pengkajian nilai tambah produk tanaman bengkulu

(1)

LAPORAN AKHI R TAHUN

PENGKAJI AN PENI NGKATAN NI LAI

TAMBAH ANEKA PRODUK TANAMAN

PANGAN DAN HORTI KULTURA LOKAL

UNGGULAN BENGKULU

WI LDA MI KASARI

KEMENTERI AN PERTANI AN

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU

2014


(2)

LAPORAN AKHI R TAHUN

PENGKAJI AN PENI NGKATAN NI LAI

TAMBAH ANEKA PRODUK TANAMAN

PANGAN DAN HORTI KULTURA LOKAL

UNGGULAN BENGKULU

Wilda Mikasari Lina I vanti Taufik Hidayat

Sri Hartati Ujang Hamidi

KEMENTERI AN PERTANI AN

BADAN PENELI TI AN DAN PENGEMBANGAN PERTANI AN

BALAI PENGKAJI AN TEKNOLOGI PERTANI AN BENGKULU


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu dapat diselesaikan. Laporan ini berisi hasil pelaksanaan kegiatan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu pada tahun 2014.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan anggota tim yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Desember 2014 Penanggungjawab Kegiatan

Wilda Mikasari, S. TP, M.Si NI P. 19690812 199803 2 001


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RPTP : Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : Jl. I rian Km 6.5 Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu 38119

4. Sumber Dana : APBN

5. Status Penelitian : Lanjutan 6. Penanggung Jawab :

a. Nama : Wilda Mikasari, S.TP., M.Si. b. Pangkat/ Golongan : Penata Tk.I / I I I d

c. Jabatan : Peneliti Muda

7. Lokasi : Kabupaten Lebong dan Bengkulu Tengah 8. Agroekosistem : Dataran tinggi dan rendah

9. Tahun Mulai : 2013

10. Tahun Selesai : 2014

11. Output Tahunan : a. Paket teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikulltura lokal unggulan Bengkulu b. Peningkatan nilai tambah yang dihasilkan

dari proses pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

c. Terdiseminasinya hasil pengkajian ke stakeholder dan pengguna

12. Output Akhir : a. Paket teknologi aneka produk tanaman pangan dan hortikulltura lokal unggulan Bengkulu


(5)

dari proses pengolahan aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

c. Terdiseminasinya hasil pengkajian ke stakeholder dan pengguna

13. Biaya : Rp. 75.000.000,- (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah)

14. Biaya setelah revisi Rp 65.000.000,- (Enam Puluh Lima Juta Rupiah)

Koordinator Program, Penanggung Jawab RPTP

I r. Wahyu Wibawa, MP, P hd NI P. 19690427 199803 1 001

Wilda Mikasari, S.TP, M.Si NI P. 19690812 199803 2 001

Mengetahui :

Kepala BBP2TP Kepala BPTP Bengkulu

Dr. I r. Abdul Basit, MS NI P. 19610929 198603 1 003

Dr. I r. Dedi Sugandi, MP NI P.19590206 198603 1 002


(6)

DAFTAR I SI

halaman

LEMBAR PENGESAHAN... .. i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR I SI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

RI NGKASAN ... vi

I . PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Dasar Pertimbangan ... 2

1.3. Tujuan ... 3

1.4. Keluaran... 3

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak ... 3

I I . TI NJAUAN PUSTAKA... 4

I I I . METODOLOGI ... 6

3.1. Pendekatan... ... 6

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan ... 6

I V. HASI L DAN PEMBAHASAN .... ... 10

4.1. Tahapan Pelaksanaan ... 10

4.2. Pelaksanaan Pengkajian... 11

4.3. Pelaksanaan pelatihan dalam rangka diseminasi pengkajian peningkatan nilai tambah aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu... 18

V. KESI MPULAN... 20

VI . KI NERJA HASI L PENGKAJI AN ... 21

VI I . DAFTAR PUSTAKA ... 22

VI I I . ANALI SI S RESI KO ... 24

8.1. Daftar Resiko ... 24


(7)

I X. JADUAL KERJA ... 25

X. PEMBI AYAAN... 26

10.1. Rencana Anggaran Belanja... 26

10.2. Realisasi Anggaran ... 26


(8)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Analisis Nilai Tambah Metode Hayami et.all... 8

Tabel 2. Hasil Rendemen Sawut Ubikayu ... 12

Tabel 3. Hasil Pengamatan FisikTepung Ubikayu Termodifikasi ... 12

Tabel 4. Hasil Analisis Proksimat Tepung Ubikayu Termodifikasi

berbagai Perlakuan ... 15

Tabel 5. Kadar Serat Kasar, Kadar Pati,dan Kandungan HCN pada

Tepung Ubikayu Termodifikasi berbagai Perlakuan ... 15

Tabel 6. Hasil Analisis Proksimat Jeruk Gerga lebong dalam

Bentuk Segar... 15

Tabel 7. Skor Kesukaan Panelis Terhadap Atribut Sensori

Sari Buah Jeruk RGL... 16

Tabel 8. Hasil Analisis Nilai Tambah Tepung MOCAF... 17


(9)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Lokasi Kegiatan di Desa Sungai Suci, Kab. Bengkulu Tengah . 29

Gambar 2. Mesin Pengolahan Tepung Kelompok Sungai Suci ... 29

Gambar 3. Bahan Baku Pembuatan Tepung MOCAF ... 30

Gambar 4. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Tepung MOCAF... 30

Gambar 5. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Tepung MOCAF... 31

Gambar 6. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Tepung MOCAF... 31

Gambar 7. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL... 32

Gambar 8. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL... 32

Gambar 9. Pelatihan Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL ... 33


(10)

RI NGKASAN

1 Judul : Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu

2 Unit kerja : BPTP Bengkulu

3 Tujuan : 1. Mengkaji teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

2. Mengkaji dan menganalisa nilai tambah teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu 3. Melakukan diseminasi hasil pengkajian ke

stakeholder dan pengguna

4 Keluaran/ Output 1. Paket teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

2. Peningkatan nilai tambah tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong yang dihasilkan dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

3. Terdiseminasinya hasil pengkajian ke stakeholder dan pengguna

5 Lokasi : Kabupaten Lebong dan Bengkulu Tengah

6 Prosedur : 1. Tahap Persiapan (Koordinasi dengan instansi yang terkait di tingkat Propinsi dan Kabupaten dan berkonsultasi dengan Balai Besar Pasca Panen di Bogor)

2. Tahap Pelaksanaan. Kegiatan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal


(11)

Unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk dilaksanakan di kelompok tani di lokasi pengkajian yaitu di kabupaten Lebong dan kabupaten Bengkulu Tengah. Ruang lingkup kegiatan Pengkajian meliputi: Pelaksanaan pengkajian pada kelompok tani di Kabupaten Lebong untuk pengkajian teknologi pengolahan sari buah jeruk Gerga Lebong dan Kabupaten Bengkulu Tengah untuk pengkajian teknologi pengolahan tepung dari ubikayu, data yang dihasilkan dianalisa secara statistik dengan uji anova dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5% (Steel dan Torrie,1995), parameter yang diamati dari masing-masing produk olahan adalah sifat fisik dan sifat kimia berupa kadar air, kadar serat, kadar gula, kadar lemak, kadar protein, kadar abu,kadar karbohidrat (AOAC, 1990) dilanjutkan dengan analisis karakter kimia produk, uji nutrisi, uji organoleptik, analisis kelayakan ekonomi produk, dan analisis nilai tambah produk. Dan dilaksanakan diseminasi hasil pengkajian ke stakeholder dan pengguna

7 Capaian 1. Paket teknologi aneka produk olahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu (Es krim pisang Curup, Tortila jagung dan Selai Jeruk Gerga Lebong)

2. Peningkatan nilai tambah paket teknologi aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu (Es krim pisang Curup, Tortila jagung dan Selai Jeruk Gerga Lebong)


(12)

8 Manfaat : 1. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong

2. Meningkatkan pengetahuan petani mengenai teknologi pengolahan produk tanaman pangan dan hortukultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk Gerga Lebong

3. Tersedia teknologi pengolahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong

4. Meningkatnya pendapatan petani

9 Dampak : 1. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong

2. Meningkatkan pengetahuan petani mengenai teknologi pengolahan produk tanaman pangan dan hortukultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk Gerga Lebong

3. Tersedia teknologi pengolahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong

4. Meningkatnya pendapatan petani 10 Janka Waktu : 1 (satu) tahun

11 Biaya : Rp. 75.000.000,- (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah) 12 Biaya setelah revisi : Rp. 65.000.000,- (Enam Puluh Lima Juta Rupiah)


(13)

SUMMARY

1 Title : Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu

2 Unit : AI AT Bengkulu

3 Objective : 1. To observe the processing technology of Modified Cassava Flour (MOCAF) and RGL citrus juice from Bengkulu Local Main Food Crops and Horticulture Comodity.

2. To study and analyze the added value of Modified Cassava Flour (MOCAF) and RGL citrus juice, products of Bengkulu Local Main Food Crops and Horticulture Comodity.

3. To spread the result of study to stakeholders. 4 Output : 1. Packet of Modified Cassava Flour (MOCAF) and

RGL citrus juice technology.

2. I ncreasing of Bengkulu Local Main Food Crops and Horticulture Comodity Added Value.

3. The spread of study result to stakeholders. 5 Location : Lebong and Bengkulu Tengah Distric

6 Methodology : 1. Preparation Step (coordination with related institution in tingkat Province and Distric level and consultation with Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen di Bogor) 2. I mplementation Step. The study was held in

two location with farmer group as a cooperator. The location were Lebong and Bengkulu Tengah Distric. Study activities concist of MOCAF processing in Bengkulu Tengah Disctris and RGL citrus juice processing in Lebong Distric. The result of study (data) was analyzed by statistical method with Analysis of Variance then continued by Duncan Multiple Range Test (DMRT) at trust level 5% (Steel and Torrie,1995). Product analysis include physical dan chemical characteristic that consist of water content, crush content, Titratable Acidity,% Brix, fat content, protein content, ash content, and carbohydrate content (AOAC, 1990), Organoleptik Testing and Added Value Analysis. The end step was disemination of technology tostakeholders.

7 Result/ Achievement : 1. The technology packet of Bengkulu Local Main Food Crops and Horticulture Comodity (Curup banana ice cream, corn tortila and RGL citrus jam)


(14)

Crops and Horticulture Products (Curup banana ice cream, corn tortila and RGL citrus jam)

8 Expected Benefitt and I mpact

: 1. To increase the benefit and economic value of Main Food Crops and Horticulture Comodity into Modified Cassava Flour and RGL citrus juice.

2. To increase the farmer knowledge of Modified Cassava Flour and RGL citrus juice processing ttechnology.

3. The availability of Modified Cassava Flour and RGL citrus juice technology.

4. To increase of farmer income.

9 : 1. To increase the benefit and economic value of Main Food Crops and Horticulture Comodity into Modified Cassava Flour and RGL citrus juice.

2. To increase the farmer knowledge of Modified Cassava Flour and RGL citrus juice processing ttechnology.

3. The availability of Modified Cassava Flour and RGL citrus juice technology.

4. To increase of farmer income.

10 Duration : 1 (one) year

12 Budget : Rp. 75.000.000,- (Seventy five million rupiahs) 13 Budget after

revision


(15)

I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Propinsi Bengkulu memiliki banyak potensi komoditas pangan dan hortikultura lokal unggulan, seperti sukun, ubikayu, ubi jalar, talas, garut, ganyong, jagung, jeruk kalamansi, jeruk Gerga Lebong, manggis, pisang curup, kentang merah, cabe, tomat, dan terung ungu. Keberadaan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu ini masih belum mendapat perhatian dari masyarakatnya, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat yang memiliki potensi tanaman pangan dan hortikultura lokal untuk memanfaatkannya sebagai produk olahan pangan alternative dalam variasi makanan sehari-hari serta kurangnya pengetahuan mereka tentang pengolahan pangan menjadi makanan yang diminati.

Kegiatan pengolahan pangan lokal di tingkat rumah tangga dan industri kecil berkembang sangat lambat dan cenderung tidak berkembang. Umumnya petani masih menjual dalam bentuk bahan baku primer dan membeli hasil olahan industri besar dengan harga yang jauh lebih mahal. Berbagai jenis tanaman pangan lokal unggulan Bengkulu ini dapat diolah menjadi tepung. Pengembangan aneka olahan dari aneka tepung diharapkan memberikan nilai tambah ekonomi dan meningkatkan nilai sosial komoditas, pengolahan bahan pangan lokal dari aneka tepung menjadi produk olahan seperti krupuk, kue-kue basah dan kue-kue kering.

Untuk tanaman hortikultura jenis jeruk kalamansi dan jeruk Rimau Gergah lebong (RGL) merupakan tanaman lokal unggulan Bengkulu. Jeruk Gerga lebong adalah salah satu unggulan komoditas prioritas nasional. Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong mulai mengembangkan kawasan tanaman jeruk Gerga Lebong yang akan berdampak dengan hasil panennya. Pada musim panen jeruk Gerga lebong hampir 40% kehilangan hasil panen karena buah rontok, sehingga perlu adanya sentuhan teknologi pengolahan untuk memanfaatkan buah rontok menjadi aneka olahan jeruk seperti sari buah, minuman fungsional, selai dll.

Dengan introduksi teknologi aneka produk olahan melalui pemanfaatan tepung berbasis pangan lokal dan teknologi aneka produk olahan tanaman hortikultura unggulan Bengkulu diharapkan nilai ekonomi dan guna dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu meningkat, ketergantungan terhadap terigu dan beras semakin berkurang, peningkatan nilai tambah pengolahan dapat dinikmati petani, pemberdayaan


(16)

masyarakat sekitar dan pada akhirnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

1.2 Dasar Pertimbangan

Kegiatan pengolahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu di tingkat rumah tangga dan industri kecil berkembang sangat lambat dan cenderung tidak berkembang. Umumnya petani masih menjual dalam bentuk bahan baku primer dan membeli hasil olahan industri besar dengan harga yang jauh lebih mahal. Tanaman pangan lokal unggul Bengkulu seperti ubi jalar, ubikayu, umbi ganyong dan garut dapat diolah menjadi tepung.

Tepung umbi-umbian dari tanaman pangan lokal yang lainnya merupakan bentuk olahan setengah jadi (intermediate product) yang dapat memperpanjang daya simpan, menghemat ruang simpan, meningkatkan nilai guna, mudah diolah dan diformulasi menjadi tepung komposit (Widowati dan Damardjati, 1993). Secara komersial bentuk tepung mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam sistem agroindustri (Damardjati, at al., 1993).

Pengembangan aneka olahan dari aneka tepung diharapkan memberikan nilai tambah ekonomi dan meningkatkan nilai sosial komoditas, pengolahan bahan pangan lokal dari aneka tepung menjadi produk olahan seperti beras instant, krupuk, kue-kue basah dan kue-kue kering dan beberapa jenis olahan lain banyak dijumpai di pasar-pasar kota maupun di pasar lokal di daerah.

Teknologi tepung merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur atau dibuat komposit, diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang ingin serba praktis. Tepung digolongkan menjadi dua, yaitu tepung tunggal adalah tepung yang dibuat dari satu jenis bahan pangan, misalnya tepung beras, tepung ubikayu, tepung ubijalar. Tepung komposit yaitu tepung yang dibuat dari dua atau lebih bahan pangan, misalnya tepung komposit kasava-terigu-kedelai, tepung komposit jagung-beras, atau tepung komposit kasava-terigu-pisang. Tujuan pembuatan tepung komposit antara lain untuk mendapatkan karakteristik bahan yang sesuai untuk produk olahan yang diinginkan atau untuk mendapatkan sifat fungsional tertentu (Widowati, 2009).

Secara komersial bentuk tepung mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam sistim agroindustri (Damardjati, et.al., 1993). Pembuatan cookies (kue kering) dari tepung jagung komposit campuran dari tepung jagung 40% , tepung gude


(17)

10% dan tepung kedelai 50% memiliki nilai gizi tinggi dan rasanya dapat diterima (Antarlina dan Utomo, 1991).

