II - 13
d. Kawasan Rawan Bencana Angin Puting Beliung
Kawasan rawan angin puting beliung ditetapkan dengan ketentuan kawasan permukiman yang berada di sekitar pantai atau pesisir. Kabupaten Kepulauan
Anambas dan Kabupaten Natuna merupakan kawasan rawan bencana angin puting beliung.
e. Kawasan Rawan Abrasi
Kawasan rawan abrasi meliputi kawasan yang mengalami perubahan bentuk pantai yang diakibatkan oleh gelombang laut, arus laut dan pasang surut laut
terutama yang berada di pulau-pulau kecil dan pulau-pulau terluar. Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari 2.408 pulau mempunyai potensi
pesisir berupa pantai, rawa, pasir, bebatuan, hutan bakau dan daerah muara sungai estuaria. Pantai yang berpasir sering terabrasi karena diterpa gelombang laut yang
cukup tinggi, sehingga merusak pantai dan merubah bentuk pantai oleh karena itu diperlukan langkah-langkah atau tindakan pengamanan agar intensitas abrasi dapat
dikurangi. Adapun pantai-pantai yang rawan terhadap abrasi antara lain: a.
Pulau Karimun: Pantai Tanjung Balai sepanjang ± 4 km, Pantai Pelawan sepanjang ± 3 km, Pantai Pongkar sepanjang ± 6 km, Pantai Tanjung Sebatak sepanjang ± 4
km, dan Pantai Sepedas sepanjang ± 4 km. b.
Pulau Kundur: Pantai Timur sepanjang ± 5 km, Pantai Selat Beliah sepanjang ± 7 km, Pantai Urung sepanjang ± 3 km, dan Pantai Parit Jepang sepanjang ± 3 km.
c. Pulau Bintan: Pantai Trikora sepanjang ± 10 km, Pantai Tanjung Uban sepanjang
± 5 km, Pantai Sei Kecil - Sakera sepanjang ± 10 km, Pantai Lobam sepanjang ± 4 km, Pantai Senggarang sepanjang ± 4 km, Pantai Penyengat sepanjang ± 8 km,
Pantai Barat Tanjungpinang sepanjang ± 8 km, Pantai Pulau Dompa, Pantai Dompak Seberang sampai Tanjung Mocoh serta pulau-pulau kecil di Kecamatan
Bintan Pesisir, Mantang dan Tambelan.
d. Pulau Singkep: Pantai Kota Dabo sepanjang ± 4 km, Pantai Kote sepanjang ± 3
km, Pantai Jagoh sepanjang ± 2 km, dan Pantai Kebun Nyiur sepanjang ± 4 km Pulau Batam: Pantai Jodoh sepanjang ± 3 Km, Pantai Punggur sepanjang ± 500
m, Pantai Nongsah sepanjang ± 5 Km, dan Pantai Melayu sepanjang ± 10 km.
e. Pulau Ranai: Pantai Kota Ranai sepanjang ± 8 km, Pantai Tanjung sepanjang ± 4
km.
f. Kawasan Rawan Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa alam berupa getaran atau goncangan tanah yang terjadi pada kulit bumi dan umumnya diawali dengan patahnya lapisan
tanahbatuan dalam kulit bumi, gunung meletus, runtuhnya dindingatap gua serta lepasnya energi secara mendadak. Gempa yang terjadi akibat proses pergerakan
lempeng disebut gempa bumi tektonik. Kawasan Rawan Gempa Bumi berpotensi terjadi di seluruh wilayah KabupatenKota di Provinsi Kepulauan Riau dengan tingkat
bahaya rendah.
II - 14 2.1.9
Kondisi Demografis
Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebanyak 1.973.043 jiwa, terdiri dari 51,24 penduduk laki
– laki dan 48,76 perempuan. Penyebaran penduduk di Provinsi Kepulauan Riau masih terkonsentrasi di Kota Batam yakni sebesar 56,23,
sedangkan wilayah dengan persentase penduduk paling sedikit yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 2,27. Secara rinci Jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk pada masing-masing kabupatenkota dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Menurut KabupatenKota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
No KabKota
2011 2012
2013 2014
2015
1 Karimun
216.146 218.475
220.882 223.117
225.298 2
Bintan 145.057
147.212 149.120
151.123 153.020
3 Natuna
70.423 71.454
72.527 73.470
74.520 4
Lingga 87.026
87.482 87.867
88.274 88.591
5 Kepulauan Anambas
38.210 38.833
39.374 39.892
40.414 6
Kota Batam 1.000.661 1.047.534 1.094.623 1.141.816 1.188.985
7 Kota Tanjungpinang
191.287 194.099
196.980 199.723
202.215
Provinsi Kepulauan Riau
1.748.810 1.805.089 1.861.373 1.917.415 1.973.043
Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015 Pertumbuhan penduduk Provinsi Kepulauan Riau tergolong cukup tinggi, dengan
rata-rata dari 2011 sampai dengan tahun 2015 sebesar 3,12, terutama dikontribusikan dari pertumbuhan penduduk Kota Batam yang mencapai rata-rata sebesar 4,49.
Pertumbuhan penduduk yang besar di Kota Batam lebih disebabkan oleh migrasi masuk penduduk karena perkembangan Kota Batam yang sangat pesat sehingga menarik
perhatian bagi penduduk dari daerah lain. Pertumbuhan penduduk terkecil berada di Kabupaten Lingga dengan rata-rata sebesar 0,47. Secara rinci pertumbuhan penduduk
per Kabupatenkota tercantum pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Pertumbuhan Penduduk Menurut KabupatenKota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015 No
KabKota 2011
2012 2013
2014 2015
Rata-rata
1 Karimun 1,25
1,08 1,10
1,01 0,98
1,08 2 Bintan
1,42 1,49
1,30 1,34
1,26 1,36
3 Natuna 1,45
1,46 1,50
1,30 1,43
1,43 4 Lingga
0,59 0,52
0,44 0,46
0,36 0,47
5 Kepulauan Anambas 1,54
1,63 1,39
1,32 1,31
1,44 6 Kota Batam
4,84 4,68
4,50 4,31
4,13 4,49
7 Kota Tanjungpinang 1,58
1,47 1,48
1,39 1,25
1,43
Provinsi Kepulauan Riau
3,31 3,22
3,12 3,01
2,90 3,11
Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015
II - 15 Tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015 sebesar
186 jiwakm
2
. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kota Tanjungpinang sebesar 844 jiwakm
2
selanjutnya Kota Batam sebesar 757 jiwakm
2
, dan terendah di Kabupaten Natuna dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 26 jiwaKm
2
. Terlihat peningkatan kepadatan penduduk Kota Batam dan Tanjungpinang sangat cepat dalam
kurun waktu tahun 2011-2015. Secara rinci kepadatan penduduk per kabupatenkota dapat dilihat pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10. Kepadatan Penduduk Menurut KabupatenKota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015 Jiwakm
2
No KabKota
2011 2012
2013 2014
2015
1 Karimun 142
143 145
146 147
2 Bintan 83
85 86
87 88
3 Natuna 25
25 26
26 26
4 Lingga 41
41 41
42 42
5 Kepulauan Anambas 60
61 62
63 68
6 Batam 637
667 697
727 757
7 Tanjungpinang 799
810 822
834 844
Provinsi Kepulauan Riau
164 170
175 180
186 Sumber: BPS Provinsi kepulauan Riau Tahun 2015
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat