Jenis Imunisasi Imunisasi .1 Definisi

dalam tubuh yang terinfeksi seperti kita beri obat antibiotik kepada pasien A.Aziz Alimul, 2005. Imunisasi pasif adalah penyuntikkkan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS Anti Tetanus Serum pada orang mengalami kecelakaan. Contoh lain yang terdapat pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi terhadap campak Conon, 2004.

2.2.5 Macam-macam imunisasi

a Imunisasi BCG Basillus Calmatte Guaarin BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC pada millier pada seluruh lapangan paru atau TBC tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Suntikan imunisasi BCG disuntikkan secara intradermal di daerah deltoid sesuai anjuran WHO. Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah tejadinya ulkus pada daerah suntikkan, limfadenitis regionalis, dan reaksi panas. Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Dosisnya 0.05ml untuk anak umur kurang dari1 tahun. Biasanya BCG ulangan tidak dianjurkan. Jika diberikan setelah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Selain itu BCG tidak diberikan pada anak imunokompromis seperti anak yang menghidapi AIDS Acquired Immune Defisiency Disease A.Aziz Alimul, 2005. b Imunisasi hepatitis B Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Vaksin Hepatitis B yang tersedia adalah vaksin rekombinan. Frekuansi pemberian imunisasi Hepatitis B sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6 bulan. Waktu pemberian imunisasi hepatitis B dapat dilihat pada jadwal pemberian imunisasi bayi Indonesia. Imunisasi hepatis ini diberikan melalui intramuskular. Angka kejadian hepatitis B pada anak balita juga sangat tinggi dalam mempengaruhi angka kesakitan dan kematian balita. Vaksin imunisasi hepatitis B diberikan segera setelah lahir atau dalam 24 jam setelah lahir. Imunisasi hepatitis B dosis kedua diberikan selepas satu bulan dari pemberian pertama. Vaksinasi ini dilakukan sedini mungkin karena adanya risiko penularan kepada bayi dari ibunya sebesar 45 peratus A.Aziz Alimul, 2005. c Imunisasi DPT Imunisasi DPT diphteria, pertusis, tetanus merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus.Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukkan zat anti toksoid. Frekuensi pemberian imunisasi DPT dapat dilihat pada Jadwal Imunisasi Bayi Indonesia. Pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit tahap pengenalan terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti. Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Imunisasi DPT diberikan melalui intramuskular. Pemberian DPT dapat berefek samping ringan dan berat. Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam. Efek berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati dan syok. Upaya pencegahan penyakit difteri, pertusis, dan tetanus perlu dilakukan sejak dini melalui imunisasi karena penyakit tersebut sangat cepat serta dapat meningkatkan kematian bayi dan anak balita Mary E Muscari, 2001. Hasil penelitian Muchlastriningsih 2005 menunjukkan bahwa jumlah kasus difteri rawat jalan di Indonesia selama 3 tahun paling banyak dari golongan usia 15-44 tahun 37,42. Pasien pertusis yang dirawat inap paling banyak dari kalangan bayi dan anak-anak 60,28 dari seluruh pasien rawat inap. Hal ini mendukung pendapat bahwa bayi dan anak-anak merupakan golongan usia yang rentan terhadap penyakit pertusis. Pasien tetanus yang dirawat inap paling banyak dari golongan usia di atas 45 tahun 44,16. d Imunisasi campak Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit