Data Kuantitatif Gambaran Pembelajaran Konvensional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian dengan analisis data yang diperoleh, perbedaan keterampilan proses sains siswa sekolah dasar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, peningkatan keterampilan proses sains pada kedua kelas, pembahasan mengenai gambaran pembelajaran pada kedua kelas, dan pemaparan mengenai temuan-temuan pada penelitian yang dilakukan. Berikut ini penjelasan mengenai hal-hal di atas.

1. Gambaran Pembelajaran Konvensional

Gambaran pembelajaran konvensional merupakan tahapan yang digunakan untuk meringkas data yang telah dikumpulkan secara akurat. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini terbagi ke dalam dua kelas, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi siswa dan guru. Adapun data kuantitatif diperoleh dari tes keterampilan proses sains baik itu pretes maupun postes. Berikut ini dijelaskan pengolahan dan analisis data kuantitafif dan kualitatif.

a. Data Kuantitatif

Untuk melihat penerapan pembelajaran konvensional terhadap keterampilan proses sains siswa sekolah dasar pada sifat-sifat cahaya diperlukan adanya analisis dan interpretasi data. Data yang dimaksud diantaranya adalah data mengenai kemampuan awal siswa yang didapat dari hasil pretes dan data mengenai kemampuan akhir keterampilan proses sains yang didapat dari hasil postes. Pembahasan ini juga sekaligus membahas bunyi hipotesis 1 yaitu pembelajaran konvesional meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa secara signifikan pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. 1 Analisis Data Hasil Pretes dan Postes Data hasil pretes dan postes pada kelas kontrol diperlukan untuk melihat sejauh mana kemampuan awal dan akhir keterampilan proses sains siswa sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran. Analisis data mengenai kemampuan awal ini diperoleh melalui pretes. Soal yang digunakan pada pretes adalah soal yang sudah diujicobakan terlebih dahulu. Data yang dianalisis dari hasil pretes dan postes ini 54 di antaranya adalah normalitas kelas kontrol, jika normal dilanjutkan kepada uji homogenitas varians, dan yang terakhir dilakukan uji perbedaan rata-rata dari kedua tes. Hasil pretes kelas kontrol dan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Data Hasil Pretes dan Postes Kelas Kontrol No Identitas Siswa Nilai Pretes Nilai Postes 1 Siswa 1 20 30 2 Siswa 2 30 43 3 Siswa 3 3 7 4 Siswa 4 10 23 5 Siswa 5 20 47 6 Siswa 6 27 40 7 Siswa 7 17 33 8 Siswa 8 10 9 Siswa 9 33 40 10 Siswa 10 13 40 11 Siswa 11 37 67 12 Siswa 12 40 50 13 Siswa 13 20 63 14 Siswa 14 13 57 15 Siswa 15 7 23 16 Siswa 16 23 37 17 Siswa 17 20 43 18 Siswa 18 17 37 19 Siswa 19 33 73 20 Siswa 20 27 33 21 Siswa 21 13 27 22 Siswa 22 20 43 23 Siswa 23 23 37 24 Siswa 24 33 60 25 Siswa 25 37 63 26 Siswa 26 30 63 27 Siswa 27 23 33 28 Siswa 28 3 20 29 Siswa 29 53 73 30 Siswa 30 47 53 Jumlah 692 1268 Rata-rata 23,06 42,26 Setelah dilaksanakan pretes dan postes, diperoleh hasil kemampuan awal dan akhir keterampilan proses sains siswa sekolah dasar pada materi sifat-sifat cahaya. Kemampuan awal dan akhir siswa pada kelas kontrol dapat dilihat dari nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata nilai pada masing-masing kelas yang terlihat pada Tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol Tes Nilai Ideal Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Pretes 100 53 23,06 Postes 100 73 7 42,26 Berdasarkan Tabel 4,2, diperoleh rata-rata nilai pretes 23,06 dengan nilai terendah 0 dan rata-rata nilai postes diperoleh rata-rata 42,26 dengan nilai terendah 7. Dari deskripsi data tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai pretes dan postes kelas kontrol terdapat perbedaan. Selisih dari nilai rata-rata kedua tes adalah 19,2. Namun, untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan kemampuan awal dan akhir, dilakukan analisis uji normalitas, uji homogenitas dan uji perbedaan rata-rata dua sampel. a Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normalitas data hasil pretes dan postes kelas kontrol. Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi α = 0,05. Penghitungan uji normalitas data ini menggunakan bantuan software SPSS v.16 for Windows . Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut ini. H = data berasal dari sampel yang berdistribusi normal H 1 = data berasal dari sampel yang berdistribusi tidak normal Hasil uji normalitas data tes kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol Tests of Normality Tes Kolmogorov-Smirnov a Statistic df Sig. Kelas_Kontrol postes .117 30 .200 pretes .102 30 .200 Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui bahwa hasil uji normalitas data pretes dan postes kelas kontrol memiliki P-value Sig. senilai 0,200 untuk uji normalitas Kolmogorov-Smirnov . Dengan demikian, untuk uji normalitas Kolmogorov- Smirnov data pretes dan postes lebih besar nilainya dari α = 0,05, sehingga H yang menyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal diterima. Artinya, data postes dan pretes untuk kelas kontrol berdistribusi normal. Karena kedua tes berdistribusi normal, maka dapat diketahui bahwa kedua tes homogen, sehingga perlu dilakukan uji homogenitas.

b Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas antara pretes dan postes di kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelas tes sama atau berbeda. Penghitungan uji homogenitas data ini menggunakan bantuan software SPSS v.16 for Windows . Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut ini. H = tidak terdapat perbedaan variansi tes antara kedua kelas sampel H 1 = terdapat perbedaan variansi antara tes kedua kelas sampel Hasil uji homogenitas data tes kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variances Kelas_Kontrol Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.500 1 58 .119 Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui bahwa hasil uji homogenitas memiliki memiliki P-value Sig. senilai 0,119 lebih besar nilainya dari α = 0,05, kondisi demikian menunjukan H diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan variansi tes antara kedua kelas sampel. c Uji Perbedaan Rata-rata Uji perbedaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir kelas kontrol. Uji perbedaan rata-rata yang digunakan adalah uji-t Paired- Samples T Test pada taraf signifikansi α = 0,05. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut ini. H = pembelajaran konvensional tidak dapat meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa secara signifikan pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. H 1 = pembelajaran konvensional meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa secara signifikan pada mata pelajaran IPA materi sifat- sifat cahaya. Hasil uji perbedaan rata-rata data tes kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Rata-rata Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol Paired Samples Test t df Sig. 2-tailed Pair 1 kelas_kontrol - tes 13.224 59 .000 Dari Tabel 4.5, didapatkan nilai P-value Sig.2- tailed senilai 0,000. Karena dibutuhkan P-value Sig.1- tailed maka P-value Sig.2- tailed dibagi dua. P-value Sig.2- tailed 0,0002 = 0,000 lebih kecil nilainya dari 0,05. Kondisi demikian menunjukkan bahwa H ditolak. Dengan demikian, pembelajaran konvensional meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa secara signifikan pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

b. Data Kualitatif