Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
| II-45 Industri kecil yang ada di Provinsi Banten didominasi oleh industri
pangan, kerajinan logam dan penambangan emas dan pasir. Sedangkan industri besar di wilayah ini umumnya adalah industri
kimia, logam dasar dan industri berbasis petroleum. Limbah cair yang keluar dari kegiatan industri harus diperhatikan dan diupayakan
pengelolaannya agar pengaruh negatif pencemaran dapat diminimalkan. Dampak limbah cair ini tidak hanya merusak
lingkungan, tetapi secara langsung juga dapat membahayakan manusiamakhluk hidup, terutama sekali limbah cair yang memiliki
sifat berbahaya dan beracun B3. Limbah cair industri kecil selama ini belum dilakukan pengelolaan
secara benar, terkadang limbah cair tersebut dibuang langsung ke lingkungan. Kendala yang paling utama adalah masalah biaya
pembuatan instalasi pengolahan limbah yang tinggi dan industri kecil tersebut tidak mampu membuatnya. Selain itu juga masalah teknologi
pengolahan limbah yang belum diketahui oleh sebagian besar industri kecil. Walaupun sebagian besar industri kecil tersebut
menghasilkan limbah cair tidak berbahaya dan dalam jumlah yang sedikit, namun ada beberapa industri kecil di Provinsi Banten
memiliki potensi kerusakan lingkungan yang tinggi.
2.3.2.2 Urusan Komunikasi dan Informatika
Pembangunan di bidang komunikasi dan informatika di wilayah provinsi Banten terus berjalan. Layanan komunikasi dan informatika
melalui media cetak dan media elektonik telah banyak dinikmati oleh masyarakat Banten. Secara umum jumlah rumah tangga yang masih
menggunakan telepon rumah hanya sebesar 5,40 persen di tahun 2015, menurun dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya, dimana
pada tahun 2013 masih tercatat sebanyak 7,85 persen. Penurunan penggunaan telepon rumah terjadi baik pada rumah tangga yang
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
| II-46 tinggal di perkotaan, maupun yang tinggal di daerah perdesaan.
Pengguna telepon rumah masih didominasi oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan yaitu sebesar 7,75 persen sedangkan di
perdesaan hanya 0,3 persen. Masyarakat kini cenderung memilih telepon seluler karena praktis,
dapat dibawa bepergian kemana-mana, lebih bersifat pribadi, dan tersedianya kecanggihan teknologi dalam telepon seluler yang dapat
mengakses internet, menyimpan dan mendengarkan musik, menyimpan gambar foto dan video, serta merekam gambar dan
suara, dan lain-lain. Pada tahun 2015, penggunaan telepon seluler meningkat 2,51 persen
dibandingkan tahun 2013, dari 89,53 persen menjadi 92,04 persen. Di perdesaan peningkatan penggunaan telepon selular lebih besar
dibandingkan di perkotaan, dimana di perdesaan jumlah pengguna telepon selular naik 5,97 persen dari 77,67 persen di tahun 2013
menjadi 83,64 persen di tahun 2015. Sedangkan di perkotaan pengguna telepon selular hanya meningkat 0,89 persen dari 95,03
persen di tahun 2013 menjadi 95,92 persen di tahun 2015. Tabel 2.56
Persentase Penduduk dengan Telepon seluler aktif Provinsi Banten Tahun 2011-2013
Sumber BPS Provinsi Banten
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Banten Tahun 2017-2022
| II-47
2.3.2.3 Urusan Ketenagakerjaan