yang diperlihatkan oleh guru bisa melalui LCD, c aktivitas kerja yaitu mengerjakan
tugas-tugas yang dibeikan guru yang berkenaan dengan bahan pengajaran
Purwanto : 1997 . Model delikan berorientasi pada CBSA, sebagai bentuk
operasional dari pendekatan ketrampilan proses.
B. Permasalahan
Apakah pembelajaran dalam pokok bahasan gerak harmonis dengan model
delikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3
Tegal dalam pokok bahasan gerak harmonis melalui pembelajaran
model delikan. 2. Untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Tegal melalui
pembelajaran model delikan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa Diharapkan siswa terampil dalam
mengerjakan soal-soal fisika khususnya tentang gerak harmonis,
aktif berdiskusi kelompok dan meningkatnya sifat kerja sama
sesama teman. 2. Manfaat bagi guru
Meningkatkan kreativitas guru dalam pengembangan materi
pelajaran, sumbangan positif cara berfikir dan meningkatkan keakraban
siswa terhadap guru. 3. Manfaat bagi sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan terjadinya perubahan pendekatan
pembelajaran di lingkungan SMA Negeri 3 Tegal ke arah lebih baik
sehingga menunjang keberhasilan belajar di sekolah. Sekaligus
memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan inovasi
pendidikan, dan praktisi pendidikan di SMA Negeri 3 Tegal.
KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Belajar Sebagai landasan penguraian
mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukan
beberapa definisi. a.
Morgan, mengemukakan:
”Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”
b. Witherington,
mengemukakan: ”Belajar adalah suatu perubahan di
dalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian.” Dari definisi-definisi yang
dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting
yang mencirikan pengertian tentang belajar. Menurut M. Ngalim Purwanto
1990:85 bahwa pengertian belajar adalah sebagai berikut.
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman; dalam arti perubahan- perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
2. Model Mengajar Dengar – Lihat – Kerjakan Delikan
Model delikan diangkat dan dikembangkan oleh Nana Sudjana atas
dasar pengalaman empiris di lapangan. Kenyataan ini kemudian dikaji dari sudut
teori dalam bidang pengajaran, terutama dari segi kegiatan belajar siswa dalam
hubungannya dengan guru dan siswa Nana Sudjana:1996.
Mendengar – melihat merupakan kegiatan manusia yang paling utama dalam
kehidupannya dalam rangka memperluas wawasan. Nana Sudjana 1966
menegaskan bahwa kegiatan mendengar dan melihat merupakan bagian penting
dari aspek kognitif. Dengan demikian, kegiatan tersebut merupaqkan awal dalam
proses belajar mengajar sebelum mengarah siswa menuju pada kegiatan belajar
mengajar yang lebih kompleks. Mengerjakan doing
merupakan perwujudan sikap dan tingkah laku
manusia aspek psikomotorik. Aspek ini berkaitan dengan aspek kognitif dalam
pengertian bahwa aspek kognitif mempengaruhi aspek efektif sikap dan
aspek psikomotorik perbuatan, behavior. Apabila ditinjau dari segi jenjang
kognitif dalam proses belajar, kegiatan mendengar dan melihat terutama
menunjang tercapainya aspek kognitif tingkat rendah, yakni pengetahuan dan
pemahaman, sedangkan kegiatan mengerjakan menunjang aspek kognitif
tingkat tinggi, yakni aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Oleh karena itu
model delikan ini dapat digunakan untuk mencapai semua jenjang aspek kognitif.
Dalam aplikasinya model delikan menempuh beberapa tahapan meliputi
tahapan Pra Instruksional, Instruksional, Evaluasi dan Tindak Lanjut. Untuk proses
dengar, lihat dan kerjakan dilakukan pada tahapan instruksional, sedangkan pada
tahapan eveluasi meliputi kegiatan proses,
hasil dan kesimpulan. Untuk perbaikan dan pengayaan dilakukan pada tahapan tindak
lanjut.
TAHAPAN MODEL DELIKAN
3. Proses Pembelajaran Fisika Berdasarkan pengamatan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran fisika di lapangan, ternyata masih belum
memuaskan. Jika diamati lebih dalam lagi, ternyata kemampuan siswa dalam unit-unit
tertentu sangatlah beraneka ragam. Misalnya, ada sebagian siswa yang pandai
dalam hafalan teori atau hafal rumus tetapi dalam proses matematikanya lemah atau
mengalami hambatan. Ada juga sebagian siswa yang pandai dalam hitungan, tetapi
dalam pemahaman konsep masih juga mengalami hambatan.
Pelajaran fisika mempunyai sifat sekrup, suatu materi melandasi materi
berikutnya, sehingga suatu materi merupakan prasyarat untuk mempelajari
materi berikutnya. Untuk mempelajari fisika hendaklah berprinsip pada hal-hal
berikut. a. Materi fisika disusun menurut urutan
tertentu atau setiap topik fisika berdasarkan subtopik tertentu.
b. Seorang siswa dapat memahami suatu topik fisika jika telah memahami
subtopik pendukung
atau prasyaratnya.
c. Mengulangi pelajaran yang telah dipelajari atau diajarkan
merupakan suatu kebutuhan dan bukan suatu
beban sehingga dapat dilaksanakan dengan ikhlas dalam mengerjakan
tugas yang berupa latihan soal-soal. 4. Uraian Materi yang Terkait dengan
Penelitian Sebelum diberikan materi tentang
gerak harmonis , siswa perlu diberi stimulus dengan cara siswa diminta untuk
menceritakan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan gerak yang bersifat
berulang-ulang. Pegas diberi bandul atau tali diberi bandul kemudian diayunkan.
F = K. Δx F = gaya Newton
Δx = pertambahan panjang meter K = tetapan pegas Newton meter
T = 2π √ lg T = periode ayunan secon
l = panjang tali meter g = percepatan gravitasi bumi
meters2 T = 2π √mK
m = massa kilogram K =
tetapan pegas Newton meter
B. Hipotesis Tindakan