan Jenis Kelamin Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2015 Sumber: Data Terpadu Bappeda
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa akseptor KB laki-laki masih sangat rendah dibandingkan perempuan, yaitu 5,30 persen berbanding
94,70 persen.
G. Usia Perkawinan Pertama
Umur perkawinan pertama bagi perempuan sangat mempengaruhi risiko melahirkan. Semakin rendah umur perkawinan pertama atau
semakin tinggi umur perkawinan pertama bagi perempuan dari umur yang dianjurkan dalam program Keluarga Berencana, semakin besar risiko yang