8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Bank
Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pendapatan utama perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang
diberikan kepada peminjam dengan bunga kredit yang disalurkan. Menurut Trian Daru 2008:9, secara lebih spesifik fungsi bank adalah
sebagai berikut: 1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank,
uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan
dananya di bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak
Universitas Sumatera Utara
9
bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai
kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta
kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. 2. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank
sebagai penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, konsumsi selalu berkaitan dengan
penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
3. Agent of Services Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian
masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank,
dan jasa penyelesaian tagihan.
Universitas Sumatera Utara
10
Ketiga fungsi bank diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga
bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary
. Aktivitas bank dalam menghimpun dana dapat berupa simpanan yang dapat dipilih masyarakat misalnya giro, tabungan, dan deposito.
Menurut Dendawijaya 2005 : 15, jenis atau bentuk bank bermacam- macam, tergantung pada cara penggolongannya dapat dilakukan berdasarkan hal-
hal sebagai berikut: 1. Jenis bank berdasarkan undang-undang
Berdasarkan Pasal 5 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua
jenis bank, yaitu: a Bank Umum
b Bank Perkreditan Rakyat Dengan catatan bahwa bank umum dapat mengkhususkan diri untuk
melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian lebih besar kepada kegiatan tertentu.
2. Jenis bank berdasarkan kepemilikannya a Bank Milik Negara BUMN
b Bank Milik Pemerintah Daerah BUMD c Bank Milik Swasta Nasional
d Bank Milik Asing e Bank Milik Campuran
Universitas Sumatera Utara
11
3. Jenis bank berdasarkan penekanan kegiatannya a Bank Retail Retail Banks
b Bank Korporasi Corporate Banks c Bank Komersial Commercial Banks
d Bank Pedesaan Rural Banks e Bank Pembangunan Development Banks
4. Jenis bank berdasarkan pembayaran bunga atau pembagian hasil a Bank Konvensional
b Bank Berdasarkan Prinsip Syariah
2.1.2 Bank Asing
Menurut Siamat 2005:56, bank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank diluar Indonesia yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di
Jakarta dan membuka kantor cabang pembantu pada beberapa ibukota provinsi selain Jakarta yaitu: Semarang, Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang,
Medan, dan Batam. Bank Asing diperkenankan membuka kantor cabang sejak pertengahan tahun 1999 dengan memenuhi syarat yang ditetapkan.
Jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank asing pada dasarnya sama dengan bank-bank umum swasta nasional, kecuali dalam hal pembukaan kantor cabang
pembantu diwilayah tertentu di Indonesia. Bank asing juga tidak diperbolehkan untuk memberikan jasa layanan dalam bentuk tabungan dari masyarakat. Segmen
yang ditekuni oleh bank asing adalah adalah segmen corporate banking. Karakteristik kegiatan bank asing juga ditandai dengan penyediaan jasa dibidang
invesment bank yang menawarkan jasa dipasar modal.
Universitas Sumatera Utara
12
Menurut Siamat 2005:56, ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan peraturan bank berlaku juga bagi bank asing antara lain: net open
piosision, giro wajib minimum, legal lending limit, kewajiban penyediaan modal
minimum Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio LDR, dan tingkat kesehatan bank.
Adapun syarat dan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia terhadap Bank Asing berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1968 Tanggal16
Februari 1968 tentang bank asing, yaitu: 1. Bank asing hanya dapat didirikan dan menjalankan usahanya sebagai bank
setelah mendapat izin usaha dari Menteri Keuangan dengan mendengar pertimbangan Bank Sentral.
2. Cara-cara pengajuan permintaan izin usaha akan diatur lebih lanjut oleh Menteri Keuangan.
3. Tempat dimana bank asing itu dapat didirikan dan menjalankan usahanya ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan mendengar pertimbangan Bank
Sentral. 4. Bagi bank asing yang merupakan cabang dari suatu bank yang sudah ada
diluar negeri sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 pasal 3 dari Peraturan Pemerintah ini, berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a Memasukkan kerekening dana devisa sejumlah sekurang-kurangnya US 1.000.000.- satu juta US dollar, yang nilai lawannya dalam Rupiah akan
dipergunakan sebagai dana-usaha dari cabang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
13
b Dari jumlah tersebut pada huruf a ayat 1 pasal ini, 50 lima puluh perseratus harus sudah dimasukkan kerekening dana devisa pada saat
pemberian izin usaha cabang tersebut, sisanya harus sudah dimasukkan selambat-lambatnya 1 satu tahun terhitung sejak tanggal pemberian izin
usahanya. c Bagi bank asing yang merupakan suatu bank campuran dan yang
menjalankan usaha bank umum sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 pasal 3 Peraturan Bank tentang bank asing.
