Pembahasan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Kredit Bank Asing Di Indonesia

70 tingkat signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel suku bunga SBI adalah sebesar 0,310 yang berarti variabel suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap Risiko Kredit. Dapat disimpulkan bahwa H 6 ditolak atau dengan kata lain variabel suku bunga SBI berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Risiko Kredit.

4.2.2.4.7. Pengaruh Variabel Ukuran Bank Size terhadap Risiko Kredit

Berdasarkan Tabel 4.8, pengujian untuk variabel independen ukuran bank size pada tingkat signifikansi 5 menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,731 pada tingkat signifikansi 0,009. Sedang untuk nilai t tabel adalah 1,671. Karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka Ho ditolak dan H 7 diterima. Untuk tingkat signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel ukuran bank size adalah sebesar 0,009 yang berarti variabel ukuran bank size berpengaruh signifikan terhadap Risiko Kredit. Dapat disimpulkan bahwa H 7 diterima atau dengan kata lain variabel ukuran bank size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Risiko Kredit.

4.3. Pembahasan

Dari hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa tidak semua hipotesis yang diusulkan dalam penelitian ini terbukti. Untuk itu, bagian pembahasan ini akan berisi pembahasan yang lebih terperinci mengenai masing- masing variabel.

4.3.1. Return on Asset ROA

Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel ROA pada tingkat signifikansi 5 menghasilkan nilai t hitung sebesar 3,607sedang nilai t tabelnya adalah 1,671. Tingkat signifikansi variabel ROA bernilai 0,001 Universitas Sumatera Utara 71 yang berarti variabel ROA ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependennya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Zribi, Boujelbene 2011, memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap resiko kredit perbankan. Return on Asset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap risiko kredit perbankan yang menggambarkan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan dengan menggunakan aset yang dimilikinya. Risiko kredit semakin rendah jika bank memiliki modal yang besar karena modal merupakan faktor utama untuk kelangsungan hidup bank yang dalam pengelolaannya selalu mengandung risiko. Oleh karena itu, pengelolaan risiko harus dilakukan secara terpadu, terarah koordinatif dan berkesinambungan antara unit kerja untuk meningkatkan kinerja. Return on Asset sangat penting bagi bank karena setiap aset yang dimiliki pasti mengandung risiko.

4.3.2 Return on Equity ROE

Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel ROE pada tingkat signifikansi 5 menghasilkan nilai t hitung sebesar -3,490 pada tingkat signifikansi 0,001, variabel ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Risiko Kredit. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Zribi, Boujelbene 2011, memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap resiko kredit perbankan. Semakin besar modal bank maka risiko kredit kredit semakin rendah. ini berarti bahwa modal bank merupakan faktor utama guna kelangsungan hidup bank yang dalam pengelolaannya selalu mengandung risiko. Oleh karena itu, pengelolaan risiko harus dilakukan secara terpadu, terarah koordinatif dan berkesinambungan antara unit kerja untuk meningkatkan kinerja. Universitas Sumatera Utara 72

4.3.3 Pertumbuhan GDP

Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan GDP berpengaruh negatif dan tidak signifikan yang ditunjukkan dengan nilai t = -0,858 dan sig = 0,561. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Zribi, Boujelbene 2011, memiliki secara statistik signifikan 1 terhadap risiko kredit perbankan yang pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti dengan adanya risiko kredit yang terjadi.

4.3.4. Inflasi

Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan yang ditunjukkan dengan nilai t = 0,206 dan sig = 0,837. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Zribi, Boujelbene 2011, secara statistik signifikan 1 terhadap risiko kredit perbankan. Inflasi merupakan faktor fundamental makro dari indikator makro ekonomi yang menggambarkan kondisi ekonomi yang kurang sehat, sehingga melemahnya daya beli masyarakat. Harga barang-barang akan selalu mengalami suatu perubahan, biasanya berupa kenaikan. Namun jika kenaikan itu hanya terjadi pada satu atau dua barang saja tidak dapat disebut sebagai inflasi. Perubahan yang berupa kenaikkan harga barang-barang secara umum dan berlangsung terus menerus berpengaruh terhadap risiko kredit dan Hussain, dan Hassan 2005 menyatakan mempengaruhi hubungan antara risiko. Universitas Sumatera Utara 73

4.3.5. Nilai Tukar Kurs

Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel nilai tukar kurs berpengaruh negatif dan tidak signifikan yang ditunjukkan dengan nilai t = 1,130 dan sig = 0,264. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Zribi, Boujelbene 2011, secara statistik signifikan 1 terhadap risiko kredit perbankan yang kenaikan nilai tukar kurs mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang mata uang asing lebih murah, hal ini berarti nilai mata uang asing dalam negeri meningkat. Penurunan nilai tukar kurs disebut depresiasi mata uang dalam negeri mata uang asing menjadi lebih mahal, yang berarti mata uang dalam negeri menjadi merosot. Nilai tukar atau disebut juga kurs valuta dalam berbagai transaksi ataupun jual beli valuta asing tidak akan berpengaruh terhadap risiko kredit.

4.3.6. Suku Bunga SBI

Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel suku bunga SBI berpengaruh positif dan tidak signifikan yang ditunjukkan dengan nilai t =1,026 dan sig = 0,310. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Zribi, Boujelbene 2011, secara statistik signifikan 1 terhadap risiko kredit. Akibat meningkatnya suku bunga, para pemilik modal akan lebih suka menanamkan uangnya di bank.

4.3.7. Ukuran Bank Size

Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel ukuran bank size berpengaruh positif dan signifikan yang ditunjukkan dengan nilai t = 2,731 dan sig = 0,009. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang Universitas Sumatera Utara 74 dikemukakan oleh Zribi, Boujelbene 2011, yang menyatakan tidak signifikan terhadap risiko kredit perbankan yang ditunjukkan dengan kepemilikan total asets yang besar juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak bank. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran bank size berpengaruh signifikan terhadap risiko kredit bank yang ditunjukkan semakin besar total aset semakin kecil risiko kredit yang di- hadapinya. Universitas Sumatera Utara 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan