8 menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio CAR, Return On Risked Assets
RORA, Net Profit Margin NPM, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Loan to Deposit Ratio LDR , CAMEL terbukti terdapat
perbedaan yang signifikan antara bank umum pemerintah dan bank umum nasional, sedangkan Return On Assets ROA tidak terbukti terdapat perbedaan
secara signifikan. Berdasarkan dari fenomena dan uraian tersebut diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berdasarkan Rasio Keuangan Perbankan Periode 2010-2012”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan kinerja bank
pemerintah dan bank swasta yang diproksi dengan CAR, NPL gross, ROA, dan LDR ?”.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan
penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan membuktikan secara empiris kinerja bank
pemerintah dan bank swasta berdasarkan rasio keuangan perbankan periode 2010- 2012.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
1.3.2 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak- pihak berikut :
1. Bagi perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi para manajemen bank mengenai kinerja keuangannya dan sebagai dasar
pertimbangan mengenai kekuatan dan kelemahan bank tersebut. Sehingga para manajemen bank dapat lebih memperbaiki dan meningkatkan kinerja
keuangannya di masa yang akan datang. 2.
Bagi peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai dunia
perbankan, khususnya kinerja antara bank pemerintah dan bank swasta serta dapat mengimplementasikan ilmu tentang perbankan yang diperoleh
diperkuliahan dengan teori yang ada. 3.
Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumber
informasi yang berhubungan dengan masalah yang sama pada penelitian selanjutnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Kinerja keuangan bank
Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorangsekelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam suatu perusahaan, baik perusahaan yang bersifat
profit oriented maupun yang bersifat non-profit oriented, kinerja merupakan hal
yang penting untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.
Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai macam indikator, salah satunya dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan.
Analisis laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan yang mencerminkan aspek kuantitatif dari perusahaan tersebut. Analisis dan evaluasi
laporan keuangan penting dilakukan, agar para pemegang kepentingan perusahaan mengetahui perkembangan kondisi perusahaan serta dapat memprediksi kinerja
perusahaan dimasa depan. Seluruh kinerja perusahaan hendaknya dievaluasi setelah periode waktu tertentu, misalnya setiap bulan, atau periode yang lebih
lama, seperti setiap kuartal. Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara
keseluruhan Abdullah, 2005. Kinerja keuangan bank mencakup seluruh kegiatan operasional, baik penghimpunan dan penyaluran dana, aspek keuangan, maupun
aspek pemasaran. Menganalisis laporan keuangan adalah cara yang tepat untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11 mengetahui kinerja keuangan bank. Analisis rasio keuangan terhadap laporan
keuangan bank dapat membantu bank untuk mengetahui kemampuan keuangan bank selama periode tertentu serta kemampuan bank dalam mengelola dan
mengalokasikan sumber dayanya.
2.1.2 Perbedaan bank pemerintah dengan bank swasta
Pengertian bank sebagaimana diatur dalam pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 perubahan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 7 Tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Penjelasan mengenai bank tersebut menyatakan bahwasanya bank memiliki dua peran, yaitu sebagai perantara keuangan Financial Intermediate
antara pihak yang memiliki dana surplus unit dengan pihak yang memerlukan dana deficit unit, dan sebagai transmisi transmission, yang berkaitan dengan
peranan bank dalam memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bank adalah perusahaan atau lembaga yang bergerak dalam
bidang keuangan, yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana serta bertugas memperlancar lalu lintas pembayaran, dimana kepercayaan masyarakat
merupakan pedoman bank dalam menjalankan tugasnya. Secara garis besar, bank pemerintah dan bank swasta memiliki kesamaan
dalam kegiatan operasionalnya, antara lain mengumpulkan dana, menyalurkan kredit, sebagai tempat investasi, dan jasa-jasa lainnya. Perbedaan antara bank
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12 pemerintah dan bank swasta dapat dilihat dari segi kepemilikannya. Perbedaan
dari segi kepemilikan ini terletak pada akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.
