Temperatur Alkalinitas pH PARAMETER YANG

15 Tabel 2.6 Kondisi Optimum Produksi Biogas [42] Parameter Kondisi Optimum Suhu 55 C Derajat Keasaman 6,8-7,8 Nutrien Utama Karbon dan Nitrogen Sulfida 200 mgL Logam-logam berat terlarut 1 mgL Sodium 5000 mgL Kalsium 2000 mgL Magnesium 1200 mgL Amonia 1700 mgL Semua parameter harus senantiasa dijaga agar tetap dalam kondisi optimum. Jika tidak, maka bukan metana sebagai produk utama akan tetapi berubah menjadi Karbondioksida sebagai produk utama [42].

2.4.1 Temperatur

Salah satu faktor yang paling penting yang mempengaruhi digestasi anaerobik dari limbah organik adalah temperatur. Digestasti anaerobik dapat dikembangkan pada rentang suhu yang berbeda termasuk mesofilik suhu sekitar 35ºC dan suhu termofilik mulai dari 55 ºC hingga 60 ºC. Digestasi anaerobik Konvensional dilakukan pada suhu mesofilik 35-37 ºC, terutama karena kebutuhan energi yang lebih rendah dan stabilitas yang lebih baik dari proses. LCPKS dibuang pada suhu sekitar 80-90 o C yang benar-benar membuat pengolahan limbah cair tersebut pada kedua suhu mesofilik dan termofilik dapat dilakukan terutama di negara-negara beriklim tropis [43].

2.4.2 Alkalinitas

Alkalinitas pada limbah cair dihasilkan dari hidrokarbon, karbonat CO 3 2- dan bikarbonat HCO 3 - yang berikatan dengan kalsium, magnesium, kalium dan amonia. Alkalinitas pada limbah cair membantu untuk mempertahankan pH agar tidak mudah berubah yang disebabkan oleh penambahan asam. Konsentrasi dari alkalinitas pada limbah cair sangatlah penting karena kadar alkalinitas mempengaruhi pengolahan zat-zat kimia dan biologi, juga dibutuhkan untuk nutrisi bagi mikroba. Universitas Sumatera Utara 16 Kadar alkalinitas didapat melaluiproses titrasi sampel dengan larutan standar asam, dalam satuan mgL [42].

2.4.3 pH

pH dari reaktor anaerobik mempengaruhi efisiensi proses penguraian. Berbagai jenis mikroba dalam digester anaerobik sangat sensitif terhadap perubahan pHdan sangat mempengaruhi produksi metana [43]. Tingkat pH optimal untuk kelompok fungsional biokimia pada proses anaerob yaitu [44]: 1 Hidrolisis, biasanya optimal di atas pH 6 tetapi memungkinkan hingga pH 5. 2 Asidogenesis, optimal antara pH 5,5 dan 8, tetapi memungkinkan hinggapH 4. 3 Asetogenesishidrogen memanfaatkan metanogen, optimal antara pH 6 tetapi memungkinkan hingga pH 5. 4 Metanogenenesis, optimal antara pH 7 tetapi memungkinkan hingga pH 6

2.4.4 Nutrisi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

3 61 86

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Temperatur 45oC

2 14 107

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

1 1 23

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

1 1 2

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

0 0 6

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

0 3 14

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

0 0 7

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

0 0 26

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 5

PENGARUH HYDRAULIC RETENTION TIME (HRT) DAN LAJU PENGADUKAN PADA PROSES ASIDOGENESIS LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) PADA KEADAAN AMBIENT SKRIPSI

1 0 18