2.  Inisialisasi Nguyen Windrow
Waktu  pembelajaran  jaringan  propagasi  balik  yang  bobot  dan  biasnya diinisalisasi dengan inisialisasi Nguyen-Widrow lebih cepat dibandingkan bila
diinisialisasi  dengan  inisialisasi  acak.  Pada  inisialisasi  Nguyen-Widrow, inisialisasi acak tetap terpakai tetapi digunakan untuk menginisialisasi bias dan
bobot dari unit tersembunyi ke unit output saja. Untuk bias dan bobot dari unit- unit  input  ke  unit-unit  tersembuyi  digunakan  bias  dan  bobot  yang  khusus
diskala  agar  jatuh  pada  range  tertentu.  Dengan  penskalaan  maka  diharapkan kemampuan belajar dari unit-unit tersembunyi dapat meningkat.
Faktor skala Nguyen- Widrow   didefenisikan sebagai :
⁄
di mana : n = banyak unit input
p = banyak unit tersembunyi = faktor skala
Prosedur inisialisasi Nguyen-Widrow Untuk setiap unit tersembunyi dari unit ke-1 sampai unit ke-p :
1.  Inisialisasi vektor bobot dari unit-unit input ke unit-unit tersembunyi j = 1, …,
p dengan cara : a.  Menentukan bobot-bobot antara unit input ke unit tersembunyi v
ij
: v
ij
lama = bilangan acak antara - dan
di mana i = 1, …, n. b.  Menghitung ||v
ij
||. c.  Menginisialisasi kembali v
ij :
‖ ‖
2. Menentukan bias antara unit input ke unit tersembuni j = 1, …, p. v
oj
diset dengan bilangan acak yang terletak pada skala antara -
dan  .
2.5.3  Pengupdate Bobot dengan Momentum
Universitas Sumatera Utara
Penambahan  parameter  momentum  dalam  mengupdate  bobot  seringkali  bisa mempercepat  proses  pelatihan.  Ini  disebabkan  karena  momentum  memaksa  proses
perubahan  bobot  terus  bergerak  sehingga  tidak  terperangkap  dalam  minimum- minimum lokal. Pengupdatean bobot pada proses pelatihan jaringan yang biasa adalah
sebagai berikut : Δw
jk
= α δ
k
z
j
Δv
ij
= α δ
j
x
i
Jika  error tidak  terjadi  output  actual  telah  sama  dengan  output  target  maka  δ
k
menjadi nol dan hal ini akan menyebabkan koreksi bobot Δw
jk
= 0, atau dengan kata lain pengupdatean bobot berlanjut dalam arah yang sama seperti sebelumnya.
Jika  parameter  momentum  digunakan  maka  persamaan-persamaan  pengupdatean bobot  dengan  langkah  pelatihan  t,  dan  t+1  untuk  langkah  pelatihan  selajutnya,
mengalami modifikasi sebagai berikut : Δw
jk
t + 1 = α δ
k
z
j
+ µ Δw
jk
t Δv
ij
t + 1 = α δ
j
x
i
+ µ Δv
ij
t dengan µ adalah parameter momentum dalam range antara 0 sampai 1.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
Pada  bab  ini  dibahas  tentang  bagaimana  proses  sistem  jaringan  saraf  tiruan  dengan
menggunakan  metode  propagasi  balik  untuk  pengenalan  tulisan  tangan  berbentuk huruf  jawi  arab  melayu  dan  membahas  tentang  analisis  kebutuhan  sistem  tersebut
beserta perancangan sistemnya. Pada tahap perancangan sistem yang dilakukan adalah mentransformasikan model analisis ke model perancangan.
3.1 Analisis Data Sistem
Data  dan  sampel  yang  akan  digunakan  adalah  tulisan  tangan  yang  berbentuk huruf  jawi  arab  melayu  ditulis  dikertas  putih  dengan  tinta  berwarna  hitam.  Setelah
pengambilan data, data tersebut di scan, setelah itu hasil scannernya di simpan dalam bentuk folder jpeg.
Untuk  melakukan  pengenalan  tulisan  tangan  berbentuk  huruf  jawi  arab melayumenggunakan  jaringan  saraf  tiruan  harus  melalui  tahapan-tahapan  tertentu
sehingga  dapat  menjadi  masukan  yang  baik  bagi  jaringan  saraf  tiruan.  Jumlah  data yang diambil sebanyak 12 pola tulisan tangan berbentuk huruf arab melayu jawi dari
12 orang, 1 orang terdiri dari 7 kata kata yang diambil adalah nama-nama hari.
3.2 Pra - Pengolahan Citra
Sebelum  ketahapan  jaringan  saraf  tiruan,  terlebih  dahulu  data  yang  telah  diambil dilakukan proses prapengolahan citra. Pada sistem ini prapengolahan  yang dilakukan
adalah binarization, normalisasi, thinning dan feature extraction.
Universitas Sumatera Utara