Dasar Pertimbangan pengkajian nilai tambah produk tanaman bengkulu

2 masyarakat sekitar dan pada akhirnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

1.2 Dasar Pertimbangan

Kegiatan pengolahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu di tingkat rumah tangga dan industri kecil berkembang sangat lambat dan cenderung tidak berkembang. Umumnya petani masih menjual dalam bentuk bahan baku primer dan membeli hasil olahan industri besar dengan harga yang jauh lebih mahal. Tanaman pangan lokal unggul Bengkulu seperti ubi jalar, ubikayu, umbi ganyong dan garut dapat diolah menjadi tepung. Tepung umbi-umbian dari tanaman pangan lokal yang lainnya merupakan bentuk olahan setengah jadi intermediate product yang dapat memperpanjang daya simpan, menghemat ruang simpan, meningkatkan nilai guna, mudah diolah dan diformulasi menjadi tepung komposit Widowati dan Damardjati, 1993. Secara komersial bentuk tepung mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam sistem agroindustri Damardjati, at al., 1993. Pengembangan aneka olahan dari aneka tepung diharapkan memberikan nilai tambah ekonomi dan meningkatkan nilai sosial komoditas, pengolahan bahan pangan lokal dari aneka tepung menjadi produk olahan seperti beras instant, krupuk, kue-kue basah dan kue-kue kering dan beberapa jenis olahan lain banyak dijumpai di pasar-pasar kota maupun di pasar lokal di daerah. Teknologi tepung merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur atau dibuat komposit, diperkaya zat gizi difortifikasi, dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang ingin serba praktis. Tepung digolongkan menjadi dua, yaitu tepung tunggal adalah tepung yang dibuat dari satu jenis bahan pangan, misalnya tepung beras, tepung ubikayu, tepung ubijalar. Tepung komposit yaitu tepung yang dibuat dari dua atau lebih bahan pangan, misalnya tepung komposit kasava-terigu-kedelai, tepung komposit jagung-beras, atau tepung komposit kasava-terigu-pisang. Tujuan pembuatan tepung komposit antara lain untuk mendapatkan karakteristik bahan yang sesuai untuk produk olahan yang diinginkan atau untuk mendapatkan sifat fungsional tertentu Widowati, 2009. Secara komersial bentuk tepung mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam sistim agroindustri Damardjati, et.al., 1993. Pembuatan cookies kue kering dari tepung jagung komposit campuran dari tepung jagung 40 , tepung gude 3 10 dan tepung kedelai 50 memiliki nilai gizi tinggi dan rasanya dapat diterima Antarlina dan Utomo, 1991. Produk hortikultura lokal unggulan Bengkulu seperti kentang merah, cabe, tomat, jeruk kalamansi, jeruk RGL, papaya, pisang dan mangga Bengkulu umumnya memiliki nilai tambah rendah, mudah rusak, daya simpan pendek, serta mutu dan tingkat keamanannya kurang terjamin. Kondisi ini menyebabkan pendapatan petani dan pengolah hasil pertanian skala kecil-menengah rendah. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pengolahan dalam meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut.

1.3 Tujuan