LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT

Dalam 10 tahun terakhir ini, Pabrik Kelapa Sawit PKS di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Sebagian besar lahan-lahan perkebunan non kelapa sawit di seluruh Indonesia berangsur-angsur beralih di peruntukan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.Dengan meningkatnya jumlah pabrik kelapa sawit PKS, Indonesia telah berubah menjadi negara yang paling besar dalam produksi CPO. Namun konsekuensi lain adalah timbulnya permasalahan limbah PKS. Hampir semua pabrik kelapa sawit, bahkan yang sudah mengeksport minyak mentah kelapa sawit mempunyai kelemahan dalam hal penanganan limbahnya [21]. Pabrik kelapa sawit dalam mengolah setiap ton tandan buah segar TBS akan menghasilkan rata-rata 120-200 kg minyak kelapa sawit mentah CPO, 230-250 kg tandan kosong kelapa sawit TKKS, 130-150 kg serat fiber, 60-65 kg cangkang, 55- 60 kg kernel, dan 0,7 m 3 air limbah. Jika Indonesia berhasil menjadi produsen utama CPO dunia, dengan memproduksi 18 juta ton CPO per tahun sebagaimana yang ditargetkan, maka akan dihasilkan limbah cair pabrik kelapa sawit LCPKSsebanyak 50 juta ton per tahun [22]. Hal ini menunjukkan bahwa selama industri pengolahan kelapa sawit tetap beroperasi maka LCPKS sebagai hasil samping juga turut akan terbentuk diakhir proses. Tabel 2.1 Produksi Minyak Kelapa Sawit di Indonesia[23] Tahun Luas Areal Perkebunan Ha Produksi Minyak Sawit ton 2012 10.130.000 26.020.000 2013 10.590.000 26.900.000 2014 10.850.000 28.020.000 Berdasarkan tabel 2.1 dengan meningkatnya produksi minyak sawit CPO, maka akan berdampak pada peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Universitas Sumatera Utara 8 Palm oil mill effluent POME adalah limbah cair kelapa sawit yang kental, berwarna coklat pekat mengandung bahan tersuspensi yang tinggi. LCPKS segar adalah kombinasi dari 95-96 air, 0,6-0,7 minyak dan 4-5 total padatan [24]. LCPKS memiliki kandungan COD 50.000 mgL, total solids 40.500 mgL BOD 25.000 mgL, minyak dan lemak 4.000 mgL[25].Hal inilah yang menyebabkan LCPKS menjadi penyumbang polusi terbesar untuk industri pertanian. Namun begitu, LCPKS ini bersifat non-toksik karena tidak ada penambahan bahan kimia selama proses pemurnian minyak sawit [26]. Oleh karena itu, pemanfaatan LCPKS sebagai bahan baku biogas akan memberi keuntungan antara lain pengurangan jumlah padatan organik, jumlah mikroba pembusuk yang tidak diinginkan, serta kandungan racun dalam limbah [22]. Limbah cair pabrik kelapa sawitLCPKS memiliki karakteristik tertentu yang akan ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 2.2 Karakteristik dari LCPKS [5,27] Parameter Konsentrasi Ph Minyak dan lemak kasar grease Biochemical Oxygen Demand BOD Chemical Oxygen Demand COD Padatan Total Padatan Tersuspensi Padatan Volatil Total Nitrogen Total 4,7 4.000 25.000 50.000 40.500 18.000 34.000 750 Unsur Fosfor Kalium Magnesium Kalsium Boron Besi Mangan Tembaga Seng 180 2.270 615 439 7,6 46,5 2,0 0,89 2,3 Semua parameter dalam satuan mg L -1 kecuali pH Universitas Sumatera Utara 9 LCPKS yang dibuang ke sungai atau lingkungan harus memenuhi standar baku mutu agar aman terhadap lingkungan. Berikut ini adalah baku mutu untuk limbah cair industri minyak kelapa sawit berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995. Tabel 2.3 Baku Mutu LCPKS Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup [28] Parameter Kabar Maksimum mgL Beban Pencernaan Maksimum kgton BOD 5 100 0,4 COD 350 1,4 Minyak dan Lemak 25 0,1 Nitrogen Total 50 0,2 pH 6,0-9,0 Debit Limbah Maksimum 4,5 m 3 per ton CPO

2.2 BIOGAS

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

3 61 86

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Temperatur 45oC

2 14 107

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

1 1 23

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

1 1 2

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

0 0 6

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

0 3 14

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

0 0 7

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Termofilik

0 0 26

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 5

PENGARUH HYDRAULIC RETENTION TIME (HRT) DAN LAJU PENGADUKAN PADA PROSES ASIDOGENESIS LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) PADA KEADAAN AMBIENT SKRIPSI

1 0 18