Bank pemerintah adalah bank yang didirikan oleh pemerintah, dimana seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh
keuntungan sepenuhnya milik pemerintah. Bank pemerintah terdiri dari persero, yang dimiliki oleh pemerintah pusat, dan bank pembangunan daerah BPD, yang
dimiliki oleh pemerintah daerah tingkat I. Dukungan aset dan modal yang cukup besar dari pemerintah membuat bank-bank pemerintah tumbuh menjadi salah satu
pilar perbankan di Indonesia. Bank swasta adalah bank yang didirikan oleh pihak swasta, dimana
seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta. Dilihat dari segi statusnya, bank swasta dibagi kedalam dua bagian, antara lain bank devisa, yang
dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri, dan bank non-devisa, dimana bank tersebut belum memperoleh izin untuk melaksanakan transaksi ke luar negeri
sehingga transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara. Selain perbedaan secara umum diatas, perbedaan lainnya ditinjau dari
tujuan bank, bank pemerintah selain bertujuan untuk memperoleh laba, juga mempunyai tanggung jawab sosial untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Sementara bank swasta prioritas utamanya adalah memperoleh laba semaksimal mungkin untuk menyenangkan para pemegang saham pada bank swasta tersebut.
Pendirian bank-bank di Indonesia didominasi oleh bank swasta. Jumlah bank yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13 didirikan oleh swasta di Indonesia lebih banyak dibandingkan jumlah bank yang
didirikan oleh pemerintah yang relatif lebih kecil.
2.1.3 Laporan keuangan bank
Setiap periode tertentu, perusahaan bank maupun non bank akan melaporkan semua kegiatan keuangannya yang disajikan melalui laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang meunjukkan kondisi perusahaan saat ini Kasmir, 2008. Kondisi perusahaan saat ini maksudnya
adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu untuk neraca dan periode tertentu untuk laporan laba rugi.
Laporan keuangan berisi informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dan hasil usaha perusahaan pada saat tertentu yang berguna untuk
menilai prestasi, kondisi ekonomis perusahaan, perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai
tujuannya. Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan memberikan gambaran mengenai posisi keuangan,
kinerja, dan perubahan dari posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Adapun pihak-pihak yang
berkepentingan bagi perusahaan antara lain pihak manajemen perusahaan itu sendiri, investor, kreditur, pemegang saham, pemerintah, para analis pasar modal,
pelanggan atau masyarakat, dan peneliti seperti para akademisi. Informasi pada laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14 ekonomik, baik oleh pihak manajemen maupun oleh pihak ekstren. Keputusan
yang dapat diambil oleh para pemakai laporan keuangan tersebut adalah berupa keputusan investasi, pemberian pinjaman, maupun manajemen dalam pengelolaan
perusahaannya untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas operasinya. Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No.1 paragraf 5 antara lain
“tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan- keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban stewardship
manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.
Walaupun laporan keuangan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan, perusahaan harus tetap jeli dalam mengambil informasi pada laporan
keuangan tersebut, karena laporan keuangan juga memiliki keterbatasan sehingga hasil yang disajikan tidak akurat. Menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK,
sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1.
Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat bukan masa kini.
2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3.
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi
ketidakpastian. 6.
Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwatransaksi daripada bentuk hukumnya.
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15 8.
Adanya pelbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan
tingkat kesuksesan antar perusahaan. 9.
Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
Publikasi laporan keuangan bank dapat memudahkan penilaian publik dan para pelaku pasar mengenai kondisi keuangan dan kinerja bank tersebut. Laporan
keuangan yang disajikan oleh bank yang dipublikasikan untuk masyarakat dan para pelaku pasar berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No.
1414PBI2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank, yang merupakan perubahan dari Peraturan Bank Indonesia No.
322PBI2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang Transparansi dan Kondisi Keuangan Bank dan berpedoman pada Surat Edaran Bank Indonesia No.
1330DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 330DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang
Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia.
Menurut Kasmir 2004 tujuan pembuatan laporan keuangan bank adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi keuangan tentang, jumlah aset dan jenis-jenis aset yang dimiliki.
2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis- jenis kewajiban baik jangka pendek lancar maupun jangka panjang.
3. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu tertentu.
4. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank
tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16 5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
6. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aset, kewajiban dan modal suatu bank.
7. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
Elemen-elemen laporan keuangan bank yang disajikan sesuai SAK adalah
sebagai berikut : 1.
Neraca Neraca merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang
menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu. Komponen neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas.
2. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang menggambarkan posisi hasil usaha suatu perusahaan dalam jangkaperiode
tertentu. Komponen laporan laba rugi terdiri dari pendapatan dan beban. 3.
Laporan komitmen dan kontinjensi Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang
tidak dapat dibatalkan secara sepihak Irrevocable dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Laporan
kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya satu atau lebih peristiwa
dimasa yang akan datang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17 4.
