Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pada Balita Di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung

(1)

PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PADA BALITA

DI KLINIK BERSALIN NURHALMA TEMBUNG

TAHUN 2010

POLMARIA METAWATI PANJAITAN

095102058

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Polmaria Metawati Panjaitan

Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pada Balita Di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung

Tahun 2010

viii + 48 hal + 13 tabel + 1 skema + 9 lampiran Abstrak

Imunisasi merupakan tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, dan Hepatitis B. Tingginya cakupan imunisasi belum tentu manggambarkan pemahaman dan pengetahuan ibu tentang imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang imunisasi pada balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 48 orang dengan metode Total Sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April 2010, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan ibu. Hasil penelitian secara umum didapatkan 24 orang (50,0%) pengetahuan dalam kategori kurang, 18 orang (37,5%) pengetahuan dalam kategori cukup, dan 6 orang (12,5%) pengetahuan dalam kategori baik. Sedangkan hasil penelitian secara khusus mayoritas responden berpengetahuan kurang tentang pengertian imunisasi sebanyak 36 orang (75,0%), tujuan imunisasi sebanyak 40 orang (83,3), manfaat imunisasi sebanyak 33 orang (68,8%), jenis imunisasi sebanyak 31 orang (64,6%), macam-macam imunisasi sebanyak 17 orang (35,4%). Dan responden yang memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi, yaitu mengenai efek samping imunisasi sebanyak 40 orang (83,3%) serta jadwal imunisasi sebanyak 47 orang (97,9%). Dari hasil penelitian ini dharapkan kepada Ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuannya tentang imunisasi.

Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Imunisasi pada balita. Daftar pustaka 16 (2000-2009)


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pada Balita Di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 ” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes. Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc., SpKK. selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. M. Fahdhy, SpOG, MSc. Selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Seluruh staf dan Dosen Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Bd. Nurhalma Hasibuan. Selaku Kepala Klinik Bersalin Nurhalma Tembung yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.


(4)

6. Kedua orang tua, adik-adikku yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dan doa serta semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah Ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan, dorongan, dan semangat yang telah diberikan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa menyertai kita semua.

Medan, Juni 2010


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ...vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Bagi Peneliti ... 5

2. Bagi Pendidikan ... 5

3. Bagi Tempat Penelitian ... 5

II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengetahuan ... 6

1. Pengertian Pengetahuan ... 6

2. Tingkat Pengetahuan ... 6

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Pengetahuan ... 8

a. Pendidikan ... 8


(6)

c. Sumber Informasi ... 8

B. Imunisasi ... 10

1. Pengertian Imunisasi... 10

2. Tujuan Imunisasi ... 10

3. Manfaat Imunisasi ... 10

4. Jenis Imunisasi ... 11

5. Macam – macam Imunisasi... 12

6. Jadwal Imunisasi ... 14

7. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ... 16

8. Kondisi yang baik untuk mendapatkan Imunisasi ... 19

9. Kontra indikasi Imunisasi ... 20

III KERANGKA KONSEP ... 22

A. Kerangka Konsep ... 22

B. Defenisi Operasional ... 23

IV METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

C. Lokasi Penelitian ... 27

D. Waktu Penelitian ... 27

E. Etika Penelitian ... 27

F. Instrumen Penelitan ... 28

G. Tehnik Pengumpulan Data ... 30


(7)

V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan ... 40

VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR SKEMA

Halaman


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur... 31

Tabel 5.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 32

Tabel 5.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 32

Tabel 5.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak ... 33

Tabel 5.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi ... 33

Tabel 5.2.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 ... 34

Tabel 5.3.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Pengertian Imunisasi ... 35

Tabel 5.4.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Tujuan Imunisasi ... 35

Tabel 5.5.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Manfaat Imunisasi ... 36

Tabel 5.6.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Jenis Imunisasi ... 37


(10)

Tabel 5.7.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Macam-macam Imunisasi ... 37 Tabel 5.8.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik

Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Efek Samping Imunisasi ... 38 Tabel 5.9.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik

Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Jadwal Imunisasi ... 38


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Konsul 2. Kuesioner Penelitian

3. Surat Pernyataan Content Validity 4. Master Data

5. Surat izin melaksanakan penelitian

6. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik

7. Surat Balasan Penelitian dari Klinik Bersalin Nurhalma Tembung 8. Surat Pertnyataan Editor


(12)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Polmaria Metawati Panjaitan

Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pada Balita Di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung

Tahun 2010

viii + 48 hal + 13 tabel + 1 skema + 9 lampiran Abstrak

Imunisasi merupakan tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, dan Hepatitis B. Tingginya cakupan imunisasi belum tentu manggambarkan pemahaman dan pengetahuan ibu tentang imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang imunisasi pada balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 48 orang dengan metode Total Sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April 2010, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan ibu. Hasil penelitian secara umum didapatkan 24 orang (50,0%) pengetahuan dalam kategori kurang, 18 orang (37,5%) pengetahuan dalam kategori cukup, dan 6 orang (12,5%) pengetahuan dalam kategori baik. Sedangkan hasil penelitian secara khusus mayoritas responden berpengetahuan kurang tentang pengertian imunisasi sebanyak 36 orang (75,0%), tujuan imunisasi sebanyak 40 orang (83,3), manfaat imunisasi sebanyak 33 orang (68,8%), jenis imunisasi sebanyak 31 orang (64,6%), macam-macam imunisasi sebanyak 17 orang (35,4%). Dan responden yang memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi, yaitu mengenai efek samping imunisasi sebanyak 40 orang (83,3%) serta jadwal imunisasi sebanyak 47 orang (97,9%). Dari hasil penelitian ini dharapkan kepada Ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuannya tentang imunisasi.

Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Imunisasi pada balita. Daftar pustaka 16 (2000-2009)


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutama yang berhubungan dengan bayi dan anak. Kondisi tubuh bayi dan anak yang baru lahir sangat mudah untuk terkena penyakit, maka kesehatan bayi dan anak merupakan prioritas utama karena pada saat seorang bayi dilahirkan ke dunia bayi tersebut harus menghadapi berbagai musuh yang mengancam jiwanya seperti Virus, Bakteri, dan berbagai bibit penyakit yang sudah siap menerjang masuk kedalam tubuh bayi yang masih lemah itu. Dengan adanya antibodi yang diberikan (pemberian imunisasi) maka bayi tersebut rentan terhadap penyakit yang menyerang. (Deni Adinegoro, www. artikel. 1htm. Diperoleh pada tanggal 26 November 2009).

Imunisasi adalah tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak. (Andi Utama, 2004).

(Roitt, 1997) Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan kepada orang lain baik melalui kontak tubuh, udara, benda-benda atau alat-alat medis atau nonmedis, cairan, dan lain-lain. Pencegahan penyakit menular dengan Imunisasi atau vaksinasi merupakan tindakan yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketahanan tubuh yang lebih baik, sehingga mampu mempertahankan diri terhadap penyakit atau masuknya kuman dari luar.


(14)

Penyakit yang dapat dicegah dalam imunisasi seperti TBC, Difteri, Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, Hepatitis B. Polio dan Campak merupakan salah satu penyebab kematian anak di negara – negara berkembang termasuk balita di Indonesia adalah akibat (PD31). (Tecnologi Indonesia, 2007).

Cakupan imunisasi di Sumatera Utara masih belum memuaskan, karena masih ada kabupaten/kota yang belum mencapai target 95%. Dengan adanya kampanye imunisasi sebagian besar laporan yang dierima dari laporan kabupaten/kota se-Sumut rata-rata sudah mencapai 100% dan ada juga kabupaten/kota yang cakupan imunisasinya dibawah 95%.

Penyakit yang sekarang sedang banyak terjadi di wilayah Sumatera Utara adalah penyakit Campak dan Polio. Campak dan Polio merupakan penyakit berbahaya dan menular dengan cepat dari satu anak ke anak yang lainnya. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itu dihimbau kembali untuk seluruh balita agar diimunisasi.

Tingginya kasus campak dan polio di Sumatera Utara maka diadakan kampanye Campak dan Polio diseluruh kabupaten/kota se-Sumatera Utara. Kampanye ini dibuka di 16.585 posyandu dengan melibatkan 82.925 kader dan tenaga kesehatan.

Menurut dr. Candra syafei SpOG didampingi oleh Kasubdin P2P Suryantini dan kasi Penginderaan dan Pencegahan penyakit (P2P)Suhadi SKM, MKes dihari pertama kampanye imunisasi campak dan polio tambahan ini belum diketahui persis cakupan balita yang sudah diimunisasi secara keseluruhan. Karena baru 6 kabupaten/kota yang memberikan laporan ke Dinas Kesehatan Sumatera Utara. Jadi cakupan sementara di 6 kabupaten/kota itu untuk polio 24,9 dan campak 16,6 %.


(15)

Dinas Kesehatan Sumatera Utara mengakui kasus Campak di Sumatera Utara cukup besar. Pada tahun 2008 terjadi 555 kasus Campak dengan beberapa kali kasus kejadian luar biasa (KLB). Tingginya kasus Campak di Sumatera Utara terjadi karena berbagai faktor mulai dari sulitnya jangkauan imunisasi karena faktor geografis sehingga patugas kesehatan belum dapat untuk melaksanakan imunisasi, faktor minimnya partisipasi masyarakat untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk imunisasi, serta faktor keberhasilan vaksin yang hanya 85% memberikan perlindungan. (www. analisadayli. Com., diperoleh pada tanggal 09 Oktober 2009).

Menurut Menteri Kesehetan RI, dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K), program pembangunan kesehatan di Indonesia diterjemahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005 – 2009 mempunyai visi masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dimana salah satu targetnya adalah menurunkan angka kematian bayi. Hal ini sejalan dengan kesepakatan dunia dalam Millenium Development Goal (MDG’S), dimana untuk mencapai penurunan angka kematian bayi tersebut di tandai dengan peningkatan cakupan imunisasi. (Tehcnology Indonesia. com, 2007).

Tujuan kegiatan ini yaitu membangun lingkungan yang lebih kondusif bagi penyelenggaraan program peningkatan cakupan imunisasi, membangun komitmen yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan terhadap program peningkatan cakupan imunisasi, lebih memasyarakatkan program peningkatan cakupan imunisasi sebagai salah satu program peningkatan kesehatan masyarakat secara lebih luas dalam rangka pencapaian visi masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dimana salah satu targetnya untuk menurunkan angka kematian bayi. (dinkes – sulsel.go.id, 2007).

Tingginya cakupan imunisasi belum tentu menggambarkan kesadaran Ibu-ibu untuk membawa anaknya agar diimunisasi. Kesadaran Ibu-ibu tersebut sangat erat


(16)

hubungannya dengan pemahaman dan pengetahuan Ibu dalam pencegahan penyakit dengan cara imunisasi.

Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana “Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 ”.

B. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini, adalah: Bagaimanakah pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Pada bayi yang dilahirkan di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan Ibu tentang imunisasi pada balita Di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang imunisasi pada balita di klinik bersalin Nurhalma Tembung mengenai :

a) Pengertian imunisasi. b) Tujuan imunisasi. c) Manfaat imunisasi. d) Jenis imunisasi.

e) Macam-macam imunisasi. f) Efek samping dari imuniasi. g) Jadwal imunisasi.


(17)

D. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Menjadikan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan wawasan peneliti dalam hal melakukan penelitian dan sebagai penerapan ilmu yang diperoleh selama di pendidikan.

2. Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau ide-ide baru dalam menerapkan pelayanan kebidanan, sebagai bahan referensi tambahan diperpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU), serta sebagai bahan masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

3. Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan informasi bagi Klinik Bersalin Nurhalma Tembung dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan dalam klinik tersebut.


(18)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indera panglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan tersebut di peroleh baik dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain. (Notoatmojo, 2003).

Menurut Notoatmojo (2003) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbantuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri sehingga dapat dilakukan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu berarti kemampuan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling


(19)

rendah yang dapat diukur dengan kemampuan yang menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempelajari secara benar tentang objek yang telah diketahui dan dapat menginterprestasiakan materi tersebut.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan suatu materi yang telah dipelajari pada setiap situasi atau kondisi yang real (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen, tetapi di dalam suatu struktur orginisasi dan mempunyai kaitan satu sama lainnya.

e. Sintesis (Syntesis)

Menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluating)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan penelitian terhadap suatu materi atau objek.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Pendidikan

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga yang dapat


(20)

meningkatkan kualitas hidup. Sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan semakin pengetahuan yang dimiliki sehingga penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat melakukannya.

2. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu, baik yang hidup ataupun dalam keadaan meninggal. Paritas dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :

1) Golongan primipara adalah ibu dengan paritas 1 (satu) 2) Golongan multipara adalah dengan paritas 2-5

3) Golongan grande multipara adalah ibu dengan paritas > 5

3. Sumber Informasi

a) Sumber Informasi dokumenter merupakan informasi yang berhubungan dengan dokumen resmi maupun tidak resmi. Dokumen resmi adalah bentuk dokumen yang diterbitkan yang berada dibawah tanggung jawab instansi resmi. Dokumen tidak resmi adalah segala bentuk dokumen yang berada atau menjadi tanggung jawab dan wewenang badan instansi resmi atau perorangan.

− Sumber primer (sumber data tangan pertama) adalah sumber informasi langsung berasal dari yang mempunyai wewenang/tanggung jawab terhadap data tersebut.


(21)

b) Sumber Kepustakaan

Di dalam perpustakaan tersimpan berbagai bahan bacaan dan informasi dari berbagai disiplin ilmu. Dari buku laporan penelitian, majalah, ilmiah jurnal.

c) Sumber Informasi Lapangan

Sumber informasi lapangan diperoleh langsung dari objek dilapangan. Objeknya adalah orang yang berlangsung berkecimpung dengan hal – hal yang ingin diketahui.

Sumber informasi akan mempengaruhi bertambahnya pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal sehingga informasi diperoleh dapat diadopsi secara keseluruhan ataupun hanya sebagian. (Notoadmojo, 2003).

d) Media Elektronik

Sumber informasi yang diperoleh dari media elektronik yaitu seperti TV, televisi, radio, internet.

e) Media Cetak

Sumber informasi dari media cetak yaitu majalah, koran, tabloid. f) Sumber Informasi Tenaga Kesehatan

Sumber informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan : dokter, bidan, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

B. Imunisasi

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan tubuh bayi dan anak terhadap penyakit tertentu, sedangkan vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan kedalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen. (Depkes, 1993 : 47).


(22)

Imunisasi ialah tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh

bayi dan anak. (Andi Utama,

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentuk zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui mulut seperti vaksin polio. (A. Azis, 2005).

2. Tujuan Imunisasi

Tujuan diberikannya imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu. (A. Azis, 2005).

3. Manfaat Imunisasi

Usia anak-anak rawan merupakan masa rawan terserang penyakit karena daya tahan tubuhnya belum kuat. Dengan pemberian imunisasi dasar secara lengkap, terjadinya penyakit terhadap bayi dapat dihindari. Adapun manfaat imunisasi antara lain :

a. Dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

b. Upaya pencegahan yang sangat efektif terhadap timbulnya penyakit.

c. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada diri seseorang atau sekelompok masyarakat.


(23)

e. Dapat meningkatkan derajat kesehatan untuk menciptakan bangsa yang kuat dan berakal budi untuk melanjutkan pembangunan negara.

4. Jenis Imunisasi

Secara umum imunisasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam : a). Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri,

contohnya adalah imunisasi polio dan campak. (Conan,

Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar – benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :

1) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat merupakan polisakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.

2) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.

3) Preservatif, stabilizer dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.

4) Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen. (A. Azis, 2005).


(24)

b). Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif adalah penyuntikkan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikkan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi terhadap campak. (Conan, www. index. php. htm. com. co. id. 2004).

Imunisasi pasif merupakan pemberian imunoglobulin, yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. (A. Aziz, 2005).

5. Macam – macam Imunisasi

a). Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Vaksin BCG mengandung kuman TBC yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan. Vaksin ini ditemukan oleh dokter Albert Calmette dan seorang peneliti yang bernama Cameli Guerin pada tanggal 04 April 1927. Penelitian untuk menemukan vaksin BCG dimulai sejak tahun 1906, ketika Guerin menemukan bahwa ketahanan terhadap penyakit TBC berkaitan dengan Virus Tuberclebacilli yang hidup didalam darah. Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). Pemberian imunisasi BCG diberikan hanya sekali sebelum bayi berumur 2 bulan.

b). Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

Imunisasi DPT diberikan kepada bayi yang bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk


(25)

rejan), tetanus. Di Indonesia, imunisasi terhadap 3 jenis penyakit tersebut dipasarkan dalam 3 jenis kemasan, yaitu : dalam bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetanus, dalam bentuk kombinasi DT (Difteri dan Tetanus), dan dalam bentuk kombinasi DPT (dikenal sebagai vaksin tripel). Imunisasi DPT ini biasanya diberikan sebanyak 3 kali yaitu : DPT 1, DPT 2, dan DPT 3.

c). Imunisasi Polio

Imunisasi Polio diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit polliomietitis. Vaksin polio memberikan kekebalan hingga 90% terhadap serangan penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Imunisasi polio diberikan dengan 2 cara, yaitu: melalui suntikan (inaevantet poliomyelitis vaccine) dan melalui mulut (oral poliomyelitis vaccine).

d). Imunisasi Campak

Imunisasi Campak diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Campak secara aktif. Vaksin Campak mengandung virus hidup yang telah dilemahkan. IDAI merekomendasikan pemberian imunisasi Campak pertama pada usia lebih dini 6-9 bulan. Penentuan usia 9 bulan untuk suntikan Campak pertama berdasarkan pertimbangan bahwa pada usia tersebut antibodi bayi yang berasal dari ibunya sudah semakin menurun sehingga bayi membutuhkan antibodi tambahan lewat imunisasi.

e). Imunisasi Hepatitis

Tahun 1991, EPI (Expanded Program on Imunization) menetapkan target untuk memasukkan vaksin Hepatitis B kedalam program imunisasi nasional. Pemberian imunisasi Hepatitis ini bertujuan untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B atau dikenal dalam istilah sehari-hari yaitu penyakit lever. Jenis imunisasi ini


(26)

dapat dikembangkan setelah diteliti bahwa virus Hepatitis B mempunyai kaitan dengan terjadinya penyakit lever. Vaksin terbuat dari bagian virus Hepatits B yang dinamakan HbsAG, yang dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak menimbulkan penyakit. Imunisasi Hepatitis ini diberikan sebanyak 3 kali yaitu Hepatits B1, Hepatits B2, Hepatits B3.

6. Jadwal Imunisasi

Umur Vaksin Keterangan

Saat lahir Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.

Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk

bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi

1 bulan Hepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.

0-2 bulan BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila akan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG

diberikan apabila uji

2 bulan DTP-1 DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T) Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval

2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.

Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1 4 bulan DTP-2 DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara

terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).

Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2


(27)

Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2 6 bulan DTP-3 DTP-3 dapat diberikan terpisah atau

dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).

Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.

Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3

Hepatitis B-3 HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

9 bulan Campak-1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2

merupakan program BIAS pada

tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.

15-18 bulan MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.

Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (T atau PRP-OMP).

18 bulan DTP-4 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.

Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4. 2 tahun Hepatitis A Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2

tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan.

2-3 tahun Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.

5 tahun DTP-5 DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap) Polio-5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5. 6 tahun. Diberikan untuk catch-up immunization pada anak

yang belum mendapatkan MMR-1.

10 tahun dT/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.

Varisela Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

7. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi a). Difteri

Difteri bukan merupakan sekedar radang tenggorokan. Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Baktericorynebakterium Diphterberlae. Penularan penyakit difteri melalui batuk, bersin, dan pada saat berbicara. Tanda dan


(28)

gejalanya : suhu tubuh yang tinggi, batuk, suara serak, sakit tenggorokan, sesak nafas, bila bernafas menimbulkan bunyi/suara. Pencegahan yang paling efektif untuk penyakit ini yaitu dengan memberikan imunisasi DPT.

b). Pertusis (Batuk Rejan )

Pertusis (batuk rejan) sering juga disebut dengan batuk seratus hari. Pertusis adalah penyakit infeksi saluran nafas yang disebakan oleh Bordetela Pertusis. Batuk rejan mudah menyebar dan menular melalui udara dengan cara batuk/bersin. Gejalanya penderita batuk rejan akan mengalami 3 stadium :

− Stadium pertama merupakan stadium awal (katarhalis) yang berlangsung selama 1-2 minggu. Gejalanya : demam ringan, batuk dan pilek.

− Stadium 2 (peroksimal) yang berlangsung selama 2-4 minggu. Gejalanya: batuk panjang secara terus menerus dan membuang nafas yang disebut Ubooping Ougb. Bila pertusis sudah parah dapat disertai dengan muntah-muntah, wajah menjadi merah kebiru-biruan.

− Stadium 3 (perbaikan/konvaselen) yang berlangsung selama 1-2 minggu. Gejalanya: batuk mulai berkurang dan kondisi anak mulai pulih.

Pertusis dapat dicegah dengan pemberian imuniasi DPT yang diberikan pada anak usia 0-2 bulan.

c). Tetanus

Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani. Tetanus dapat terjadi karena luka : luka yang kotor, luka potensial, luka yang dalam. Gejala tetanus umumnya diawali oleh kejang otot rahang/mulut (trismus). Periode inkubasi tetanus terjadi dalam waktu 3-14 hari. Tetanus dapat dicegah dengan


(29)

pemberian imunisasi DPT dan segera membersihkan luka dengan air mengalir serta berikan antiseptik.

d). Polio

Polio adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dari genus entero virus dan family picornaviridae. Virus ini menyerang seluruh tubuh termasuk otot dan syaraf dan dapat menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen serta kelumpuhan pada salah satu tungkai. Penyakit ini sangat menular dan tidak dapat disembuhkan. Masa inkubasi virus polio 6-10 hari. Gejalanya timbul demam disertai flu, lesu, dan lemah. Kemudian mendadak lumpuh pada salah satu anggota gerak setelah demam 2 hari. Tetapi tidak semua mengalami kelumpuhan setelah terkena virus polio. Pencegahan yang paling efektif adalah dengan memberikan imunisasi polio secara lengkap pada bayi.

e). Campak

Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak atau morbili. Campak dapat menular melalui udara, butiran halus air ludah (droplet), dan kontak langsung dengan penderita. Gejala penyakit Campak : demam dan bahkan demam tinggi (38-40,50 C), batuk, pilek, serta muncul bercak-bercak merah. Bercak merah akan timbul mulai dari pipi, bagian bawah telinga dan kemudian menjalar keseluruh bagian tubuh. Pencegahan penyakit campak yang paling efektif adalah dengan memberikan imunisasi Campak yang dapat memberikan perlindungan dalam waktu yang lama dan bahkan seumur hidup.


(30)

Masalah hepatitis semakin meningkat. Penyakit hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati. Penyakit hepetitis B ditularkan secara :

− Vertikal, yaitu dari Ibu hamil yang menderita Hepatitis B sehingga dapat menularkan kepada bayi yang dikandungnya dan pada saat proses persalinan.

− Horizontal, yaitu dari penderita hepatitis kepada individu lain melalui : hubungan seksual, tusukan jarum, transfusi darah, penggunaan sikat gigi atau pisau cukur bersama.

Gejala utama penyakit Hepatitis adalah sklera mata dan kulit menjadi kuning. Pencegahan Hepatitis yang paling efektif, yaitu dengan memberikan vaksinasi Hepatitis pada bayi yang baru lahir, anak-anak, serta orang dewasa yang beresiko tinggi.

g). Tuberkulosis (TBC) pada anak

TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobakterium Tuberkulosis. Gejala utama TBC pada anak biasanya hanya berupa demam ringan tetapi berlangsung lama, berat badan tidak bertambah karena nafsu makan berkurang, anak gelisah dan selalu rewel, lesu serta mudah berkeringat. Untuk mencegah penyakit ini, yaitu dengan memberikan imunisasi BCG.

8. Kondisi Anak yang Baik untuk Mendapatkan Imunisasi

Tidak semua Ibu-ibu yang memiliki balita mengetahui kondisi yang bagaimana anaknya boleh mendapatkan imunisasi atau harus ditunda untuk sementara waktu. Pada prinsipnya, imunisasi/vaksinasi tidak seharusnya diberikan saat kondisi


(31)

imunologis atau kekebalan anak menurun. Penundaan tersebut bertujuan untuk menghindari komplikasi yang merugikan bagi tubuh anak dan agar imunisasi itu sendiri mampu memberi respon yang optimal.

a) Imunisasi yang boleh diberikan dalam kondisi :

− Gangguan saluran nafas dan gangguan saluran cerna.

− Riwayat kejang dalam keluarga.

− Riwayat penyakit infeksi.

− Kontak dengan seseorang yang menderita suatu penyakit tertentu.

− Kelainan syaraf seperti down syndrom.

− Memiliki penyakit kronis seperti jantung, paru, serta penyakit metabolik.

− Sedang menjalani terapi antibiotik seperti terapi steroid topikal (terapi kulit atau mata).

− Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir.

− Berat badan lahir rendah.

− Usia anak melebihi usia rekomendasi imunisasi. b) Imunisasi yang tidak boleh diberikan dalam kondisi :

− Sakit berat dan mendadak demam tinggi.

− Memiliki alergi yang berat (anafilatik).

− Menderita gangguan sistem imun, misalnya sedang menjalani pengobatan steroid jangka panjang seperti HIV. Keadaan yang seperti ini tidak boleh diberikan vaksin hidup seperti polio oral, MMR, BCG, Cacar Air.


(32)

9. Kontra Indikasi Imunisasi

Imunisasi terkadang dapat menimbulkan efek samping, tetapi hal ini menandakan bahwa vaksin bekerja secara tepat. Efek samping yang dapat terjadi antara lain :

a) Setelah bayi diberikan imunisasi BCG akan terjadi pembengkakan kecil dan merah pada tempat suntikan selama 2 minggu. Setelah 2-3 minggu, pembengkakan akan menjadi abses kecil dan menjadi luka dengan diamater 10 mm. Luka akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-3 bulan dan meninggalkan luka parut. Apabila dosis yang diberikan terlalu tinggi maka ulkus yang akan timbul akan lebih besar dan apabila penyuntikkan terlalu dalam maka luka parut yang akan tertarik kedalam (retacred).

b) Setelah bayi mendapatkan imunisasi DPT anak menjadi gelisah dan menangis terus-menerus selama beberapa jam paskasuntikkan. Biasanya bayi akan demam pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, demam akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar anak akan merasa nyeri, sakit, merah dan bengkak ditempat suntikkan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus karena akan sembuh dengan sendirinya. Bila gejala tersebut tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak bekerja dengan baik.

c) Setelah mendapatkan imunisasi polio sebahagian kecil penerima vaksin OPV akan mengalami gejala pusing-pusing, diare ringan dan sakit otot. Pada umumnya efek samping paska imunisasi polio sangat jarang ditemukan bahkan hampir tidak memberikan efek samping sama sekali.


(33)

d) Setelah mendapatkan imunisasi Campak kemungkinan anak akan diare, panas dan disertai kemerahan 4-10 hari sesudah suntikkan. Untuk mengatasi efek yang timbul dianjurkan untuk memakai pakaian yang tipis dan minum obat penurun panas.

e) Setelah mendapatkan imunisasi hepatitis mungkin hanya terjadi keluhan nyeri pada bekas suntikkan, demam ringan dan pembengkakan. Reaksi ini akan hilang dalam waktu 2 hari.


(34)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis imunisasi, macam-macam imunisasi, efek samping imunisasi, jadwal imunisasi) dan variabel dependen (pengetahuan ibu). Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain sedangkan variabel dependen adalah variabel yang nilanya ditentukan oleh variabel lain.

Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen)

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan tentang :

− Pengertian Imunisasi

− Tujuan Imunisasi

− Manfaat Imunisasi

− Jenis imunisasi

− Macam-macam Imunisasi

− Efek samping Imunisasi

− Jadwal Imunisasi Pengetahuan Ibu


(35)

B. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu, penginderaan

terjadi melalui pancaindera

manusia, yakni: indera

panglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Kuesioner Wawancara Baik = 14 – 20 pertanyaan Cukup = 7 – 13 pertanyaan Kurang = 0 – 6 pertanyaan


(36)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriftif dengan pendekatan cross

sectional, yaitu untuk menggambarkan pengetahuan ibu tentang imunisasi di klinik

bersalin Nurhalmah Tembung.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu – ibu yang memiliki balita yang mengimunisasikan anaknya di klinik bersalin Nurhalmah Tembung. Dengan jumlah populasinya pada bulan Februari – April 2010 adalah 48 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki. Dalam pengambilan sampel untuk penelitian menggunakan teknik total sampling, yaitu seluruh ibu-ibu yang memiliki bayi yang mengimunisasikan anaknya di klinik bersalin Nurhalmah Tembung dengan jumlah sampel 48 orang.


(37)

Sebagai kriteria inklusi yaitu :

1) Ibu yang mempunyai anak usia 0-5 tahun.

2) Ibu yang mengimunisasikan anaknya di klinik bersalin Nurhalma Tembung. 3) Memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat)

4) Bersedia menjadi subjek penelitian Sedangkan kriteria eksklusinya adalah :

1) Tidak memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat). 2) Tidak bersedia menjadi subyek penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung. Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung dijadikan sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa klinik tersebut merupakan salah satu klinik yang mengadakan imunisasi secara rutin setiap bulan, lokasi penelitian cukup dekat dengan tempat tinggal peneliti, dan dapat mewakili seluruh populasi.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - April 2010.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah, peneliti mendapat izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Kilinik Bersalin Nurhalma Tembung. Selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon


(38)

responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela. Responden berhak untuk menolak dari penelitian. Responden dianggap bersedia dalam penelitian, responden harus menandatangani surat persetujuan.

Kerahasiaan catatan responden mengenai data-data dijaga, maka lembar pernyataan untuk observasi tidak akan disebarkan ke pihak lain dan informasi yang diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data dipakai dengan menggunakan kuesioner untuk wawancara dan observasi, dilengkapi dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk

cross-check tanggal lahir dan imunisasi yang telah diberikan. Kusioner merupakan sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang perlu diketahui. (Arikunto, 2006).

Kuesioner tersebut berisi : 1) Data Demografi

Kuesoner penelitian berisi data demografi meliputi : nama, alamat, umur, pendidikan terakhir, jumlah anak seluruhnya, jumlah balita, sumber informasi yang diperoleh responden.

2) Kuesioner Pengetahuan

Kuesioner pengetahuan berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden tentang imunisasi. Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan yang tertinggi adalah 20.


(39)

Rentang Berdasarkan rumus statistika : P =

Banyak Kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dimana rentang kelas sebesar 20 dan banyak kelas adalah 3 yaitu : baik, cukup, kurang sehingga diperoleh P = 6. Kisaran nilai antara 0 – 20, maka pengetahuan akan diklasifikasikan kedalam 3 kategori, yakni :

− Baik, apabila responden menjawab benar > 65% (14 – 20 pertanyaan) dari 20 pertanyaan yang diajukan

− Cukup, apabila responden menjawab benar 65% (7 – 13 pertanyaan) dari 20 pertanyaan yang diajukan

− Kurang, apabila responden menjawab benar < 30% (0 – 6 pertanyaan) dari 20 pertanyaan yang diajukan.

Peneliti menggunakan kuesioner berbentuk pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang telah disediakan pilihan jawaban dan responden hanya memilih satu diantaranya. (Arikunto, 2006).

Kriteria kuesioner yang baik adalah valid dan reliabel. Uji validitas yang dilakukan oleh peneliti adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep. (Riwidikdo, 2008).

Penilaian tentang validitas isi ini bersifat subjektif dan keputusan apakah isntrumen sudah mewakili atau tidak, didasarkan pada pendapat ahli. Uji validitas ini dilakukan oleh seorang ahli dibidangnya.


(40)

Sedangkan uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan tehnik cronbach’s alpha. Kuesioner di ujikan pada 10 responden yang memenuhi kriteria. Kemudian jawaban responden akan diolah dengan menggunakan bantuan komputerisasi.

G. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kusioner yang berbentuk pertanyaan tertutup yang diberikan kepada orang tua balita yang memenuhi kriteria penelitian. Bila ada responden yang menolak terlibat atau berpartisipasi dalam penelitian, peneliti mencari pengganti yang sesuai dengan kriteria sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 2, yaitu : Pertama, data primer diperoleh secara langsung dari responden melalui penyebaran kusioner kepada orang tua anak balita yang menjadi sampel penelitian dan juga dilakukan pengawasan pada saat responden menjawab kuesioner. Hasil dari kusioner penelitian tersebut dicatat dalam tabel induk/master tabel dan selanjutnya dilakukan pengkodean untuk mempermudah analisa data. Kedua, Data sekunder diperoleh dari register anak yang diimunisasi di klinik bersalin Nurhalmah Tembung yang meliputi nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, nama orang tua, alamat rumah, dan status kesehatan anak balita.

H. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang telah terkumpul dan disajikan dalam tabel. Analisis data di lanjutkan dengan membahas penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.


(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian

Penelitian ini diperoleh sebanyak 48 responden yang memenuhi kriteria penelitian yang dilakukan di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung pada bulan Februari – April 2010. Dalam penelitian tidak ada responden yang menolak untuk manjadi objek penelitian (semua responden bersedia menjadi objek penelitian). Hasil penelitian disajikan dalam table-tabel distribusi frekwensi sebagai berikut :

1. Data Demografi Responden

Tabel 5.1.1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah %

20 - 25 19 39,6

26 - 30 16 33,3

31 – 35 6 12,5

36 - 40 7 14,6

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.1.1 terlihat bahwa responden yang mayoritas terdapat pada usia 20-25 tahun, yaitu sebanyak 19 responden (39,6%), minoritas responden


(42)

terdapat pada usia 31- 35 tahun, yaitu sebanyak 6 responden (12,5%) dan rata-rata umur responden terdapat pada usia 28 tahun.

Tabel 5.1.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah %

SMP 14 29,2

SMU 30 62,5

DIII 3 6,3

S1 1 2,0

Jumlah 48 100

Selanjutnya tabel 5.1.2 terlihat bahwa responden yang mayoritas terdapat pada responden yang berpendidikan SMU, yaitu sebanyak 30 responden (62,5%) dan minoritas terdapat pada responden yang berpendidikan S1, yaitu sebanyak 1 responden (2,0%).

Tabel 5.1.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah %

IRT 24 50,0

Petani 10 20,8

Pedagang 7 14,6


(43)

PNS 3 6,3

Jumlah 48 100

Lebih lanjut tabel 5.1.3 terlihat bahwa responden yang mayoritas terdapat pada responden yang bekerja sebagai IRT, yaitu sebanyak 24 responden (50,0%) dan minoritas terdapat pada responden yang bekerja sebagai PNS, yaitu sebanyak 3 responden (6,35).

Tabel 5.1.4

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Jumlah anak ( paritas ) jumlah ( % )

( ≤ 2 ) 6 12,5

( 3-4 ) 34 70,8

( ≥ 5 ) 8 16,7

Jumlah 48 100

Demikian juga tabel 5.1.4 terlihat bahwa responden yang mayoritas terdapat pada responden dengan Paritas/jumlah anak 3-4 orang, yaitu sebanyak 34 responden (70,8%) dan minoritas terdapat pada responden dengan Paritas/jumlah anak ≤ 2, yaitu sebanyak 6 responden (12,5%).

Tabel 5.1.5

Ditribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi


(44)

Keluarga / Tetangga 26 54,2

Tenaga Kesehatan 6 12,5

Media Cetak 9 18,8

Media Elektronik 7 14,5

Jumlah 48 100

Kemudian ditabel 5.1.5 terlihat bahwa responden yang mayoritas yang menerima Sumber Informasi berasal dari Keluarga/Tetangga, yaitu sebanyak 26 responden (54,2%) dan minoritas yang menerima Sumber Informasi berasal dari Tenaga Kesehatan, yaitu sebanyak 6 responden (12,5%).