Produk hortikultura lokal unggulan Bengkulu seperti kentang merah, cabe, tomat, jeruk kalamansi, jeruk RGL, papaya, pisang dan mangga Bengkulu umumnya memiliki nilai tambah rendah, mudah rusak, daya simpan pendek, serta mutu dan tingkat keamanannya kurang terjamin. Kondisi ini menyebabkan pendapatan petani dan pengolah hasil pertanian skala kecil-menengah rendah. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pengolahan dalam meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut.

1.3 Tujuan

a. Paket teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

b. Mengkaji dan menganalisa nilai tambah teknologi pengolahan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

c. Melakukan diseminasi hasil pengkajian kestakeholder dan pengguna

1.4 Keluaran

a. Paket teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

b. Peningkatan nilai tambah tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga lebong yang dihasilkan dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu

c. Terdiseminasinya hasil pengkajian ke stakeholder dan pengguna

1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak

a. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong

b. Meningkatkan pengetahuan petani mengenai teknologi pengolahan produk tanaman pangan dan hortukultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk Gerga Lebong.

c. Tesedia teknologi pengolahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk Gerga Lebong


(18)

I I . TI NJAUAN PUSTAKA

Peran agroindustri di pedesaan dalam meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian terwujud dalam penciptaan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, dan keterkaitan dengan sektor lain. Namun, pengembangan agroindustri masih menghadapi sejumlah kendala, antara lain: (1) rendahnya jaminan ketersediaan dan mutu bahan baku; (2) mutu produk agroindustri belum mampu memenuhi persyaratan yang diminta pasar, khususnya pasar internasional; (3) sumber daya manusia belum profesional; (4) sarana dan prasarana belum memadai; (5) teknologi pengolahan belum berkembang; (6) sumber pendanaan masih kecil; (7) pemasaran belum berkembang; dan (8) belum ada kebijakan riil yang mampu mendorong berkembangnya agroindustri di dalam negeri (Anonim, 2008).

Umbi-umbian dan buah-buahan bersifat mudah rusak atau daya simpannya rendah bila tidak dilakukan penanganan dan pengolahan dengan baik. Pengolahan produk setengah jadi merupakan salah satu cara pengawetan hasil panen, terutama untuk komoditas yang berkadar air tinggi, seperti ubikayu. Keuntungan lain dari pengolahan produk setengah jadi ini yaitu sebagai bahan baku yang fleksibel untuk industry pengolahan lanjutan, aman dalam distribusi, serta menghemat ruangan dan biaya penyimpanan. Teknologi ini mencakup teknik pembuatan sawut/ chip/ granula/ grits,teknik pembuatan tepung dan pati, teknik separasi atau ekstraksi, dan sebagainya (Badan litbang pertanian, 2012).

Teknologi tepung merupakan salah satu proses alternative produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis.Prosedur pembuatan tepung sangat beragam, dibedakan berdasarkan sifat dan komponen kimia bahan pangan (Badan litbang Pertanian, 2012).

Untuk tanaman hortikultura, jenis jeruk kalamansi dan jeruk Rimau Gergah Lebong (RGL) adalah tanaman lokal unggulan Bengkulu. Jeruk Gerga Lebong merupakan salah satu unggulan komoditas prioritas nasional. Jeruk Gerga Lebong mempunyai keunggulan kompetitif, yaitu buahnya berwarna kuning-orange, berbuah sepanjang tahun, ukuran buah besar 200-350 gram, kadar sari buah tinggi dan mempunyai potensi pasar yang baik (Suwantoro, 2010). Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong mulai mengembangkan kawasan tanaman jeruk Gerga Lebong yang akan berdampak dengan hasil panennya. Pada


(19)

musim panen jeruk Gerga lebong hampir 40% kehilangan hasil panen karena buah rontok, sehingga perlu adanya sentuhan teknologi pengolahan untuk memanfaatkan buah rontok menjadi aneka olahan jeruk seperti selai, sirup dan sari buah.


(20)

I I I . METODOLOGI a. Pendekatan

Pengkajian dilakukan di kelompok tani di lokasi penghasil produksi tanaman pangan dan hortikultura lokal unggul Bengkulu yakni komoditas hortikultura jeruk Gerga Lebong di Kabupaten Lebong dan komoditas tanaman pangan ubikayu di Kabupaten Bengkulu Tengah. Pengkajian dilakukan untuk optimalisasi formula pengolahan pangan dan hortikultura lokal unggulan di Bengkulu dengan teknologi petani.

b. Ruang Lingkup Kegiatan 3.2.1 Jenis Komoditas

Bahan yang digunakan meliputi komoditas tanaman pangan berupa ubikayu dan komoditas hortikultura spesifik Bengkulu yakni jeruk Gerga (RGL).

3.2.2 Jenis komoditas yang digunakan

Kegiatan pengkajian ini dilaksanakan pada kelompok tani “Sungai Suci” di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah yang merupakan salah satu sentra budidaya dan pengolahan ubikayu. Selain itu, pengkajian juga dilaksanakan di Kabupaten Lebong sebagai kawasan pengembangan jeruk RGL. Kelompok yang menjadi kooperator kegiatan ini adalah kelompok pengolahan hasil “Julu Kalang” di Desa Bioa Sengok, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong.

3.2.3 Teknologi yang diimplementasikan

Teknologi yang diimplementasikan meliputi teknologi pembuatan tepung MOCAF (Modified CassavaFlour) dan pembuatan minuman sari buah jeruk RGL.

3.2.4 Metode Pengkajian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan metode eksperimental dilaksanakan di lokasi kelompok tani/ pengolahan hasil pertanian dengan membandingkan formula teknologi yang akan dikaj i dengan teknologi petani.

3.2.5 Prosedur Pelaksanaan Pengkajian

A. Pengolahan Tepung MOCAF (Modified Cassava Flour)

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah ubikayu serta bahan tambahan berupa starter/ ragi, dan air. Alat yang digunakan terdiri atas alat pengering/ press, oven, alat penepung, waring, terpal dan plastik.


(21)

Metode pengkajian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan metode eksperimental. Perlakuan terdiri dari 1) jenis starter yang digunakan (cara petani, Bimo CF, ragi tape), 2) varietas ubikayu (melati, rema) masing-masing perlakukan diulang sebanyak 3 kali.

Parameter pengamatan

Parameter yang diamati dari masing-masing tepung yang dihasilkan adalah sifat fisik (rendemen) dan sifat kimia berupa: kadar air, kadar serat, kadar lemak, kadar protein, kadar abu dan kadar karbohidrat (AOAC, 1990), viskositas saat dimasak, tingkat gelatinisasi serta derajat putih.

Analisis data

Data yang dihasilkan dianalisa secara statistik dengan uji ANOVA dan dilanjukan dengan uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie, 1995).

B. Teknologi pengolahan sari buah jeruk Gerga Lebong

Jeruk Gerga Lebong memiliki karakter rasa buah yang manis asam, memiliki kadar jus dan vitamin C yang cukup tinggi, sehingga pada pengkajian ini buah jeruk Gerga Lebong diolah menjadi sari buah jeruk.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pembuatan sari buah jeruk Gerga Lebong adalah buah Jeruk Gerga Lebong, gula pasir, asam sitrat, penstabil, dan kemasan. Alat -alat yang digunakan adalah pisau, panci, kompor, selaer, gelas ukur, timbangan, saringan, pH meter, dan cup sealer.

Metode Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (Scheaffer et al., 1990) dengan 2 faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi asam sitrat (A= 0% ,B= 0.1% , C= 0.2% , D= 0.3% , E= 0.4% ) faktor kedua adalah jenis penstabil (X= agar-agar, Y= CMC).

Perameter Pengamatan

Parameter yang diamati meliputi sifat fisik meliputi rendemen dan TPT (Total Padatan Terlarut), sifat kimia (pH, TAT, dan kadar vitamin C, aktivitas antioksidan) serta sifat organoleptik (warna, rasa, aroma, tekstur dan penerimaan secara keseluruhan) .


(22)

Analisis data

Data yang dihasilkan dianalisa secara statistik dengan uji ANOVA dan dilanjukan dengan uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie, 1995).

C. Analisis nilai tambah aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di Bengkulu

Analisis nilai tambah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan nilai tambah yang dihasilkan dari penerapan teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong. Data yang dihasilkan dianalisa secara statistik dengan uji Anova dan dilanjukan dengan uji lanjutan pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie, 1995). Selanjutnya Metode yang digunakan untuk mengukur peningkatan nilai tambah adalah metode Hayami,et all (Tabel 1).

Tabel 1. Analisis Nilai Tambah Metode Hayami, et all.

Variabel Nilai Tambah Nilai I . Output, I nput, Harga :

1.Output (kg) ...A 2. I nput bahan baku (kg)... ...B 3. I nput tenaga kerja (HOK)...C 4. Faktor Konversi (1)/ (2) ... ...D = A/ B 5. Koefisien tenaga kerja (3)/ (2)... ...E = C/ B 6. Harga output (Rp/ kg)...F 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/ HOK)...G

I I . Pendapatan dan keuntungan :

1. Harga input bahan baku (Rp/ kg)... ...H 2. Sumbangan input lain (Rp/ kg bahan baku)...I 3. Nilai output (4)x(6) ... ...J = D X F 4. Nilai tambah (10)-(8)-(9)...K = J – H – I 5. Rasio nilai tambah (11a)/ (10)x100% ...L% = K/ J X 100% a. Pendapatan tenaga kerja (5)x(7)... M = E X G b. Bagian tenaga kerja (12a)/ (11a)x100% ... N% = M/ K X 100% 6. Keuntungan (11a)-(12a)... O = K – M 7. Tingkat keuntungan (13a)/ (10)x100% ...P% = O/ J X 100%

I I I . Balas Jasa dari Pemilik Faktor Produksi :

8. Marjin (10)–(8) Q = J – H

a. Pendapatan tenaga kerja (12a)/ (14)x100% ...R% = M/ Q X 100% b. Sumbangan input lain (9)/ (14)x100% ...S% = I / Q X 100% c. Keuntungan perusahaan (13a)/ (14)x100% ...T% = O/ Q X 100%


(23)

D. Diseminasi hasil pengkajian ke pengguna

Diseminasi hasil pengkajian bertujuan menyebarluaskan serta mempercepat adopsi teknologi pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu kepada pengguna. Proses penybarluasan tersebut dilakukan dalam bentuk temu lapang, ekspose, pelatihan dan pertemuan tingkat petani.


(24)

I V. HASI L DAN PEMBAHASAN

Tahapan kegiatan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu yang telah dilaksanakan antara lain tahap persiapan, pengkajian di tingkat petani serta kegiatan diseminasi melalui pelatihan di tingkat petani.

4.1 Tahapan Pelaksanaan

4.1.1 Koordinasi dengan instansi yang terkait dalam penetapan lokasi pengkajian.

Koordinasi dilakukan dengan instansi terkait yaitu Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM serta Badan Ketahanan Pangan pada tingkat kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu. Kordinasi dilakukan untuk menetapkan lokasi pengkajian, disesuaikan dengan potensi produk unggulan lokal berbasis tanaman pangan dan hortikultura.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah, diperoleh informasi bahwa potensi komoditas unggulan tanaman pangan di kabupaten ini adalah ubikayu. Sudah banyak Kelompok tani yang telah memproduksi olahan dari ubikayu diantaranya opak, tape, ulir-ulir, dan keripik. Salah satu sentra budidaya dan pengolahan ubikayu di Kaupaten Bengkulu Tengah berada di Desa Sungai Suci. Terdapat satu kelompok tani yang bernama “Sungai Suci” yang sebagian anggotanya bertanam ubikayu dan menghasilkan aneka produk dari komoditas tersebut.

Selain itu, dengan peralatan penggiling tepung 1 unit yang terdiri dari disc mill, alat pengayak, alat pengiris/ perajang, oven dan sealer yang merupakan bantuan dari Dinas Pertanian kabupaten Bengkulu Tengah, kelompok “Sungai Suci” juga memproduksi tepung ubikayu sejak pertengahan tahun 2013. Hanya saja, usaha tersebut terkendala pada kualitas tepung yang dihasilkan belum seragam. Oleh karena itu, lokasi ini ditetapkan sebagai tempat kegiatan pengkajian berlangsung.

Lokasi pengkajian di Kabupaten Lebong ditetapkan berdasarkan kordinasi dengan Dinas Pertanian untuk penetapan lokasi pengkajian, hasil kordinasi dengan bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP). Terdapat satu kelompok pengolahan hasil yang kooperatif yakni kelompok pengolahan hasil “Julu


(25)

4.1.2 Sosialisasi dan Pembinaan

Sosialisasi awal dan pembinaan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani/ kelompok pengolah hasil pertanian bagaimana prosedur pelaksanaan pengkajian yang dilakukan di kelompok mereka mulai dari pemilihan bahan baku, sortasi bahan baku, prosesing persiapan bahan baku mulai dari proses pembuatan/ prosedur kerja setiap pengkajian sampai pengemasan produk jadi.

4.2. Pelaksanaan Pengkajian

A. Pengolahan Tepung Ubikayu Termodifikasi( MOCAF)

Bahan baku pembuatan tepung ubikayu termodifikasi pada pengkajian ini adalah ubikayu yang biasa dibudidayakan di desa Pasar Pedati, Sungai Suci Kabupaten Bengkulu Tengah yakni ubikayu varietas REMA dan varietas MELATI . Kedua jenis ubikayu ini memiliki kerakteristik yang berbeda. Ubikayu varietas REMA memiliki ciri-ciri bentuk umbi yang besar dan teksturnya pulen dan lembut, sementara ubikayu varietas MELATI bentuk umbinya kecil dan teksturnya kurang pulen serta berserat. Biasanya, petani di desa Pasar Pedati dan sekitarnya (Desa Pekik Nyaring) menggunakan ubikayu varietas REMA sebagai bahan baku keripik karena umbinya besar dan lebih mudah diiris sementara ubikayu varietas MELATI lebih banyak digunakan sebagai bahan pembuatan tape.

Selanjutnya bahan baku tersebut digunakan dalam pembuatan tepung MOCAF. Proses pembuatan tepung ubikayu MOCAFdiadopsi dari teknologi yang dikembangkan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) yang meliputi tahap pengupasan ubikayu, pencucian/ pembersihan, pengirisan, dan perendaman dalam larutan starter. Starter yang digunakan pada pengkajian ini adalah starter BI MO-CF yang merupakan hasil inovasi teknologi BB Pascapanen. Selain itu digunakan starter fermipan dan ragi tape yang digunakan sebagai alternatif starter BI MO-CF. Starter-starter tersebut mudah diperoleh di pasaran. Dosis penggunaan starter mengacu pada penggunaan starter BI MO-CF dengan modifikasi penambahan air untuk merendam yakni 1 kg starter/ 1 ton bahan dalam 1,1 m3air.

Proses perendaman (fermentasi) dilakukan pada ember tertutup selama ± 12 jam agar terhindar dari kotoran. Setelah proses perendaman selesai, dilakukan penirisan dan pengepresan untuk meminimalisir kandungan air pada cacahan ubikayu sehingga dapat mempermudah proses penjemuran. Proses penjemuran dilakukan selama ± 2 hari menggunakan waring dan terpal. Selanjutnya dilakukan penepungan


(26)

menggunakan mesin penepung dan pengayakan untuk memperoleh tekstur tepung yang lebih halus dan menghilangkan kotoran pada tepung.

Pengukuran Rendemen

Berdasarkan hasil pengukuran rendemen sawut/ cacahan, diperoleh hasil sementara rendemen sawut/ cacahan ubikayu varietas MELATI lebih banyak dibandingkan ubikayu varietas REMA (Tabel 2). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh karakteristik ubikayu varietas REMA yang lembut dan pulen sehingga mudah dicerna oleh mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi ubikayu. Sedangkan karakteristik ubikayu varietas MELATI yang lebih berserat, sulit untuk terurai dalam proses fermentasi.

