Structural Equation Modelling SEM Model Struktural .1Model Regresi Berganda

10 penyebab sebagai variabel bebas x, maka ada lebih dari satu x, katakan ada k buah, maka ditulis faktor penyebab: , . Artinya y disebabkan oleh , , , , .Salah satu contoh analisis multivariat adalah SEM. Analisis multivariat bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu: 1. Analisis dependensiketergantungan dependency methods, bertujuan untuk menjelaskan atau meramalkan nilai variabel tak bebas berdasarkan lebih dari satu variabel bebas yang mempengaruhinya , , , , dan y, kalau hanya melibatkan satu variabel bebas, analisis disebut analisis bivariat x dan y. 2. Analisis interdependensisaling ketergantungan interdependence methods, bertujuan untuk memberikan arti meaning kepada suatu set variabel kelompok variabel atau mengelompokkan suatu set variabel menjadi kelompok yang lebih sedikit jumlahnya dan masing-masing kelompok membentuk variabel baru yang disebut faktor mereduksi jumlah variabel. Jenis skala yang dipergunakan untuk mengukur variabel tak bebas y dan variabel bebas x dan juga banyaknya variabel tak bebas akan menentukan teknik analisis multivariat yang tepat. Dalam analisis multivariat data non-metrik kualitatif untuk nominal dan ordinal sedangkan data metrik kuantitatif untuk interval dan ratio J. Supranto: 2010.

2.9 Structural Equation Modelling SEM

Structural equation modelling SEM adalah perkembangan dari analisis jalur dan regresi berganda yang merupakan bentuk model analisis multivariat.SEM adalah metode yang unggul karena dapat menganalisis data secara lebih komprehensif. Analisis data pada analisis jalur dan regresi berganda hanya dilakukan terhadap data total scorevariabel yang merupakan jumlah butir-butir instrumen penalitian. Dengan demikian, analisis jalur dan regresi berganda sebenarnya hanya dilakukan pada tingkat variabel laten. Sedangkan analisis data pada metode SEM dapat Universitas Sumatera Utara 11 digunakan terhadap score butir pertanyaan sebuah instrumen variabel penelitian. Butir-butir instrumen dalam analisis SEM disebut sebagai variabel manifest. Dalam model persamaan struktural, variabel kunci yang menjadi perhatian adalah variabel laten atau laten construct yaitu konsep abstrak psikologi seperti sikapdan intelegence. Mengamati perilaku variabel laten secara tidak langsung dan tidak sempurna berpengaruh terhadap variabel indikator atau variabel manifest. 2.10 Model Struktural 2.10.1Model Regresi Berganda Model pertama ini sebenarnya merupakan pengembangan regresi bergandadengan menggunakan dua variabel eksogen, yaitu dan dengan satuvariabel endogenyyang digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1Model Regresi Berganda 2.10.2Model Mediasi Model kedua adalah model mediasi atau perantara di mana variabel ymemodifikasi pengaruh variabel x terhadap variabel z, yang digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2Model Mediasi X 1 X 2 Y Y X Z Universitas Sumatera Utara 12 2.10.3Model Kombinasi Pertama dan Kedua Model ketiga ini merupakan kombinasi antara model pertama dan kedua,yaitu variabel x berpengaruh terhadap variabel z secara langsung dan secara tidaklangsung mempengaruhi variabel z melalui variabel y. Model digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.3 Model Kombinasi Pertama dan Kedua 2.10.4Model Kompleks Model keempat ini merupakan model yang lebih kompleks, yaitu variabel secara langsung mempengaruhi dan melalui variabel secara tidaklangsung mempengaruhi , sementara variabel juga dipengaruhi olehvariabel model digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.4 Model Kompleks 2.10.5Model Rekursif dan Non Rekursif Dari sisi pandang arah sebab akibat, ada dua tipe model jalur, yaiturekursif dan non rekursif. Model rekursif ialah jika semua anak panah menuju satu arah seperti gambar 2.5 sebagai berikut: Y X 2 X 1 Y 1 X 2 Y 2 X 1 Universitas Sumatera Utara 13 Universitas Sumatera Utara 14 , = + + + = + + + Universitas Sumatera Utara 15 = + + = + + Universitas Sumatera Utara 16 Estimator maximum likelihood dapat diperoleh dengan menentukan turunan dari L terhadap θ dan menyatakannya sama dengan nol atau dapat ditulis sebagai L θ = 0. 2.13Evaluasi Kelayakan Model Kelayakan model dapat dilihat dari berbagai ukuran kelayakan model, dalam penelitian ini ukuran kelayak model yang digunakan adalah: 1. Chi-Square Nilai Chi-Square yang diperoleh relatif besar terhadap derajat bebas, mengindikasikan bahwa matriks hasil dugaan model tidak sesuai dengan matriks data. Sebaliknya Chi-Square yang relatif kecil terhadap derajat bebas, mengindikasikan bahwa matriks hasil dugaan model sesuai dengan matriks data. Ada beberapa kelemahan dalam uji Chi-Square yaitu tergantung pada asumsi kenormalan ganda, untuk memperoleh kecocokan yang lebih baik diperlukan model yang lebih kompleks, sensitif terhadap ukuran contoh Siswono Haryono: 2012 . 2. Root Mean Square Residual RMR Nilai RMR menunjukkan ratsa-rata sisaan koragam atau sisaan korelasi.RMR dapat dirumuskan: = 2 + 1 di mana ∑ adalah koragam populasi dan ∑ θ adalah koragam model. Nilai RMR yang lebih kecil atau sama dengan 0,05 mengindikasikan bahwa model tersebut baik dalam hal kecocokan antara matriks hasil dugaan model struktural dengan matriks data asal. 3. Root Mean Square Error of Approximation RMSEA Nilai RMSEA merupakan ukuran ketidakcocokan model berdasarkan derajat bebas model. Formula RMSEA dapat dirumuskan: Universitas Sumatera Utara 17 1 Model dengan nilai RMSEA lebih besar dari 0,10 mengindikasikan bahwa model tersebut tidak baik dalam hal kecocokan antara matriks hasil dugaan model struktural dengan matriks data asal Siswono Haryono, 2012. 4. Goodness-of-Fit Index GFI Nilai GFI mempresentasikan persen keragaman data yang dapat diterangkan oleh model. Formula GFI untuk metode maximum likelihood adalah: = 1 [ ] [ ] Model nilai GFI lebih besar daripada 0,90 mengindikasikan bahwa model tersebut baik dalam hal kecocokan antara matriks hasil dugaan model struktural dengan matriks data asal Siswono Haryono: 2012. 5. Adjusted Goodness-of-Fit Index AGFI Nilai AGFI merupakan modifikasi dari nilai GFI dengan mengakomodasi derajat bebas model dengan model lain yang dibandingkan. AGFI dapat dirumuskan: = 1 + 1 2 [1 ] Model dengan nilai AGFI lebih besar dari 0,80 mengindikasikan bahwa model tersebut baik dalam hal kecocokan antara matriks hasil dugaan model struktural dengan matriks data asal Siswono Haryono: 2012. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Perumusan Masalah

