47
PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 September 2012 dengan angka perbandingan pada tanggal 31 Desember 2011 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah dalam mata uang asing dan lembar saham
44 MANAJEMEN MODAL
Kebutuhan permodalan Bank juga direncanakan dan didiskusikan secara rutin yang didukung dengan data data analisis
Kewajiban penyediaan modal Bank dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional : a. Rasio kecukupan modal CAR Bank pada tanggal 30 September 2012 dan 30 September 2011, dengan rincian sebagai berikut:
30 September 2012 30 September 2011
Modal Tier I
908.633 1.074.706
Tier II 576.285
668.010 Tier III
28.235 13.298
Jumlah Modal 1.513.153
1.756.014 ATMR Risiko Kredit
13.977.108 11.252.770
ATMR Risiko Pasar 504.204
177.184 ATMR Risiko Operasional
1.171.532 1.053.164
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum untuk risiko kredit dan risiko operasional 9,80
14,16 9,67
14,07 Rasio kewajiban penyediaan modal minimum yang diwajibkan
8,00 8,00
45 MANAJEMEN RISIKO
a. Perkembangan Penerapan Manajemen Risiko
Tujuan utama dari kebijakan Bank atas kebijakan pengelolaan modal adalah untuk memastikan bahwa Bank memiliki modal yang kuat untuk mendukung strategi pengembangan ekspansi usaha Bank saat ini dan mempertahankan kelangsungan pengembangan dimasa mendatang, dan untuk memenuhi ketentuan kecukupan permodalan yang ditetapkan oleh regulator serta
memastikan agar struktur permodalan Bank telah efisien. Bank menyusun rencana permodalan berdasarkan penilaian dan penelaahan atas kebutuhan kecukupan permodalan yang dipersyaratkan dan mengkombinasikannya dengan tinjauan
perkembangan ekonomi terkini dan hasil dari metode stress test. Bank senantiasa akan menghubungkan tujuan keuangan dan kecukupan modal terhadap risiko melalui proses perencanaan modal dan stress test, begitu pula dengan bisnis yang didasarkan pada permodalan dan persyaratan likuiditas Bank.
Rencana permodalan disusun oleh Dewan Direksi sebagai bagian dan Rencana bisnis bank dan disetujui oleh Dewan komisaris. Perencanaan ini diharapkan akan memastikan tersedianya modal yang cukup dan terciptanya struktur permodalan yang optimal
Bank telah melakukan perhitungan kecukupan modal berdasarkan ketentuan BI yang berlaku, dimana modal yang dimiliki diklasifikasikan dalam 3 Tier yaitu Modal Tier 1 dan Modal Tier 2 serta Modal Tier 3
Bank mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan oleh pihak eksternal sepanjang periode pelaporan, khususnya berkenaan dengan perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM dan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ATMR
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum untuk risiko kredit dan risiko operasional dan risiko pasar
Untuk tujuan perbandingan, perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum KPMM Bank per 30 September 2011 telah direklasifikasikan agar sesuai dengan penyajian perhitungan KPMM per 30 September 2012.
Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatannya, selalu terdapat risiko melekat dalam setiap kegiatan Bank yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan.
Untuk itu, Bank terus mengembangkan serta menyempurnakan kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan risiko guna mengidentifikasi, mengukur, memonitor, dan mengendalikan eksposur risiko serta membatasi dampaknya secara luas dan menyeluruh.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 521DPNP tanggal 29 September 2003 yang diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1125PBI2009 tanggal 1 Juli 2009 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Bank telah mengembangkan kerangka pengelolaan risiko secara
terpadu dengan mengalokasikan sejumlah besar daya bagi pengembangan struktur organisasi, personil, sistem dan prasarana teknologi informasi serta menyelenggarakan pelatihan dan sosialisasi pengelolaan risiko di lingkungan Bank.
Dalam mengelola risiko, Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko bermitra dengan Unit Satuan Kerja Audit Intern SKAI dalam hal memastikan terpenuhinya kepatuhan Bank terhadap seluruh kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko yang diterapkan. Selain itu Bank juga telah membentuk Komite Pemantau Risiko yang bertugas membantu
Dewan Komisaris untuk memantau dan mengawai kualitas pelaksanaan manajemen risiko dalam rangka pencapaian tata kelola Perusahaan yang baik good corporate govemance.
Bank terus melakukan pengembangan penerapan manajemen risiko untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan Basel II. Bank telah menyusun Profil Risiko setiap triwulan dan telah disampaikan ke Bank Indonesia sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.
48
PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 September 2012 dengan angka perbandingan pada tanggal 31 Desember 2011 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah dalam mata uang asing dan lembar saham
b. Risiko Kredit