Tabel 2.Hasil Rendemen Sawut/ Cacahan Ubikayu

No. Perlakuan Rendemen Saw ut ( % )

1. Ubikayu varietas REMA+ starter fermipan 39.05 2. Ubikayu varietas REMA+ starter BI MO-CF 38.20 3. Ubikayu varietas REMA+ starter ragi tape 32.53 4. Ubikayu varietas REMA tanpa starter 31.60 5. Ubikayu varietas MELATI + starter fermipan 36.90 6. Ubikayu varietas MELATI + starter BI MO-CF 43.32 7. Ubikayu varietas MELATI + starter ragi tape 37.05 8. Ubikayu varietas MELATI tanpa starter 39.47

Pengamatan Visual Tepung MOCAF

Berdasarkan pengamatan visual, tepung ubikayu yang difermentasi menggunakan starter BI MO-CF memiliki keunggulan dari aspek warna dan aroma. Terutama warna, varietas ubikayu yang digunakan ternyata mempengaruhi warna tepung yang dihasilkan. Secara visual warna tepung ubikayu varietas MELATI lebih putih dibandingkan warna ubikayu varietas REMA. Hasil ini tentunya perlu didukung dengan pengukuran derajat putih tepungmenggunakan tester.

Tabel 3.Hasil Pengamatan Fisik Tepung MOCAF

No. Perlakuan Hasil Pengamatan Visual

1. Ubikayu varietas REMA+ starter fermipan Warna putih, muncul aroma alkohol yang tajam

2. Ubikayu varietas REMA+ starter BI MO-CF Warna putih, aroma singkong hilang, muncul aroma spesifik

3. Ubikayu varietas REMA+ starter ragi tape Warna putih, aroma kurang tajam 4. Ubikayu varietas REMA tanpa starter Warna putih, aroma spesifik singkong 5. Ubikayu varietas MELATI + starter fermipan Warna lebih putih, muncul aroma alkohol 6. Ubikayu varietas MELATI + starter BI MO-CF Warna lebih putih, aroma singkong hilang,

muncul aroma spesifik

7. Ubikayu varietas MELATI + starter ragi tape Warna lebih putih, aroma kurang tajam 8. Ubikayu varietas MELATI tanpa starter Warna lebih putih, aroma spesifik singkong


(27)

Analisis Proksimat Tepung MOCAF

Analisis proksimat tepung ubikayu hanya dilakukan pada tepung MOCAF dengan starter BI MO-CF. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan visual tepung yang menunjukkan penampilan dari aspek warna dan aroma yang terbaik. Selain itu dilakukan analisis proksimat terhadap tepung ubikayu varietas MELATI tanpa fermentasi yang merupakan teknologi eksisting petani sebagai pembanding.

Tabel 4.Hasil Analisis Proksimat Tepung Ubikayu Termodifikasi Berbagai Perlakuan

No. Perlakuan Parameter Uji

Kadar Air ( % ) Kadar Abu ( % ) Kadar Lemak ( % ) Kadar Protein ( % ) Kadar Karbohidrat ( % )

1. Ubikayu varietas MELATI -starter BI MO-CF

13.75a 0.15b 1.11a 1.53a 83.46a

2. Ubikayu varietas REMA-starter BI MO-CF

13.58a 0.05a 1.12a 1.53a 83.72a

3. Ubikayu varietas MELATI -tanpa starter

13.73a 0.37c 0.96a 1.35a 83.59a

Keterangan : nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (uji Duncan α = 5% ) (P< 0.05)

Berdasarkan hasil analisis proksimat (Tabel 4), dapat diketahui bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap komposisi kimia tepung MOCAF pada taraf kepercayaan 95% (P< 0.05), kecuali kadar abu. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Amanu dan Susanto (2014) yang menggunakan ubikayu jenis mentega dan karet yang ditanam di empat lokasi berbeda di Pulau Madura dalam pembuatan tepung MOCAF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lokasi penanaman berpengaruh nyata terhadap kenaikan kadar pati dan kadar abu, sedangkan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar air, peningkatan kadar protein, kadar lemak, kadar abu dan tingkat kecerahan.

Perbedaan kadar abu yang signifikan pada tepung MOCAFvarietas MELATI dan REMA tersebut dipengaruhi oleh proses ekstraksi yang menyebabkan sebagian mineral ikut terbuang bersama ampas. Apabila mengacu pada Standar Nasional I ndonesia (SNI ) tentang Syarat Mutu Tepung Ubikayu (SNI 01-2997-1992), nilai kadar abu tepung MOCAF pada Tabel 4, sudah memenuhi persyaratan yakni kurang dari 1.5% . Namun, kadar air tepung MOCAF belum memenuhi persyaratan SNI tepung singkong yang mempersyaratkan kadar air tepung ubikayu tidak boleh lebih dari 13% .


(28)

Selain itu, kandungan pati pada tepung ubikayu menurut SNI tepung ubikayu minimal 75% , sedangkan kadar pati pada tepung MOCAF (Tabel 3) yang berkisar antara 1.27-1.51, belum memenuhi persyaratan. Hal ini karena pada proses pembuatan tepung MOCAF, pati yang terdapat ekstrak ubikayu ikut terbuang bersama air rendaman. Namun, kadar serat kasar pada tepung MOCAFtersebut telah memenuhi persyaratan mutu CODEX STAN 176-1989 tentang Edible Cassava Flour yang mempersyaratkan kadar serat kasar pada tepung ubikayu maksimal 0.2. Begitu juga dengan kadar asam sianida (HCN) pada tepung MOCAF yang tidak terdeteksi. Hal ini menunjukkan proses modifikasi pati ubikayu dengan cara fermentasi dapat mengurangi kadar yang banyak terkandung pada ubikayu.

Beberapa penelitian menunjukkan pengurangan HCN selama proses pembuatan tepung MOCAF. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Kurniati, dkk. (2012) bahwa terdapat kecenderungan penurunan kadar HCN pada tepung mocaf selama proses fermentasi berlangsung. Kadar HCN terendah pada tepung mocaf hasil fermentasi menggunakan Lactobacillus plantarum diperoleh pada fermentasi 5 hari, yaitu sebesar 1,800 mg/ kg. Sedangkan pada Saccharomyces cerevisae dan Rhizopus diperoleh pada fermentasi 3 hari, yaitu sebesar 2,850 mg/ kg dan 2,775 mg/ kg.

Penurunan kadar HCN pada proses pembuatan tepung MOCAF juga ditunjukkan pada penelitian Amanu dan Susanto (2014) yang menunjukkan bahwa produk tepung singkong terfermentasi dari ubikayu jenis mentega dan karet yang difermentasi menggunakan starter lactobacillus sudah tidak mengandung HCN yaitu 0 ppm, hasil ini sudah sesuai dengan standar karakteristik MOCAF yang baik memiliki kadar HCN maksimal 10 ppm.

Menurut Mkpoy, et al. (1990) yang diacu dalam Cardoso, et al. (2005) yang menyatakan bahwa reaksi antara linamarin and linamarase t idak terjadi pada saat pengeringan dengan sinar matahari atau fermentasi, karena umbi yang telah dikupas biasanya dipotong di tengah secara longitudinal sehingga linamarin yang tersimpan di dalam sel terpisah dari linamarinase yang terdapat pada dinding sel.


(29)

Tabel 5. Kadar Serat Kasar, Kadar Pati, dan Kandungan HCN pada Tepung ubikayu Termodifikasi Berbagai Perlakuan

No. Perlakuan Parameter Uji Serat Kasar

( % )

Pati ( % )

HCN ( % )

1. Ubikayu varietas MELATI -starter BI MO-CF

0.93a 1.27a Tidak

terdeteksi 2. Ubikayu varietas REMA-starter

BI MO-CF

1.37b 1.34a Tidak

terdeteksi 3. Ubikayu varietas MELATI -tanpa

starter

1.85c 1.51a Tidak

terdeteksi

Keterangan : nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (uji Duncan α = 5% ) (P< 0.05)

B. Pengolahan Sari Buah Jeruk RGL

Komposisi Kimia Jeruk RGL

Hasil analisis jeruk RGL (Tabel 6) menunjukkan dalam 100 gram bagian yang dapat dimakan, jeruk Gerga mengandung energi yang cukup dibandingkan dengan jeruk yang lain seperti jeruk Siam yang hanya mengandung 28.00 kkal energi. Komponen utama penyumbang energi pada buah jeruk diantaranya adalah karbohidrat. Selain itu, buah jeruk banyak mengandung gula-gula sederhana antara lain fruktosa, glukosa, dan sukrosa, serta asam sitrat yang menyumbang sebagian kecil energi (Anonim, 2002).

Selain energi, jeruk RGL juga mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Dibandingkan dengan jeruk lain, jeruk Gerga mengadung vitamin C set ara dengan jeruk manis.

Tabel 6.Kandungan gizi berbagai jeruk per 100 gram bahan* . Jenis Jeruk Energi

( kkal) Protein ( gram) Lemak ( gram) Karbohidrat ( gram) Vitami n C ( mg)

Jeruk nipis 37 0.8 0.1 12.3 27

Jeruk manis 45 0.9 0.2 11.2 49

Jeruk keprok 44 0.8 0.3 10.9 31

Jeruk Bali 48 0.6 0.2 12.4 43

Jeruk Gerga* * 52 1.4 0.2 11.4 46

* Sumber: Direktorat Gizi, Depkes (1992) * * Sumber : Hasil analisis proksimat


(30)

Hasil Uji Organoleptik dan Penetapan Formula Terbaik Sari Buah Jeruk RGL Berdasarkan hasil uji organoleptik (Tabel 7), menunjukkan bahwa penggunaan bahan penstabil baik agar-agar maupun CMC tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh atribut sensori sari buah jeruk RGL pada taraf kepercayaan 95% (P< 0.05). Namun demikian, pada taraf kepercayaan yang sama, perlakuan konsentrasi asam sitrat ternyata berpengaruh nyata terhadap rasa dan keseluruhan sari buah jeruk RGL, walaupun panelis menganggap warna, aroma dan kekentalan antarperlakuan sama.

Tabel 7.Skor Kesukaan Panelis Terhadap Atribut Sensori Sari Buah Jeruk RGL Perlakuan

( % Asam Sitrat)

Skor Kesukaan Panelis

Warna Aroma Rasa Kekentalan Keseluruhan

0 5.13ab 4.89b 5.07b 4.69a 4.13a

0.1 5.36b 4.91b 5.33b 4.70a 4.33a

0.2 5.05ab 4.80ab 5.05b 4.74a 4.67ab

0.3 4.87ab 4.64ab 4.22a 4.91a 5.18b

0.4 4.76a 4.36a 4.36a 5.18a 5.18b

Keterangan : nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (uji Duncan α = 5% ) (P< 0.05)

Sementara itu, hasil analisis sidik ragam (ANOVA), dapat diketahui bahwa terdapat interaksi antara penggunaan bahan penstabil dan konsentrasi asam yang berpengaruh nyata terhadap aroma sari buah jeruk RGL pada taraf kepercayaan 95% (P< 0.05).

Formula terbaik ditetapkan berdasarkan skor tertinggi atribut sensori produk sari buah jeruk RGL. Perlakuan dengan skor kesukaan tertinggi pada atribut sensori warna, aroma, rasa, kekentalan, dan keseluruhan adalah sari buah jeruk RGL dengan penambahan asam sitrat 0.1% , yang oleh panelis dianggap tidak berbeda nyata dengan sari buah jeruk RGL tanpa penambahan asam sitrat. Penilaian panelis terhadap atribut sensori adalah warna (agak suka), aroma (netral), rasa (agak suka), kekentalan (netral), dan keseluruhan (netral).

Komposisi Kimia Sari Buah Jeruk RGL Formula Terbaik

Komposisi kimia sari buah jeruk RGL formula terbaik terdiri atas 5.93% Total Asam Tertitrasi, 16.80% Brix Total Asam Tertitrasi (TAT), dan 3.52 mg/ 100 g vitamin C.


(31)

4.1.4 Analisis Nilai Tambah TepungMOCAFdan Sari Buah Jeruk RGL A. Nilai Tambah TepungMOCAF

Hasil analisis nilai tambah tepung MOCAF dan Sari Buah Jeruk RGL dapat dilihat pada tabel 7 dan tabel 8.

Tabel 8.Hasil Analisis Nilai Tambah Tepung MOCAF*

No. Variabel

( Output, I nput, Harga)

Nilai

1. Hasil/ Produksi (kg/ proses) 50

2. Bahan baku (kg/ proses) 150

3. Tenaga kerja (orang/ proses) 4

4. Faktor konversi 0.33

5. Koefisien tenaga kerja 0.03

6. Harga produk rata-rata (Rp/ kg) 8.000

7. Upah rata-rata (Rp/ kg) 30.000

8. Harga bahan baku (Rp/ kg) 500

9. Sumbangan input lain (Rp/ kg) 60

10. Nilai produk (Rp/ kg) 2.666,67

11. a.Nilai tambah (Rp/ kg) 2.106,67

b.Rasio nilai tambah (% ) 0.79

*

Hasil Olah Data

Hasil perhitungan nilai tambah dengan asumsi bahan baku ubikayu merupakan hasil panen di lahan petani sendiri, menunjukkan bahwa dengan melibatkan jumlah tenaga kerja sebanyak 4 orang, pengolahan ubikayu sebanyak 150 kg dapat menghasilkan 50 kg tepung MOCAF, sehingga pengolahan ubikayu menjadi tepung MOCAF dapat menghasilkan nilai tambah ubikayu sebesar Rp. 2.106,67

B. Nilai Tambah Sari Buah Jeruk RGL Tabel 9.Hasil Analisis Sari Buah Jeruk RGL*

No. Variabel

( Output, I nput, Harga)

Nilai

1. Hasil/ Produksi (kg/ proses) 125

2. Bahan baku (kg/ proses) 50

3. Tenaga kerja (orang/ proses) 3

4. Faktor konversi 2.50

5. Koefisien tenaga kerja 0.06

6. Harga produk rata-rata (Rp/ liter) 10.000

7. Upah rata-rata (Rp/ kg) 30.000

8. Harga bahan baku (Rp/ kg) 5.000

9. Sumbangan input lain (Rp/ kg) 2.500

10. Nilai produk (Rp/ kg) 25.000

11. a. Nilai tambah (Rp/ liter) 17.500

b.Rasio nilai tambah (% ) 0.70


(32)

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan melibatkan jumlah tenaga kerja sebanyak 3 orang, pengolahan jeruk RGL sebanyak 50 kg dapat menghasilkan 125 liter sari buah jeruk. Berdasarkan analisis nilai tambah, pengolahan jeruk RGL menjadi sari buah dapat menghasilkan nilai tambah jeruk Gerga sebesar Rp. 17.500,00 dengan rasio sebesar 0.70. Asumsi yang ditetapkan pada analisis nilai tambah tersebut antara lain, hasil sari buah jeruk dalam satuan liter diasumsikan sama dengan satuan kg. Selain itu, harga bahan baku jeruk RGL diasumsikan sebesar Rp. 5.000,00 karena menggunakan bahan baku dari lahan sendiri.

4.3. Pelaksanaan Pelatihan, Pertemuan dan Ekspose dalam Rangka Diseminasi Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu

Tujuan Pelatihan pada Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu adalah untuk memberikan pengetahuan kepada petani/ pengolah hasil serta mendiseminasikan Teknologi pembuatan produk dari tepung ubikayu termodifikasi. Sehingga diharapkan dapat tersampaikannya informasi tentang Teknologi pembuatan produk dari tepung ubikayu termodifikasi sebagai salah satu pemanfaatan hasil tanaman pangan lokal unggulan di kabupaten Bengkulu Tengah serta dapat meningkatkan nilai tambah produk.

