II - 9
Tabel 2.7. Rata-Rata Suhu Udara, Kelembaban Udara,Curah Hujan, dan Penyinaran
MatahariMenurut Stasiun Tahun 2014
Bulan Karimun
Ranai Natuna Dado Lingga
Terempa IKepulauan Anambas
Hang Nadim Batam
Curah Hujan
Kelem baban
Udara Suhu
rata- rata
Penyin aran
matah ari
Curah Hujan
Kelemb aban
Udara Suhu
rata- rata
Penyin aran
matah ari
Curah Hujan
Kelem baban
Udara Suhu
rata- rata
Penyin aran
matah ari
Curah Hujan
Kelemb aban
Udara Suhu
rata- rata
Penyin aran
mataha ri
Curah Hujan
Kelem baban
Udara Suhu
rata- rata
Penyin aran
matah ari
Januari 45
97 97
77 77
97 97
52 87
90 90
77 74
74 74
39 11
4 4
11 februari
7 11
11 11
14 11
11 14
14 14
14 11
14 7
7 11
10 6
6 10
maret 13
32 32
32 26
32 32
39 39
42 42
39 13
10 10
13 50
47 47
50 april
57 57
57 57
43 63
63 63
70 70
70 60
90 83
83 87
71 71
71 71
mei 42
55 55
45 48
58 58
58 68
68 68
58 81
84 84
81 63
73 73
70 juni
33 47
47 43
40 37
37 47
53 53
53 53
77 73
73 63
42 45
45 52
juli 26
39 39
42 29
39 39
42 35
29 29
32 55
48 48
52 45
55 55
48 agustus
35 65
65 55
48 55
55 48
61 65
65 55
61 65
65 55
73 100
100 60
September 60 87
87 60
60 47
47 53
93 100
100 93
100 100
100 77
77 77
77 68
Oktober 61
81 81
65 55
61 61
74 61
68 68
58 68
65 65
55 40
33 33
40 November 33
37 37
37 47
47 47
47 37
40 40
37 47
37 37
40 61
52 52
52 Desember
45 58
58 45
77 77
77 74
74 71
71 55
87 84
84 71
11 4
4 11
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2014
2.1.7 Potensi Pengembangan Wilayah
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi adalah kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Luas kawasan hutan produksi di Provinsi Kepulauan
Riau adalah 78.972,14 Ha, Kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 120.352,85 Ha dan Kawasan Hutan Produksi yang dapat di Konversi seluas 74.220,48 Ha yang tersebar di
seluruh wilayah KabupatenKota Provinsi Kepulauan Riau.
2. Kawasan Peruntukan Pertanian
Rencana kawasan peruntukan pertanian di Provinsi Kepulauan Riau seluas 227.682,63 Ha. Kawasan pertanian ini terdiri dari kawasan budidaya tanaman pangan,
kawasan hortikultura, kawasan perkebunan dan kawasan peternakan. Pengembangan Kawasan Budidaya Tanamana Pangan, Hortikultura dan Peternakan dialokasikan di
Kabupaten Lingga sebagai sentra pengembangan sektor pertanian dan Kabupaten Bintan. Pemanfaatan kawasan pertanian ditujukan untuk pemanfaatan potensi dan
berdasarkan kesesuaian lahan secara berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengembangan berorientasi agribisnis pertanian.
Sementara itu kawasan peternakan dibagi berdasarkan peruntukan skala agribisnis dan skala peternakan rakyat
backyard farming. Untuk kawasan agribisnis diprioritaskan pada Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan
Anambas, Kabupaten Karimun dan Kabupaten Bintan serta beberapa pulau yang memiliki potensi dan kesesuaian dari aspek daya dukung lahan dan agroklimat. Khusus
II - 10 untuk Kota Batam, kawasan peternakan dikembangkan pada daerah
hinterland. Sedangkan pengembangan sub sistem hilir peternakan diarahkan di kota Batam dan
Kota Tanjungpinang.
3. Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas Kawasan Perikanan Tangkap, dan Kawasan perikanan budidaya. Kawasan perikanan tangkap merupakan kawasan yang
digunakan untuk kegiatan memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun termasuk kegiatan yang menggunakan
kapal untuk memuat mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan atau mengawetkannya. Potensi perikanan tangkap tersebar di seluruh wilayah laut
dan perairan umum Provinsi kepulauan Riau. Wilayah pengelolaan perikanan yang ada sudah termasuk dalam wilayah pengelolaan perikanan WPP sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 Tahun 2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia.
Kawasan perikanan budidaya merupakan kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan memelihara, membesarkan dan atau membiakkan ikan serta memanen
hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol. Pengembangan perikanan budidaya yang meliputi usaha pembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya sangat cocok di
provinsi ini. Potensi perikanan budidaya yang dimiliki Provinsi Kepulauan Riau meliputi budidaya laut seluas lebih kurang 435.000 ha, rumput laut lebih kurang 38.520 ha,
tambak seluas lebih kurang 4.948 ha.
4. Kawasan Peruntukan Pertambangan