H = pembelajaran konvensional tidak dapat meningkatkan kemampuan
keterampilan proses sains siswa secara signifikan pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
H
1
= pembelajaran konvensional meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa secara signifikan pada mata pelajaran IPA materi sifat-
sifat cahaya. Hasil uji perbedaan rata-rata data tes kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Rata-rata Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol
Paired Samples Test
t df
Sig. 2-tailed Pair 1
kelas_kontrol - tes 13.224
59 .000
Dari Tabel 4.5, didapatkan nilai
P-value
Sig.2-
tailed
senilai 0,000. Karena dibutuhkan
P-value
Sig.1-
tailed
maka
P-value
Sig.2-
tailed
dibagi dua.
P-value
Sig.2-
tailed
0,0002 = 0,000 lebih kecil nilainya dari 0,05. Kondisi demikian menunjukkan bahwa H
ditolak. Dengan demikian, pembelajaran konvensional meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa secara
signifikan pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
b. Data Kualitatif
1 Analisis Hasil Observasi Kinerja Guru
Pada kegiatan ini, format observasi terdiri dari tiga aspek utama yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Ketiga aspek tersebut terdiri dari beberapa
bagian yang harus dinilai oleh
observer. Observer
dalam penelitian ini adalah guru kelas V.
Dibawah ini akan dipaparkan mengenai hasil observasi kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di Kelas kontrol selama tiga pertemuan. Adapun
lebih jelasnya dapat dilihat di Tabel 4.6
Tabel 4.6 Persentase Observasi Guru di Kelas Kontrol
Pertemuan Rata-
rata Interpretasi
1 2
3
93,1 93,5
96 94,2
Sangat Baik Kinerja guru di Kelas kontrol pada pertemuan ke-1 mencapai 93,1.
Selama melaksanakan pembelajaran, kekurangan dari kinerja guru pada pertemuan ke-1, yaitu terletak pada aspek apersepsi dan penggunaan media.
Dalam melakukan apersepsi guru tidak memberikan arahan pembelajaran yang jelas kepada siswa, sehingga siswa merasa kurang memahami pembelajaran yang
akan disampaikan. Dalam penggunaan media siswa tidak dilibatkan dalam penyiapannya, pengerjaannya semuannya dilakukan oleh guru.
Kinerja guru pertemuan ke-2 mencapai 93,5. Kekurangan dari kinerja guru pada pertemuan ke-2, yaitu terletak pada aspek keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Guru kurang mampu menarik perhatian siswa secara keseluruhan, sehingga beberapa kali kelas menjadi gaduh. Kekurangan lainnya yaitu terletak
pada kemampuan guru dalam menyimpulkan pembelajaran. Guru kurang melibatkan siswa dalam menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada pertemuan ke-3 mencapai 96, kekurangan dari kinerja guru pada pertemuan ke-3, yaitu terletak pada aspek kemampuan guru dalam melakukan
evaluasi pembelajaran. Guru tidak menyampaikan aturan pengerjaan soal secara jelas dan terperinci. Selanjutnya, kekurangan guru pada pertemuan terakhir ini
terletak pada kemampuan menutup pembelajaran. Guru tidak melakukan refleksi secara langsung kepada siswa, padahal melakukan refleksi penting dilakukan agar
guru dapat mengetahui bagian mana yang masih dianggap sulit oleh siswa dan perlu diberi penguatan kembali, meskipun pada pertemuan terakhir.
2 Analisis Aktivitas Siswa
Pada kegiatan ini, aktivitas siswa diamati oleh
observer.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui respon siswa saat pembelajaran, sehingga dapat
ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini. Adapun aspek yang diamati pada format observasi ini yaitu aspek mengajukan pendapat,
partisipasi, kerjasama dan kps. Adapun rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dari pertemuan pertama hingga ketiga yaitu
sebagai berikut.
Tabel 4.7 Persentase Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Kontrol
Pertemuan Rata-
rata Interpretasi
1 2
3
50,2 63,3
70 61,1
Baik Berdasarkan Tabel 4.7, aktivitas siswa di kelas kontrol pada pertemuan ke-
1 sampai ke-3 semakin meningkat. Pada pertemuan ke-1 siswa masih dalam tahap pengenalan, akibatnya saat melakukan percobaan dan diskusi kelas siswa masih
bekerja sendiri bahkan ada yang bercanda dan mengganggu temannya. Pertemuan ke-2 sebagian siswa masih belum terbiasa dalam bertanya dan masih terlihat
malu-malu ketika di beri pertanyaan oleh guru. Pertemuan ke-3, siswa mulai terbiasa berdiskusi dan bekerja sama dengan kelasnya. Hal ini terlihat pada saat
pembelajaran yang berlangsung suasana kelas cukup hidup dan penuh semangat. Berdasarkan hasil observasi siswa di kelas kontrol, terjadi peningkatan aktivitas
siswa selama pembelajaran. Hal ini berdampak pada peningkatan kemampuan keterampilan proses sains siswa.
c. Kesimpulan