PT Bank Ina Perdana 42
29. KEWAJIBAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI lanjutan
Tagihan Kontinjensi: Bunga dalam penyelesaian
- a
w e
m i
t s
i n
a g
n u
b u
h k
a h
i P
- 1
2 3
, 6
1 ,
5 5
2 ,
1 a
g i
t e
k k
a h
i P
9 7
9 ,
9 5
2 ,
1 2
Aset dihapusbukukan -
t i
a k
r e
t k
a h
i P
- 2
4 ,
6 3
2 ,
7 1
6 ,
6 t
i a
k r
e t
k a
d i
t k
a h
i P
6,794,546,402 4
3 4
, 2
8 9
, 2
6 8
a y
n n
i a
L Kewajiban kontinjensi :
Bank Garansi ,
, 6
t i
a k
r e
t k
a h
i P
, ,
8 4
2 t
i a
k r
e t
k a
d i
t k
a h
i P
1,317,500,000
7 2
, 5
6 3
, 6
2 ,
3 1
i s
n e
j n
i t
n o
K n
a d
n e
m t
i m
o K
h a
l m
u J
33,094,944,629
Penyisihan penghapusan Fasilitas kredit yang belum ditarik
- -
- i
s n
a r
a g
k n
a B
5,575,000 -
5,575,000 Bank garansi tahun 2010 dijamin dengan kas cash collateral lihat catatan 18
30. MANAJEMEN RISIKO
Pelaksanaan penilaian risiko oleh satuan kerja manajemen risiko adalah sebagai berikut: Risiko Kredit
Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatannya, terdapat risiko bawaan dalam setiap kegiatan Bank, antara lain dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko
hukum, risiko reputasi, risiko strategi dan risiko kepatuhan. Untuk itu Bank telah mengimplementasikan suatu Risk Management Framework terpadu, yang merupakan sarana untuk penentuan strategi,
organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik.
Risiko kredit diukur melalui probabilitas terjadinya default pada masa mendatang. Bank telah menyusun ketentuan mengenai Credit Risk Rating CRR serta telah dilakukan evaluasi dan roll out. Perhitungan
default probability tersebut selanjutnya akan dijadikan dasar untuk perhitungan cadangan PPAP, modal capital at risk, pricing, alokasi capital dan manajemen portofolio.
PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT BANK INA PERDANA
Menunjuk peraturan Bank Indonesia No.58PBI2003 tanggal 19 Mei 2003 sebagaimana telah diubah dalam PBI No. 1125PBI2009 tanggal 1 Juli 2009 mengenai penerapan Manajemen Risiko bagi Bank
Umum, Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PT Bank Ina Perdana 43
30. MANAJEMEN RISIKO lanjutan
Risiko Kredit lanjutan
Risiko Pasar
Risiko Operasional
Risiko Likuiditas Pengukuran risiko pasar dilakukan melalui pendekatan analisis sensitivitas tingkat bunga untuk risiko
suku bunga dan risiko Surat Berharga Bonds. Risiko pasar dikendalikan dengan penerapan limit, khususnya transaksi trading limit. Limit-limit tersebut, antara lain adalah counterparty limit dan position
limit. Pengelolaan risiko likuiditas menjadi bagian dari proses manajemen risiko pasar. Pemantauan risiko likuiditas dilakukan melalui pengelolaan maksimum cash out.
Manajemen risiko kredit terdiri dari: pengendalian risiko kredit yang bertujuan membatasi kredit pada debitur dan usaha yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat spekulatif dan pemberian
kredit kepada debitur yang bermasalah, kemudian melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berskala dan terus menerus pada kreditnya yang telah disalurkan, memberikan saran-saran perbaikan,
sehingga kerugian yang mungkin terjadi dapat diminimalkan; four eyes principles sebagai salah satu pengendalian risiko kredit pada proses pemberian kredit telah dilaksanakan unit-unit kerja; dan Early
Warning System EWS sebagai salah satu alat pemantauan monitoring dengan cara mendeteksi secara dini debitur yang berpotensi default. Sistem tersebut dapat mendukung proses pemantauan pinjaman
secara menyeluruh, mengidentifikasi tindakan perbaikan, dan menyempurnakan tindak lanjut efektif.
Risiko likuiditas adalah risiko di mana Bank tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada nasabah maupun counterparty sesuai waktu yang dijanjikan pada waktunya. Pengukuran risiko likuiditas
dilakukan dengan meneliti seluruh arus kas masuk dan kas keluar dari Bank, kemudian mengidentifikasi segala kemungkinan kekurangan dana di masa depan termasuk kebutuhan komitmen
kontinjensi PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT BANK INA PERDANA
Pemantauan risiko operasional yang selama ini dilakukan dengan memanfaatkan laporan audit intern secara bertahap akan digantikan dengan Database Bank yang disusun berdasarkan 6 kategori risiko,
yaitu: Proses Kredit, Proses non kredit, Proses Treasury, Human Fraud, SistemTeknologi Informasi dan External Events dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat konsolidasi secara sistematis dan
sentralistis data risiko operasional. Data dalam Database merupakan bahan bagi analisis dan penetapan profil risiko operasional dan menjadi dasar bagi model prediktif risiko operasional.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Sesuai dengan tahap pengembangannya, pengendalian risiko operasional pada saat ini lebih ditekankan pada penyempurnaan kebijakan dan prosedur, peningkatan pengetahuan pekerja melalui pelatihan
secara berkala, pengawasan internal serta peningkatan kesadaran dan biaya risiko pada seluruh jajaran manajemen dan karyawan Bank. Pada saat ini sedang disempurnakan fungsi, tugas dan tanggung jawab
manajemen risiko operasional.
Pengukuran juga memerlukan analisa kualitatif, salah satu faktornya adalah pengaruh reputasi Bank. Pengendalian dilakukan dengan menyusun rencana pendanaan darurat untuk menghindari terjadinya
kesulitan likuiditas yang dapat mengakibatkan Bank mengalami kegagalan pembayaran kepada counterparty.
PT Bank Ina Perdana 44
30. MANAJEMEN RISIKO lanjutan