d Saham-saham dari bank asing yang dimaksud dalam ayat-ayat 2 dan 3 pasal ini hanya boleh dikeluarkan atas nama setiap pemindah-tanganan
saham hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Sentral.
e Menteri Keuangan dapat menetapkan jumlah dana usahamodal yang dibayar minimum yang lebih tinggi menurut perkembangan keadaan dengan
memperhatikan kondisi setempat. f Disamping usaha-usaha yang sudah ditetapkan dalam Undang-undang
Perbankan Tahun 1967, kepada Bank asing yang telah mendapat izin usaha bank umum dari menteri keuangan dapat ditunjuk oleh bank sentral sebagai
bank devisa. g Bank asing sedapat mungkin mempergunakan tenaga kerja warganegara
Indonesia sepanjang tenaga-tenaga ini terdapat di Indonesia. h Anggota pimpinan bank asing harus memenuhi syarat-syarat keahlian dan
mempunyai akhlak serta moral yang baik.
Universitas Sumatera Utara
14
2.1.3 Kredit
Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lainyang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga. Dalam artian luas, kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarati credere artinya
percaya. Maksud dari percaya bagi pemberi kredit percaya kepada penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan
perjanjian. Menurut Idroes dan Sugiarto 2006:87, terdapat beberapa pendekatan
yang digunakan dalam menentukan kelayakan kredit yaitu konsep 5C. Konsep 5C bertujuan untuk memberikan gambaran kepada bank mengenai iktikad debitur
untuk membayar kembali pinjamannya. Konsep 5C yang dimaksud adalah: 1. Character karakter dengan menganalisis kinerja dan reputasi debitur
sebelumnya. Hasil penilaian kualitatif dan sangat fleksibel. 2. Capital modal dengan menganalisis ketersediaan modal debitur dalam
membiayai sendiri pekerjaanproyek. Hasil penilaian kuantitatif, semakin besar komposisi modul semakin baik.
3. Capacity kapasitaskemampuan dengan menganalisis seluruh rasio keuangan, survey kepada stakeholder perusahaan, dan survei ke
perusahaan itu sendiri. Hasil penilaian kuantitatif, rasio-rasio keuangan
Universitas Sumatera Utara
15
yang baik akan mendukung dalam pengambilan keputusan untuk persetujuan.
4. Condition of Economy kondisi ekonomi makro dengan menganalisis relevansi dari situasi ekonomi terhadap usaha debitur. Hasil penilaian
kualitatif dan sangat fleksibel. 5. Collateral jaminan dengan menganalisis aktiva debitur yang diserahkan
kepada bank untuk dijadikan jaminan. Hasil penilaian kuantitatif, makin besar nilai jaminan dan makin likuid sifat jaminan adalah makin baik.
Menurut Kasmir 2008:103, secara umum penyaluran kredit yang
dilakukan dapat dilihat dari berbagai segi sebagai berikut:
1. Dari segi kegunaan a Kredit investasi
Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan-keperluan usaha atau membangun proyekpabrik baru untuk keperluan rehabilitasi.
b Kredit modal kerja Kredit modal kerja adalah biaya yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. 2. Dari segi tujuan kredit
a Kredit Produktif dan Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan unutk meningkatkan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Kemudian yang dimaksud dengan kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada
Universitas Sumatera Utara
16
pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang digunakan
untuk keperluan pribadi.
b Kredit Perdagangan Kredit perdagangan adalah kredit yang digunakan untuk perdagangan,
biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
3. Dari segi jangka waktu
a Kredit jangka pendek
Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan
untuk modal kerja. b Kredit Jangka Menegah dan Kredit Jangka panjang
Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya berkisar antara satu tahun sampai tiga tahun, biasanya digunakan untuk investasi.
Kemudian yang dikategorikan denggan kredit jangka panjang adalah kredit yang masa pengembaliannya lebih tiga tahun atau lima tahun.
4. Dari segi jaminan a Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu
jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.
b Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
Universitas Sumatera Utara
17
5. Dari segi sektor usaha Jenis kredit yang disalurkan oleh bank jika dilihat dari sektor usahanya, yaitu:
a Kredit pertanian merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai perkebunan dan atau pertanian rakyat.
b Kredit peternakan disalurkan bank dengan tujuan untuk membiayai pertenakan.
c Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah, dan besar.
d Kredit pertambangan adalah kredit yang digunakan untuk membiayai usaha jenis usaha tambang yang dibiayai dan biasanya kreditnya jangka
panjang. e Kredit pendidikan merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan. f Kredit profesi diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter atau
pengacara. g Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan. Kegiatan perekonomian masyarakat tidak pernah terlepas dari kredit
apalagi bagi negara-negara yang sedang berkembang, fasilitas kredit sangat dibutuhkan guna mendorong pertumbuhan pembangunan disegala sektor
perekonomian.