Laporan arus kas Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu
periode dan memberikan penjelasan tentang alasan perubahan tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas dan untuk apa
penggunaannya. Laporan arus kas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan yang setara kas dan
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. 5.
Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis. Penjelasan
mengenai informasi yang mendukung setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas dicantumkan dalam catatan atas laporan
keuangan. 6.
Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi Laporan keuangan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-
cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang
bersangkutan dengan anak perusahaannya. Analisis elemen-elemen yang terdapat pada laporan keuangan bank
tersebut diatas dapat membantu bank untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan bank dari satu periode ke
periode selanjutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen untuk mengambil keputusan dan dalam menyusun rencana kerja anggaran bank,
sehingga dapat diadakan perbaikan dimasa yang akan datang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
2.1.4 Analisis rasio keuangan
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwasanya kondisi keuangan suatu bank dapat diketahui melalui laporan keuangan yang disajikan
oleh bank tersebut secara periodik. Laporan keuangan tersebut menggambarkan kinerja bank selama periode tertentu, yang berguna bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, seperti pihak manajemen, investor, pemerintah, masyarakat, dan pihak lainnya. Dalam membaca laporan keuangan ini, perlu dilakukan analisis
terlebih dahulu. Menurut Bernstein dalam Harahap, 2013 menyebutkan bahwa “analisa laporan keuangan mencakup penerapan dan teknik analitis atas laporan
keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan”.
Analisis yang dilakukan adalah dengan mengggunakan rasio-rasio keuangan. Menurut Handayani 2005, “analisis rasio finansial Financial Statements
Analysis adalah alat-alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan di bidang keuangan. Analisa rasio memperhatikan kepada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial pada masa yang lalu, sekarang
dan memproyeksikan hasil yang akan datang”. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Harahap, 2013. Rasio-rasio ini disajikan dalam bentuk angka yang menggambarkan kondisi
keuangan bank yang dapat dijadikan pedoman dan dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan. Rasio keuangan ini memberikan manfaat dalam
bentuk penyederhanaan informasi yanng menggambarkan hubungan antara pos
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19 tertentu dengan pos lainnya sehingga kita dapat melakukan penilaian secara cepat
mengenai hubungan antara pos tersebut, dan dapat melakukan perbandingan dengan rasio lain dan memperoleh informasi serta memberikan penilaian secara
cepat terhadap laporan keuangan tersebut. Analisis rasio keuangan ini memberi cara bagi para analis untuk membuat
perbandingan yang berguna bagi perusahaan berdasarkan data keuangan perusahaan pada waktu yang berbeda atau dengan perusahaan yang berbeda.
Berdasarkan pendapat Putra 2011 menyatakan bahwasanya “teknik analisis dengan menggunakan rasio keuangan sangat bagus karena dapat memberikan
pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, selain itu juga memungkinkan manajer memperkirakan reaksi kreditor dan
investor serta dapat memberikan pandangan bagaimana kira-kira dana dapat dihimpun”. Keunggulan teknik analisis rasio dibandingkan dengan teknik analisis
lainnya menurut Harahap 2013 adalah sebagai berikut : 1.
rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yanng lebih mudah dibaca dan ditafsirkan;
2. merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit; 3.
mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain; 4.
sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score;
5. menstandarisir size perusahaan;
6. lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodek atau “time series”; 7.
lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20 Selain keunggulan yang dimiliki analisis rasio tersebut diatas,
Sawir 2005 juga melampirkan keterbatasan dari analisis rasio keuangan, antara lain :
1. kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak dibeberapa bidang usaha.
2. rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bisa merupakan hasil manipulasi.
3. perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan dan penilaian persediaan.
4. informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.
2.1.5 Rasio keuangan bank
Perbedaan kinerja keuangan yang tercermin dalam rasio keuangan merupakan salah satu media untuk mengkomunikasikan kinerja bank terhadap
pihak yang berkepentingan. Kebutuhan akan informasi perbedaan kinerja tersebut menjadi penting sebab mampu merubah keyakinan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap bank tersebut dalam memilih bank yang tepat untuk dipercaya mengelola dananya dan melaksanakan transaksi-transaksi bisnis
usahanya. Menurut Kasmir 2008, “rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka lainnya”. Rasio-rasio keuangan yang dilampirkan berikut merupakan rasio yang
dianggap paling dominan dalam mengukur kinerja perbankan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia, rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur
kinerja antara lain :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
2.1.5.1 Rasio permodalan
Modal adalah faktor utama yang diperlukan dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung resiko kerugian. Modal berasal dari dana yang
diinvestasikan oleh pemilik dan dana dari bank itu sendiri untuk membiayai kegiatan usaha bank.
