Perikanan Laguna Segara Anakan
24
Terjadinya pergeseran ini terkait erat dengan meningkatnya tekanan dan perubahan lingkungan, terutama terkait dengan proses sedimentasi yang terjadi di Laguna
Segara Anakan. Hal ini berakibat menurunnya daya dukung lingkungan, baik dilihat dari titik pandang ruang space maupun makanan energi. Disamping adanya persaingan
ruang dan makanan, diduga kuat juga telah terjadinya pemanfaatan sumberdaya perikanan yang melebihi kapasitas potensi lestarinya. Disamping itu, diduga banyak
spesies ikan yang tidak lagi mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan Segara Anakan, terutama terkait dengan perubahan salinitas dalam rentang yang luas dan laju
sedimentasi yang tinggi. Hal ini terlihat dari semakin menurunnya kelimpahan sediaan stok, yang dapat dilihat dari indikasi semakin menurunnya hasil tangkapan per satuan
upaya CPUE menggunakan alat standar apong sebagai alat paling dominan dan hasil tangkapannya terbesar.
B. KOMPOSISI UDANG YANG TERTANGKAP DI LAGUNA SEGARA
ANAKAN
Produksi udang per satuan upaya CPUE menurun tajam, dari 15,1 kgtrip pada tahun 1987-1988 menjadi 6,5 kgtrip alat tangkap Apong pada tahun 1999-2000
Zarochman, 2001. Disamping itu juga terjadi penurunan ukuran udang yang tertangkap dan keragaman jenisnya. Komposisi udang yang tertangkap di Laguna Segara Anakan
pada tahun 2000 disajikan pada Gambar 14 Dudley, 2000a.
Gambar 14. Komposisi udang hasil tangkapan di Laguna Segara Anakan Sumber:
Dudley, 2000 Jenis udang yang paling banyak tertangkap dalam satuan ton per tahun adalah
jenis Metapenaeus elegan 51 dan disusul jenis Penaeus merguiensis 25. Namun
Nematopalaemon tenuipes; 18
Udang lainnya; 9
P. indicus; 8
P. merguiensis; 25
M. elegans; 51 M. dobsoni; 3
M. ensis; 1 P. monodon; 3
BAB IV BIOLOGI UDANG Metapenaeus elegans
A. KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI UDANG M. elegans
Metapenaeus elegans de Man 1907 disebut juga fine shrimp Inggris, crevette
elegance Prancis, camaron fino Spanyol, dan nama lokal udang jahe, udang jari dan udang dogol hijau. Selanjutnya dinyatakan panjang tubuh maksimum udang M. elegans
betina 11,8 cm dan jantan 8,4 cm. Sistematika udang M. elegans adalah sebagai berikut Lovett, 1981; Motoh, 1981; Dall et al., 1990 dan Chan, 1998 :
Filum : Arthropoda
Sub filum : Mandibulata
Klas : Krustasea
Subklas : Malacostraca
Seri : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Natantia
Seksi : Penaeidea
Famili : Penaidae
Subfamili : Penaeinae
Genus : Metapenaeus
Spesies : elegans de MAN, 1907.
M. elegans dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama brown shrimp. Ciri yang menonjol dari spesies
ini adalah kulitnya keras, berwarna kecoklatan seperti
warna jahe. Pewarnaan tubuh coklat kekuningan transparan
sampai coklat seperti warna jahe, dengan bintik-bintik
kecil berwarna hitam. Pada udang matang
gonad, bintik hitam tersebut akan berwarna coklat kemerahan, terutama pada bagian dorsal cephalothorac. Pada kaki jalan jernih sampai berwarna pink, dan pada kali jalan
belang-belang warna pink. Pada tepi dan bagian ujung kedua upopodnya juga berwarna pink. Kedua antenna juga berwarna pink. Rostrum kuat, cenderung lurus, dengan ujung
yang tajam. Pada bagian atas terdapat 9 – 12 gerigi tetapi yang terbanyak 9 gerigi. Pada
Panjang Panjang abdomen
Panjang rostrum
telson Dorsal crest
antennular
anten Lempeng
Flagella periopoda
pleopoda endpopod
uropoda
Udang M. elegans