Universitas Sumatera Utara
18
Fungsi Kredit secara umum, yaitu: 1. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang Utility of Money
2. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang Utility of Goods
3. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 4. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi
5. Kredit dapat meningkatkan keinginan untuk berusaha 6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan
7. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional Menurut Ali 2004:42, secara spesifik Bank Indonesia menyatakan
terdapat delapan jenis risiko yang harus diwaspadai, dipantau, dan selanjutnya ditanggulangi yaitu:
1. Risiko Kredit Risiko kredit terjadi akibat gagalnya penerimaan kredit debitur dalam
memenuhi perjanjian kredit untuk melunasi pembayaran angsuran pokok dan pembayaran bunga kredit pada bank.
2. Risiko Likuiditas Liquidity Risk Liquidity Risk
merupakan risiko timbul karena bank tidak memiliki dana yang cukup dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.
3. Risiko Tingkat Suku Bunga Interest Rate Risk Risiko yang terjadi akibat terjadinya perubahan tingkat suku bunga yang
berpengaruh buruk terhadap pendapatan yang diterima atau pengeluaran biaya yang dikeluarkan oleh bank.
Universitas Sumatera Utara
19
4. Risiko Nilai Tukar Currency Risk Risiko ini merupakan risiko yang timbul sebagai akibat dari pergerakan yang
memburuk nilai tukar mata uang berkenaan dengan terjadinya mismatch antara receivables tagihan dan payable kewajiban valas.
5. Risiko Pasar Market Risk Risiko pasar merupakan akibat terjadinya pergerakan harga pasar yang lebih
buruk dibandingkan dengan alternatif penanaman investasi lainnya, seperti pada komoditas tertentu, saham di pasar modal, instrumen ditingkat suku
bunga yang tetap. 6. Risiko Permodalan Capital Adequacy Risk
Risiko modal merupakan keadaaan bank tidak memiliki permodalan yang cukup untuk melaksanakan kegiatan opersional bank, termasuk jika bank
tidak memenuhi kewajiban pemenuhan modal minimum seperti yag sudah ditetapkan oleh otoritas moneter.
7. Risiko Strategik Risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan
strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat, atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.
8. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi
atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
20
Namun, dalam penelitian ini secara spesifik membahas risiko kredit karena menyangkut kelancaran aktivitas perbankan.
2.1.4 Risiko Kredit
Menurut Ali 2006:199, risiko kredit adalah risiko kerugian yang diderita bank, terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, counterparty-
nya tidak mampu memenuhi janjinya kepada bank. Secara singkat risiko kredit merupakan risiko kerugian bagi bank karena debitur tidak melunasi kembali
pokok pinjamannya plus bunga. Dengan kata lain, risiko kredit adalah risiko karena peminjam tidak membayar utangnya. Risiko kredit timbul dari beberapa
kemungkinan sebagai berikut: 1. Debitur tidak dapat melunasi utangnya.
2. Obligasi yang dibeli bank, tidak membayar kupon atau pokok utang. 3. Terjadinya non performance gagal bayar dari semua kewajiban antara
bank dengan pihak lain. Pengukuran risiko kredit bertujuan untuk mengestimasi besarnya
probabilitas suatu perusahaan mengalami gagal bayar pada saat kewajiban jatuh tempo default probability atau untuk mengestimasi seberapa jauh jarak antara
nilai aset perusahaan dengan titik gagal bayar distance to default atau untuk mengestimasi tingkat pengembalian hutang jika debitur mengalami gagal bayar
recovery rate .
Menurut Siamat 2005 : 363, terdapat beberapa pendekatan yang dapat dipertimbangkan dalam upaya penyelamatan kredit bermasalah yaitu:
Universitas Sumatera Utara
21
1. Rescheduling penjadwalan ulang, yaitu perubahan persyaratan kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu kredit.
2. Reconditioning persyaratan ulang, yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal
pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya, sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit.
3. Restructuring penataan ulang, yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut penambahan dana bank, konversi seluruh atau sebagian
tunggakan bunga menjadi kredit baru atau konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan, yang dapat disertai
dengan penjadwalan kembali dana atau persyaratan kembali. 4. Eksekusi barang jaminan, yaitu penjualan barang-barang yang dijadikan
jaminan dalam rangka pelunasan utang. Pelaksanaan ini dilakukan terhadap kategori kredit yang memang benar-benar menurut bank, usaha
debitur sudah tidak dapat lagi dibantu untuk disehatkan kembali atau usaha nasabah yang sudah tidak memiliki prospek untuk dikembangkan.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Kredit 2.2.1 Rasio Profitabilitas