Kegiatan Pelatihan teknologi pengolahan aneka produk dari tepung ubikayu termodifikasi ini dilaksanakan pada lokasi Kegiatan pengkajian ini dilaksanakan pada kelompok tani “Sungai Suci” di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah.

Pada kegiatan Pelatihan teknologi pengolahan aneka produk dari tepung ubikayu termodifikasi ini diberikan teknologi pembuatan cake, pempek dan kue kering. Peserta pelatihan memberikan respon yang positif terhadap teknologi pengolahan aneka produk dari tepung ubikayu termodifikasi ini, diharapkan produk yang telah dilatihkan dapat diadopsi dan dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah tepung ubikayu termodifikasi dan pendapatan petani.

Ekspose dan pameran Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu bertujuan untuk mendiseminasikan Teknologi pembuatan produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Propinsi Bengkulu. Sehingga diharapkan dapat tersampaikannya informasi tentang Teknologi pembuatan produk tanaman pangan dan hortikultura lokal


(33)

unggulan Propinsi Bengkulu sebagai salah satu pemanfaatan hasil buah lokal unggulan di kabupaten Lebong dan Bengkulu Tengah untuk dapat meningkatkan nilai tambah produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di propinsi Bengkulu kepada pengunjung ekspose.

Kegiatan Ekspose dalam bentuk Pekan Agro I novasi Teknologi Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu telah dilaksanakan pada tanggal 8 – 9 September 2014 bertempat di BPTP Bengkulu.

Kegiatan Ekspose Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu dihadiri undangan yaitu Gubernur Propinsi Bengkulu dan perangkatnya, seluruh Kepala Dinas Pertanian se Propinsi Bengkulu, Perguruan Tinggi di Propinsi Bengkulu dan Sisa SD, SMP, SMA di kota Bengkulu,Penyuluh dan stakeholders instansi terkait.

Pembukaan kegiatan pada tanggal 8 September 2014 dibuka secara resmi oleh Gubernur Bengkulu Bapak Junaidi Hamzah S.Pd, MM dan dihadiri juga Bapak Kepala BBP2TP yang diwakili oleh Direktur Perpustakaan Litbangtan. Dalam kesempatana tersebut berkenan beliau mengunjungi stand Ekspose Pekan Agroinovasi dan meresmikan Taman Agro I novasi di BPTP Bengkulu, serta pada pondok “I nfotek dan Produk Olahan hasil Pengkajian” dan mencoba beberapa produk olahan aneka tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan propinsi Bengkulu.

Pada kegiatan Ekspose Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu di tampilkan produk hasil olahan tanaman pangan dan hortikultura yaitu tepung mokaf dan aneka produk turunannya, sari buah jeruk Gerga lebong, sari buah jeruk gerga lebong, sari buah tomat, manisan tomat, manisan terung Dan disiapkankan bahan informasi yang disebarkan berupa leaflet semua produk yang ditampilkan, baner pengolahan sari buah jeruk Gerga lebong, dan pengolahan tepung mokaf.


(34)

V. KESI MPULAN

1. Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Tanaman Pangan Lokal Unggulan Bengkulu untuk komoditas ubikayu di kabupaten Bengkulu Tengah yang baik diolah menjadi tepung mocaf adalah ubikayu varietas Melati dengan jenis starter yang digunakan adalah BI MO-CF sedangkan untuk pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu di kabupaten Lebong adalah komoditas jeruk RGL yang diolah menjadi sari buah dengan formula terbaik dengan pemberian bahan penstabil CMC dengan penambahan asam sitrat sebanyak 0.1% .

2. Peningkatan nilai tambah komoditas ubikayu yang diolah sebanyak 150 kg dapat menghasilkan 50 kg tepung mocaf dengan peningkatan nilai tambah ubikayu sebesar Rp.2.106,67/ kg, untuk komoditas jeruk RGL yang diolah sebanyak 50 kg dapat menghasilkan 125 liter sari buah jeruk RGL sehingga dapat meningkatkan nilai tambah komoditas jeruk RGL sebesar Rp.17.500/ kg.

3. Kegiatan Ekspose hasil pengkajian dilaksanakan pada kegiatan Pekan Agro I novasi dan Pelatihan Teknologi Pengolahan Tepung ubikayu Termodifikasi dan Pengolahan sari buah jeruk RGL di lokasi pengkajian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan petani serta mendiseminasikan teknologi pengolahan aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu sebagai salah satu pemanfaatan hasil komoditas lokal unggulan daerah dan dapat meningkatkan nilai tambah produk.

4. Pemerintah Daerah kabupaten Bengkulu Tengah mengembangkan pertanaman ubikayu sekitar 100 ha pada tahun 2015 yang tersebar di kecamatan Taba Penanjung 50 ha, Pondok Kelapa 30 ha dan Sungai Suci 20 ha, dengan keadaan eksisting sudah ada pertanaman ubikayu sebanyak 150 ha dan 36% nya terdapat di desa Sungai Suci. Diharapkan untuk masa yang akan datang kabupaten Bengkulu Tengah dapat menjadi kawasan agro industri ubikayu


(35)

VI . KI NERJA HASI L PENGKAJI AN

1. Telah dihasilkan paket teknologi pengolahan tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) dan Sari buah jeruk RGL yang merupakan komoditas tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu.

2. Telah dilakukan diseminasi dalam bentuk pelatihan Teknologi Pengolahan Tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) terhadap kelompok tani di Desa Sungai Suci, Kabupaten Bengkulu Tengah serta Sari Buah Jeruk RGL terhadap kelompok pengolahan hasil di Desa Air Dingin, Kabupaten Lebong.

3. Selain Pelatihan, juga dilakukan ekspose Teknologi Pengolahan Tepung MOCAF dan Sari Buah Jeruk RGL dengan sasaran para pengguna teknologi dan stakeholder.


(36)

VI I . DAFTAR PUSTAKA

Amanu, N.F. dan Susanto, W.H. 2014. Pembuatan Tepung Mocaf Di Madura (Kajian Varietas Dan Lokasi Penanaman) Terhadap Mutu Dan Rendemen. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2.p. 161-169.

Anonim. 2008. Meningkatkan Nilai Tambah Melalui Agroindustri. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Volume 30. Nomor 4.

Antarlina, S.S. dan J.S. Utomo, 1999. Proses pembuatan dan penggunaan tepung ubijalar untuk produk pangan. Pemberdayaan Tepung Ubijalar sebagai Substitusi Terigu dan Potensi Kacang-kacangan untuk Pengayaan Kualitas Pangan. Edisi Khusus Balitkabi, Malang.

AOAC, 1990. Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemists. Vol I , Published by AOAC I nternational, Arlington, USA.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, 2007. Prospek dan arah pengembangan agribisnis: Dukungan aspek teknologi pascapanen.

[ BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Propinsi Bengkulu dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Bengkulu, Bengulu.

[ BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1992. Tepung Singkong (SNI 01-2997-1992). Badan Standardisasi Nasional.

Damarjati ,D.S., S.Widowati dan Suismono . 1993 .Sistem pengembangan agro industri tepung

kasava di pedesaan (studi kasus di kabupaten Ponorogo) disampaikan pada symposium penelitian tanaman pangan I I I Bogor.

Hayami, Y. T., Y. Kawagoe., Marooka dan M. Siregar. 1987. Agricultural Marketing and processing in Upland Java, A Perspective From A Sunda Village. Diacu dalam Wiradisastra, F. A. 2008. Analisis Nilai Tambah Pemasaran Ayam Broiler (Kasus Pedagang Pemotong di Pasar Baru Kota Bogor) . Skripsi. Departemen Sosial Ekonomi I ndustri Peternakan, Fakultas Peternakan, I nstitut Pertanian Bogor.

Kurniati, I .L., dkk. (2012). Pembuatan Mocaf (Modified Cassava Flour) dengan Proses Fermentasi Menggunakan Lactobacillus plantarum, Saccharomyces cereviseae, dan Rhizopus oryzae. Jurnal Teknik Pomits Vol. 1.p. 1-6

Mkpong, et al.1990. Purification, characterization and localization of linamarase in cassava. Plant Physiology diacu dalam Cardosoa, P.A., et al. 2005. Processing of cassava roots to remove cyanogens (short communication). Journal of Food Composition and Analysis Vol.18.p. 451–460.

