Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

PT Bank Ina Perdana 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan

e. Giro pada Bank Lain

Giro pada Bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

f. Penempatan pada Bank Indonesia

g. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

a. Seluruh kredit dalam kolektibilitas Lancar b. Pembentukan CKPN dihitung atas dasar nilai tercatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Bank belum dapat melakukan proses estimasi yang memadai dan belum memiliki data kerugian historis yang memadai untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit secara kolektif sesuai dengan PSAK No.50 Revisi 2006 Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No.55 Revisi 2006 Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran yang dilakukan secara prospektif. Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 1025PBI2008 tentang Giro Wajib Minimum GWM Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan mata uang asing serta SE No. 1129DPNP tanggal 16 Oktober 2009 tentang Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dalam Rupiah. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah ditetapkan sebesar 7,5 dari Dana Pihak Ketiga DPK dalam yang rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder dan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1 dari DPK dalam mata uang asing. GWM Utama dalam Rupiah ditetapkan sebesar 5 dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 2008 dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5 dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal PT BANK INA PERDANA PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 Pembentukan CKPN atas kredit secara kolektif dilakukan untuk kredit yang memenuhi ketentuan sebagai berikut : Pembentukan CKPN atas kredit secara kolektif dilakukan dengan mengacu pada pembentukan cadangan umum dan cadangan khusus sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Seluruh kredit dengan kolektibilitas 3 Kurang Lancar, 4 Diragukan dan 5 Macet dengan baki debet kurang dari 5 lima Milyar Rupiah Seluruh Kredit dengan baki Debet diatas Rp 5.000.000.000 milyar yang memiliki kolektibilitas 3 Kurang Lancar, 4 Diragukan, 5 Macet pembentukan CKPN dilakukan secara individual. Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi diskonto yang belum diamortisasi. Bank membentuk penyisihan kerugian atas aset produktif dan aset non-produktif serta estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kualitas masing-masing aset produktif dan aset non-produktif, komitmen dan kontinjensi pada akhir tahun dengan mempertimbangkan evaluasi manajemen atas prospek usaha debitur, kinerja keuangan dan kemampuan membayar setiap debitur serta mempertimbangkan juga hal-hal lain seperti klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaaan Bank Indonesia, klasifikasi yang ditetapkan oleh Bank Umum lainnya atas aset produktif yang diberikan oleh lebih dari satu bank BI checking dan ketersediaan laporan keuangan debitur yang telah diaudit. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 24 Oktober 2009. PT Bank Ina Perdana 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan g. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai lanjutan