Kromatografi lapis tipis preparatif Kromatografi lapis tipis dua arah

18 yang bertujuan untuk memperoleh pemisahan senyawa yang baik. Kombinasi pelarut adalah berdasarkan atas polaritas masing-masing pelarut, sehingga dengan demikian akan diperoleh sistem pengembang yang cocok. Pelarut pengembang yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis antara lain: n-heksana, karbontetraklorida, benzen, kloroform, eter, etilasetat, piridian, aseton, etanol, metanol dan air Gritter, dkk., 1991.

c. Visualisai dan identifikasi noda

Visualisasi dimaksudkan untuk melihat komponen penyusun yang sudah terpisah setelah proses pengembangan. Visualisasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya dapat digunakan uap iodium, sinar ultraviolet khususnya apabila digunakan adsorben yang mengandung fosfor. Cara lain yaitu dengan charringatau dengan penyemprotan menggunakan reagensia tertentu Adnan, 1997. d. Harga Rf Mengidentifikasi noda-noda dalam kromatografi lapis tipis sangat lazim menggunakan harga Rf Retardation Factor mulai dari 0 sampai 1. �� = Jarak titik pusat bercak dari titik awal Jarak garis depan pelarut dari titik awal Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf yaitu struktur kimia dari senyawa yang dipisahkan, sifat penjerap, tebal dan kerataan dari lapisan penjerap, pelarut dan derajat kemurniannya, derajat kejenuhan uap pengembang dalam bejana, teknik percobaan, jumlah cuplikan yang digunakan, suhu dan kesetimbangan Sastrohamidjojo, 1985.

2.4.2 Kromatografi lapis tipis preparatif

Universitas Sumatera Utara 19 Salah satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan paling dasar adalah kromatografi lapis tipis preparatif KLTP. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memeriksa pengaruh ketebalan dari penjerap terhadap kualitas pemisahan, tetapi ketebalan penjerap yang paling sering digunakan adalah 0,5-2 mm. Ukuran plat kromatografi yang digunakan biasanya 20 x 20 cm. Fase diam yang paling sering digunakan adalah silika gel dengan ukuran partikel dan mutu yangsamadengan yang digunakan pada kromatografi lapis tipis Hostettmann, dkk., 1986. Penotolan cuplikan dilakukan dengan melarutkan cuplikan dalam sedikit pelarut.Cuplikan ditotolkan berupa pita dengan jarak sesempit mungkin karena pemisahan tergantung pada lebar pita.Penotolan dapat dilakukan dengan pipet tetapi lebih baik dengan penotol otomatis.Pelarut yang baik untuk melarutkan cuplikan adalah pelarut yang atsiri. Pengembangan plat KLT preparatif dilakukan dalam bejana kaca yang dapat menampung beberapa plat. Bejana dijaga tetap jenuh dengan pelarut pengembang dengan bantuan kertas saring yang diletakkan berdiri disekeliling permukaan bagian dalam bejana. Pita ditampakkan dengan cara yang tidak merusak maka senyawa yang tidak berwarna dengan penjerap dikerok dari plat kaca. Cara ini berguna untuk memisahkan campuran beberapa senyawa sehingga diperoleh senyawa murni Gritter, dkk., 1991.

2.4.3 Kromatografi lapis tipis dua arah

Kromatografi lapis tipis dua arah bertujuan untuk meningkatkan resolusi sampel ketika komponen-komponen solut mempunyai karakteristik kimia yang hampir sama, karena nilai Rf juga hampir sama, selain itu dua sistem fase gerak yang sangat berbeda dapat digunakan secara berurutan pada suatu campuran Universitas Sumatera Utara 20 tertentu sehingga memungkinkan untukmelakukan pemisahan analit yang mempunyai tingkat polaritas yang hampir samaRohman, 2009. Kromatografi lapis tipis dua arah dilakukan dengan melakukan penotolan sampel disalah satu sudut lapisan lempeng tipis dan mengembangkannya sebagaimana biasa dengan eluen pertama.Lempeng kromatografi selanjutnya dipindahkan dari chamber yang menggunakan eluen kedua sehingga pengembangan dapat terjadi pada arah kedua yang tegak lurus dengan arah pengembangan yang pertama.Suksesnya pemisahan tergantung pada kemampuan untuk memodifikasi selektifitas eluen kedua dibandingkan dengan selektifitas eluen pertama Rohman, 2009.

2.5 Spektrofotometri Ultraviolet