Tujuan Keluaran Perkiraan Manfaat dan Dampak

3 10 dan tepung kedelai 50 memiliki nilai gizi tinggi dan rasanya dapat diterima Antarlina dan Utomo, 1991. Produk hortikultura lokal unggulan Bengkulu seperti kentang merah, cabe, tomat, jeruk kalamansi, jeruk RGL, papaya, pisang dan mangga Bengkulu umumnya memiliki nilai tambah rendah, mudah rusak, daya simpan pendek, serta mutu dan tingkat keamanannya kurang terjamin. Kondisi ini menyebabkan pendapatan petani dan pengolah hasil pertanian skala kecil-menengah rendah. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pengolahan dalam meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut.

1.3 Tujuan

a. Paket teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu b. Mengkaji dan menganalisa nilai tambah teknologi pengolahan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu c. Melakukan diseminasi hasil pengkajian ke stakeholder dan pengguna

1.4 Keluaran

a. Paket teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu b. Peningkatan nilai tambah tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga lebong yang dihasilkan dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu c. Terdiseminasinya hasil pengkajian ke stakeholder dan pengguna

1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak

a. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong b. Meningkatkan pengetahuan petani mengenai teknologi pengolahan produk tanaman pangan dan hortukultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk Gerga Lebong. c. Tesedia teknologi pengolahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk Gerga Lebong d. Meningkatnya pendapatan petani 4 I I . TI NJAUAN PUSTAKA Peran agroindustri di pedesaan dalam meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian terwujud dalam penciptaan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, dan keterkaitan dengan sektor lain. Namun, pengembangan agroindustri masih menghadapi sejumlah kendala, antara lain: 1 rendahnya jaminan ketersediaan dan mutu bahan baku; 2 mutu produk agroindustri belum mampu memenuhi persyaratan yang diminta pasar, khususnya pasar internasional; 3 sumber daya manusia belum profesional; 4 sarana dan prasarana belum memadai; 5 teknologi pengolahan belum berkembang; 6 sumber pendanaan masih kecil; 7 pemasaran belum berkembang; dan 8 belum ada kebijakan riil yang mampu mendorong berkembangnya agroindustri di dalam negeri Anonim, 2008. Umbi-umbian dan buah-buahan bersifat mudah rusak atau daya simpannya rendah bila tidak dilakukan penanganan dan pengolahan dengan baik. Pengolahan produk setengah jadi merupakan salah satu cara pengawetan hasil panen, terutama untuk komoditas yang berkadar air tinggi, seperti ubikayu. Keuntungan lain dari pengolahan produk setengah jadi ini yaitu sebagai bahan baku yang fleksibel untuk industry pengolahan lanjutan, aman dalam distribusi, serta menghemat ruangan dan biaya penyimpanan. Teknologi ini mencakup teknik pembuatan sawut chip granula grits,teknik pembuatan tepung dan pati, teknik separasi atau ekstraksi, dan sebagainya Badan litbang pertanian, 2012. Teknologi tepung merupakan salah satu proses alternative produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur dibuat komposit, diperkaya zat gizi difortifikasi, dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis.Prosedur pembuatan tepung sangat beragam, dibedakan berdasarkan sifat dan komponen kimia bahan pangan Badan litbang Pertanian, 2012. Untuk tanaman hortikultura, jenis jeruk kalamansi dan jeruk Rimau Gergah Lebong RGL adalah tanaman lokal unggulan Bengkulu. Jeruk Gerga Lebong merupakan salah satu unggulan komoditas prioritas nasional. Jeruk Gerga Lebong mempunyai keunggulan kompetitif, yaitu buahnya berwarna kuning-orange, berbuah sepanjang tahun, ukuran buah besar 200-350 gram, kadar sari buah tinggi dan mempunyai potensi pasar yang baik Suwantoro, 2010. Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong mulai mengembangkan kawasan tanaman jeruk Gerga Lebong yang akan berdampak dengan hasil panennya. Pada 5 musim panen jeruk Gerga lebong hampir 40 kehilangan hasil panen karena buah rontok, sehingga perlu adanya sentuhan teknologi pengolahan untuk memanfaatkan buah rontok menjadi aneka olahan jeruk seperti selai, sirup dan sari buah. 6 I I I . METODOLOGI a. Pendekatan Pengkajian dilakukan di kelompok tani di lokasi penghasil produksi tanaman pangan dan hortikultura lokal unggul Bengkulu yakni komoditas hortikultura jeruk Gerga Lebong di Kabupaten Lebong dan komoditas tanaman pangan ubikayu di Kabupaten Bengkulu Tengah. Pengkajian dilakukan untuk optimalisasi formula pengolahan pangan dan hortikultura lokal unggulan di Bengkulu dengan teknologi petani.

b. Ruang Lingkup Kegiatan