Rasio permodalan Analisis rasio keuangan

21

2.1.5.1 Rasio permodalan

Modal adalah faktor utama yang diperlukan dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung resiko kerugian. Modal berasal dari dana yang diinvestasikan oleh pemilik dan dana dari bank itu sendiri untuk membiayai kegiatan usaha bank. Rasio permodalan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien. Kecukupan modal bank diukur berdasarkan perhitungan Capital Adequacy. Perhitungan Capital Adequacy berdasarkan prinsip bahwasanya setiap penanaman yang mengandung resiko harus disediakan jumlah modal sebesar persentase tertentu Risk Margin terhadap jumlah penanamannya. Semakin tinggi resiko tersebut, maka semakin banyak modal yang harus disediakan. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, modal bank terdiri dari : 1. Modal inti Modal inti terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak. Secara rinci modal inti dapat berupa : a. Modal disetor b. Agio saham c. Cadangan umum dan Cadangan tujuan d. Laba ditahan e. Laba tahun lalu dan Laba tahun bejalan f. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 22 2. Modal pelengkap Modal pelengkap terdiri dari cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak serta pinjaman yang dapat disamakan dengan modal. Secara rinci modal pelengkap dapat berupa : a. Cadangan evaluasi aset tetap b. Cadangan penghapusan aset yang diklasifikasikan c. Modal kuasi d. Pinjaman subordinasi Rasio permodalan yang digunakan dalam mengukur kinerja bank berdasarkan Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia No. 1330DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga Atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 330DPNP tanggal 14 Desember perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia, antara lain adalah Capital Adequacy Ratio CAR. Bank Indonesia mewajibkan setiap bank menyediakan modal minimum yang dikenal dengan CAR Capital Adequacy Ratio.

2.1.5.2 Rasio kualitas aset

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Dan Bank Swasta Nasional Menggunakan Metode Camels Periode Tahun 2008-2010 ( Studi Kasus Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 3 106

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 62

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 62

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH (BUMN) DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 1 28

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH (BUMN) DAN BANK SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 30

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH DAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 23

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 44

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 117