pembelajaran ini pemodelan menggunakan alat peraga yang dapat menarik siswa, sehingga menjadi antusias mengikuti pembelajaran. Dengan adanya alat peraga
dapat membantu siswa dalam mengongkretkan konsep yang sedang dipelajari. Sehingga akan tercipta kebermaknaan suatu proses belajar yang dialami.
c. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data kuantitatif dan kualitatif di kelas eksperimen dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan
kemampuan keterampilan proses sains siswa secara signifikan pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Peningkatan keterampilan proses sains
siswa dapat dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran. Dengan demikian, aktivitas siswa selama pembelajaran merupakan salahsatu faktor yang mendukung
peningkatan keterampilan proses sains. Kinerja guru dalam menyampaikan pembelajaran juga sangat berpengaruh besar dalam menentukan keberhasilan
siswanya dalam belajar. Kinerja guru dalam mengajar di kelas eksperimen tergolong sangat baik, selain di dukung data hasil kinerja guru di kelas
eksperimen, didukung juga oleh data angket yang di sebarkan kepada siswa. Sebagian siswa merasa puas dan senang terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan. Selain itu dari hasil wawancara dapat siswa secara keseluruhan sangat senang belajar IPA dengan pendekatan kontekstual.
3. Signifikasi Peningkatan dan Keterampilan Proses Sains
Signifikasi peningkatan dan keterampilan proses sains merupakan tahapan yang digunakan untuk meringkas data yang telah dikumpulkan secara akurat. Data
yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen disatukan. Hal ini untuk melihat sejauh mana perkembangan keterampilan proses sains siswa. Berikut ini
dijelaskan pengolahan dan analisis data kuantitafif tentang hasil belajar, uji pendahuluan kedua kelas dan uji gain normal.
a. Uji Awal Kedua Kelas
Uji Awal dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kontrol sama atau berbeda. Uji pendahuluan dilakukan
berdasarkan analisis data pretes pada kedua kelas dengan melakukan uji
normalitas, homogenitas, dan uji beda rata-rata pada kedua kelas. Adapun hasil postes kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
No Indentitas
Siswa Nilai Pretes
Kelas Kontrol Nilai Pretes
kelas Eksperimen
1 siswa 1
20 17
2 siswa 2
30 40
3 siswa 3
3 20
4 siswa 4
10 40
5 siswa 5
20 20
6 siswa 6
27 23
7 siswa 7
17 10
8 siswa 8
13 9
siswa 9 33
13 10
siswa 10 13
37 11
siswa 11 37
13 12
siswa 12 40
63 13
siswa 13 20
7 14
siswa 14 13
7 15
siswa 15 7
33 16
siswa 16 23
20 17
siswa 17 20
20 18
siswa 18 17
23 19
siswa 19 33
10 20
siswa 20 27
21 siswa 21
13 40
22 siswa 22
20 30
23 siswa 23
23 23
24 siswa 24
33 13
25 siswa 25
37 30
26 siswa 26
30 27
27 siswa 27
23 47
28 siswa 28
3 27
29 siswa 29
53 30
30 siswa 30
47 27
Jumlah 692
723 Rata-rata
23,06 24,10
Setelah dilaksanakan pretes di kedua kelas, diperoleh hasil kemampuan awal keterampilan proses sains siswa sekolah dasar pada materi sifat-sifat cahaya.
Kemampuan akhir siswa pada kedua kelas dapat dilihat dari nilai
tertinggi, nilai terendah dan rata-rata nilai pada masing-masing kelas yang terlihat pada Tabel
4.28 berikut ini.
Tabel 4.25
Statistik Deskriptif Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Nilai
Ideal Nilai
Tertinggi Nilai
Terendah Rata-rata
Kontrol 100
53 23,06
Eksperimen 100
63 24,10
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh rata-rata nilai pretes kelas kontrol 23,06 dengan nilai terendah 0 dan rata-rata nilai pretes kelas eksperimen diperoleh
rata-rata 24,10 dengan nilai terendah 0. Dari deskripsi data tersebut terlihat bahwa rata-rata pretes kelas kontrol dan kelas ekperimen terdapat perbedaan. Selisih dari
nilai rata-rata kedua tes adalah 1,04. Namun, Untuk melihat apakah kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kontrol sama atau berbeda, dilakukanlah
uji normalitas, uji homogenitas dan uji beda rata- yang diperoleh oleh kedua kelas.
Berikut ini hasil pengujian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data pretes kedua kelompok dilakukan untuk mengetahui normalitas data hasil pretes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov
pada taraf signifikansi a = 0,05. Penghitungan uji normalitas data ini menggunakan
bantuan
software SPSS v.16 for Windows
. Bentuk hipotesis dari uji normalitas data ini adalah sebagai berikut ini.
H = data berasal dari sampel yang berdistribusi normal
H
1
= data berasal dari sampel yang berdistribusi tidak normal Hasil uji normalitas data tes kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.26 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tests of Normality
kelas Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic df
Sig. pretes
eksperimen .126
30 .200
kontrol .117
30 .200
Berdasarkan Tabel 4.26, diketahui bahwa hasil uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
P-value
Sig. senilai 0,200 untuk uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov
. Dengan demikian, untuk uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov
data pretes kedua kelas lebih besar nilainya dari α = 0,05,
sehingga H yang menyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal diterima. Artinya, data pretes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Karena kedua kelas berdistribusi normal, maka dapat
diketahui bahwa keduanya homogen, sehingga perlu dilakukan uji homogenitas.
2 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas antara pretes dan postes di kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelas tes sama atau berbeda.
Penghitungan uji homogenitas data ini menggunakan bantuan
software SPSS v.16 for Windows
. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut ini. H
= tidak terdapat perbedaan variansi pretes antara kedua kelas sampel H
1
= terdapat perbedaan variansi pretes antara kedua kelas sampel Hasil uji homogenitas data tes kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.27 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
pretes Levene Statistic
df1 df2
Sig. .609
1 58
.438
Berdasarkan tabel 4.27, diketahui bahwa hasil uji homogenitas memiliki memiliki
P-value
Sig. senilai 0,438 lebih besar nilainya dari α = 0,05, kondisi
demikian menunjukan H diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan
variansi pretes antara kedua kelas sampel.
3 Uji Perbedaan Rata-rata
Uji perbedaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir kelas kontrol. Uji perbedaan rata-rata yang digunakan adalah uji-t pada taraf
signifikansi α = 0,05. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut ini. H
= tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa pada kelompok eksperimen dengan kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol
H
1
= terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa pada kelompok eksperimen dengan kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol
Hasil uji perbedaan rata-rata data tes kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.28 Hasil Uji Beda Rata-rata Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means t
df Sig. 2-tailed
Pretes Equal variances assumed
1.309 58
.196 Equal variances not assumed
1.309 56.346
.196
Karena pada uji sebelumnya data berdistribusi normal dan homogen, maka data yang dipakai pada Dari tabel 4.28 adalah
Equal variances assumed.
Didapatkan nilai
P-value
Sig.2-
tailed
senilai 0,196. Karena dibutuhkan
P-value
Sig.1-
tailed
maka
P-value
Sig.2-
tailed
dibagi dua.
P-value
Sig.2-
tailed
0,1962 = 0,098 lebih besar nilainya dari 0,05. Kondisi demikian menunjukkan bahwa H
diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa pada kelompok eksperimen dengan kemampuan awal siswa pada
kelompok kontrol.
b. Perbedaan Peningkatan Keterampilan Proses sains Pasca Perlakuan.