Resurreccion, A.V.A., 1998. Consumer Sensory Testing for Product Development. Aspen Publisher, I nc., Maryland.


(37)

Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1993. Principples and Procedures of Statistics. A Biomedical Approach, 3rd Edition. Mc Graw Hill, Tokyo.

Suwantoro, B. 2010. Mengenal jeruk rimau gerga lebong lebih dekat. Balai benih hortikultura Rimbo Pengadang. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lebong.

Widowati ,S dan D.S. Damarjati 1993. Tepung komposit sebagai alternatif difersifikasi produk untuk mempertahankan swasembada pangan dalam Syam, Hermanto, A. Musadad dan Sunihardi. (eda) . Pros. Simp. Tan. Pangan I I I . Kinerja Penelitian Tan Pangan .


(38)

VI I I . ANALI SI S RESI KO

DAFTAR RI SI KO

No. Risiko Penyebab Dampak

1. Waktu pelaksanaan yang tidak tepat

Anomali iklim berdampak pada ketersediaan komoditas

Waktu tidak sesuai dengan jadwal palang

DAFTAR PENANGANAN RI SI KO

No. Risiko Penyebab Dampak Penanganan

1. Waktu pelaksanaan kurang tepat

Perubahan/ anomaly iklim

- Komoditas yang digunakan belum/ kurang tersedia di lokasi pengkajian - Ketersediaan

Bahan baku tidak memadai

Mencari alternatif lain dengan mengambil bahan

penelitian dari daerah lain Melaksanakan penelitian menyesuaikan musim panen komoditas tersebut.


(39)

I X. JADWAL KERJA

No Uraian Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Perbaikan RPTP/ ROPTP X

2. Persiapan : X X X

3. Pelaksanaan X X X X X X X X

4. Diseminasi

• Ekspose/ Temu lapang

• Pameran/ pelatihan

X X

5. Laporan Tengah Tahun X

6. Tabulasi Data X X X X

7. Analisis Data X X

8. Laporan Akhir X X X


(40)

X. PEMBI AYAAN 10.1 RENCANA ANGGARAN BELANJA ( RAB)

No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp.000)

Biaya (Rp. 000) 1. Belanja Bahan

• Bahan pengkajian, bahan pendukung

• ATK, Komputer suply dan pelaporan

• Fotocopy, jilid,c etak dan dokumentasi

• Materi informasi teknologi

1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 11.685 2.315 1.000 1.000 16.000 11.685 2.315 1,000 1.000 2 Honor Output kegiatan

• UHL

• Honor Petugas lapang

100 OH 25 OH 35 100 6.000 3.500 2.500

3. Belanja Barang Non Operasional Lainnya

• Analisa proksimat/ nutrisi 1 kali 6.000

6.000

6.000 4. Belanja Jasa Profesi

• Narasumber,

fasilitator,evaluator,

moderator 2 OJ 500

1.000

1.000 5. Belanja Perjalanan biasa

• Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan 4 OP 5.000

20.000

20.000 6. Belanja perjalanan dinas paket

meeting luar kota

• Akomodasi dalam rangka temu lapang, ekspose, dan pertemuan tingkat petani • Perjalanan keluar

propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan 50 OH 1 OH 220 5.000 16.000 11.000 5.000 Jumlah 65.000


(41)

10.2 REALI SASI ANGGARAN

No. Jenis Pengeluaran Realisasi Anggaran ( Rp) Persentase Keuangan ( % ) Persentase Fisik ( % )

1. Belanja Bahan 15.984.000 Bahan Baku dan Bahan

Pendukung Pengkajian

11.680.000 99.95 99.95

ATK danComputer Supply dan Pelaporan

2.314.000 99.95 99.95

Fotocopy, jilid,c etak dan dokumentasi

1.000.000 100.00 100.00

Materi I nformasi Teknologi 990.000 99.00 99.00

2 Honor yang Terkait dengan

Output Kegiatan

5.900.000

Honor Petugas Lapang 2.400.000 96.00 100.00

UHL 3.500.000 100.00 100.00

3. Belanja Barang Non Operasional Lainnya

6.000.000

Analis Proksimat/ nutrisi 6.000.000 100.000 100.00 4 Belanja Jasa Profesi 400.000

Narasumber,

fasilitator,evaluator, moderator

400.000 40.00 40.000

5 Belanja Perjalanan biasa 20.000.000 Perjalanan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan

20.000.000 100.00 100.00

6. Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota

16.000.000

Akomodasi dalam rangka temu lapang, ekspose, dan pertemuan tingkat petani

11.000.000 100.00 100.00

Perjalanan keluar propinsi/ pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan

5.000.000 58.35 58.35


(42)

XI . TENAGA DAN ORGANI SASI PELAKSANA

No. Nama/ NI P Jabatan

Fungsional/ Bidang Keahlian Jabatan dalam Kegiatan

Uraian Tugas Alokasi

Waktu (jam)

1. Wilda Mikasari, S. TP,

MSi/

19690812 199803 2 001

Peneliti Utama/ Teknologi Pascapanen Penanggung Jawab

•Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengkajian

•Menyusun dan merencanakan

operasional kegiatan dan mempresentasikan •Mengkoordinir anggota tim •Menyusun laporan

•Melaksanakan koordinasi dan konsultasi kebijakan di luar propinsi

25

2. Lina I vanti, S. TP/ 19841004 200901 2 004

PNK/ Teknologi Pangan

Anggota •Membantu pelaksanaan

pengkajian

•Membantu menyusun

laporan,juknis

20

3. Taufik Hidayat, S. TP/

19820511 200912 1 004 PNK/ Teknologi Hasil Pertanian

Anggota •Membantu pelaksanaan

pengkajian

•Membantu menyusun

laporan,juknis

20

4. Ujang Hamidi Teknisi Anggota •Membantu pelaksanaan

pengkajian

•Membantu menyusun laporan

15

4. Sri hartati S Teknisi Anggota •Membantu pelaksanaan

pengkajian

•Membantu menyusun laporan


(43)

DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGI ATAN

Gambar 1. Lokasi Kegiatan di Desa Sungai Suci, Kabupaten Bengkulu Tengah


(44)

Gambar 3. Bahan Baku Pembuatan Tepung MOCAF


(45)

Gambar 5. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Tepung MOCAF


(46)

Gambar 7. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL


(47)

Gambar 9. Pelatihan Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL


(1)

XI . TENAGA DAN ORGANI SASI PELAKSANA

No. Nama/ NI P Jabatan

Fungsional/ Bidang Keahlian Jabatan dalam Kegiatan

Uraian Tugas Alokasi Waktu (jam)

1. Wilda Mikasari, S. TP, MSi/

19690812 199803 2 001

Peneliti Utama/ Teknologi Pascapanen Penanggung Jawab

•Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengkajian •Menyusun dan merencanakan

operasional kegiatan dan mempresentasikan •Mengkoordinir anggota tim •Menyusun laporan

•Melaksanakan koordinasi dan konsultasi kebijakan di luar propinsi

25

2. Lina I vanti, S. TP/ 19841004 200901 2 004

PNK/ Teknologi Pangan

Anggota •Membantu pelaksanaan pengkajian

•Membantu menyusun laporan,juknis

20

3. Taufik Hidayat, S. TP/ 19820511 200912 1 004

PNK/ Teknologi Hasil Pertanian

Anggota •Membantu pelaksanaan pengkajian

•Membantu menyusun laporan,juknis

20

4. Ujang Hamidi Teknisi Anggota •Membantu pelaksanaan pengkajian

•Membantu menyusun laporan 15

4. Sri hartati S Teknisi Anggota •Membantu pelaksanaan pengkajian

•Membantu menyusun laporan 15


(2)

DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGI ATAN


(3)

Gambar 3. Bahan Baku Pembuatan Tepung

MOCAF


(4)

Gambar 5. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Tepung

MOCAF


(5)

Gambar 7. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL


(6)

Gambar 9. Pelatihan Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL