Risiko Kredit IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

48 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 September 2012 dengan angka perbandingan pada tanggal 31 Desember 2011 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah dalam mata uang asing dan lembar saham

b. Risiko Kredit

i Pengukuran risiko kredit ii Pengendalian batas risiko dan kebijakan mitigasi iii Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya Eksposur risiko kredit terhadap aset keuangan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut : 30 September 2012 31 Desember 2011 Giro pada Bank Indonesia 1.526.410 1.318.787 Giro pada bank lain 126.104 276.898 Penempatan pada BI dan Bank lain 1.789.437 2.051.448 Surat berharga 1.568.934 1.695.402 Kredit 15.524.979 13.399.445 Aset lain lain 222.825 192.583 20.758.689 18.934.563 Risiko kredit secara garis besar didefinisikan sebagai kemungkinan kerugian yang timbul akibat kegagalan debitur ataupun counterparty untuk memenuhi kewajiban terhadap Bank. Bank melakukan pengelolaan risiko kredit dengan menerapkan beberapa aktivitas termasuk penerapan dan peningkatan Credit Risk Management System dan aplikasi Credit Risk Rating CRR ke seluruh cabang secara on-line dan pengembangan modul Profil Risiko. Manajemen risiko kredit diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit yang berprinsip kehati-hatian prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan NPL, serta mengoptimalkan penggunaan modal yang dialokasikan untuk risiko kredit.Oleh karena itu, Bank menetapkan kebijakan dan pedoman tertulis yang mencakup Kebijjakan Perkreditan Bank, Kebijakan Penyelesaian Kredit bermasalah, Kebijakan Surat Berharga dan Kebijakan Interbank Money Market. Faktor utama yang berperan dalam pengendalian dan mengurangi risiko kredit adalah kemampuan satuan kerja perkreditan dalam membuat analisa kredit, sehingga pada akhirnya tercapai suatu keseimbangan antara pengelolaan risiko dengan pengembangan bisnin. Dalam penyaluran kredit Bank menentukan besaran maksimum angsuran kredit yang didasari atas kemampuan debitur. Bersamaan dengan itu, pengelolaan portfolio dan risiko kredit merupakan tanggung jawab dari Komite Manajemen Risiko Dalam mengukur risiko kredit untuk pinjaman yang diberikan, Bank mempertimbangkan estimasi kerugian saat debitur kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban debitur yang telah wanprestasi. Untuk mengelola dan memantau risiko atas penyaluran kredit, secara rutin Bank melakukan analisa terhadap portofolio kredit berdasarkan segmentasi bisnis dan kualitas kredit dari debitur. Untuk menghindari risiko konsentrasi kredit, Bank menetapkan limit eksposur untuk setiap nasabah baik pihak berelasi maupun pihak ketiga dalam kebijakan dan pedoman batas maksimum pemberian kredit. Bank mengelola, membatasi dan mengendalikan konsentrasi risiko kredit-baik secara khusus terhadap debitur individu maupun kelompok, dan industri maupun geografis. Batas pemberian kredit ditelaah mengikuti perubahan pada kondisi pasar dan ekonomi dan telaahan kredit secara periodik dan penilaian atas kemungkinan wanprestasi. Dalam proses pengajuan kredit, pembelian surat berharga maupun penempatan pada bank lain, Bank menetapkan dual control dalam rangka four eyes priciples yang melibatkan petugas marketing, petugas pemeriksa dan pejabat pemutus yang memiliki kewenangan. Beberapa pengendalian spesifik lainnya dan pengukuran mitigasi dijelaskan dibawah ini : Agunan Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan pelunasan kredit jika jaminan berupa sumber pembayaran utama debitur berdasarkan arus kas tidak terpenuhi. Jenis agunan yang dapat diterima dalam rangka memitigasi risiko kredit meliputi: - Kas - Tanah atau bangunan - Standby LC - Mesin - Kendaraan bermotor - Piutang - Persediaan Pemberian kredit jangka panjang kepada debitur korporasi pada umumnya disertai agunan.Untuk meminimalisasi kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat indikasi penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan. Asuransi Selain agunan kredit, Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit dengan melakukan penutupan asuransi bagi setiap debitur konsumer baik asuransi kredit, asuransi jiwa, asuransi PHK maupun asuransi kerugian. 49 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 September 2012 dengan angka perbandingan pada tanggal 31 Desember 2011 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah dalam mata uang asing dan lembar saham 30 September 2012 31 Desember 2011 Garansi yang diterbitkan 152.206 279.932 Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit a. Sektor Geografis 30 September 2012 DKI Jakarta Luar Dki Jakarta Jumlah Giro pada Bank Indonesia 1.526.410 1.526.410 Giro pada bank lain 126.079 25 126.104 Penempatan pada BI dan Bank lain 1.786.936 2.501 1.789.437 Surat berharga 1.568.934 1.568.934 Kredit 13.199.964 2.325.015 15.524.979 Aset lain lain 211.868 10.957 222.825 18.420.191 2.338.498 20.758.689 Garansi yang diterbitkan 123.739 28.467 152.206 31 Desember 2011 DKI Jakarta Luar Dki Jakarta Jumlah Giro pada Bank Indonesia 1.318.787 1.318.787 Giro pada bank lain 276.873 25 276.898 Penempatan pada BI dan Bank lain 2.051.448 2.051.448 Surat berharga 1.695.402 1.695.402 Kredit 11.816.259 1.583.186 13.399.445 Aset lain lain 182.523 10.060 192.583 17.341.292 1.593.271 18.934.563 eksposur risiko kredit terhadap Rekening administratif : Garansi yang diterbitkan 251.231 28.701 279.932 Eksposur risiko kredit terhadap Rekening administratif : Tabel diatas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset keuangan, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat bruto seperti yang diungkapkan pada laporan posisi keuangan. Seperti yang telah dijelaskan diatas pada tanggal 30 September 2012, 74,80 2011:70,77 dari ekposur maksimum berasal dari pinjaman yang diberikan. Manajemen yakin akan kemampuan Bank untuk mengendalikan dan memelihara minimal eksposur risiko kredit yang berasal dari pinjaman yang diberikan berdasarkan hal hal sebagai berikut: - Bank telah memiliki pedoman tertulis dan prosedur manual mengenai kebijakan dan proses kredit yang mencakup seluruh aspek pemberian kredit yang dilakukan.Setiap pemberian kredit harus senantiasa mengacu pada kebijkan tersebut. - Bank melakukan pemantauan secara rutin dan disiplin untuk mengetahui kondisi terkini dari debitur. - Seluruh kredit komersil diwajibkan memberikan agunan. Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur maksimum kredit Bank pada nilai tercatat tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya, yang dikategorikan berdasarkan area geografis pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011. Untuk tabel ini, Bank telah mengalokasikan eksposur area berdasarkan wilayah geografis tempat Bank beroperasi. eksposur risiko kredit terhadap Rekening administratif : 50 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 September 2012 dengan angka perbandingan pada tanggal 31 Desember 2011 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah dalam mata uang asing dan lembar saham

b. Sektor Industri