Urusan Lingkungan Hidup Fokus Layanan Urusan Wajib Non pelayanan dasar

Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022 | II-43 No KabupatenKota Bekas warga binaan Lp korban penyalah gunaan NAPZA Tuna susila orang dengan HIVAIDSODHA KABUPATEN 1 Pandeglang 60 45 6 2 Lebak 152 34 9 5 3 Tangerang 281 205 210 10 4 Serang 146 27 11 29 KOTA 1 Tangerang 239 192 11 4 2 Cilegon 70 18 57 51 3 Serang 52 19 117 28 4 Tangerang Selatan 4 21 30 1 BANTEN 1.004 561 445 134 Sumber: Dinas Sosial Provinsi Banten, 2016

2.3.2 Fokus Layanan Urusan Wajib Non pelayanan dasar

2.3.2.1 Urusan Lingkungan Hidup

Kondisi lingkungan hidup di Provinsi Banten masih terjaga kelestariannya termasuk di kawasan lindung seperti kawasan strategis Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Cagar Alam Rawa Danau, Cagar Alam Gunung Tukung Gede, kawasan Gunung AKARSARI Gunung Aseupan, Gunung Karang, dan Gunung Pulosari. Pencemaran dapat berasal dari limbah yang dibuang oleh berbagai kegiatan seperti tambak, perhotelan, pemukiman, industri, dan transportasi laut yang terdapat di dalam wilayah pesisir; dan juga berupa kiriman dari berbagai dampak kegiatan pembangunan di bagian hulu. Sedimentasi atau pelumpuran yang terjadi di perairan pesisir sebagian besar berasal dari bahan sedimen di bagian hulu akibat penebangan hutan dan praktek pertanian yang tidak mengindahkan asas konservasi lahan dan lingkungan, yang terangkut aliran air sungai atau air limpasan dan diendapkan di perairan pesisir. Walaupun sudah dilakukan upaya pengendalian pencemaran lingkungan namun masih terdapat berbagai aktifitas ekonomi yang belum ramah lingkungan, seperti adanya kawasan pertambangan di Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022 | II-44 areal hutan lindung dan maraknya pertambangan tanpa ijin PETI yang sangat merusak lingkungan. Berkembangnya kawasan industri di wilayah utara Provinsi Banten memberikan implikasi langsung terhadap tingginya kerawanan pencemaran lingkungan. Sejumlah kasus pencemaran lingkungan yang terkait dengan keberadaan dan aktifitas industri diantaranya seperti: tumpahan HCL, tumpahan xylene dari tangki terbakar, terbakarnya limbah B3, serta tumpahan kaustik soda, dan lain-lain. Disamping itu, indikasi tingkat pencemaran tinggi pada sungai-sungai sebagai akibat aktifitas industri dan permukiman, seperti Sungai Cimoyan, Sungai Ciujung, Kaliangke, Cirarap, dan Cibanten juga perlu ditanggulangi. Kegiatan pengolahan pertanian dan kehutanan up land yang buruk tidak saja merusak ekosistem sungai melalui banjir dan erosi, tetapi juga akan menimbulkan dampak negatif pada perairan pesisir dan pantai. Sementara itu, kerusakan lingkungan yang berasal dari wilayah pesisir, pantai dan laut bisa berupa degradasi fisik habitat pesisir mangrove, terumbu karang dan padang lamun; abrasi pantai; hilangnya daerah konservasikawasan lindung; eksploitasi sumberdaya alam yang berlebih over exploitation; dan bencana alam. Pencemaran udara di Provinsi Banten terutama di daerah perkotaan dari waktu ke waktu diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan pembangunan di berbagai sektor seperti sektor industri, perhubungantransportasi dan pariwisata. Hal ini perlu mendapatkan perhatian secara serius dan perlu penanganan atau pengendalian secara baik dan komprehensif antara instansi terkait. Macam industriaktivitas yang ada di Provinsi Banten sangat beragam, dari industri kecil menengah, rumah sakit, pariwisata, sampai industri besar yang memilki resiko lingkungan yang tinggi. Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022 | II-45 Industri kecil yang ada di Provinsi Banten didominasi oleh industri pangan, kerajinan logam dan penambangan emas dan pasir. Sedangkan industri besar di wilayah ini umumnya adalah industri kimia, logam dasar dan industri berbasis petroleum. Limbah cair yang keluar dari kegiatan industri harus diperhatikan dan diupayakan pengelolaannya agar pengaruh negatif pencemaran dapat diminimalkan. Dampak limbah cair ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi secara langsung juga dapat membahayakan manusiamakhluk hidup, terutama sekali limbah cair yang memiliki sifat berbahaya dan beracun B3. Limbah cair industri kecil selama ini belum dilakukan pengelolaan secara benar, terkadang limbah cair tersebut dibuang langsung ke lingkungan. Kendala yang paling utama adalah masalah biaya pembuatan instalasi pengolahan limbah yang tinggi dan industri kecil tersebut tidak mampu membuatnya. Selain itu juga masalah teknologi pengolahan limbah yang belum diketahui oleh sebagian besar industri kecil. Walaupun sebagian besar industri kecil tersebut menghasilkan limbah cair tidak berbahaya dan dalam jumlah yang sedikit, namun ada beberapa industri kecil di Provinsi Banten memiliki potensi kerusakan lingkungan yang tinggi.

2.3.2.2 Urusan Komunikasi dan Informatika