Rasio permodalan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien. Kecukupan modal
bank diukur berdasarkan perhitungan Capital Adequacy. Perhitungan Capital Adequacy
berdasarkan prinsip bahwasanya setiap penanaman yang mengandung resiko harus disediakan jumlah modal sebesar persentase tertentu Risk Margin
terhadap jumlah penanamannya. Semakin tinggi resiko tersebut, maka semakin banyak modal yang harus disediakan.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, modal bank terdiri dari : 1.
Modal inti Modal inti terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang
dibentuk dari laba setelah pajak. Secara rinci modal inti dapat berupa : a.
Modal disetor b.
Agio saham c.
Cadangan umum dan Cadangan tujuan d.
Laba ditahan e.
Laba tahun lalu dan Laba tahun bejalan f.
Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22 2.
Modal pelengkap Modal pelengkap terdiri dari cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba
setelah pajak serta pinjaman yang dapat disamakan dengan modal. Secara rinci modal pelengkap dapat berupa :
a. Cadangan evaluasi aset tetap
b. Cadangan penghapusan aset yang diklasifikasikan
c. Modal kuasi
d. Pinjaman subordinasi
Rasio permodalan yang digunakan dalam mengukur kinerja bank berdasarkan Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia No. 1330DPNP tanggal
16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga Atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 330DPNP tanggal 14 Desember perihal Laporan Keuangan Publikasi
Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia, antara lain adalah Capital Adequacy Ratio CAR. Bank
Indonesia mewajibkan setiap bank menyediakan modal minimum yang dikenal dengan CAR Capital Adequacy Ratio.
2.1.5.2 Rasio kualitas aset
Penilaian kualitas aset bertujuan untuk mengevaluasi kondisi aset bank dan kecukupan manajemen resiko kredit. Bank Indonesia menyatakan bahwa
setiap bank wajib melakukan penilaian dan penetapan kualitas aset sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Kualitas aset yang diberlakukan disini adalah kualitas
yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Penilaian kualitas aset dilakukan terhadap aset produktif dan aset non produktif Bank Indonesia, PBI NO. 1415PBI2012 :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23 Pasal 3. Menurut pasal 1 ayat 3 PBI 14152012 tentang Penilaian Kualitas Aset
Bank Umum menjelaskan bahwasanya : Aset Produktif adalah penyediaan dana Bank untuk memperoleh
penghasilan, dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan
janji dijual kembali reverse repurchase agreement, tagihan derivatif, penyertaan, transaksi rekening administratif serta bentuk penyediaan dana
lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
Selain pengertian aset produktif, Bank Indonesia juga menjelaskan mengenai aset non produktif pada pasal 1 ayat 4 PBI 14152012 tentang Penilaian
Kualitas Aset Bank Umum bahwasanya “Aset Non Produktif adalah aset Bank selain Aset Produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk
agunan yang diambil alih, properti terbengkalai abandoned property, rekening antar kantor, dan suspense account”.
Rasio kualitas aset yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengukur kinerja setiap bank berdasarkan Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia No.
1330DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga Atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 330DPNP tanggal 14 Desember perihal Laporan
Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia sebagai berikut :
1. Aset Produktif Bermasalah dan Aset Non Produktif Bermasalah Terhadap
Total Aset Produktif dan Aset Non Produktif Rasio ini digunakan untuk mengetahui aset produktif dan aset non
produktif bermasalah dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet dari keseluruhan total aset produktif dan non produktif yang dimiliki suatu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24 bank. Rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara aset produktif
bermasalah ditambah aset non produktif bermasalah dengan total aset produktif ditambah total aset non produktif.
2. Aset Produktif Bermasalah Terhadap Total Aset Produktif
Rasio ini digunakan untuk mengetahui aset produktif bermasalah dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet diluar transaksi rekening
administratif dari total aset produktif yang dimiliki suatu bank. Rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara aset produktif bermasalah
diluar transaksi rekening administratif dengan total aset produktif diluar transaksi rekening administratif.
3. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN Aset Keuangan Terhadap
Aset Produktif Rasio ini digunakan untuk mengetahui penyisihan yang dibentuk setiap
bank apabila nilai aset keuangan, dalam hal ini aset produktif yang tercatat setelah penurunan nilai kurang dari nilai awal yang tercatat. Rasio
ini dihitung berdasarkan perbandingan antara CKPN aset keuangan dengan total aset produktif diluar transaksi rekening administratif.
4. Non Performing Loan NPL
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar porsi kredit atau pembiayaan yang ditanamkan berada pada kondisi lancar. NPL yang
dimaksud adalah kredit oleh debitur atau kelompok debitur yang tingkat kolektibilitas kelancaran penagihan kreditnya termasuk kategori kredit
kurang lancar, diragukan, dan macet.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25 Semakin besar skala operasi suatu bank maka aspek pengawasan semakin
menurun, sehingga NPL semakin besar atau resiko kredit semakin besar. Rasio NPL yang semakin besar menggambarkan semakin jeleknya kualitas
kredit bank yang bersangkutan karena jumlah kredit bermasalah semakin besar. Hal ini juga berdampak pada pendapatan dan laba yang akan
cenderung menurun. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia Lampiran 14 Surat Edaran Bank
Indonesia No. 1330DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga Atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 330DPNP tanggal 14
Desember perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank
Indonesia, rasio Non Performing Loan NPL ini terbagi menjadi : a.
Non Performing Loan gross NPL gross Rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara kredit
bermasalah dengan total kredit. Kredit dalam hal ini adalah kredit sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Rasio Non Performing Loan gross
NPL grossini akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja perbankan.
b. Non Performing Loan net NPL net
Rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara kredit bermasalah dikurangkan CKPN kredit dengan total kredit. CKPN
kredit adalah cadangan yang wajib dibentuk Bank sesuai ketentuan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26 dalam PSAK mengenai Instrumen Keuangan dan PAPI, yang
mencakup CKPN kredit secara individual dan kolektif. 2.1.5.3 Rasio rentabilitas
Rasio rentabilitas sering disebut dengan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan Kasmir, 2008. Tingkat profitabilitas bank yang semakin tinggi adalah wujud dari keterampilan pemimpin bank yang berhasil menjalankan
kegiatan operasional bank. Penggunaan rasio ini dimaksudkan untuk menunjukkan efisiensi
perusahaan sesuai dengan periode operasinya. Hasil pengukuran yang diperoleh dapat dijadikan sebagai alat evaluasi untuk menentukan kinerja manajemen,
apakah mereka berhasil mencapai target yang telah ditentukan atau tidak berdasarkan periode yang telah ditetapkan. Menurut Kasmir 2008, tujuan
penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan adalah :
1. untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
2. untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. untuk menilai besarnya laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri.
5. untuk mengukur produktivitas seluruh dan perusahaan yang digunakan
baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Rasio rentabilitas yang digunakan perbankan untuk mengukur kinerja
perbankan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia No. 1330DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27 Ketiga Atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 330DPNP tanggal 14 Desember
perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia, antara lain :
1. Return On Asset ROA
ROA ini memberikan informasi mengenai kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. ROA menunjukkan
efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki. ROA dihitung berdasarkan
perbandingan antara laba sebelum pajak dan rata-rata total aset. 2.
Return On Equity ROE ROE adalah rasio yang memberikan informasi mengenai seberapa besar
kemampuan bank dalam mengelola modal yang ada untuk menghasilkan net income.
ROE ini menjadi perhatian para pemegang saham karena rasio ini memberikan gambaran tentang seberapa besar bank telah mampu
menghasilkan keuntungan dari jumlah dana yang telah diinvestasikan. Semakin besar ROE suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan modal. ROE ini dihitung berdasarkan perbandingan
antara laba setelah pajak dan rata-rata ekuitas. 3.
Net Interest Margin NIM Rasio NIM ini memberikan informasi mengenai kemampuan manajemen
bank dalam mengelola aset produktifnya untuk menghasilkan pendapatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28 bunga bersih. Rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara
pendapatan bunga bersih dan rata-rata aset produktif. 4.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio beban operasional terhadap pendapatan nasional akan lebih baik, karena
bank yang bersangkutan dapat menutupi beban operasional terhadap pendapatan nasional. Rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara
total beban operasional dengan total pendapatan operasional.