2. Pengetahuan Responden

Tabel 5.2.1

Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010

Pengetahuan Jumlah %

Baik 6 12,5

Cukup 18 37,5

Kurang 24 50,0

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.2.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan Kurang, yaitu sebanyak 24 orang (50%) dan minoritas responden berpengetahuan Baik, yaitu sebanyak 6 responden (12,5%).


(45)

3. Pengetahuan Responden Berdasarkan Pengertian Imunisasi Tabel 5.3.1

Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Pengertian Imunisasi

Pengetahuan Jumlah %

Baik 5 10,4

Cukup 7 14,6

Kurang 36 75,0

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.3.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan Kurang, yaitu sebanyak 36 responden (75,0%) dan minoritas responden berpengetahuan Baik, yaitu sebanyak 5 responden (10,4%).

4. Pengetahuan Responden Berdasarkan Tujuan Imunisasi Tabel 5.4.1

Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Tujuan Imunisasi


(46)

Baik 5 10,4

Cukup 3 6,3

Kurang 40 83,3

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.4.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan Kurang, yaitu sebanyak 40 responden (83,3%) dan minoritas responden berpengetahuan Cukup, yaitu sebanyak 3 responden (6,3%).

5. Pengetahuan Responden Berdasarkan Manfaat Imunisasi Tabel 5.5.1

Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Manfaat Imunisasi

Pengetahuan Jumlah %

Baik 7 14,6

Cukup 8 16,6

Kurang 33 68,8

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5..5.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan Kurang, yaitu sebanyak 33 responden (68,8%) dan minoritas responden berpengetahuan Baik, yaitu sebanyak 7 responden (14,6%).


(47)

6. Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Imunisasi Tabel 5.6.1

Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Jenis Imunisasi

Pengetahuan Jumlah %

Baik 6 12,5

Cukup 11 22,9

Kurang 31 64,6

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.6.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan Kurang, yaitu sebanyak 31 orang (64,6%) dan minoritas responden berpengetahuan Baik, yaitu sebanyak 6 orang (12,5%).

7. Pengetahuan Responden Berdasarkan Macam-macam Imunisasi Tabel 5.7.1

Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Macam-macam Imunisasi


(48)

Baik 16 33,3

Cukup 15 31,3

Kurang 17 35,4

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.7.1 terlihat bahwa responden lebih banyak berpengetahuan Kurang yaitu sebanyak 17 orang (35,4%) dan perbedaannya sangat tipis/kecil dengan responden yang berpengetahuan Baik, yaitu sebanyak 16 orang (33,3% ) dan responden yang berpengetahuan Cukup, yaitu sebanyak 15 responden (31,3%).

8. Pengetahuan Responden Berdasarkan Efek Samping Imunisasi Tabel 5.8.1

Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Efek Samping

Imunisasi

Pengetahuan Jumlah %

Baik 40 83,3

Cukup 5 10,4

Kurang 3 6,3

Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5.8.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan Baik, yaitu sebanyak 40 orang (83,3%) dan minoritas responden berpengetahuan Kurang, yaitu sebanyak 3 orang (6,3% ).


(49)

9. Pengetahuan Responden Berdasarkan Jadwal Imunisasi Tabel 5.9.1

Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Jadwal Imunisasi

Pengetahuan Jumlah %

Baik 47 97,9

Cukup 1 2,1

Kurang - -

Jumlah 48 100

Berdasrkan tabel 5.9.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan Baik, yaitu sebanyak 47 orang (97,9%) dan minoritas responden berpengetahuan Kurang, yaitu sebanyak 1 orang (2,1%).


(50)

B.

Pembahasan

1. Berdasarkan Pengetahuan tentang imunisasi secara umum

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan yang tertera pada tabel (5.2.1) menunjukkan bahwa responden berpengetahuan kurang tentang imunisasi pada balita sebanyak 24 responden (50,0%) dan minoritas responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 6 responden (12,5%).

Menurut (Notoatmodjo, 2003) bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi karena seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Dari hasil penelitian bahwa kurangnya pengetahuan responden tentang imunisasi tersebut disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah yaitu mayoritas


(51)

berpendidikan SMP/SMU yang masing-masing yaitu sebanyak 14 responden (29,2%) dan sebanyak 30 responden (62,5%). Secara umum, tingkat pengetahuan responden yang kurang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan responden tentang pengertian imunisasi sebanyak 36 responden atau 75,0% (tabel 5.3.1), tujuan imunisasi sebanyak 40 responden atau 83,3% (tabel 5.4.1), manfaat imunisasi sebanyak 33 responden atau 68,8% (tabel 5.5.1), jenis imunisasi sebanyak 31 responden atau 64,6% (tabel 5.6.1), dan sumber informasi yang diperoleh kurang lengkap karena sumber informasi yang diperoleh mayoritas berasal dari keluarga/tetangga yaitu sebanyak 26 responden atau 54,2% (tabel 5.1.5).

Responden yang berpengetahuan baik hanya terdapat pada responden yang berpendidikan DIII dan S1 yaitu sebesar 8,3% (tabel5.1.2). Baiknya pengetahuan responden terdapat pada pengetahuan tentang efek samping imunisasi sebanyak 40 responden (83,3%) dan jadwal imunisasi sebanyak 47 responden (97,9%).

2. Berdasarkan pengetahuan tentang imunisasi secara khusus

Dari hasil penelitian yang tertera pada tabel tersebut diatas terlihat bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan kurang terutama mengenai tujuan imunisasi yaitu sebanyak 40 responden atau 83,3% (tabel 5.4.1), kemudian diikuti berturut-turut adalah mengenai pengertian imunisasi yaitu sebanyak 36 responden atau 75,0% (tabel 5.3.1), manfaat imunisasi sebanyak 33 responden atau 68,8% (tabel 5.5.1), jenis imunisasi yaitu sebanyak 31 responden atau 64,6% (tabel 5.6.1), dan macam-macam imunisasi yaitu sebanyak 17 responden (35,4%).

Kurangnya pengetahuan responden mengenai pengertian imunisasi yang terdapat pada kuesioner nomor 2 yaitu tentang pengertian dari imunisasi dasar yang


(52)

terbanyak menjawab salah yaitu sebanyak 42 responden atau 87,7% (Master tabel) yang seharusnya menjawab pilihan jawaban C (Suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi 0-12 bulan terhadap penyakit Tuberkulosis, Difteri, Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis B) tetapi responden paling banyak menjawab pilihan jawaban A (Mengobati penyakit)

Kemudian mengenai tujuan imunisasi yang paling tinggi frekuensinya, yaitu sebesar 83,3% yang terdapat pada kuesioner nomor 5 yaitu tentang tujuan dari pemberian imunisasi DPT yang terbanyak menjawab salah sebanyak 45 responden atau 93,3% (Master tabel) yang seharusnya menjawab pilihan jawaban C (Untuk memberikan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus) tetapi responden paling banyak menjawab pilihan jawaban A (Untuk memberikan kekebalan pasif dalam waktu yang berlainan terhadap penyakit TBC)

Mengenai manfaat imunisasi yang terdapat pada kuesioner nomor 6 yaitu tentang manfaat dari imunisasi yang terbanyak menjawab salah sebanyak 42 responden atau 87,5% (Master tabel) yang seharusnya menjawab pilihan jawaban A (Dapat meningkatkan derajat kesehatan) tetapi responden paling banyak menjawab pilihan jawaban B (Dapat membuat derajat kesehatan)

Sedangkan mengenai jenis imunisasi yang terdapat pada kuesioner nomor 9 yaitu tentang jenis imunisasi secara umum yang terbanyak menjawab salah sebanyak 41 responden atau 85,4% (Master tabel) yang seharusnya menjawab pilihan jawaban B (Imunisasi aktif dan pasif) tetapi responden paling banyak menjawab pilihan jawaban C (Imunisasi wajib dan tidak wajib)

Dan mengenai macam-macam imunisasi yang terdapat pada kuesioner nomor 14 yaitu tentang macam imunisasi yang dianjurkan yang terbanyak menjawab salah


(53)

sebanyak 33 responden atau 68,7% (Master tabel) yang seharusnya menjawab pilihan jawaban B (HIB, MM, Tifoid, Hepatitis A, Variasi) tetapi responden paling banyak menjawab pilihan jawaban A (Tuberkulosis, Campak, dan Polio).

Pengetahuan responden yang kurang tentang pengertian, tujuan, manfaat, dan jenis imunisasi mungkin disebabkan karena tingkat pendidikan responden yang masih rendah yaitu yang mayoritas responden terdapat pada tingkat pendidikan SMP dan SMU, faktor usia yang masih terlalu muda yaitu berusia 20-25 tahun sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.

Paritas/jumlah anak yang terlalu banyak yaitu lebih dari 2 orang anak sehingga ibu-ibu lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah untuk mengurus anak dan suami serta sibuk untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan hal ini memungkinkan ibu untuk tidak mempunyai waktu untuk mengetahui lebih jelas dan lengkap tentang imunisasi.

Sumber informasi yang benar juga berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang. Sumber informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan dan media masa sangat sedikit dan sebagian besar sumber informasi yang diperoleh berasal dari keluarga/tetangga sehingga informasinya masih kurang jelas dan lengkap tentang imunisasi baik itu tentang pengertian, tujuan, manfaat, jenis dan macam-macam imunisasi.

Sedangkan dari hasil penelitian yang tertera pada tabel (5.5.1) diatas terlihat bahwa responden hampir sama frekuensi pengetahuannya mengenai macam-macam imunisai baik dari segi pengetahuan baik yaitu sebanyak 16 responden (33,3%), pengetahuan cukup yaitu sebanyak 15 responden (31,3%), dan responden yang berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 17 responden (35,4%). Hal ini dapat terjadi


(54)

kemungkinan karena adanya macam-macam imunisasi yang tertera pada kartu KMS (Kartu Menuju Sehat) bagi responden yang memiliki KMS tersebut dan banyaknya poster-poster tentang macam-macam imunisasi yang terdapat difasilitas tenaga kesehatan.

Dari hasil penelitian yang tertera pada tabel (5.8.1) dan tabel (5.9.1) diatas terlihat bahwa responden yang mayoritas responden berpengetahuan baik terdapat pada pengetahuan responden tentang efek samping imunisasi yaitu sebanyak 40 responden atau 83,3% (tabel 5.8.1), dan jadwal imunisasi yaitu sebanyak 47 responden atau 97,9% (tabel 5.9.1).

Baiknya pengetahuan responden mengenai efek samping imunisasi yang terdapat pada kuesioner nomor 16 yaitu tentang efek samping dari penyuntikkan imunisasi campak sebanyak 39 responden atau 81,3% (tabel 5.8.2), dan jadwal imunisasi yang terdapat kuesioner nomor 18 dan 20 yaitu tentang imunisasi BCG dan Campak diberikan pada usia berapa sebanyak 45 responden atau 93,7% (tabel 5.9.2).

Terlihat disini bahwa pengetahuan responden yang baik dan sangat memahami tentang efek samping berdasarkan pengalaman yang dialami oleh responden tentang efek samping dari imunisasi yaitu terjadinya demam pada anaknya yang diimunisasi sehingga menimbulkan rasa cemas pada kesehatan anaknya dan pengalaman tersebut dapat berasal dari yang dialaminya ataupun berasal pengalaman orang lain/temannya.

Sedangkan pengetahuan responden yang baik tentang jadwal imunisasi merupakan tingkat pengetahuan yang paling tinggi yaitu sebanyak 47 responden (97,9%), hal ini mungkin disebabkan karena responden mendapatkan informasi tentang jadwal imunisasi yang tertera dalam KMS (Kartu Menuju Sehat), pada saat imunisasi


(55)

petugas kesehatan mencatat imunisasi yang diberikan dalam kartu KMS tersebut dan petugas kesehatan tersebut sering juga mengingatkan/memberitahukan kapan jadwal imunisasi ulang akan diberikan pada anaknya, disamping itu ibu-ibu juga memperoleh informasi tentang jadwal imunisasi yang mayoritas berasal dari keluarga/tetangga yang mempunyai balita untuk di imunisasi.

Pengetahuan imunisasi sebenarnya penting terutama mengenai pengertian, tujuan, manfaat, jenis, dan macam-macam imunisasi agar mereka lebih mengetahui mengapa balita harus di imunisasi. Kita pernah mendengar lewat media massa bahwa sejak reformasi pada tahun 1998 bahwa imunisasi kurang dijalankan sehingga muncul kembali penyakit polio. Oleh karena itu perlu diberikan penjelasan/penyuluhan tentang pengertian, tujuan, manfaat, jenis, dan macam-macam imunisasi sebelum dilakukan dilakukan imunisasi pada balita.


(56)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Walaupun penelitian ini hanya dilakukan di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung sudah dapat menggambarkan tentang tingkat pengetahuan imunisasi pada ibu-ibu yang mempunyai balita, sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebanyak 24 responden (50%) yang mengimunisasikan anaknya di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung pada tahun 2010 berpengetahuan Kurang tentang imunisasi. 2. Kurangnya pengetahuan responden tentang imunisasi terdapat pada pengetahuan

responden tentang pengertian imunisasi yang mayoritas sebanyak 36 responden (75,0%), tujuan imunisasi yang mayoritas sebanyak 40 responden (83,3%), manfaat imunisasi yang mayoritas sebanyak 33 responden (68,8%), dan jenis imunisasi yang mayoritas sebanyak 31 responden (64,6%).

3. Responden yang berpengetahuan baik terdapat pada pengetahuan responden tentang efek samping imunisasi sebanyak 40 responden (83,3%) dan jadwal imunisasi sebanyak 47 responden (97,9%).


(57)

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan penelitian yang lebih lanjut tentang pengetahuan imunisasi kepada ibu-ibu yang mempunyai balita dengan sampel yang lebih besar.

2. Pentingnya penyuluhan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat tentang imunisasi baik mengenai pengertian, tujuan, manfaat, jenis dan macam-macam imunisasi yang harus diberikan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita sebelum dilakukannya pelaksanaan imunisasi tersebut.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Manajemen penelitian. Edisi Baru. Jakarta: PT Rineka cipat, 2000. Achmadi, Umar Fahmi. Imunisasi, Mengapa perlu; Cetakan 1. Jakarta; Penerbit Buku Kompas, 2006

Andi Utama ,

Azis A. H. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Jakarta: Salemba Media, 2005.

Conan,

Dewi Adinegoro,

Damim, Sudarman. Metode Penelitian Kebidanan: Prosedur, Kebijakan, dan etik / oleh Sudarman Damim, Parwis; Editor, Monica Ester: EGC, 2003

Endra Wimajanti,

Henderson, christine. Buku ajar konsep kebidanan / editor, christin Henderson, Kathleen Jones ; Alih Bahasa, Ria Anjarwati, Renata komalasari, Dian Adiningsih; Editor Edisi bahasa Indonesia, Devi yulianti – jakarta : EGC, 2005.

Hendrawan,

IDAI ( UKK Perinatologi ), Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi baru Lahir untuk

Dokter, Bidan dan perawat di Rumah Sakit. Editor ketua, M.Sholeh Kosin. Departemen

Kesehatan RI

Indiarti. A To Z The Golden Age; Merawat, Membesarkan dan Mencerdaskan Bayi Anda

Sejak dalam Masa Kandungan Hingga Usia 3 Tahun / MT Indiarti; I Yogyakarta: Andi,


(59)

Majidi, Nasyid. Baby Care Directory. Editor, Niam Masykuri. Cetakan Pertama. Jakarta: Milenia Book Publishing, 2008

Markum, A.H. Imunisasi, Edisi Kedua, jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2002

Masalah, Konsep dan Penerapan Metodologi Penilitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Edisi 1, jakarta: Salemba Medika,

2003

Wahab, A. Samik. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun / Penulis, A. Samik Wahab. Madarina Julia. Jakarta: Widya Medika, 2002.


(1)

kemungkinan karena adanya macam-macam imunisasi yang tertera pada kartu KMS (Kartu Menuju Sehat) bagi responden yang memiliki KMS tersebut dan banyaknya poster-poster tentang macam-macam imunisasi yang terdapat difasilitas tenaga kesehatan.

Dari hasil penelitian yang tertera pada tabel (5.8.1) dan tabel (5.9.1) diatas terlihat bahwa responden yang mayoritas responden berpengetahuan baik terdapat pada pengetahuan responden tentang efek samping imunisasi yaitu sebanyak 40 responden atau 83,3% (tabel 5.8.1), dan jadwal imunisasi yaitu sebanyak 47 responden atau 97,9% (tabel 5.9.1).

Baiknya pengetahuan responden mengenai efek samping imunisasi yang terdapat pada kuesioner nomor 16 yaitu tentang efek samping dari penyuntikkan imunisasi campak sebanyak 39 responden atau 81,3% (tabel 5.8.2), dan jadwal imunisasi yang terdapat kuesioner nomor 18 dan 20 yaitu tentang imunisasi BCG dan Campak diberikan pada usia berapa sebanyak 45 responden atau 93,7% (tabel 5.9.2).

Terlihat disini bahwa pengetahuan responden yang baik dan sangat memahami tentang efek samping berdasarkan pengalaman yang dialami oleh responden tentang efek samping dari imunisasi yaitu terjadinya demam pada anaknya yang diimunisasi sehingga menimbulkan rasa cemas pada kesehatan anaknya dan pengalaman tersebut dapat berasal dari yang dialaminya ataupun berasal pengalaman orang lain/temannya.

Sedangkan pengetahuan responden yang baik tentang jadwal imunisasi merupakan tingkat pengetahuan yang paling tinggi yaitu sebanyak 47 responden (97,9%), hal ini mungkin disebabkan karena responden mendapatkan informasi tentang jadwal imunisasi yang tertera dalam KMS (Kartu Menuju Sehat), pada saat imunisasi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(2)

petugas kesehatan mencatat imunisasi yang diberikan dalam kartu KMS tersebut dan petugas kesehatan tersebut sering juga mengingatkan/memberitahukan kapan jadwal imunisasi ulang akan diberikan pada anaknya, disamping itu ibu-ibu juga memperoleh informasi tentang jadwal imunisasi yang mayoritas berasal dari keluarga/tetangga yang mempunyai balita untuk di imunisasi.

Pengetahuan imunisasi sebenarnya penting terutama mengenai pengertian, tujuan, manfaat, jenis, dan macam-macam imunisasi agar mereka lebih mengetahui mengapa balita harus di imunisasi. Kita pernah mendengar lewat media massa bahwa sejak reformasi pada tahun 1998 bahwa imunisasi kurang dijalankan sehingga muncul kembali penyakit polio. Oleh karena itu perlu diberikan penjelasan/penyuluhan tentang pengertian, tujuan, manfaat, jenis, dan macam-macam imunisasi sebelum dilakukan dilakukan imunisasi pada balita.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Walaupun penelitian ini hanya dilakukan di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung sudah dapat menggambarkan tentang tingkat pengetahuan imunisasi pada ibu-ibu yang mempunyai balita, sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebanyak 24 responden (50%) yang mengimunisasikan anaknya di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung pada tahun 2010 berpengetahuan Kurang tentang imunisasi. 2. Kurangnya pengetahuan responden tentang imunisasi terdapat pada pengetahuan

responden tentang pengertian imunisasi yang mayoritas sebanyak 36 responden (75,0%), tujuan imunisasi yang mayoritas sebanyak 40 responden (83,3%), manfaat imunisasi yang mayoritas sebanyak 33 responden (68,8%), dan jenis imunisasi yang mayoritas sebanyak 31 responden (64,6%).

3. Responden yang berpengetahuan baik terdapat pada pengetahuan responden tentang efek samping imunisasi sebanyak 40 responden (83,3%) dan jadwal imunisasi sebanyak 47 responden (97,9%).

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(4)

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan penelitian yang lebih lanjut tentang pengetahuan imunisasi kepada ibu-ibu yang mempunyai balita dengan sampel yang lebih besar.

2. Pentingnya penyuluhan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat tentang imunisasi baik mengenai pengertian, tujuan, manfaat, jenis dan macam-macam imunisasi yang harus diberikan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita sebelum dilakukannya pelaksanaan imunisasi tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Manajemen penelitian. Edisi Baru. Jakarta: PT Rineka cipat, 2000. Achmadi, Umar Fahmi. Imunisasi, Mengapa perlu; Cetakan 1. Jakarta; Penerbit Buku Kompas, 2006

Andi Utama ,

Azis A. H. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Jakarta: Salemba Media, 2005. Conan,

Dewi Adinegoro,

Damim, Sudarman. Metode Penelitian Kebidanan: Prosedur, Kebijakan, dan etik / oleh Sudarman Damim, Parwis; Editor, Monica Ester: EGC, 2003

Endra Wimajanti,

Henderson, christine. Buku ajar konsep kebidanan / editor, christin Henderson, Kathleen Jones ; Alih Bahasa, Ria Anjarwati, Renata komalasari, Dian Adiningsih; Editor Edisi bahasa Indonesia, Devi yulianti – jakarta : EGC, 2005.

Hendrawan,

IDAI ( UKK Perinatologi ), Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi baru Lahir untuk Dokter, Bidan dan perawat di Rumah Sakit. Editor ketua, M.Sholeh Kosin. Departemen Kesehatan RI

Indiarti. A To Z The Golden Age; Merawat, Membesarkan dan Mencerdaskan Bayi Anda Sejak dalam Masa Kandungan Hingga Usia 3 Tahun / MT Indiarti; I Yogyakarta: Andi, 2007

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara


(6)

Majidi, Nasyid. Baby Care Directory. Editor, Niam Masykuri. Cetakan Pertama. Jakarta: Milenia Book Publishing, 2008

Markum, A.H. Imunisasi, Edisi Kedua, jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2002

Masalah, Konsep dan Penerapan Metodologi Penilitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Edisi 1, jakarta: Salemba Medika, 2003

Wahab, A. Samik. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun / Penulis, A. Samik Wahab. Madarina Julia. Jakarta: Widya Medika, 2002.