Langkah awal dalam penelitian ini adalah merumuskan masalah. Masalah yang dirumuskan berdasarkan pendahuluan adalah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar dan seberapa besar kontribusi faktor-faktor tersebut terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SMA Mulia Pratama Medan. Data yang digunakan dalam proses analisis adalah data primer dari penyebaran kuesioner kepada siswai kelas X dan XI IPAIPS di SMA Mulia Pratama Medan.

3.2 Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, dilakukan selama satu minggu yaitu pada tanggal 26 Mei 2014 sampai dengan 3 Juni 2014 di SMA Mulia Pratama Medan. Untuk Model SEM dengan jumlah variabel laten sampai dengan lima buah dan setiap variabel laten dijelaskan oleh tiga atau lebih indikator, jumlah sampel 100- 150 data sudah dianggap memadai.

3.3 Landasan Teori

Setelah penelitian selesai dan data yang dimaksud sudah terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pembahasan secara teoritis mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar penelitian terarah dan untuk mengetahui bagaimana metode yang digunakan dalam kajian teorinya sebelum digunakan dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Structural Equation Modelling (SEM) untuk Menentukan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Matematika Siswa/i SMA Mulia Pratama Medan

2 48 67

Penerapan Metode Structural Equation Modeling (SEM) dalam Menentukan Pengaruh Kepuasan, Kepercayaan Dan Mutu terhadap Kesetiaan Pasien Rawat Jalan dalam Memanfaatkan Pelayanan Rumah Sakit di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012

4 65 127

Analisis Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Usaha Kecil Menengah Menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)

0 2 5

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Internet terhadap Peningkatan Kinerja UKM Menggunakan Metode Structural Equation Modelling

0 0 6

Analisis Faktor - Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Smartphone Dengan Menggunakan Metode Structural Equation Modeling (SEM)

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sikap Pengguna Twitter Tentang Pemberian Informasi Pribadi dengan Menggunakan Metode Structural Equation Modeling (SEM)

0 0 10

Iklan Online di Media Sosial : Risiko dan Kepercayaan Pengguna terhadap Iklan Online di Line dengan Metode Structural Equation Modelling (SEM) Studi Kasus : Line Berrybenka

0 1 10

Structural Equation Modelling (SEM) untuk Menentukan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Matematika Siswa/i SMA Mulia Pratama Medan

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Structural Equation Modeling (SEM) 2.1.1 Sejarah SEM dan Pengertian - Penerapan Metode Structural Equation Modeling (SEM) dalam Menentukan Pengaruh Kepuasan, Kepercayaan Dan Mutu terhadap Kesetiaan Pasien Rawat Jalan dalam Mema

0 0 26

Penerapan Metode Structural Equation Modeling (SEM) dalam Menentukan Pengaruh Kepuasan, Kepercayaan Dan Mutu terhadap Kesetiaan Pasien Rawat Jalan dalam Memanfaatkan Pelayanan Rumah Sakit di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012

1 2 14