2.1.5.4 Rasio likuiditas
Rasio likuiditas sering disebut dengan rasio modal kerja. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam melunasi
kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Rasio likuiditas ini dijadikan indikator tingkat keberhasilan bank dalam mengelola alat-alat likuiditasnya. Rasio
likuiditas ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank dalam melunasi hutang-hutangnya, membayar kembali tagihan kepada deposan,
dan memenuhi permintaan kredit yang diajukan nasabah kredit tanpa terjadi penangguhan. Menurut Sawir 2005 bank dikatakan likuid apabila:
1. bank tersebut memiliki aset kas sebesar kebutuhan yang akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya.
2. bank tersebut memiliki aset kas yang lebih sedikit dari butir a diatas, tetapi yang bersangkutan juga mempunyai aset lainnya khususnya surat-
surat berharga yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya.
3. bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan aset kas baru melalui berbagi bentuk utang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29 Pengelolaan rasio likuiditas ini tidak bisa sembarangan, karena rasio ini
bersifat fatal bagi kelangsungan hidup perusahaan, seperti yang pernah terjadi pada masa krisis moneter tahun 1997. Hasil dari perhitungan rasio likuiditas ini
memberikan cukup banyak manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik bagi manajemen perusahaan itu sendiri, maupun bagi
pihak kreditor, supplier, dan pihak luar lainnya. Adapun tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh dari hasil analisis rasio likuiditas ini, seperti yang dilampirkan
oleh Kasmir 2008 antara lain : 1. untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. 2. untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. 3. untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persedian. 4. untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada
dengan jumlah modal kerja. 5. untuk mengukur seberapa besar uang kas tersedia untuk membayar hutang.
6. sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang.
7. untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu kewaktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
8. untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan kewajiban lancar.
9. menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Rasio likuiditas yang menjadi fokus dalam penelitian ini dan juga termasuk rasio likuiditas yang digunakan perbankan untuk mengukur kinerja keuangan bank
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia No. 1330DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga
Atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 330DPNP tanggal 14 Desember perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30 Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia adalah Loan to Deposit Ratio
LDR. Loan to Deposit Ratio ini menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan bank kepada nasabah kredit, sebagai sumber likuiditasnya.
2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
tahun Judul penelitian
Variabel yang diteliti
Hasil penelitian 1. Puspita
Sari Handayani
2005 Analisis Perbandingan
Kinerja Bank Nasional, Bank Campuran, dan Bank
Asing Dengan Menggunakan Rasio
Keuangan CAR
RORA NPM
ROA CMR
LDR OR
CAR, NPM, ROA, dan OR tidak ada perbedaan kinerja
keuangan, namun jika dilihat dari RORA, CMR dan LDR
ada perbedaan kinerja keuangan
2. Yuli Christian
2009 Analisis Perbedaan Kinerja
Keuangan Bank Umum Pemerintah Dan Bank
Umum Nasional Dengan Menggunakan Rasio
Keuangan Periode 2003- 2007
CAR RORA
NPM ROA
BOPO LDR
CAMEL CAR, RORA, NPM, BOPO,
LDR, CAMEL terbukti terdapat perbedaan yang
signifikan antara bank umum pemerintah dan bank umum
nasional, sedangkan ROA tidak terbukti terdapat
perbedaan secara signifikan
3. Edi Putra
2011 Perbandingan Return On
Assets ROA,Capital
Adequacy Ratio CAR, Dan
Banking Ratio Antara Bank
Pemerintah Dengan Bank Swasta Yang Go Public Pada
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
ROA CAR
Banking Ratio
ROA dan Banking Ratio ada perbedaan signifikan antara
bank pemerintah dengan bank swasta, sedangkan variabel
CAR tidak berbeda secara signifikan antara bank
pemerintah dengan bank swasta
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani 2005 adalah untuk menilai kinerja keuangan antara bank nasional, bank campuran, dan bank asing periode
2000-2002 dengan menggunakan proksi keuangan. Teknik analisis yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31 digunakan yaitu melalui uji Analysis of Variance Anova. Hasil yang didapatkan
dari penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio CAR, Net Profit Margin
NPM, Return On Assets ROA, Operating Ratio OP tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan, sedangkan Return On Risk Assets RORA, Call
Money Ratio CMR, dan Loan to Deposit Ratio LDR terdapat perbedaan
kinerja keuangan. Christian 2009 meneliti perbedaan kinerja keuangan bank umum
pemerintah dan bank umum nasional dengan menggunakan rasio keuangan periode 2003-2007. Teknik analisis yang digunakan yaitu melalui uji beda T-test
dan Uji Mann-whitney Test. Capital Adequacy Ratio CAR, Return On Risked Assets
RORA, Net Profit Margin NPM, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Loan to Deposit Ratio LDR , CAMEL
terbukti terdapat perbedaan yang signifikan antara bank umum pemerintah dan bank umum nasional, sedangkan Return On Assets ROA tidak terbukti terdapat
perbedaan secara signifikan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Putra 2011 yang meneliti perbandingan
Return On Assets ROA,Capital Adequacy Ratio CAR, dan Banking Ratio
antara bank pemerintah dengan bank swasta yang Go Public pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian Edi Putra yaitu melalui uji independent sample t-test untuk analisis statistik dan uji hipotesis. ROA dan Banking Ratio ada perbedaan
signifikan antara bank pemerintah dengan bank swasta, sedangkan variabel CAR tidak berbeda secara signifikan antara bank pemerintah dengan bank swasta.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32 Penelitian penulis dengan hasil penelitian terdahulu seperti yang telah
diuraikan di atas bahwasanya terdapat persamaan yaitu semuanya melakukan analisis terhadap kinerja perusahaan perbankan dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan. Perbedaannya terletak pada sampel bank yang akan dianalisis, tahun penelitian yang digunakan dan juga beberapa rasio keuangan yang tidak semuanya
digunakan dalam penelitian ini.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.3.1 Kerangka konseptual
Kerangka konseptual merupakan skema yang menjelaskan hubungan antara variabel dalam penelitian tersebut. Berdasarkan perumusan masalah,
tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan diatas, maka dapat disusun suatu kerangka konseptual sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Bank Bank Pemerintah
Bank Swasta Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Kinerja Keuangan :
CAR NPLgross
ROA LDR
Kinerja Keuangan : CAR
NPLgross ROA
LDR
Uji Beda
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33 Kerangka konseptual diatas menggambarkan perbandingan kinerja
keuangan bank. Dalam penelitian ini bank dibagi menjadi dua jenis, yaitu bank pemerintah dan bank swasta. Kinerja bank pemerintah dan bank swasta diukur
berdasarkan variabel Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan gross NPLgross, Return On Asset ROA, dan Loan to Deposit Ratio LDR. Setiap
variabel akan dibandingkan satu sama lain. CAR bank pemerintah akan dibandingkan dengan CAR bank swasta, dan begitu seterusnya untuk variabel
lainnnya. Sehingga dapat dilihat pada aspek kinerja mana saja yang terdapat perbedaan dan tidak terdapat perbedaan antara kinerja bank pemerintah dan bank
swasta.
2.3.2 Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
kalimat pertanyaan Sugiyono, 2006. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara
kinerja bank pemerintah dengan bank swasta yang diukur dari Capital Adequacy ratio
CAR, Non Performing Loan gross NPL gross, Return On Assets ROA, dan Loan to Deposit Ratio LDR.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis
Penelitian
Menurut tingkat eksplanasinya, yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain, penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian deskriptif, komparatif, dan asosiatif Sugiyono:2004. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif yang berguna untuk membandingkan kinerja keuangan bank pemerintah dan bank swasta.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu Erlina, 2008 : 75. Populasi dalam penelitian ini adalah
bank pemerintah dan bank swasta yang tercatat di Bursa Efek indonesia BEI selama periode 2010-2012.
Sebagian elemen populasi dapat dijadikan objek penelitian, yang biasa disebut sampel. Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk
memperkirakan karakteristik sampel. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling, yaitu metode pengambilan sample
dimana tidak setiap elemen populasi mempunyai kemungkinan atau peluang untuk terpilih sebagai sample penelitian. Metode non probability sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dimana pengambilan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35 sample berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang
digunakan dalam pengambilan sample ini adalah sebagai berikut : 1.
Bank pemerintah dan bank swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010, 2011, dan 2012.
2. Bank pemerintah dan bank swasta yang memiliki total aset per 31
Desember 2012 dengan total aset diatas Rp10 triliun.
Tabel 3.1. Daftar Populasi
No Kode Nama
Perusahaan Kriteria
Sampel 1 2
1. AGRO
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk √ x
- 2.
BABP Bank ICB Bumi Putera Tbk
√ x -
3. BAEK Bank Ekonomi
Raharja Tbk
√ x -
4. BBCA
Bank Central Asia Tbk √
√ Sampel 1
5. BBKP
Bank Bukopin Tbk √
√ Sampel 2
6. BBNI
Bank Negara Indonesia Persero Tbk √
√ Sampel 3
7. BBNP
Bank Nusantara Parahyangan Tbk √ x
- 8.
BBRI Bank Republik Indonesia Persero Tbk
√ √ Sampel
4 9.
BBTN Bank Tabungan Negara Persero Tbk
√ √ Sampel
5 10. BCIC
Bank Mutiara Tbk √ x
- 11. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
√ √ Sampel
6 12. BEKS
Bank Pundi Indonesia Tbk √ x
- 13. BJBR
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
√ √
Sampel 7 14. BJTM
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
√ x -
15. BKSW Bank QnB Kesawan Tbk
√ x -
16. BMRI Bank Mandiri Persero Tbk
√ √ Sampel
8 17. BNBA
Bank Bumi Artha Tbk √ x
- 18. BNGA
Bank CIMB Niaga Tbk √
√ Sampel 9
19. BNII Bank International Indonesia Tbk
√ √ Sampel
10 20. BNLI
Bank Permata Tbk √
√ Sampel 11
21. BSIM Bank Sinarmas Tbk
x √ -
22. BSWD Bank of India Indonesia Tbk
√ x -
23. BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
√ √ Sampel
12 24. BVIC
Bank Victoria International Tbk √ x
- 25. INPC
Bank Artha Graha International Tbk √ x
-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36 26. MAYA Bank Mayapada International Tbk
√ √ -
27. MEGA Bank Mega Tbk
√ √ Sampel
13 28. NISP
Bank OCBC NISP Tbk √
√ Sampel 14
29. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
√ √ Sampel
15 30. SDRA
Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk √ x
- 31. BBMD
PT Bank Mestika Tbk X
x -
32. BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk
X x
- 33. NOBU
PT Bank Nationalnobu Tbk X
x -
34. NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk
X x
- 35. BBRK
Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri √
√ Sampel 16
36. BDKI Bank DKI
√ √ Sampel
17 37. BMLK
Bank Pembangunan Daerah Maluku √ x
- 38. BNTT
Bank Pembanngunan Daerah Nusa Tenggara Timur
√ x -
39. BSBR Bank Nagari BPD Sumatera Barat
√ √ Sampel
18 40. BSLT Bank
Sulut x
- 41. BSMT Bank Pembangunan Daerah Sumatera
Utara √
√ Sampel 19
42. BSSB Bank Sulselbar
√ x -
Sumber: BEI diolah penulis
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka jumlah sampel yang dapat memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 19 sampel, yang terdiri
dari 9 bank pemerintah baik persero maupun daerah dan 10 bank swasta baik devisa maupun non devisa. Bank-bank yang menjadi sampel dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini :
Tabel 3.2 Daftar Sampel
No. Kode Nama
Perusahaan Status
1. BBCA
Bank Central Asia Tbk Bank Swasta
2. BBKP
Bank Bukopin Tbk Bank Swasta
3. BBNI
Bank Negara Indonesia Persero Tbk Bank Pemerintah
4. BBRI
Bank Republik Indonesia Persero Tbk Bank Pemerintah
5. BBTN
Bank Tabungan Negara Persero Tbk Bank Pemerintah
6. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
Bank Swasta 7.
BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk Bank Pemerintah
8. BMRI
Bank Mandiri Persero Tbk Bank Pemerintah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37 9.
BNGA Bank CIMB Niaga Tbk Bank Swasta
10. BNII
Bank International Indonesia Tbk Bank Swasta
11. BNLI
Bank Permata Tbk Bank Swasta
12. BTPN
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Bank Swasta
13. MEGA Bank Mega Tbk
Bank Swasta 14.
NISP Bank OCBC NISP Tbk
Bank Swasta 15.
PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
Bank Swasta 16.
BBRK Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri
Bank Pemerintah 17.
BDKI Bank DKI
Bank Pemerintah 18.
BSBR Bank Nagari BPD Sumatera Barat
Bank Pemerintah 19.
BSMT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara
Bank Pemerintah
Sumber : hasil pengolahan tabel 3.1
3.3
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data Erlina, 2008 : 24. Data tersebut berupa laporan keuangan bank pemerintah dan bank swasta yang
bersumber dari situs www.idx.co.id
. Data dalam penelitian ini merupakan gabungan data antarperusahaan perbankan cross section pemerintah dan swasta
dan data antar waktu time series selama periode 2010-2012. Data gabungan ini biasa disebut pooling data atau data panel.
3.4 Metode Pengumpulan Data